Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

31 Juli 2025

By: Muhammad Dwi Arfian

Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Latar Belakang

Mie ayam merupakan makanan berbahan dasar mie yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Makanan bertipe oriental ini telah dikenal luas dan terus eksis hingga saat ini. Di Indonesia, khususnya di kawasan urban dan semi-urban, mie ayam telah menjelma menjadi salah satu makanan favorit lintas generasi. Rasanya yang gurih (beberapa cenderung manis), penyajiannya yang cepat, serta harganya yang relatif terjangkau menjadikan mie ayam sebagai salah satu pilihan utama bagi masyarakat dalam berbagai kesempatan makan.

Popularitas mie ayam terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama di kalangan anak muda. Berdasarkan penelitian, generasi muda usia 15–24 tahun merupakan kelompok konsumen tertinggi terhadap makanan ini (Rahman, 2022). Hal ini turut mendorong tingginya permintaan terhadap konsumsi mie secara umum. Bahkan, secara global, Indonesia menempati posisi kedua setelah Tiongkok sebagai negara dengan konsumsi mie instan tertinggi, yaitu sebesar 14,54 miliar porsi (Kamal dkk., 2025).

Tingginya permintaan ini mendorong banyak pihak melihat mie ayam sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Tidak hanya warung khusus mie ayam, berbagai tempat makan lain seperti warung bakso pun turut menghadirkan mie ayam dalam daftar menu mereka. Perkembangan yang pesat ini membuat keberadaan mie ayam mudah ditemukan di berbagai titik, khususnya di kota-kota besar. Sebaran yang luas mencerminkan tingginya tingkat persaingan sekaligus besarnya potensi pasar kuliner mie ayam.

Di Kota Yogyakarta, warung mie ayam tersebar di berbagai kawasan, mulai dari permukiman, pusat pendidikan, perkantoran, pasar tradisional, hingga kawasan wisata. Kondisi ini dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi penduduk lokal, banyaknya pendatang yang belajar atau bekerja, serta tingginya arus wisatawan. Dengan karakteristik tersebut, Yogyakarta memiliki potensi besar sebagai target pasar usaha kuliner mie ayam.

Namun demikian, jumlah dan persebaran usaha mie ayam yang tinggi menjadikan tingkat persaingan antar pelaku usaha semakin ketat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi calon pelaku usaha baru yang ingin masuk ke dalam pasar yang sudah jenuh. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi bisnis yang matang, mulai dari pemilihan konsep usaha, inovasi produk, strategi pemasaran, hingga penentuan harga yang bersaing. Selain itu, pemilihan lokasi usaha menjadi faktor kunci dalam menentukan keberhasilan bisnis mie ayam. Dalam konteks ini, pendekatan spasial menjadi sangat relevan. Melalui location analytics, pelaku usaha dapat menganalisis sebaran kompetitor dan mengidentifikasi calon wilayah yang ideal untuk pengembangan usaha.

Tujuan

Tujuan dari publikasi ini meliputi:

  1. 1.
    Mengetahui Persebaran dan Kepadatan Lokasi Eksisting Tempat Makan Mie Ayam di Kota Yogyakarta
  1. 2.
    Mengetahui Calon Lokasi Potensial Peluang Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Data dan Metode

Data-data yang digunakan dalam publikasi ini meliputi:

  1. 1.
    Batas Administrasi Kota Yogyakarta (Sumber: GEO MAPID)
  1. 2.
    Persebaran Lokasi Eksisting Tempat Makan Mie Ayam di Kota Yogyakarta (Sumber: Google Map)
  1. 3.
    Dokumen RDTR Kota Yogyakarta Tahun 2021-2041

Metode analisis yang digunakan dalam publikasi ini yaitu Heatmap dan Grid Analysis. Grid Analysis dilakukan dengan cara overlay beberapa parameter data yang tersedia pada fitur INSIGHT pada GEO MAPID. Parameter-paramater yang digunakan dalam analisis meliputi:

  • Fasililitas Pendidikan (SMA - Perguruan Tinggi)
  • Fasilitas Perkantoran (Pemerintahan dan Pelayanan/Jasa)
  • Fasilitas Penginapan (Kos)
  • Fasilitas Retail

Overlay dilakukan dengan data parameter di atas untuk ditimbang besar/jumlah titik yang tercakup dalam grid hekasgonal (500 meter). Output analisis akan menghasilkan 5 kelas tingkatan kesesuaian, yaitu Sangat Sesuai, Cukup Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai.

