A. Pendahuluan
Pertumbuhan pembangunan perumahan, infrastruktur, dan kawasan perdagangan di Kota Majene mendorong meningkatnya permintaan terhadap bahan bangunan. Namun, penentuan lokasi pembangunan toko bangunan sering kali masih dilakukan secara konvensional, tanpa pertimbangan spasial yang terukur. Analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat menjadi solusi untuk menentukan lokasi paling potensial secara objektif dan berbasis data (Aronoff, 1989).
Kecamatan Banggae Timur dipilih sebagai wilayah studi karena merupakan pusat aktivitas ekonomi dan permukiman di Kabupaten Majene. Daerah ini juga memiliki konektivitas tinggi terhadap jalur utama Trans-Sulawesi serta berdekatan dengan Pelabuhan Majene yang menjadi pintu utama distribusi logistik dan material konstruksi.
Untuk mendukung proses analisis, penelitian ini menggunakan platform MAPID (Multi Areal Planning Indonesia) — sebuah platform integrasi data spasial berbasis komputasi awan yang dapat menggabungkan berbagai sumber data dalam satu peta interaktif (MAPID, 2025). MAPID membantu pemerintah, pelaku bisnis, dan komunitas dalam memahami lokasi secara menyeluruh dan mengambil keputusan berbasis bukti spasial.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
-
1.Mengidentifikasi lokasi yang paling potensial untuk pembangunan toko bangunan di Kota Majene.
-
2.Menganalisis pengaruh faktor sosial-ekonomi dan spasial terhadap tingkat kelayakan lokasi.
-
3.Menyajikan hasil analisis dalam bentuk peta tematik interaktif yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
C. Data dan Metodologi
1. Data yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan kombinasi data spasial dan atribut sosial-ekonomi, meliputi:
- Data POI (Point of Interest): lokasi toko bangunan, minimarket, supermarket, toko rumah tangga, fasilitas umum.
- Data Demografi: populasi usia produktif (25–39 tahun), jumlah wiraswasta, dan tingkat pertumbuhan penduduk.
- Data Aksesibilitas: jarak ke jalan utama dan pelabuhan.
- Data Risiko: zona banjir dan longsor (BPBD Sulbar, 2024).
- Sumber data tambahan: OpenStreetMap, BPS Kabupaten Majene (2024), dan portal Kebijakan Satu Peta (Bappenas, 2025).
2. Alat dan Platform
Analisis dilakukan menggunakan platform MAPID, yang memfasilitasi integrasi, pengelolaan, dan analisis spasial dalam satu sistem berbasis awan. MAPID memungkinkan pengguna untuk mengunggah data, melakukan spatial overlay, buffer analysis, dan weighted scoring dalam satu antarmuka (MAPID, 2025).
Menurut Permata (2023), MAPID menyediakan location intelligence yang mempermudah integrasi data publik dan bisnis untuk menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat. Platform ini juga memudahkan kolaborasi antar pengguna secara real-time melalui dashboard peta yang terhubung langsung dengan data lapangan.
3. Metode Analisis
Pendekatan yang digunakan adalah Analisis Spasial Multi-Kriteria (SMCA) dengan tahapan sebagai berikut:
-
1.Normalisasi data: setiap variabel diskalakan ke rentang 0–1.
-
2.Pemberian bobot: menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan tingkat kepentingan tiap variabel (Saaty, 1980).
-
3.Perhitungan skor akhir: dilakukan dengan rumus: S=∑wi×xiS; mana wi adalah bobot variabel dan xi adalah nilai normalisasi.
-
4.Klasifikasi kelayakan: hasil skor dibagi menjadi lima kelas Sangat Sesuai, Sesuai, Cukup Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai.
-
5.Validasi hasil: dilakukan dengan membandingkan hasil peta dengan distribusi toko eksisting dan data POI terkait.
D. Hasil dan Analisis
1. Visualisasi Peta Hasil Analisis
Hasil analisis spasial divisualisasikan ke dalam peta hexagonal dengan ukuran grid 500 meter. Warna hijau tua menunjukkan kategori “Sangat Sesuai”, sedangkan warna merah menunjukkan “Sangat Tidak Sesuai”.

Peta tersebut menunjukkan bahwa wilayah dengan skor tertinggi berada di tengah Kecamatan Banggae Timur, terutama di sekitar Kelurahan Labuang dan Galung, yang berdekatan dengan koridor utama Jalan Trans-Sulawesi.
2. Hasil Site Selection

Dari hasil tersebut, area dengan skor 100 (Rank 1) menjadi kandidat utama pembangunan toko bangunan. Berdasarkan data demografi dan POI, lokasi ini memiliki:
- Populasi usia produktif tinggi (25–39 tahun sebanyak 1.476 jiwa),
- Aktivitas ekonomi dominan sektor wiraswasta (649 orang),
- Terdapat toko peralatan rumah tangga dan minimarket sebagai indikator permintaan pasar,
- Tidak terdapat toko bangunan eksisting di sekitar area tersebut.
3. Analisis Potensi Ekonomi dan Spasial
Kombinasi indikator sosial dan spasial menunjukkan bahwa area Rank 1 memiliki:
- Kepadatan wirausaha dan perdagangan tertinggi, yang menunjukkan daya beli masyarakat cukup tinggi.
- Aksesibilitas yang baik terhadap jalur distribusi bahan bangunan dari pelabuhan Majene.
- Ketersediaan lahan potensial di sekitar area permukiman baru yang sedang berkembang.
- Minim pesaing langsung, yang meningkatkan peluang penetrasi pasar.
Hasil ini memperlihatkan bahwa Banggae Timur bagian tengah menjadi zona paling prospektif untuk investasi toko bangunan baru. Temuan ini sejalan dengan perencanaan tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Majene yang mengarahkan pengembangan kawasan komersial di sepanjang poros utama kota (Pemerintah Kabupaten Majene, 2020).
E. Pembahasan
Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendekatan analisis spasial berbasis data memberikan hasil yang lebih terukur dibandingkan pendekatan konvensional. Dengan menggunakan platform MAPID, integrasi data dari berbagai sumber seperti POI, demografi, dan tata ruang dapat dilakukan dengan cepat dan kolaboratif. Hal ini mendukung penerapan kebijakan nasional seperti Kebijakan Satu Peta dan Satu Data Indonesia yang menekankan pentingnya keterpaduan data spasial antarinstansi (Bappenas, 2025).
Pendekatan berbasis data ini juga sesuai dengan tren global dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi (location intelligence). Menurut Galvez (2024), analisis spasial membantu bisnis memahami pola permintaan pelanggan, distribusi pasar, dan posisi pesaing, sehingga strategi lokasi usaha menjadi lebih efisien.
Dengan demikian, proyek ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi geospasial bukan hanya untuk tata ruang, tetapi juga dapat digunakan untuk analisis kelayakan bisnis lokal seperti pembangunan toko bangunan.
F. Kesimpulan dan Rekomendasi
-
1.Lokasi prioritas pembangunan toko bangunan berada di Kecamatan Banggae Timur, khususnya di area Labuang dan Galung, dengan skor kelayakan 100 (Sangat Sesuai).
-
2.Faktor utama yang menentukan kelayakan adalah aktivitas ekonomi (wiraswasta dan perdagangan), usia produktif penduduk, dan aksesibilitas terhadap jalur utama distribusi bahan bangunan.
-
3.Platform MAPID terbukti efektif dalam integrasi data spasial multi-sumber dan menghasilkan peta analisis yang mudah diinterpretasikan untuk kebutuhan investasi dan perencanaan wilayah.
-
4.Disarankan pemerintah daerah memanfaatkan hasil analisis ini dalam perencanaan zonasi perdagangan dan pengembangan ekonomi lokal.