Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

03/03/2023 • Sisca Prisecilia

Sebaran SMA Negeri

Batas Administrasi Kota Bandung

Buffer

Isochrone

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung


Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung
Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan bentuk usaha yang sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan mengajar atau proses pembelajaran (Darmanwan, 2021). Upaya untuk melakukan pemerataan pendidikan tertuang dalam beberapa peraturan tertulis seperti dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Madiana, 2022). Hal ini menyatakan bahwa seluruh warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan demi kesejahteraan hidupnya.

Salah satu bentuk upaya untuk pemerataan pendidikan di Indonesia yaitu penerapan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sistem zonasi ini mulai diterapkan secara perlahan-lahan sejak tahun 2018 dalam sistem PPDB. Penerimaan Peserta Didik Baru yang disingkat menjadi PPDB merupakan kegiatan suatu instansi pendidikan yaitu sekolah (Farhan, 2020). Namun, dalam penerapannya, masih terdapat banyak permasalahan seperti masih adanya kesenjangan di tiap sekolah yang dapat dilihat dari sarana, prasarana, kualitas pengajar, program yang ditawarkan, dan persebaran sekolah yang belum merata.

Tujuan penerapan zonasi adalah tercapainya layanan akses pendidikan yang merata yang akan berimplikasi terhadap pencapaian prestasi akademik peserta didik (Syakarofath, 2020). Penerapan zonasi diatur untuk memprioritaskan calon peserta didik yang berada di area yang sama dengan sekolah yang ingin dituju (Widiaty, 2019).

Terdapat beberapa masalah yang timbul dari penerapan sistem zonasi dalam PPDB mulai dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, tenaga pengajar, hingga masyarakat (Vatresia, 2023). Penerapan sistem zonasi juga dinilai kurang transparan dan akuntabel sehingga merugikan masyarakat (Safitri, 2021). Oleh karena itu, sosialisasi atau penyebaran informasi mengenai penerapan sistem zonasi perlu digencarkan (Apriyanto, 2021).

Penggunaan WebGIS merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini. WebGIS juga dapat didefinisikan sebagai bagian dari kemajuan teknologi informasi di bidang geografi yang mana berbentuk sebagai suatu sistem dengan fungsi untuk melakukan pengumpulan, penyimpanan, dan penampilan informasi mengenai suatu objek yang ada di wilayah tertentu dengan menggunakan internet (Risdianto, 2018).

Dengan adanya pengelompokan data serta visualisasi spasial maka calon peserta didik dapat terbantu untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah yang tepat sehingga membesar peluang calon peserta didik tersebut untuk diterima di sekolah jenjang SMA. Dalam hal ini, visualisasi yang akan dilakukan adalah melalui metode buffer dan isochrone.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan sarana bagi calon peserta didik SMA Negeri di Kota Bandung untuk mendapatkan informasi terkait zonasi sekolah dan profil sekolah. Hal tersebut merupakan upaya dukungan kepada pemerintah dalam pemerataan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah sebuah WebGIS yang menyajikan informasi mengenai zonasi SMA Negeri di Kota Bandung yang divisualisasikan melalui metode buffer dan isochrone.

METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai pemetaan sebaran zonasi sekolah dalam sistem PPDB SMA Negeri ini dilakukan di Kota Bandung. Jumlah SMA Negeri yang divisualisasikan dalam WebGIS terdiri dari 27 sekolah.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Di bawah ini merupakan alat yang digunakan dalam penelitian ini.

Alat Penelitian

  1. 1.
    Laptop Dell Latitude E6420, Processor Intel(R) Core(TM) i5-2540M CPU @ 2.60GHz 2.60 GHz, Installed RAM 16,0 GB (15,9 GB usable), System type 64-bit operating system, x64-based processor, Operating system Windows 11. Digunakan untuk menganalisis data, mengoperasikan software, dan menulis draft publikasi.
  1. 2.
    ArcMap 10.8 digunakan untuk mengolah data spasial hingga menghasilkan data vektor dengan format file shp.
  1. 3.
    Visual Studio Code digunakan untuk pengolahan data dan visualisasi data spasial dengan output WebGIS.
  1. 4.
    Microsoft Excel digunakan untuk tabulasi data penelitian yaitu data profil sekolah.

Bahan Penelitian

  1. 1.
    Batas Administrasi Kota Bandung skala 1:25.000 dengan jenis data vektor (.shp) tahun 2023 yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
  1. 2.
    Data titik koordinat SMA Negeri di Kota Bandung dengan jenis data tabular atau atribut (.xlss) tahun 2023 yang diperoleh dari Google Maps.
  1. 3.
    Profil sekolah dengan jenis data tabular atau atribut (.xlss) tahun 2022 yang diperoleh dari Sekolah Kita Kemendikbud.
Diagram Alir

Pemodelan penerapan kebijakan sistem zonasi SMA Negeri di Kota Bandung akan divisualisasikan melalui WebGIS. WebGIS ini dibuat dengan software Visual Studio Code. Data yang dibutuhkan terdiri dari data administrasi Kota Bandung skala 1:25.000 dalam bentuk vektor, data titik sebaran koordinat SMA Negeri Kota Bandung format vektor dan data tabular profil sekolah. keseluruhan data tersebut kemudian dikonversi dari format shapefile (.shp) ke dalam format GeoJSON. di bawah ini merupakan tahapan-tahapan dalam pembuatan WebGIS zonasi SMA di Kota Bandung.

  1. 1.
    Pembuatan basis data yang merupakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data sesuai dengan kebutuhan.
  1. 2.
    Pembangunan WebGIS

Diagram alir di bawah ini (Gambar. 2) dibuat untuk memvisualisasikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembangunan WebGIS ini.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Pengumpulan Data

Data batas administrasi Kota Bandung diperoleh dari situs resmi Badan Informasi Geospasial dalam website . Data titik sebaran SMA Negeri di Kota Bandung diperoleh dari Google Maps dengan metode data scrapping. Sedangkan, data profil sekolah diperoleh dari situs resmi Kemendikbud yaitu .

Data batas administrasi Kota Bandung dan data titik sebaran SMA Negeri di Kota Bandung diolah terlebih dahulu dalam software ArcMap 10.8 dan menghasilkan data dalam format vektor (.shp). Kemudian, data vektor tersebut dikonversi ke dalam format .geojson agar dapat diolah lebih lanjut ke dalam software Visual Studio Code.

Pemrosesan dan Pemodelan Data

Visualisasi WebGIS

WebGIS yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, dan JavaScript untuk memvisualisasikan data spasial. WebGIS ini menggunakan framework dari ReactJS yang dibuat menggunakan software Visual Studio Code. Kedua visualisasi akan disajikan melalui satu WebGIS sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kedua metode visualisasi dalam WebGIS yang telah dibuat. Visualisasi WebGIS dilakukan dengan menggunakan data GeoJSON dan dilakukan menggunakan software Visual Studio Code.

Buffer

Buffer merupakan tools atau fungsi yang digunakan untuk membentuk zona yang mengarah keluar dengan jarak tertentu dari objek yang dijadikan titik, garis, atau poligon (Shodiq, 2021). Buffer yang divisualisasikan dalam WebGIS ini memiliki radius 1 kilometer. Dalam penelitian ini, buffer digunakan untuk mengetahui radius 1 kilometer dari titik SMA Negeri.

Isochrone

Isochrone merupakan himpunan semua titik dari mana tempat tujuan tertentu dapat dicapai dalam rentang waktu tertentu (Efentakis, 2013). Visualisasi isochrone dibuat menggunakan data GeoJSON yang akan diolah dan divisualisasikan dengan dua pilihan mode yaitu tipe kendaraan dan waktu. Tipe kendaraan yang divisualisasikan terdiri dari jalan kaki, motor, dan mobil sedangkan tipe waktu yang divisualisasikan terdiri dari 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan ketentuan dari Kemendikbud Ristek kuota masuk yang diberikan untuk jalur zonasi adalah paling sedikit 50%, jalur prestasi memiliki kuota paling banyak 5%, dan jika seseorang yang tinggal di luar Kota Bandung tetapi ingin bersekolah di Kota Bandung memiliki kuota 10%. Dengan demikian, jalur zonasi merupakan jalur dengan kuota masuk tertinggi.

Berdasarkan hasil visualisasi di platform GEO MAPID dapat dilihat bahwa persebaran SMA Negeri di Kota Bandung kurang merata karena terdapat beberapa area yang tidak masuk dalam radius buffer ataupun isochrone yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 1. Visualisasi Zonasi

Area-area tersebut berada di Kota Bandung bagian timur dan sebagian kecil di bagian utara yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 2. Sebaran Area

Untuk melengkapi hasil analisis, penulis melakukan analisis spasial dengan menggunakan fitur SINI MAPID di platform GEOMAPID. Ditentukan tiga area yang tidak masuk ke dalam radius buffer ataupun isochrone. Dua di antara ketiga area tersebut berada di wilayah Kota Bandung bagian timur dan satu lagi berada di wilayah Kota Bandung bagian utara (Gambar 2).

Dalam area pertama (Gambar 3) yang beralamatkan di Mekarmulya, Panyileukan tidak terdapat SMA Negeri dan berdasarkan informasi yang disajikan dari fitur SINI MAPID terdapat 522 penduduk usia SMP dari jumlah populasi keseluruhan yaitu 7.292 orang atau sekitar 10, 3 %.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 3. Area 1

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan, dan Umur Pendidikan di Area 1

Jumlah usia penduduk SMP tersebut diperoleh dari data umur pendidikan 12-14 dan 15-17 yang tertera pada Gambar 4.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 5. Persebaran POI di Area 1

Berdasarkan data dari SINI MAPID yang tertera pada Gambar 5, tidak terdapat fasilitas pendidikan di area 1 baik SMA swasta maupun negeri.

Area kedua (Gambar 6) yang dipilih beralamatkan di Cisaranten Kidul, Gedebage yang memiliki jumlah populasi 20.664 orang. Di area tersebut terdapat 1.723 penduduk usia SMP. Dengan demikian, jumlah penduduk usia SMP adalah 8,3% dari jumlah populasi penduduk di area tersebut.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 6. Area 2

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan, dan Umur Pendidikan di Area 2

Jumlah usia penduduk SMP tersebut diperoleh dari data umur pendidikan 12-14 dan 15-17 yang tertera pada Gambar 7.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 8. Persebaran POI di Area 2

Pada area 2 terdapat 11 fasilitas pendidikan tetapi tidak ada SMA Negeri di area tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Area ketiga (Gambar 9) beralamatkan di Hegarmanah, Cidadap yang memiliki jumlah populasi penduduk 20.213 orang. Di area tersebut terdapat 1.730 penduduk dengan usia SMP yang artinya 8,5% dari total penduduk keseluruhan.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 9. Area 3

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan, dan Umur Pendidikan di Area 3

Jumlah usia penduduk SMP tersebut diperoleh dari data umur pendidikan 12-14 dan 15-17 yang tertera pada Gambar 7.

Sistem Informasi untuk Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandung

Gambar 11. Persebaran POI di Area 3

Pada area 3 terdapat 33 fasilitas pendidikan tetapi tidak ada SMA Negeri di area tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 11.

KESIMPULAN

  1. 1.
    Terdapat banyak SMA Negeri di Kota Bandung tetapi persebarannya masih kurang merata yang ditandai dengan tidak terkena radius baik buffer maupun isochrone.
  1. 2.
    Dengan demikian, terdapat sekitar >8% hingga 10% penduduk usia SMP di beberapa area yang tempat tinggalnya tidak masuk dalam radius zonasi.
  1. 3.
    Area tersebut sebagian besar area tersebut berada di Kota Bandung bagian timur dan sebagian lainnya di bagian utara.

SARAN

  1. 1.
    Melakukan pemerataan sarana dan prasarana di masing-masing SMA Negeri.
  1. 2.
    Melakukan pemerataan lokasi sekolah bahkan penambahan jumlah sekolah diharapkan dapat dilakukan di area yang tidak terkena radius zonasi yaitu Kota Bandung bagian timur.

DAFTAR PUSTAKA

Alexandros Efentakis, N. G. (2013). Isochrones, Traffic and DEMOgraphics. Conference: Proceedings of the 21st ACM SIGSPATIAL International Conference on Advances in Geographic Information Systems.

Arie Vatresia, F. P. (2023). Spatial zonation system with Voronoi diagram and Delaunay triangulation to improve management education. Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol. 17, No. 1, 93-101.

Arief Fadlika Apriyanto, D. K. (2021). Penentuan Radius Zona Terdekat dan Domisili Calon Siswa Sekolah Menengah Atas Menurut PPDB Menggunakan Geocoding dengan Metode Addres Locator dan Pengembangan Aplikasi WebGIS. Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Pakuan.

Darmanwan, D. (2021). Pemanfaatan SIG untuk Sebaran SIstem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Jurnal Geoeducation.

Gumelar, G. (2020). Pelanggaran HAM terhadap pelaksanaan sistem zonasi SMA dan SMK dalam Permendikbud No 51 tahun 2018 di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Kantor Cabang Dinas Wilayah VII Kota Bandung. Digital Library UIN Sunan Gunung Djati.

Ira Madiana, B. A. (2022). Penerapan Kebijakan Sistem Zonasi serta Dampaknya terhadap Kesetaraan Hak Memperoleh Pendidikan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan.

M. Farhan, S. R. (2020). Rancang Bangun Aplikasi Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Negeri di Sukabumi Berbasis Web Dengan Algoritma Dijkstra. Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan), 99-105.

Widiaty, R. P. (2019). Development of geographic information system based on website in the field of education. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 1-3.

Zellinia Ristanti, D. T. (2021). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Pemetaan Sebaran dan Zonasi Sekolah dalam Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri di Kota Bandar Lampung. Jurnal Penelitian Geografi, 53-63.

Data Publications