Spatial Analysis of Hospital Accessibility: A Case Study of Central Jakarta

20 Desember 2024

By: fadhila khalida

Open Project

Analisis Keterjangkauan Rumah Sakit di Kota Jakarta Pusat

Open Project

Analisis Keterjangkauan Rumah Sakit di Kota Jakarta Pusat

Open Project

Analisis Keterjangkauan Rumah Sakit di Kota Jakarta Pusat

keterjangkauan rumah sakit di Kota Jakarta Pusat untuk cakupan layanan dari rumah sakit

PENDAHULUAN

Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit, merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan. Ketersediaan fasilitas kesehatan merujuk pada jumlah, jenis, dan kapasitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam suatu wilayah. Sementara itu, keterjangkauan fasilitas kesehatan mengacu pada kemudahan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, baik dari segi jarak, waktu tempuh, biaya, maupun aspek non-fisik seperti informasi dan budaya (WHO, 2016). Rumah sakit, sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, memiliki peran strategis dalam menyediakan pelayanan medis yang komprehensif, khususnya bagi kasus-kasus yang memerlukan penanganan intensif.

Secara administratif, Kota Jakarta Pusat memiliki luas wilayah sekitar 48,13 km² dengan populasi penduduk mencapai lebih dari 1 juta jiwa pada tahun 2023 (BPS Jakarta Pusat, 2023). Wilayah ini terdiri dari 8 kecamatan dan 44 kelurahan, dengan kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan wilayah administratif lainnya di DKI Jakarta. Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, Jakarta Pusat memiliki infrastruktur jalan yang padat, namun kondisi ini sering diimbangi oleh kemacetan yang dapat memengaruhi waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan. Kota Jakarta Pusat, sebagai bagian dari wilayah metropolitan Jakarta, memiliki tantangan unik dalam penyediaan layanan kesehatan yang mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Tingginya tingkat urbanisasi, kepadatan penduduk, serta dinamika sosial-ekonomi menjadikan aksesibilitas rumah sakit sebagai isu yang krusial untuk ditinjau (Rizky et al., 2020).

Peta Administrasi Kota Jakarta Pusat

Dalam konteks standar nasional, SNI No. 03-1772-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan dan Permukiman menetapkan bahwa fasilitas kesehatan berupa rumah sakit harus dapat diakses dalam radius maksimal 3.000 meter dari tempat tinggal masyarakat. Standar ini bertujuan untuk memastikan bahwa rumah sakit berada pada jarak yang dapat dijangkau dengan mudah, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan cepat, terutama dalam situasi darurat (BSN, 2004).

Melalui analisis ini, studi bertujuan untuk mengevaluasi keterjangkauan rumah sakit di Jakarta Pusat berdasarkan standar SNI No. 03-1772-2004 tersebut, dengan menggunakan pendekatan spasial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:

  1. 1.
    Persebaran rumah sakit yang ada di Kota Jakarta Pusat
  1. 2.
    Analisis keterjangkauan rumah sakit di Kota Jakarta Pusat.

Dalam proses pengolahan data memanfaatkan ilmu Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan metode analisis buffering. Metode buffering digunakan untuk menentukan zona layanan puskesmas berdasarkan radius tertentu.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Data yang dibutukan dalam penelitian ini, yaitu:

  1. 1.
    Data SHP titik lokasi Rumah Sakit Kota Jakarta Pusat sumber Geo Mapid.
  1. 2.
    Data SHP demografi Kota Jakarta Pusat sumber Geo Mapid.

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan analisis spasial menggunakan metode buffering untuk mengevaluasi keterjangkauan rumah sakit. Metode buffering diterapkan dengan radius jarak 3.000 meter (3 km), sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Proses pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat Geo Mapid.