Pembahasan

Gambar 1. Persebaran dan Heatmap Titik Tempat Makan Mie Ayam di Kota Yogyakarta
Gambar 1. Persebaran dan Heatmap Tempat Makan Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Keberadaan titik-titik lokasi tempat makan mie ayam di Kota Yogyakarta tersebar di hampir seluruh wilayah kota (Gambar 1). Persebaran ini mencakup seluruh wilayah administratif, yang mengindikasikan adanya potensi usaha mie ayam yang cukup besar. Namun demikian, terdapat perbedaan tingkat kepadatan persebaran antara wilayah utara dan selatan Kota Yogyakarta yang tergambarkan melalui heatmap. Berdasarkan peta tersebut, teridentifikasi beberapa area dengan konsentrasi tinggi titik lokasi mie ayam yang saling berdekatan, ditandai dengan warna merah. Area berintensitas tinggi ini terutama berada di wilayah Kecamatan Tegalrejo dan Bumijo.

Gambar 2. Sebaran Titik Tempat Makan Mie Ayam di Wilayah Kecamatan Umbulharjo dan Sekitarnya
Gambar 2. Sebaran Titik Tempat Makan Mie Ayam di Wilayah Muja-Muju dan Sekitarnya

Meskipun demikian, terdapat beberapa wilayah dengan jumlah tempat makan mie ayam yang relatif minim. Salah satunya adalah wilayah Kelurahan Muja-Muju di Kecamatan Umbulharjo. Jika ditinjau lebih detail, wilayah ini menunjukkan intensitas persebaran yang rendah dibandingkan dengan area sekitarnya. Hanya terdapat satu titik lokasi yang teridentifikasi dalam area ini. Dari sudut pandang keberadaan kompetitor, kondisi tersebut dapat menjadi peluang strategis untuk pengembangan usaha mie ayam di wilayah ini, terutama dengan memanfaatkan ceruk pasar yang belum banyak tergarap.

Gambar 3. Analisis Calon Lokasi Potensial untuk Pengembangan Usaha Mie Ayam
Gambar 3. Analisis Grid Heksagonal Calon Lokasi Potensial untuk Pengembangan Usaha Mie Ayam

Gambar di atas menunjukkan hasil analisis calon lokasi potensial untuk pengembangan usaha mie ayam. Analisis ini dilakukan menggunakan metode overlay pada fitur Insight di GEO MAPID, dengan mempertimbangkan sejumlah parameter spasial dan demografis. Parameter yang digunakan meliputi titik POI fasilitas pendidikan (SMA hingga perguruan tinggi), perkantoran (pemerintahan dan jasa/layanan), penginapan (terutama rumah kos), serta fasilitas retail. Selain itu, turut diperhitungkan distribusi jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun). Hasil dari analisis tersebut menghasilkan persebaran grid heksagonal yang diklasifikasikan ke dalam lima tingkat kesesuaian, yaitu: sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.

Gambar 4. Lokasi Potensial untuk Pengembangan Usaha Mie Ayam
Gambar 4. Calon Lokasi Potensial untuk Pengembangan Usaha Mie Ayam

Berdasarkan analisis grid, hanya terdapat 2 grid hexagonal yang mewakili kesesuaian calon lokasi pengembangan (warna hijau tua). Calon lokasi tersebut berada di wilayah Gedongkiwo di Kecamatan Mantrijeron dan Muja-Muju di Kecamatan Umbulharjo. Kedua wilayah tersebut menunjukkan tingkat potensi yang tinggi terhadap peluang pengembangan usaha mie ayam.

Menelaah Dokumen Peta RDTR Kota Yogyakarta 2021–2041, kedua area tersebut menunjukkan kesesuaian dengan peruntukannya. Keduanya berada dalam kawasan Perdagangan dan Jasa. Area potensial 1 (Gedongkiwo) memiliki keuntungan tambahan berupa keberadaan kawasan permukiman dengan kepadatan sedang hingga tinggi di sekitarnya. Selain itu, lokasinya berdekatan dengan kawasan pariwisata dan berada di sepanjang ruas Jalan Bantul, yang memiliki volume lalu lintas tinggi. Kondisi ini menjadikan area tersebut sangat potensial untuk menarik konsumen dari berbagai segmen, baik penduduk lokal maupun wisatawan.

Sementara itu, area potensial 2 (Muja-Muju) juga memiliki karakteristik spasial yang mendukung, di antaranya permukiman padat, kedekatannya dengan kawasan perkantoran, institusi pendidikan, dan taman rekreasi. Lokasi ini juga berada di sekitar ruas Jalan Timoho dan Jalan Kusumanegara, yang merupakan jalur penghubung utama dengan tingkat aktivitas lalu lintas yang tinggi, khususnya pada jam sibuk. Tingginya mobilitas di area ini menciptakan potensi pasar yang luas, tidak hanya dari warga setempat, tetapi juga dari kalangan pekerja, pelajar, serta pengunjung fasilitas umum yang melintas. Dengan karakteristik lingkungan tersebut, area potensial ini memiliki peluang besar sebagai lokasi pengembangan usaha mie ayam.

Kesimpulan

  1. 1.
    Persebaran titik eksisting tempat makan mie ayam menjangkau seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Namun, terdapat area dengan konsentrasi yang lebih tinggi di bagian utara kota, khususnya di wilayah Kecamatan Tegalrejo dan Kelurahan Bumijo. Area ini menunjukkan tingkat kepadatan yang signifikan dibandingkan kawasan lainnya.
  1. 2.
    Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat 2 calon lokasi potensial untuk pengembangan usaha mie ayam, yaitu di sekitar wilayah Gedongkiwo dan Muja-Muju.

Catatan

  1. 1.
    Publikasi ini hanya terbatas pada analisis lokasi potensial sebagai salah satu strategi dalam pengembangan usaha. Untuk mengoptimalkan keberhasilan bisnis, diperlukan perancangan komponen strategi lainnya secara komprehensif.
  1. 2.
    Analisis dalam publikasi ini masih dapat diperdalam lebih lanjut sebagai bagian dari penguatan strategi bisnis berbasis lokasi.

Daftar Pusataka

Kamal, M. M. Y., Ramadhan, G., & Aviraldha, M. S. (2025). Waktu dan Ekonomi: Pola Habitualitas Mahasiswa Dalam Konsumsi Mie Ayam. Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, Vol. 14 (32), 33 - 46

Peraturan Walikota (Perwali) Kota Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2021 - 2041

Rahman, S. A. (2022). Preferensi Remaja Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan Korea Berbagai Merek di Kabupaten Sumenep. Jurnal Pertanian Cemara, 19(2), 61-69.

Data Publikasi

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY
STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Perencanaan Kota

15 Agt 2025

Melati Utami

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Analisis spasial menggunakan GIS untuk menilai kesesuaian lahan dalam mendukung pemerataan lokasi sekolah dasar, guna meningkatkan akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan.

23 menit baca

169 dilihat

1 Proyek

Analisis Efisiensi Rute Trans Metro Bandung (TMB)

Transportasi

15 Agt 2025

Merryndriani Gabrielia Mour Suardy

Analisis Efisiensi Rute Trans Metro Bandung (TMB)

Bandung kini menyandang predikat kota termacet ke-12 di dunia menurut TomTom Traffic Index (2024). Sejak 2009, Trans Metro Bandung hadir sebagai harapan baru untuk mengurangi kendaraan pribadi dan menghidupkan kembali kepercayaan masyarakat pada transportasi umum. Namun, kenyataannya jumlah penumpang terus menurun, sementara jumlah kendaraan hampir menyamai jumlah penduduk. Publikasi ini mengupas seberapa efisien TMB beroperasi di tiap koridor dan apa yang membuat sebagian wilayah masih tertinggal dalam akses layanan.

19 menit baca

114 dilihat

1 Proyek

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Sosial

21 Agt 2025

Nuryabilla Utami

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Pada era digitalisasi, Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi alat penting untuk menganalisis potensi penyerapan tenaga kerja.. Tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 68,92%, namun terdapat 2.619 pencari kerja dan hanya 1.067 yang terserap, menunjukkan adanya mismatch kualifikasi dan ketimpangan distribusi kerja. Analisis spasial ini memetakan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, aksesibilitas, lokasi industri, dan tingkat pendidikan untuk mendukung perencanaan wilayah, pengembangan kawasan industri/UMKM, serta kebijakan peningkatan kesempatan kerja di Kota Tasikmalaya.

27 menit baca

142 dilihat

1 Proyek

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi  Mitigasi Berbasis NbS

Iklim dan Bencana

21 Agt 2025

anggita novi

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi Mitigasi Berbasis NbS

Urbanisasi pesat mendorong pertumbuhan penduduk perkotaan, termasuk di Kota Bandung yang setiap tahun menerima sekitar 4.200 pendatang. Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage sebagai pusat kota kedua dan pusat inovasi digital memicu alih fungsi lahan, dengan luas sawah di Gedebage menyusut dari 498,85 ha pada 2014 menjadi 130,43 ha pada 2021. Perubahan ini meningkatkan tekanan spasial, mengurangi ruang terbuka hijau, dan memicu fenomena Urban Heat Island (UHI). Minimnya analisis spasial-temporal terkait pengaruh perkembangan kawasan terhadap UHI menjadi alasan pentingnya penelitian ini, yang bertujuan menganalisis perubahan tutupan lahan 2014–2024, mengkaji sebaran dan intensitas UHI serta hubungannya dengan perubahan lahan, menentukan zona prioritas mitigasi UHI berbasis kesesuaian lahan, dan memberikan rekomendasi Nature-based Solutions (NbS) kontekstual seperti pengembangan RTH, green corridor, dan proteksi lahan pertanian.

26 menit baca

193 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat