Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

30 Juli 2025

By: Fabiola Larasati

Open Data

Jaringan Jalan Kecamatan Minggir

Open Data

Batas Administrasi Kecamatan Minggir

Open Data

Persebaran Agen di Kecamatan Minggir

Open Data

Persebaran Pangkalan di Kecamatan Minggir

Open Data

Service Area Pangkalan di Kecamatan Minggir

Open Data

Titik Pusat Gravitasi Pasar Kecamatan Minggir

Open Data

Batas Administrasi Kabupaten Sleman

Open Data

Rasio Pelayanan Pangkalan per 1000 Penduduk

Open Data

Prioritas Potensi Pangkalan Baru

Open Project

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Thumbnail

Pendahuluan

Latar Belakang

Distribusi energi yang merata merupakan salah satu pilar penting dalam menunjang aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber energi tersebut adalah Liquified Petroleum Gasses (LPG). LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah tangga dan industri (Nurdin et al., 2020). Sebagai salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan di Indonesia, LPG 3 kg memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat (Helvira et al., 2023). Namun, persebaran titik distribusi gas LPG 3 kg seringkali tidak merata sehingga menimbulkan potensi kesenjangan pelayanan antar wilayah.

Dalam pendistribusian gas LPG, terdapat beberapa istilah seperti agen dan pangkalan. Menurut Sinaga et al. (2023), agen adalah pihak yang ditunjuk oleh Pertamina untuk mendistribusikan gas LPG sesuai wilayahnya. Sementara itu, pangkalan atau sub agen adalah perpanjangan tangan dari Agen yang menjual gas LPG kepada pengecer seperti toko atau warung atau konsumen. Namun, untuk saat ini gas LPG 3 kg sudah tidak dijual lagi di pengecer sehingga konsumen membelinya melalui pangkalan resmi. Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2024), Kecamatan Minggir merupakan wilayah dengan jumlah pangkalan resmi gas LPG 3 kg paling rendah di Kabupaten Sleman. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya potensi kesulitan akses bagi warga jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang memiliki jumlah pangkalan lebih banyak. Untuk memahami permasalahan ini, sebuah evaluasi spasial dilakukan untuk menganalisis tingkat pelayanan pangkalan secara mendalam di Kecamatan Minggir.

Penelitian berjudul "Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman" ini bertujuan untuk memberikan evaluasi menyeluruh terhadap persebaran pangkalan di wilayah tersebut. Analisis diawali dengan mengukur tingkat ketersediaan pangkalan melalui perhitungan rasio antara jumlah pangkalan dengan populasi di setiap desa. Selanjutnya, pemetaan dilakukan untuk memahami jangkauan spasial dari pangkalan yang ada dan sejauh mana area pelayanan efektifnya. Hasil dari kedua evaluasi tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasi potensi pengembangan dengan memetakan area-area yang belum terlayani. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi panduan strategis bagi para pihak yang berkepentingan untuk memastikan distribusi energi yang lebih merata bagi masyarakat di Kecamatan Minggir.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. 1.
    Memetakan ketersediaan pangkalan dengan menghitung rasio jumlah pangkalan terhadap populasi di setiap desa.
  1. 2.
    Menganalisis jangkauan spasial dari pangkalan yang ada untuk memahami sejauh mana area pelayanan efektifnya.
  1. 3.
    Mengidentifikasi potensi pengembangan pangkalan dengan memetakan area-area yang belum terlayani

Manfaat

  1. 1.
    Bagi Pemerintah: Menyediakan data spasial untuk dasar kebijakan pemerataan distribusi energi yang lebih efektif.
  1. 2.
    Bagi Pelaku Usaha Agen: Memberikan rekomendasi lokasi strategis untuk ekspansi jaringan pangkalan di area yang minim persaingan.
  1. 3.
    Bagi Pelaku Usaha Pangkalan: Membantu memahami area pasar potensial dan jumlah pelanggan di sekitarnya.
  1. 4.
    Bagi Konsumen: Menyediakan informasi untuk menemukan lokasi pangkalan terdekat dari tempat tinggal konsumen.

Metode Penelitian

  1. 1.
    Spatial Join: Menghitung jumlah pangkalan di setiap desa menggunakan fitur Spatial Join pada ArcGIS, kemudian dibandingkan dengan data jumlah penduduk untuk mendapatkan rasio pangkalan per 1.000 penduduk.
  1. 2.
    Radius (Buffer): Menggunakan tool Radius pada Geomapid dengan ketentuan jarak 10 km dari titik gravitasi pasar.
  1. 3.
    Weighted Mean Center: Menggunakan titik pusat setiap desa sebagai input dan data jumlah penduduk sebagai pembobot (weight field) untuk menemukan lokasi geografis rata-rata dari seluruh permintaan pasar.
  1. 4.
    Network Analyst (Service Area): Menggunakan fitur network analyst khususnya service area dengan tingkatan jarak (500, 1.000, dan 2.000 meter) di sekitar setiap titik pangkalan yang ada.
  1. 5.
    Overlay & Erase: Menggunakan analisis overlay, yaitu fitur Erase dengan mengurangi poligon administrasi kecamatan dengan poligon jangkauan pelayanan untuk menghasilkan "blank spot" sebagai area potensi pangkalan.

Lokasi Penelitian

Peta lokasi penelitian

Kecamatan atau Kapanewon Minggir terletak di bagian barat Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman (2024), Kecamatan Minggir memiliki total jumlah penduduk sebanyak 32.677 jiwa dan total luas area sebesar 27,27 km² sehingga memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.197,91 orang/km². Kecamatan Minggir berbatasan dengan Kecamatan Tempel di bagian utara, Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Godean di bagiah timur, Kecamatan Moyudan di bagian selatan, dan Kabupaten Kulonprogo di bagian Barat. Berdasarkan visualisasi lokasi penelitian di atas, Kecamatan Minggir terbagi menjadi lima kelurahan, yaitu Sendangagung, Sendangsari, Sendangrejo, Sendangmulyo, dan Sendangarum.

Hasil dan Pembahasan

Persebaran Pangkalan di Kecamatan Minggir

Data persebaran pangkalan gas LPG 3 kg didapatkan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman tahun 2024. Data pangkalan tersebut pada awalnya hanya berupa tabel dengan informasi seperti nama pangkalan, alamat, dan titik koordinatnya. Melalui informasi titik koordinat tersebut, seluruh pangkalan di Kecamatan Minggir divisualisasikan pada gambar di bawah ini.

Peta Persebaran Pangkalan

Berdasarkan visualisasi persebaran pangkalan di atas, Kecamatan Minggir memiliki total 40 pangkalan yang tersebar di setiap kelurahan. Pola persebarannya tidak beraturan dan terdapat beberapa pangkalan yang saling berdekatan. Fitur heatmap pada platform Geomapid digunakan untuk membantu memahami kepadatan jumlah titik pangkalan pada area tersebut. Terdapat dua spot yang terlihat berwarna merah, yaitu di Kelurahan Sendangsari dan Sendangmulyo. Hal tersebut menunjukkan bahwa area tersebut memiliki beberapa pangkalan yang letaknya berdekatan. Persebaran pangkalan di Kecamatan Minggir secara keseluruhan belum merata pada setiap kelurahannya, khususnya pada Kelurahan Sendangmulyo yang sebagian areanya masih jarang terdapat pangkalan. Informasi ini dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha yang ingin membangun pangkalan di Kecamatan Minggir sehingga lebih memahami keadaan pasar. Selain itu, informasi sebaran agen tersebut juga bermanfaat bagi konsumen untuk mengetahui letak pangkalan terdekat dari lokasi tempat tinggal masing-masing.

Rasio Pangkalan Per 1.000 Penduduk di Tiap Kelurahan

Rasio pangkalan per 1.000 penduduk adalah sebuah angka yang menunjukkan berapa banyak pangkalan yang tersedia untuk melayani setiap 1.000 orang di suatu kelurahan.

Angka ini digunakan untuk membandingkan tingkat ketersediaan pangkalan antar kelurahan secara adil, tanpa terpengaruh oleh perbedaan jumlah penduduk. Jumlah pangkalan di setiap kelurahan dihitung menggunakan fitur Spatial Join pada ArcGIS. Kemudian, data jumlah penduduk tiap kelurahan diperoleh melalui publikasi Kecamatan Minggir Dalam Angka 2024 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sleman.

Tabel

Hasil pehitungan pada tabel di atas berasal dari perbandingan jumlah pangkalan dengan jumlah penduduk kemudian dikalikan dengan 1000. Semakin tinggi angka rasio menunjukkan pelayanan di kelurahan tersebut semakin baik, sedangkan semakin rendah angka rasio menunjukkan kelurahan tersebut semakin kekurangan pangkalan. Nilai minimum rasio dimiliki oleh Kelurahan Sendangarum sebesar 0,83. Sementara itu, nilai maksimum rasio dimiliki oleh Kelurahan Sendangsaro sebesar 1,36.

Peta rasio

Hasil perhitungan rasio pada tabel kemudian divisualisasikan dengan hasil pada gambar di atas. Nilai rasio diklasifikasikan menjadi lima kelas berdasarkan nilai minimum dan maksimum. Visualisasi di atas menunjukkan bahwa tiga kelurahan memiliki kealas rasio yang paling tinggi, yaitu Sendangsari, Sendangrejo, dan Sendangmulyo. Kemudian, kelas rasio tertinggi kedua ada pada Kelurahan Sendangagung. Sementara itu, Kelurahan Sendangarum memiliki kelas rasio paling rendah di antara kelurahan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pangkalan di Kelurahan Sendangagung perlu ditingkatkan agar rasio pelayanan dapat meningkat. Informasi ini dapat bermanfaat bagi pemerintah Kecamatan Minggir dan kelurahan terkait untuk mendorong pelayanan gas LPG 3 kg agar lebih maksimal.

Persebaran Agen Pemasok Pangkalan Gas LPG 3 kg di Kecamatan Minggir

Suatu agen memiliki peran untuk mendistribusikan gas LPG 3 kg kepada sub-agen atau pangkalan. Data agen di Kabupaten Sleman diperoleh dari List Alamat Agen Update Realisasi Juli 2024. Data tersebut masih berupa tabel sehingga perlu dilakukan geotagging agar dapat divisualisasikan secara spasial.

Peta persebaran agen

Visualisasi di atas merupakan persebaran agen pemasok pangkalan di Kecamatan Minggir. Gambar di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat agen yang letaknya berada di Kecamatan Minggir. Terdapat total 12 agen di Kabupaten Sleman yang mendistribusikan gas ke tiap pangkalan. Pola persebaran agen pemasok tersebut tidak beraturan dan cenderung berkelompok pada area tertentu. Fitur heatmap pada platform Geomapid digunakan untuk membantu memahami kepadatan jumlah titik agen pada area tersebut. Tidak terdapat kelas heatmap berwarna merah sehingga menunjukkan bahwa letak setiap agen tidak terlalu padat satu sama lain. Informasi ini dapat bermanfaat bagi pelaku agen baru yang ingin mendistribusikan gas ke pangkalan di Kecamatan Minggir sehingga lebih memahami sebaran distribusi agen pemasok gas yang sudah ada.

Identifikasi Jangkauan Agen dari Titik Pusat Gravitasi Pasar

Titik pusat gravitasi pasar diperoleh berdasarkan jumlah penduduk setiap kelurahan di Kecamatan Minggir menggunakan metode Weighted Mean Center. Proses perhitungannya dilakukan dengan mengambil titik pusat (sentroid) dari setiap poligon administrasi desa, kemudian memberikan bobot (weight) pada setiap titik tersebut berdasarkan data jumlah penduduknya. Jumlah penduduk digunakan sebagai dasar utama dari permintaan pasar untuk gas LPG 3 kg karena wilayah dengan populasi lebih tinggi secara logis memiliki potensi konsumsi yang lebih besar. Titik pusat gravitasi pasar tersebut berfungsi sebagai representasi spasial dari "jantung" permintaan LPG di Kecamatan Minggir.

.