PEMBAHASAN

1. Persebaran rumah sakit di Kota Jakarta Pusat

Berdasarkan data dari Geo Mapid, terdapat sebanyak 52 Rumah Sakit yang tersebar di wilayah Kota Jakarta Pusat. Lokasi Rumah Sakit ini tersebar di 8 Kecamatan yang mencakup seluruh wilayah administratif kota, dengan distribusi yang mencerminkan upaya pemerataan layanan kesehatan dasar kepada masyarakat. Berikut ini adalah data lengkap mengenai lokasi dan persebaran Rumah Sakit di Kota Jakarta Pusat:

data rumah sakit di Kota Jakarta Pusat

2. Analisis keterjangkauan rumah sakit di Kota Jakarta Pusat

Keterjangkauan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit di Kota Jakarta Pusat dapat dianalisis menggunakan metode buffering. Buffering merupakan salah satu teknik analisis spasial yang digunakan untuk memetakan zona keterjangkauan atau area pengaruh suatu objek dalam radius tertentu. Teknik ini menghasilkan peta zona jangkauan yang dapat memberikan gambaran mengenai sejauh mana sebuah rumah sakit mampu melayani wilayah permukiman di sekitarnya.

Melalui analisis ini, zona jangkauan rumah sakit ditentukan berdasarkan radius pencapaian tertentu, yang mencakup pemukiman masyarakat di sekitarnya. Luas diameter zona buffer yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-1772-2004, yang menetapkan bahwa fasilitas kesehatan tingkat primer, seperti rumah sakit, harus memiliki radius jangkauan maksimal 3.000 meter atau 3 kilometer. Standar ini menjadi acuan penting dalam mengevaluasi ketersediaan dan keterjangkauan layanan kesehatan, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses rumah sakit dalam jarak yang wajar dan waktu tempuh yang efisien.

Analisis buffering juga membantu dalam mengidentifikasi area yang berada di luar zona layanan rumah sakit, yang dapat menjadi dasar untuk perencanaan pembangunan fasilitas kesehatan baru atau perbaikan aksesibilitas di wilayah yang belum terjangkau. Dengan demikian, metode ini tidak hanya memberikan informasi mengenai jangkauan layanan yang ada, tetapi juga menjadi alat perencanaan yang strategis untuk meningkatkan pemerataan akses layanan kesehatan.

Hasil analisis buffering yang dilakukan di Kota Jakarta Pusat memberikan visualisasi zona keterjangkauan masing-masing rumah sakit terhadap permukiman masyarakat. Zona ini mencakup luas area yang berada dalam radius 3.000 meter dari titik lokasi puskesmas, sehingga dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana distribusi puskesmas mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Data hasil analisis ini dapat dilihat pada peta dan visualisasi berikut.

analisis buffering

KESIMPULAN

  1. 1.
    Jumlah rumah sakit yang tersebar di Kota Jakarta Pusat mencapai 52 titik, menunjukkan bahwa wilayah ini telah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Rumah sakit-rumah sakit tersebut terdiri dari berbagai jenis dan kategori, mulai dari rumah sakit umum hingga rumah sakit khusus, yang melayani beragam kebutuhan kesehatan masyarakat. Keberagaman layanan yang tersedia juga mencakup fasilitas untuk konsultasi medis umum, perawatan spesialis, hingga penanganan darurat, yang menjadikan Kota Jakarta Pusat sebagai salah satu kawasan dengan akses layanan kesehatan yang cukup lengkap di ibu kota.
  1. 2.
    Hasil analisis terkait keterjangkauan fasilitas rumah sakit di Kota Jakarta Pusat menunjukkan bahwa distribusinya telah mencakup seluruh kecamatan yang ada di wilayah ini. Dengan demikian, setiap penduduk di kecamatan-kecamatan di Jakarta Pusat memiliki akses yang relatif mudah ke fasilitas kesehatan terdekat. Tidak hanya itu, cakupan layanan dari rumah sakit-rumah sakit di wilayah ini juga meluas hingga ke kecamatan-kecamatan di luar Jakarta Pusat, memberikan manfaat bagi masyarakat di daerah sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

  • BSN. (2004). Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004: Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional.
  • BPS Kota Padang. (2023). Kota Padang Dalam Angka 2023. Badan Pusat Statistik Kota Padang.
  • Rizky, F., Aditya, R., & Dewi, A. (2020). Analisis Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan di Wilayah Perkotaan. Jurnal Perencanaan Kota dan Wilayah, 14(2), 123-134.

Data Publikasi

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Iklim dan Bencana

22 Mei 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Gunung Api Ibu secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Ibu Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Gunung Api Ibu adalah gunung stratovolcano dengan beberapa kerucut piroklastik dan beberapa kawah maar disekitarnya yang terletak di barat laut Pulau Halmahera, Indonesia. Puncak dari Gunung Api Ibu ini merupakan kawah vulkanik. Gunung Api Ibu ini pernah mengalami sejumlah letusan dari tahun ke tahun. Letusan dari Gunung Api Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara pada Sabtu 19 Mei 2024 ini berdampak pada 9 Kecamatan dengan 42 Desa dengan 6 Desa terkena dampak bahaya paling tinggi, 18 Desa terkena dampak bahaya sedang dan 18 Desa sisanya terkena dampak bahaya paling rendah. Gunung Api Ibu mengalami periode erupsi yang lebih lama selama sejarah pengamatan, periode erupsi Gunung Api Ibu ini terakhir dimulai pada 5 April 2008 dan masih berlanjut hingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat indeks bahaya yang disebabkan dari Letusan Gunung Api Ibu dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis indeks bahaya tersebut menggunakan metode pembobotan nilai terhadap zona landaan dan zona lontaran berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Analisis indeks bahaya tersebut kemudian diolah dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai indeks bahaya yang paling tinggi hingga paling rendah. Berdasarkan hasil studi didapatkan 2 hal diantaranya persebaran indeks bahaya di kawasan Gunung Api Ibu yang terbagi atas 3 kelas yaitu tinggi, sedang, rendah dan mitigasi untuk penanganan kebencanaan yang akan datang.

19 menit baca

455 dilihat

1 Proyek

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Transportasi

07 Mei 2025

Fajrin Meilani Azzahra Zain

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di zona A Kota Bandung, yang meliputi delapan kecamatan dan 22 sekolah, berdasarkan sistem zonasi penerimaan siswa baru. Sistem zonasi, yang diimplementasikan secara penuh sejak 2018, bertujuan meningkatkan pemerataan akses pendidikan dengan menetapkan radius maksimal domisili calon siswa ke sekolah (3 km untuk SMP). Namun, keberadaan siswa di luar radius zonasi dan keterbatasan jangkauan berjalan kaki (maksimal 1,2 km dalam 20 menit berdasarkan kecepatan rata-rata siswa) tetap memunculkan kebutuhan transportasi. Penelitian ini menggunakan analisis isokron dengan batasan waktu tempuh berjalan kaki siswa (5, 10, 15, dan 20 menit) untuk mengevaluasi keterjangkauan sekolah dalam zona A. Hasil analisis isokron ini akan dibandingkan dengan radius zonasi 3 km yang ditetapkan untuk SMP, guna memahami apakah radius tersebut sejalan dengan kemampuan siswa untuk mencapai sekolah dengan berjalan kaki dalam rentang waktu yang wajar. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemenuhan kebutuhan transportasi sekolah siswa SMP di Kota Bandung, khususnya dalam konteks implementasi sistem zonasi.

17 menit baca

785 dilihat

Analisis Sebaran NO₂ di Jabodetabek Menggunakan Principal Component Analysis

Penelitian

26 Mar 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Sebaran NO₂ di Jabodetabek Menggunakan Principal Component Analysis

No2

9 menit baca

632 dilihat

Exploring Kotabaru's Colonial Architecture: A GIS-Based Heritage Walking Tour

Pariwisata

19 Feb 2025

Fadli Arya

Exploring Kotabaru's Colonial Architecture: A GIS-Based Heritage Walking Tour

Rute Walkingtour untuk Kawasan Cagar Budaya Kotabaru Yogyakarta berbasis GIS

46 menit baca

880 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot