
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh makhluk hidup yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa, sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan makhluk hidup lainnya maka kita dapat mengelola sumberdaya air agar tidak terjadi kekeringan di suatu daerah dan air tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh makhluk hidup.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air, menjelaskan bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air. Salah satu upaya dalam pengelolaan sumberdaya air yaitu dengan membangun sebuah embung atau cekungan penampung air.
Dalam Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 07/SE/M Tahun 2018 Tentang Pembangunan Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya Di Desa, menjelaskan bahwa Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam atau cekungan untuk menampung air limpasan serta sumber air lainnya dalam memenuhi kebutuhan air di suatu daerah.
Pada tulisan ini akan membahas terkait dengan fungsi atau manfaat Embung bagi masyarakat terutama masyarakat yang berada di kawasan DAS Brantas.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi form terkait dengan Embung yang sudah ada atau telah dibangun di DAS Brantas. Data didapatkan dengan mengirimkan form kepada petugas pendataan embung yang bekerja di BBWS Brantas. Terdapat 13 pertanyaan dalam form yang harus diisikan yaitu antara lain :
Form Data Embung di DAS Brantas
1. Nama Embung : Nama Embung yang dibangun di DAS Brantas. Nama Embung yang terdapat di data berdasarkan nama desa tempat embung berada.
2. Desa : Desa merupakan nama desa tempat embung dibangun atau berada.
3. Kecamatan : Kecamatan merupakan nama kecamatan tempat embung dibangun atau berada.

4. Kabupaten/Kota : Kabupaten atau Kota tempat Embung berada. Adapun terdapat 11 pilihan dalam Kabupaten/Kota yang terdapat di DAS Brantas yaitu : Batu, Blitar, Jombang, Kediri, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Surabaya.
5. Tahun Pembangunan : Tahun dimana embung tersebut mulai dibangun.
6. Luas Genangan Embung : Luas Genangan Embung dalam menampung air dengan satuan hektar (ha).

7. Volume Tampungan Embung : Kapasitas total tampungan embung dengan satuan meter kubik (m3).
8. Tinggi Embung : Tinggi embung dari dasar hingga puncak embung dengan satuan meter (m).
9. Panjang Bendung : Panjang bangunan yang membendung air yang terdapat pada embung dengan satuan meter (m).

10. Manfaat : Manfaat dari pembangunan embung bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Terdapat 5 pilihan dalam isian manfaat antara lain : Air Baku, Irigasi, Irigasi dan Air Baku, Konservasi sumber air, dan Ekowisata.
11. Foto : Foto terkait kondisi embung saat ini.

12. Y : Titik Koordinat Y dengan format datum WGS84.
13. X : Titik Koordinat X dengan format datum WGS84.
Persebaran Embung di DAS Brantas

Berdasarkan form yang telah disebarkan kepada petugas pendataan embung di BBWS Brantas, terdapat 88 embung yang telah terdata (20 September 2020) yang tersebar diseluruh DAS Brantas. Adapun persebaran embung yang terdapat di DAS Brantas antara lain : Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten/Kota Malang, Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten/Kota Blitar.
Resume Data
Resume Statistik yang didapatkan :