Visualisasi di atas menunjukkan hasil buffer dengan memanfaatkan tool Radius di platform Geomapid. Titik berwarna hijau (R-1) yang ada di Kecamatan Minggir merupakan titik pusat gravitasi pasar yang sebelumnya sudah diolah. Lingkaran besar di atas menunjukkan hasil buffer dengan radius 10 kilometer. Tidak ada standar tertulis dalam penentuan radius tersebut, tetapi jarak 10 kliometer dianggap sebagai sebuah jarak maksimal yang ideal bagi agen pemasok dalam mendistribusikan gas ke pangkalan di Kecamatan Minggir sehingga tidak membutuhkan biaya operasional bensin yang terlalu besar pada truk muatan gas. Berdasarkan visualisasi tersebut, terdapat 6 agen yang memiliki lokasi paling dekat dengan titik pusat gravitasi pasar di Kecamatan Minggir. Agen pemasok gas tersebut adalah PT Padma Duta Sentosa, PT Dutagas Sinar Abadi, PT Cipta Mandiri Bhakti, PT Arza Putra Mandiri, PT Wirata Andela Lasmana, dan PT Rafano Putra Mandiri. Melalui informasi tersebut, diharapkan keenam agen tersebut dapat memaksimalkan jaringan pangkalan di Kecamatan Minggir karena memiliki 'privilege' dalam jarak lokasi ke titik pusat gravitasi pasar yang lebih dekat dibandingkan dengan agen-agen lainnya.

Penentuan Service Area Pangkalan Berdasarkan Jarak

Service area diolah menggunakan metode Network Analyst pada software ArcGIS berdasarkan data jalan yang diperoleh melalui OpenStreetMap (OSM). Dalam pengolahan service area, ditentukan kelas-kelas jarak yang dinginkan. Tidak ada standar tertulis dalam penentuan kelas jarak tersebut, tetapi jarak 500 meter, 1.000 meter, dan 2.000 meter dianggap ideal karena konsumen akan memilih untuk membeli gas di lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi tempat tinggal.

.

Berdasarkan visualisasi di atas, dapat diketahui bahwa service area yang sudah ditentukan belum menjangkau sebagian besar area di Kecamatan Minggir. Hanya sebagian kecil yang sudah terjangkau service area. Informasi ini bermanfaat untuk pelaku usaha pangkalan dalam memahami seberapa luas jangkauan ideal pelayanan pangkalan tersebut kepada konsumen. Faktor aksesibilitas berupa jalan menjadi hal yang sangat penting bagi proses jual beli gas sehingga secara tidak langsung informasi ini dapat mendorong pemerintah yang berkepentingan untuk selalu memperbaiki dan merawat jaringan jalan yang ada di Kecamatan Minggir, khususnya jalan-jalan yang sudah memiliki service area terhadap pangkalan.

Penentuan Potensi Pangkalan pada Area yang Belum Maksimal Terlayani

Penentuan area potensi pangkalan diperoleh menggunakan metode overlay dan erase pada software ArcGIS. Terdapat dua data yang dilakukan overlay, yaitu shapefile data rasio pangkalan per 1.000 penduduk dengan shapefile service area yang telah dilakukan sebelumnya. Kedua data tersebut di-overlay, kemudian bagian yang sudah terdapat service area dilakukan penghapusan sehingga hanya akan menyisakan bagian yang belum terjangkau service area di Kecamatan Minggir.

.

Berdasarkan visualisasi di atas, terdapat lima kelas prioritas berdasarkan rasio pangkalan per 1.000 penduduk di setiap kelurahan. Prioritas pengembangan pangkalan baru diutamakan pada daerah atau kelurahan yang masih memiliki nilai rasio pangkalan rendah, yaitu Kelurahan Sendangarum. Namun, kelurahan lainnya juga tetap dapat dilakukan pengembangan potensi pangkalan. Informasi di atas bermanfaat bagi pihak pelaku usaha agen dalam mengembangkan jaringan pangkalan di daerah yang potensial. Informasi tersebut juga bermanfaat bagi pelaku usaha yang ingin mendirikan pangkalan agar posisinya lebih sesuai dengan keadaan pasar.

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. 1.
    Berdasarkan analisis ketersediaan, ditemukan bahwa tingkat pelayanan pangkalan di Kecamatan Minggir tidak merata secara spasial. Peta tematik rasio menunjukkan adanya disparitas yang jelas antar desa, di mana Desa Sendangarum teridentifikasi sebagai wilayah dengan tingkat ketersediaan pangkalan per 1.000 penduduk paling rendah, yang secara visual menandakan adanya kesenjangan pelayanan yang signifikan di area tersebut.
  1. 2.
    Analisis jangkauan spasial melalui metode service area 500, 1.000, dan 2.000 meter menunjukkan bahwa area pelayanan efektif dari 40 pangkalan yang ada hanya mencakup sebagian kecil dari total wilayah Kecamatan Minggir. Visualisasi service area membuktikan bahwa masih banyak area yang berada di luar jangkauan pelayanan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar warga harus menempuh jarak yang relatif jauh untuk mengakses pangkalan terdekat.
  1. 3.
    Dengan menggabungkan analisis ketersediaan dan jangkauan, berhasil diidentifikasi area-area potensial untuk pengembangan pangkalan baru. Peta blank spot yang dihasilkan menunjukkan bahwa area prioritas utama untuk pengembangan pangkalan berada di Desa Sendangarum, yang tidak hanya memiliki rasio pelayanan terendah tetapi juga memiliki wilayah yang paling luas yang tidak terjangkau oleh pelayanan pangkalan yang telah ada.

Rekomendasi

  1. 1.
    Bagi Pemerintah Daerah: Visualisasi data rasio pelayanan dapat menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan pemerataan distribusi energi, terutama dengan mendorong pembukaan pangkalan di Desa Sendangarum.
  1. 2.
    Bagi Pelaku Usaha Agen: Visualisasi area kosong potensial dapat berfungsi sebagai panduan strategis untuk merencanakan ekspansi jaringan dan membuka pangkalan baru di wilayah yang terbukti belum terlayani.
  1. 3.
    Bagi Pelaku Usaha Pangkalan: Pemilik pangkalan dapat menggunakan visualisasi persebaran dan jangkauan layanan untuk memahami tingkat persaingan di sekitar lokasinya dan mengidentifikasi potensi area pasar yang belum tergarap.
  1. 4.
    Bagi Konsumen: Masyarakat dapat memanfaatkan visualisasi persebaran pangkalan resmi yang dihasilkan dari penelitian ini sebagai panduan untuk menemukan lokasi pangkalan terdekat dari tempat tinggal.

Sumber Referensi

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2024). Kecamatan Minggir dalam Angka 2024. Penerbit Badan

Pusat Statistik Kabupaten Sleman.

Helvira, R., Nurjannah, S., & Widiati, A. (2023). Analisis Perilaku Konsumen Dalam

Penggunaan Subsidi Liquified Peteoleum Gas (LPG) 3 Kilogram Menurut Persfektif

Ekonomi Islam. Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 8(1), 43-54.

Nurdin, N., Darmansyah, A., & Fajriana, F. (2020). Aplikasi Pemetaan Lokasi Distribusi Gas

Elpiji 3 Kg Menggunakan Algoritma Ant Colony Berbasis Android. Jurnal CoreIT: Jurnal

Hasil Penelitian Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, 6(1), 30-36.

Sinaga, D. M., Widiarty, W. S., & Tobing, G. L. (2023). Analisis Hukum Mengenai

Wanprestasi Dalam Perjanjian Kerjasama Antara Pangkalan Lpg 3 Kg Dan Agen Lpg 3

Kg Pertamina. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online), 3(2), 1317-1328.

Sumber Gambar

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman. Kantor Kapanewon Minggir.

https://dinkopukm.slemankab.go.id/event-location/kantor-kapanewon-minggir/

(Diakses 30 Juli 2025).

Hartati, E. R. (2024). Pertamina Ancam Tutup Pangkalan yang Jual LPG 3kg Tak Sesuai

Aturan. Investor.id. https://investor.id/business/350207/pertamina-ancam-tutup-

pangkalan-yang-jual-lpg-3kg-tak-sesuai-aturan (Diakses 30 Juli 2025).

Sumber Data

Badan Informasi Geospasial. Portal Geospasial Nasional Republik Indonesia.

https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/ (Diakses 30 Juli 2025).

Badan Pusat Statistik. (2024). Kecamatan Minggir dalam Angka 2024. Penerbit Badan

Pusat Statistik Kabupaten Sleman.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman. (2024). Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sleman. https://perindag.slemankab.go.id/ (Diakses 30 Juli

2025).

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

(2024). List Alamat Agen Update Realisasi Juli 2024. https://migas.esdm.go.id/ (Diakses

30 Juli 2025).

OpenStreetMap contributors. OpenStreetMap. https://www.openstreetmap.org/ (Diakses

30 Juli 2025).

Data Publikasi

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Transportasi

30 Jul 2025

Muhammad Dwi Apriansyah As

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Kemacetan dan keterbatasan akses transportasi umum menjadi tantangan utama dalam mendukung aksesibilitas pendidikan di wilayah urban seperti Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan fasilitas pendidikan menggunakan moda transportasi umum, khususnya Bus Rapid Transit (BRT) Trans Mamminasata dan angkutan kota pete-pete, dengan pendekatan spasial menggunakan metode isokron 15 menit berjalan kaki. Data yang digunakan mencakup sebaran sekolah, halte, rute transportasi umum, dan data demografi yang diolah secara spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 704 sekolah di Kota Makassar, sebanyak 608 sekolah (86,36%) telah terjangkau oleh transportasi umum dalam waktu tempuh 15 menit berjalan kaki. Selain itu, sekitar 84,29% penduduk Kota Makassar berada dalam jangkauan layanan transportasi umum. Namun, masih terdapat 10 kelurahan dengan keterjangkauan di bawah 50%, serta sebaran sekolah yang belum terlayani terutama di wilayah timur dan timur laut kota. Penelitian ini memberikan rekomendasi lokasi prioritas untuk pengembangan transportasi umum guna mendukung pemerataan akses pendidikan dan mewujudkan konsep Kota 15 Menit yang inklusif dan berkelanjutan.

15 menit baca

66 dilihat

1 Proyek

From Porto to Paris, Brighton to Bridge: Jejak Spasial & Strategi Finansial Finalis Club World Cup

Sosial

22 Jul 2025

MAPID

From Porto to Paris, Brighton to Bridge: Jejak Spasial & Strategi Finansial Finalis Club World Cup

Chelsea mencatat sejarah baru dengan juara FIFA Club World Cup 2025, mengalahkan PSG 3-0 di MetLife Stadium. Simak perjalanan gemilang mereka dan strategi transfer klub baik strategi spasial maupun finansial!

18 menit baca

130 dilihat

Evaluasi Kesesuaian Kapasitas Pelayanan TPS 3R, PDU, dan TPST Kabupaten Banyumas

Perencanaan Kota

17 Jul 2025

Yasmin Menanda Haliza

Evaluasi Kesesuaian Kapasitas Pelayanan TPS 3R, PDU, dan TPST Kabupaten Banyumas

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis area layanan dan kesesuaian kapasitas pelayanan TPS 3R, PDU, dan TPST terhadap permukiman di Kabupaten Banyumas. Dengan timbunan sampah yang diperkirakan mencapai 450.015 ton per tahun pada 2023, diperlukan pengelolaan yang efektif dan merata. Pendekatan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan grid heksagon. Hasil analisis divisualisasikan melalui platform MAPID sebagai dasar pengambilan kebijakan dan penyampaian informasi kepada masyarakat.

11 menit baca

217 dilihat

1 Proyek

Evaluasi Kesesuaian Zonasi Peta Bahaya Nasional terhadap Potensi Sesar Aktif di Koridor Jalur Sesar Lembang, Jawa Barat

Iklim dan Bencana

14 Jul 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Evaluasi Kesesuaian Zonasi Peta Bahaya Nasional terhadap Potensi Sesar Aktif di Koridor Jalur Sesar Lembang, Jawa Barat

Artikel ini berisi evaluasi mengenai kesesuaian zonasi bahaya gempa pada Peta Bahaya Gempa Nasional dengan keberadaan sesar aktif di jalur Sesar Lembang, Jawa Barat. Menggunakan pendekatan deskriptif-kuantitatif melalui analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG), penelitian ini akan memberikan beberapa rekomendasi dari hasil evaluasi yang ada.

16 menit baca

243 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot