Pendataan dan pemetaan ruang terbuka biru menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan menghadapi risiko banjir di wilayah perkotaan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan bersama Sobat MAPID dan Sobat Air Jakarta untuk mendata kondisi ruang terbuka biru dan ruang terbuka hijau di wilayah Lebak Bulus Jakarta serta memetakan rute menuju ruang limpah sungai di kawasan tersebut.
Ruang limpah sungai bertujuan untuk menampung air saat volume meningkat, seperti pintu air atau penyaringan air dalam ruang limpah sungai berfungsi untuk mengatur aliran air, mencegah banjir, dan menyaring kotoran dari air sebelum disalurkan ke saluran atau sungai besar.
Sementara sumur resapan membantu mengurangi beban saluran drainase dengan menyerap air hujan ke dalam tanah, sehingga mencegah genangan dan memperbaiki kualitas air tanah.
Di sisi lain, taman, sekolah, rumah, dan masjid yang berkonsep ruang terbuka hijau juga berfungsi sebagai area penyerapan air, mengurangi aliran air yang dapat menyebabkan banjir, serta memperbaiki kualitas lingkungan.
Dalam proses pendataan dan pemetaan, teknologi lokal MAPID APPS—aplikasi pemetaan berbasis geospasial membantu memudahkan pengumpulan, pencatatan, dan analisis data di lapangan. Dengan berbagai fitur yang ada dalam aplikasi tersebut memudahkan peserta untuk merekam kondisi infrastruktur dan memetakan lokasi infrastruktur tersebut.
Fitur-Fitur Unggulan MAPID APPS
1. Pengumpulan Data Real-Time
MAPID Apps memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan dan membagikan data secara langsung dari lapangan. Data yang masuk secara real-time membuat proses monitoring dan validasi menjadi lebih cepat dan transparan.
2. Formulir Kustomisasi
Setiap kegiatan survei memiliki kebutuhan data yang berbeda. Dengan fitur ini, pengguna dapat membuat formulir input data sesuai kebutuhan—misalnya untuk mencatat kedalaman sumur, kapasitas tampungan air, atau kondisi fisik bangunan.
3. Offline Mode
Di wilayah dengan koneksi internet terbatas, MAPID Apps tetap bisa digunakan secara offline. Data akan otomatis tersinkronisasi ketika perangkat kembali terhubung ke jaringan.
4. Geotagging Otomatis
Setiap titik yang diinput akan langsung mencatat koordinat lokasinya. Dalam konteks pemetaan infrastruktur pengendali banjir, geotagging ini memberikan presisi tinggi hingga radius 100 meter—cukup untuk memastikan posisi yang akurat di lingkungan padat.
5. Kolaborasi Tim
MAPID Apps memungkinkan kerja tim secara simultan. Setiap anggota bisa melihat, mengedit, atau menambahkan data sesuai tugasnya. Kolaborasi menjadi efisien dan tidak tumpang tindih.
6. Analisis dan Visualisasi Data
Data yang terkumpul tidak berhenti di angka atau teks—MAPID Apps menyajikannya dalam bentuk peta interaktif dan grafik visual, membantu pengguna dalam memahami pola sebaran infrastruktur dan potensi masalah di lapangan.
7. Dukungan Multimedia (Foto & Video)
Setiap titik survei dapat dilengkapi dengan dokumentasi visual berupa foto atau video. Ini mempermudah validasi serta mendukung transparansi data, terutama saat digunakan oleh pihak ketiga atau instansi.
MAPID APPS Solusi Nyata Survei di Lapangan
Gambar di atas merupakan hasil integrasi MAPID APPS dengan GEO MAPID untuk menyimpan, mengelola dan memvisualisasikan hasil geotagging kondisi infrastruktur pengendali banjir di Ruang Limpah Sungai Lebak Bulus.
Seluruh fitur di atas terintegrasi dalam satu platform yang mudah digunakan oleh siapa pun—baik profesional, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Dalam kegiatan di Lebak Bulus, fitur-fitur tersebut digunakan untuk mendukung geotagging infrastruktur pengendali banjir dan pemetaan sumur resapan secara efisien.
Dengan data yang akurat dan terdokumentasi dengan baik, pengelolaan ruang terbuka biru bisa dilakukan secara lebih terencana dan berkelanjutan.
