Analisis Average Nearest (ANN) untuk Keterjangkauan Moda Transportasi Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas

08 Desember 2022

•

By: Anisa Winantuasti

Open Data

Jalur Rute 1

Open Data

Jalur Rute 2

Open Data

Jalur Rute 3

Open Data

Halte Rute 1

Open Data

Halte Rute 2

Open Data

Halte Rute 3

Open Data

Batas Administrasi Kecamatan

Open Data

Kecamatan Terintergrasi Trans Banyumas

Open Data

Kecamatan Tidak Terintergrasi Trans Banyumas

Open Project

(Analisis Average Nearest Neighbor) untuk Keterjangkauan Moda Transportasi Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas

Analisis Average Nearest (ANN) untuk Keterjangkauan Moda
Transportasi Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas
A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data BPS tahun 2021 dan 2022, jumlah penduduk di Kabupaten Banyumas pada tahun 2020 sebanyak 1.776.918 jiwa dan pada tahun 2021 sebanyak 1.789.630 jiwa. Adanya pertambahan penduduk memberikan pengaruh terhadap sarana transportasi. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan. Transportasi adalah permintaan dan penawaran jasa, permintaan dan penawaran jasa yang di maksud adalah untuk memindahkan manusia dan barang dari suatu wilayah ke wilayah yang lain. Adanya transportasi umum merupakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat.

Salah satu transportasi yang ada di Banyumas yaitu trans Banyumas. Trans Banyumas masuk ke dalam program Teman Bus dari Kementerian Perhubungan. Terdapat 3 koridor yang di sediakan oleh Trans Banyumas, yaitu Koridor 1 Terminal Pasar Pon - Terminal Ajibarang, Koridor 2 Terminal Notog - Terminal Baturraden dan Koridor 3 Terminal Bulupitu - Terminal Kebondalem. Adanya Trans Banyumas, harus di dukung dengan informasi mengenai infrastruktur pendukung yaitu berupa halte dan rute/ jalan agar masyarakat dapat menggunakan transportasi dengan nyaman dan mudah.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat dari pemetaan rute Trans Banyumas yaitu :

  1. 1.
    Memberikan informasi berupa rute Trans Banyumas dan halte pemberhentian yang harus di lewati.
  1. 2.
    Memberikan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah, yaitu melalui web mapping yang dapat diakses melalui internet.
  1. 3.
    Mengetahui keterjangkauan moda transportasi trans Banyumas di Kabupaten Banyumas.
C. DATA

Data yang digunakan dalam mengerjakan rute Halte Trans Banyumas yaitu:

  1. 1.
    Peta Administrasi Batas Kecamatan Kabupaten Banyumas
  1. 2.
    Data rute Trans Banyumas
D. METODE

Metode yang digunakan dalam mengerjakan rute Halte Trans Banyumas yaitu:

1. Rute to rute.

Mencari rute-rute yang dilalui oleh Trans Banyumas dengan mencari lokasi halte-halte di Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas. Rute to rute ini dapat digunakan pada aplikasi Google Earth Pro.

2. Digitasi

Digitasi dan pengeditan dilakukan pada software ArcGIS digunakan untuk merapikan rute yang mungkin masih perlu diedit agar rapi.

3. Average Nearest Neighbor (ANN) di ArcGIG

Analisis Average Nearest Neighbor (ANN) digunakan untuk mencari keterjangkauan dari moda Transportasi Banyumas. Dilakukan dengan melakukan penginputan terhadap titik halte Trans Banyumas. Dari pengolahan tersebut keterjangkauan Trans Banyumas dapat dilihat dari hasilnya yaitu berupa clustered, random dan dispersed.

E. BAGAN ALIR

Analisis Average Nearest (ANN) untuk Keterjangkauan Moda
Transportasi Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas

F. HASIL

Interaksi antar wilayah tercrmin pada keadaan fasilitas transportasi dan aliran orang atau mobilitas. Barang, maupun jasa. Dengan dibangunnya sarana transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdasaan masyarakat khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi dapat berkembang apabila mempunyai sarana prasarana serta jaringan transportasi yang baik untuk aksesbilitas. Aksesbilitas ini dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan suatu wilayah (Silondae et al,. 2016).

