Latar Belakang
Rawa pening merupakan danau yang dibendung untuk keperluan irigasi pertanian dan menyuplai kebutuhan air di beberapa daerah di Jawa Tengah (DLH Kabupaten Semarang, 2018). Hal tersebut mengakibatkan danau Rawa Pening sangat penting bagi kehidupan. Namun disisi lain, danau ini termasuk dalam salah satu danau dengan tingkat pencemaran yang tinggi ditandai dengan menurunnya kualitas air bersih, sehingga berdampak pada masyarakat disekitarnya yang memanfaatkan air tersebut. Seperti yang dilansir dari media online (Suaramerdeka.com, 2020) menyampaikan bahwa lebih dari 8000 pelanggan PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang terkena dampak dari pencemaran Danau Rawa Pening yang dibuktikan dengan adanya keluhan terkait air keruh dan bau. Kekeruhan pada air erat hubungannya dengan kadar zat yang tersuspensi di dalam air seperti bahan organik dan anorganik. Zat yang tersuspensi tersebut mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air. Salah satu zat yang tersuspensi tersebut adalah TSS (Total Suspended Soil) (Parwati, 2014). Dimana zat tersebut akan diperhitungkan untuk mengatahui kondisi area tercemar dan tidak di Danau Rawa Pening yang akan berkaitan dengan ketersediaan air bersih.
Ketersediaan air bersih secara berkelanjutan merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan dalam SDGs (Sustainable Development Goals) dengan salah satu targetnya yaitu memastikan kualitas air yang aman untuk saat ini dan yang akan datang. Danau Rawa Pening menyimpan potensi untuk air bersih sekitar 250 liter/detik yang dimanfaatkan untuk pembangkit energi, pariwisata dan pengendalian banjir. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian untuk mengetahui mengetahui tingkat pencemaran dari Danau Rawa Pening berdasarkan pengolahan citra satelit dan hubungannya dengan ketersediaan air bersih.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan proyek ini, yaitu:
-
1.Mengalisis sebaran dan tingkat pencemaran TSS di Danau Rawa Pening Tahun 2022
-
2.Menganalisis ketersediaan air bersih berdasarkan hasil dari klasifikasi pencemaran TSS di Danau Rawa Pening Tahun 2022.
Manfaat dari pelaksanaan proyek ini, yaitu:
-
1.Mengetahui tingkat pencemaran TSS dan sebarannya di Danau Rawa Pening Tahun 2022 beserta ketersediaan air bersih yang ditinjau berdasarkan hasil klasifikasi tingkat pencemaran TSS dengan kelas “tidak tercemar”.
-
2.Membantu mewujudkan tujuan ke-6 dari Sustainable Development Goals yaitu memastikan kualitas air yang aman untuk saat ini dan yang akan datang.
Alat dan Data
Alat
Alat yang digunakan pada proyek ini, yaitu:
-
1.Perangkat Keras Laptop Asus, digunakan sebagai alat pendukung pengolahan
-
2.Perangkat Lunak ArcMap, digunakan untuk mengolah data seperti menghitung luasan area yang tercemar
-
3.Perangkat Lunak ENVI Classic, digunakan untuk proses pra pengolahan yaitu koreksi citra dan klasifikasi tingkat pencemaran
-
4.Platform USGS Glovis, digunakan untuk mengunduh data citra satelit Landsat 8
-
5.Platform GeoMAPID (Map Editor, Map Viewer, Map 3D), digunakan untuk menampilkan hasil dari proyek
Data
Data yang digunakan pada proyek ini, yaitu:
-
1.Citra Satelit Landsat 8 OLI dengan waktu akuisisi pada tanggal 22 April 2022
-
2.Data Vektor Danau Rawa Pening Skala 1:25000
Metode
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran TSS di Danau Rawa Pening dengan menggunakan algoritma parwati. Adapun persamaan algoritma parwati sebagai berikut (Parwati, 2014).
Klasifikasi tingkat pencemaran TSS menggunakan acuan baku mutu air sebagai berikut :
Diagram Alir
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pada hasil yang didapat, untuk mengidentifikasi ketersediaan air akibat pencemaran di Danau Rawa Pening didasarkan pada hasil klasifikasi, dimana klasifikasi mengacu pada baku mutu air yang membagi ke dalam 4 macam kelas yang terdiri dari kelas belum tercemar, tercemar ringan, tercemar sedang hingga tercemar berat. Pada hasil diperoleh jika kelas belum tercemar memiliki luas yang dominan dibandingkan dengan kelas lainnya, hal ini menandakan jika pada bulan april tahun 2022 kejadian pencemaran di Danau Rawa Pening tidak terlalu signifikan, sehingga adanya ketersediaan air dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kegiatan masyarakat disekitarnya. Area belum tercemar dapat dilihat pada gambar dengan warna hijau tua, dan diketahui jika area tersebut sangat mendominasi.
Luas perairan yang belum tercemar yaitu 1491,84 ha dengan persentase 91,17%. Dengan luasnya area yang belum tercemar tidak menutup kemungkinan untuk adanya perluasan area yang mengalami pencemaran. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, Danau Rawa Pening pun mengalami pencemaran dengan tingkat berat sebesar 144,09 ha. Hal ini dapat diduga bahwa di dalam danau terdapat suatu zat yang tersuspensi atau yang biasa disebut dengan Total Suspended Soil (TSS). Akan tetapi, dengan adanya area tercemar TSS berat tidak terlalu memengaruhi ketersediaan air bersih karena persentase antara kelas tercemar berat dengan belum tercemar lebih kecil.
Kesimpulan
Tingkat pencemaran TSS di Danau Rawa Pening didominasi oleh kelas belum tercemar yang diketahui dengan luas area sebesar 1491,84 hektar, yang kemudian disusul oleh kelas tercemar berat sebesar 144,09 hektar. Untuk dua kelas lainnya hasil luasan tidak terlalu signifikasi besar pencemarannya. Kelas tercemar berat dibuktikan dengan warna hijau muda dan belum tercemar berwarna hijau tua.
Solusi
Daftar Pustaka
DLH Kabupaten Semarang. (2018). Rawa pening mengalami pendangkalan.
Parwati, E., & Purwanto, D. (2014). Analisis Algoritma Ekstraksi Informasi Tss Menggunakan Data Landsat 8 Di Perairan Berau. Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014, 518–528.
Suaramerdeka.com. (2020). Rawa Pening Tercemar, 8000 Pelanggan PDAM Tirta Bumi Serasi Terkena Dampak. SuaraMerdeka.Com.