Analisa Data
Hasil analisa data berdasarkan data yang terlah diperoleh yaitu :
1. Rerata Luas Genangan Embung yang terdapat di DAS Brantas yaitu sebesar 1 hektar (ha)
2. Rerata Volume Tampungan Embung yang terdapat di DAS Brantas yaitu sebesar 46.461 meter kubik (m3).
3. Rerata Tinggi Embung yang terdapat di DAS Brantas yaitu sebesar 6 meter (m) dari dasar hingga puncak embung.
4. Rerata Panjang Bendung Embung yang terdapat di DAS Brantas yaitu sebesar 60 meter (m)
5. Embung di DAS Brantas yang terbanyak berada pada Kabupaten/Kota Malang sebanyak 16 embung. Sedangkan embung yang sedikit terdapat di Kabupaten/Kota Mojokerto sebanyak 4 embung.
6. Manfaat Embung di DAS Brantas berdasarkan data yang didapatkan sebanyak 38 embung yang dibangun untuk kegiatan konservasi sumber air, 20 embung sebagai ekowisata, 12 embung sebagai irigasi, 10 embung sebagai irigasi dan air baku, dan 8 embung dimanfaatkan sebagai air baku.
Saran dan Masukan untuk Pihak Terkait
Saya berharap data terkait embung yang telah dibangun dapat terdata lebih baik dan dapat dimasukkan dalam Platform MAPID ini sehingga pemerintah dan masyarakat dapat mengetahui embung yang terdapat di Indonesia. Pemerintah daerah mulai dari tingkat desa hingga Pemerintah tingkat pusat dapat bersinergi dalam pendataan embung sehingga data yang dihasilkan lebih terbaharukan. Tidak hanya embung tetapi bangunan penampung air lainnya.
Dari data yang ada dan hasil lapangan yang didapatkan ada beberapa embung yang sudah mengalami penurunan fungsi sehingga perlu dilakukan perbaikan atau rehabilitasi terkait embung tersebut. Dalam hal ini pemerintah daerah dapat mengusulkan untuk perbaikan embung tersebut dan diharapkan pemerintah daerah dapat mengupdate informasi terkini terkait embung mana saja yang perlu dilakukan rehabilitasi agar fungsi dari embung tersebut tetap berjalan dengan baik atau sesuai dengan semestinya sehingga masyarakat tetap mendapatkan kebutuhan air.
Saran dan Masukan untuk MAPID
Platform MAPID sangat berguna untuk saya dalam pendataan terkait pengairan baik dalam bangunan penampung air, DAS, Bendung, Bendungan, Irigasi dan juga dalam perencanaan pembangunan bangunan air. Data yang telah diisi dalam Form Mapid dapat langsung ditampilkan dalam sebuah peta sehingga saya lebih tahu terkait lokasi bangunan tersebut dan dari data yang telah diperoleh dapat dilakukan analisis terkait data tersebut. Tidak hanya itu tampilan interface dalam platform ini sangat futuristik bagi saya dan mudah dalam penggunaannya.
Kekurangan yang saya temukan dalam menggunakan Platform MAPID ini antara lain :
1. Pada "Analyze 3D" loading untuk menampilkan data cukup lama, kemudian pada bagian tabel jika data tabel terlalu panjang maka untuk menggeser ke kanan dan ke kiri hanya dapat dilakukan dengan menggunakan keyboard yang ada pada pc/laptop dan tidak dapat menggukanan mouse. sedangkan pada bagian Map Editor dapat menggeser tabel ke kanan dan ke kiri menggunakan mouse. Saya harap dapat dilakukan update terkait hal tersebut.
2. Pada "Analyze Lite" untuk bagian pie chart yang ditampilkan cukup kecil dibandingkan data yang lainnya. Saya berharap data yang ditampilkan tidak hanya dalam bentuk pie chart tetapi dalam dalam bentuk lainnya seperti bar chart atau yang lainnya. Saya sarankan dapat dilakukan kombinasi hasil data pada resume statistik, misalkan saya ingin mengkombinasikan antara hasil data a dan b sehingga menghasilkan suatu grafik statistik. Dan juga untuk chart yang ada dalam dapat di download dalam bentuk foto (jpeg / png).
Mungkin 2 hal ini saya yang menjadi kendala bagi saya, semoga dapat dilakukan perbaikan terkait kendala yang saya alami dan dilakukannya update terbaru sehingga dapat memudahkan semua pengguna platform mapid ini. Sukses terus buat MAPID kedepannya, semoga dapat menjadi perusahaan anak bangsa yang memajukan Indonesia dan membuat bangga Indonesia di kanca Internasional (dunia). Sukses Buat MAPID ^^