Trans Banyumas merupakan salah satu moda transportasi yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Trans Banyumas menghubungkan beberapa daerah di Kabupaten Banyumas. Terintergrasinya beberapa wilayah turut menunjang perekonomian dan mobilitas penduduk di Kabupaten Banyumas. Akan tetapi, ada beberapa Kecamatan di Kabupaten Banyumas yang tidak terintergrasi oleh rute Trans Banyumas yaitu Kecamatan Banyumas, Gumelar, Jatilawang, Kalibagor, Kebasen, Kemranjen, Lumbir, Pekuncen, Purwojati, Rawalo, Sokaraja, Somagede, Sumpiuh, Tambak, dan Wangon. Daerah Kecamatan tersebut terletak berada di pinggir dari Kabupaten Banyumas atau kawasan yang tidak termasuk pusat kota. Keterjangkauan Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas dapat dibuktikkan dengan menggunakan analisis Average Nearst Neighbor ( ANN ) dimana hasil analisis tersebut adalah Clustered yang berarti terpusat dan berkumpul dibeberapa titik atau bisa dikatakan tidak merata.

Analisis Average Nearest (ANN) untuk Keterjangkauan Moda
Transportasi Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas

Hal tersebut mengindikasikan bahwa kawasan yang memiliki akses transportasi yang terintergrasi oleh moda transportasi Trans Banyumas hanya kawasan sekitar pusat kota saja. Hal tersebut perlu diperhatikan khususnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan Dinas Perhubungan untuk menyiapkan moda transportasi penyokong Trans Banyumas seperti angkutan umum atau bis kecil untuk mobilitas masyarakat dapat berjalan dengan baik dan saling terintergrasi atara satu daerah dengan daerah lainnya. Dengan terintergrasinya transportasi di Kabupaten Banyumas diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan pemerataan pembangunan Kabupaten Banyumas.

H. KESIMPULAN

Analisis Average Nearst Neihbor (ANN) yang terdapat di ArcGIS dapat digunakan untuk menganalisa keterjangkauan moda transportasi di Kabupaten Banyumas. Sebanyak 12 kecamatan tidak terintergrasi oleh moda transportasi Trans Banyumas dimana selururh kecamatan tersebut terletak di daerah Kabupaten Banyumas. Perlu adanya perhatian khusus terhadap moda transportasi penyokong seperti adanya angkutan umum atau bisa kecil yang dapat mengintergrasikan daerah yang belum terdapat moda transportasi Trans Banyumas.

sumber :

Azwansyah, Heri dan Ferry Juniard. 2014. Pemetaan Sistem Informasi Infrastruktur Transportrasi Di Kabupaten Ketapang. Jurnal Elkha, Vol. 6 (1) : 12 – 18.

Fadhillah, Ghina, Jupri, dan Lili Somantri. 2018. Evaluasi Rute Transportasi Angkutan Kota dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 18 (2) : 163 – 180.

Silonda S., Muthalib A.Z. dan Ernawati. 2016. Keterkaitan Jalur Transportasi dan Interaksi Ekonomi Kabupaten Konawe Utara dengan Kabupaten/Kota Sekitarnya. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan, Vol. 1(1) : 49-64.

Wijaya, Shadu Satwika, Paulus Israwan Setyoko dan Slamet Rosyadi. 2018. Kebijakan Pengelolaan Transportasi Publik di Purwokerto. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 16 (1) : 17 – 26.

Penulis 
Dwi Cahyo Setyo Darmawan
Mustika Triwulan Rahayu
Anisa Winantuasti

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

•

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

•

89 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

•

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

•

295 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

•

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

•

170 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

•

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

•

109 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot