Penulis: Muhamad Aziz Saputra
Pendahuluan
Bisnis makanan dan minuman, atau yang dikenal dengan istilah Food and Beverage (F&B), merupakan salah satu sektor industri yang paling dinamis dan memiliki pertumbuhan pesat, baik di tingkat lokal maupun global. Rifai & Par (2023) mengatakan dalam bukunya bahwa di Indonesia, industri pelayanan makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang dapat dikatakan signifikan setiap tahunnya. Ketatnya persaingan dalam industri kuliner menuntut setiap perusahaan untuk memperkuat fondasi bisnisnya agar mampu bersaing dengan kompetitor. Oleh karena itu, penyusunan strategi pemasaran yang tepat menjadi langkah penting yang harus dilakukan (Pramitasari & Wulandari, 2024).
Penentuan lokasi yang strategis berperan penting dalam meningkatkan penjualan sebuah usaha. Lokasi yang tepat akan mempermudah kegiatan pemasaran serta memperlancar distribusi barang atau penyaluran produk langsung ke konsumen (Kristanti & Putro, 2022). Penentuan lokasi usaha merupakan salah satu komponen yang paling krusial dalam membangun sebuah bisnis. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis, terutama dalam industri makanan dan minuman. Salah satu lokasi yang dianggap strategis dalam pemasaran bisnis F&B adalah lingkungan di sekitar kampus. Lingkungan kampus mendapatkan masukan mahasiswa baru mencapai angka ribuan (Zuliarni & Hidayat, 2013). Dalam rentang waktu tersebut, aktivitas konsumsi mahasiswa juga akan mengalami peningkatan, sehingga lingkungan di sekitar kampus dengan cepat menarik minat investor untuk melakukan kegiatan produksi (Zuliarni & Hidayat, 2013).
Metode Penelitian
Penelitian ini menerapkan pendekatan analisis spasial berdasarkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menilai ruko mana yang berpotensi dijadikan lokasi bisnis F&B di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Visualisasi dan pengolahan data dilakukan dengan platform GEO MAPID yang memungkinkan integrasi dan analisis spasial secara langsung. Penelitian ini menggunakan dua metode utama, yaitu buffer analysis dan isochrone analysis.
Metode buffer merupakan salah satu teknik dasar dalam SIG yang berfungsi untuk membuat zona penyangga di sekitar suatu objek geografis dengan radius tertentu. Buffer dapat diterapkan pada titik (seperti pusat kampus), garis (seperti jaringan jalan), maupun area (seperti zona pemukiman). Zona ini menggambarkan area yang memiliki pengaruh langsung atau berada dalam jangkauan terhadap objek tersebut. Davis dan Carpenter menemukan bahwa restoran cepat saji baiknya berada dalam jarak 0 hingga 400 m dan 400 m hingga 800 m dari sekolah, tetapi tidak dalam jarak 800 m hingga 1.200 m (Seliske dkk., 2012). Dengan lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, penelitian ini menetapkan radius buffer sejauh 400 m, 800 m, dan 1.200 m dari pintu masuk utama Kampus UPI. Dengan begitu, dapat ditentukan ruko paling strategis untuk dijadikan lokasi bisnis dalam radius tersebut.
Di sisi lain, metode isochrone memberikan pendekatan yang lebih realistis dalam mengukur aksesibilitas suatu lokasi karena mempertimbangkan waktu tempuh aktual. Isochrone merupakan suatu area pada peta yang menghubungkan titik-titik dan memiliki waktu tempuh yang sama dari suatu titik asal. Dalam penelitian ini, metode isochrone digunakan untuk mengevaluasi keterjangkauan lokasi bisnis F&B berdasarkan waktu tempuh selama 10 menit menggunakan kendaraan dan berjalan kaki.
Hasil dan Pembahasan
- Analisis Buffer

Penentuan lokasi usaha yang strategis merupakan faktor krusial untuk keberhasilan sebuah bisnis. Seperti yang disampaikan oleh Kristanti & Putro (2022) bahwa restoran dengan lokasi yang mudah dijangkau oleh banyak orang serta akses jalan yang bagus akan meningkatkan minat beli konsumen. Dalam penelitian ini, analisis buffer digunakan untuk mengidentifikasi lokasi ruko yang potensial berdasarkan titik Universitas Pendidikan Indonesia. Analisis dilakukan dengan platform GEO MAPID untuk memetakan ruko yang tersedia untuk dijual di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Untuk menilai tingkat strategis sebuah lokasi, ditetapkan beberapa parameter:
-
1.Data kepadatan penduduk
-
2.Persebaran usaha sejenis
-
3.Jangkauan serta aksesibilitas
Dengan menggunakan fitur insight pada GEO MAPID, dilakukan pemetaan kesesuaian lokasi yang menggabungkan parameter-parameter tersebut. Hasil analisis buffer berdasarkan jarak dari Universitas Pendidikan Indonesia menunjukkan tiga zona radius:
-
1.Radius 0–400 meter: Zona ini merupakan lokasi paling ideal dari segi jarak, tetapi tidak ditemukan adanya ruko yang tersedia untuk dijual.
-
2.Radius 400–800 meter: Terdapat beberapa ruko yang tersedia. Dari hasil pemetaan kesesuaian, hanya satu ruko yang berada di dalam area yang dikategorikan "Sesuai" (berwarna hijau muda), yang menandakan kombinasi optimal antara kepadatan penduduk dan tingkat persaingan yang relatif rendah.
-
3.Radius 800–1.200 meter: Meskipun jumlah ruko yang tersedia lebih banyak, radius ini dinilai terlalu jauh dari kampus sehingga kurang strategis untuk menargetkan pasar mahasiswa.

Berdasarkan analisis tersebut, ruko yang paling direkomendasikan adalah satu-satunya unit yang berada dalam radius 400-800 meter dan masuk dalam kategori "Sesuai". Platform GEO MAPID juga memungkinkan peneliti untuk mengakses informasi detail mengenai properti ruko tersebut mencakup harga, luas tanah, dan luas bangunan, yang dapat menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut bagi calon investor.
- Properti Ruko dan Analisis Isochrone

Setelah mengidentifikasi satu ruko paling potensial melalui buffer dan kepadatan penduduk, langkah selanjutnya adalah meninjau detail properti tersebut. Platform GEO MAPID memberikan informasi mendetail mengenai properti dari data yang digunakan, seperti alamat lengkap, harga jual, hingga luas dari ruko tersebut. Informasi properti sangat penting sebagai pertimbangan dalam membangun bisnis restoran (food & beverage) terutama jika ingin mendapatkan harga jual yang sesuai dengan modal usaha. Dapat dilihat bahwa ruko yang direkomendasikan secara lokasinya yang strategis berdasarkan buffer dari Universitas Pendidikan Indonesia dan kesesuaian jumlah penduduk pada kecamatan sukasari adalah ruko yang beralamat di Gegerkalong, Bandung Kota dengan harga jual senilai Rp1.600.000.000,00.

Untuk menguji lebih lanjut nilai strategis dari lokasi terpilih, penelitian ini menggunakan analisis isochrone. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan dari restoran berdasarkan aksesibilitas jalan dan waktu tempuh selama 10 menit menggunakan kendaraan serta berjalan kaki. Pentingnya analisis jangkauan dengan berjalan kaki didukung oleh Primasari dkk. (2013), yang menyatakan bahwa sebagian mahasiswa cenderung tidak memiliki kendaraan pribadi dan memilih berjalan kaki untuk aktivitas di sekitar kampus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini divisualisasikan pula jangkauan dari restoran berdasarkan waktu tempuh dengan berjalan kaki. Meskipun tidak seluas jangkauan dengan menggunakan kendaraan, hasil dari isochrone dengan berjalan kaki cukup menjangkau daerah gegerkalong terutama di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia.
- SINI AI

Dalam penelitian ini, SINI AI digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai peluang dan tantangan dari lokasi yang akan didirikan restoran seafood. Berikut merupakan hasil dari data spasial yang diubah menjadi jawaban untuk bahan pertimbangan secara mendalam.
Peluang:
-
1.Populasi yang besar menawarkan pasar potensial yang besar untuk bisnis F&B.
-
2.Permintaan yang tinggi untuk produk makanan dan minuman berdasarkan data pengeluaran makanan.
-
3.Lokasi ini memiliki tingkat kerawanan bencana yang sangat rendah.
-
4.Banyaknya fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan visibilitas bisnis.
Tantangan:
-
1.Walaupun pengeluaran untuk makanan tinggi, variasi dalam daya beli masyarakat perlu dipertimbangkan agar dapat menyesuaikan dengan target pasar yang tepat.
-
2.Harga properti yang tinggi dapat meningkatkan biaya awal untuk mendirikan usaha.

Berkaitan dengan pengeluaran makanan yang tinggi pada lokasi yang dipilih, SINI dapat memberikan informasi mengenai pengeluaran makanan secara spesifik. Karena bisnis yang akan dibuka merupakan restoran seafood, penelitian ini mencari jenis ikan mana yang paling diminati oleh masyarakat di sekitar kampus UPI. Tingginya konsumsi ikan mas di wilayah tersebut mengakibatkan pengeluaran per kapitanya menjadi lebih tinggi sehingga dapat dianggap bahwa ikan mas adalah jenis ikan yang paling sering dibeli, disusul oleh udang, lobster, dan nila. Dengan informasi tersebut, para pelaku usaha bisnis F&B tentunya dapat menjadi lebih siap dalam mendirikan restoran dan menarik minat konsumen.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan platform GEO MAPID efektif dalam menentukan lokasi strategis untuk membuka bisnis F&B di sekitar lingkungan kampus. Dengan menerapkan metode analisis buffer pada radius 400 - 800 m dari kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan menggunakan parameter jumlah penduduk di Kecamatan Sukasari, diperoleh informasi mendetail mengenai ruko yang tersedia untuk dibangun restoran seafood dengan target pasar mahasiswa. Fitur SINI juga dapat membantu untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan bisnis berdasarkan data spasial di lokasi tersebut.
Hasil analisis merekomendasikan sebuah ruko di kawasan Gegerkalong, Kota Bandung. Lokasi ini terbukti strategis karena memenuhi beberapa kriteria, seperti:
-
1.Berada dalam radius ideal 400–800 meter dari pusat aktivitas kampus.
-
2.Terletak di area dengan kepadatan penduduk yang mendukung dan tingkat persaingan yang rendah untuk usaha sejenis (restoran seafood).
-
3.Memiliki aksesibilitas yang tinggi, menjangkau target konsumen secara efektif baik yang menggunakan kendaraan maupun yang berjalan kaki.
Secara keseluruhan, pendekatan analisis spasial ini dapat menjadi rekomendasi kuat bagi pelaku usaha F&B dalam mengambil keputusan lokasi yang optimal untuk membuka bisnis di kawasan dengan potensi pasar yang tinggi seperti lingkungan sekitar kampus.
Referensi
Kristanti, R. D., & Putro, T. A. (2022). PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN LOKASI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA GANGNAM MIE KOREA RESTO. Parsimonia-Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 9(2), 20-30
Primasari, D. W., Ernawati, J., & Wicaksono, A. D. (2013). Pemilihan moda transportasi ke kampus oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. The Indonesian Green Technology Journal, 2(2), 84-93.
Rifai, M. S. A., & Par, M. M. (2023). INDUSTRI PELAYANAN FOOD & BEVERAGE. PENGANTAR BISNIS PARIWISATA: Perhotelan, Food and Beverage Service, dan Pengembangan Destinasi Wisata, 83.
Seliske, L., Pickett, W., Rosu, A., & Janssen, I. (2012). Identification of the appropriate boundary size to use when measuring the food retail environment surrounding schools. International journal of environmental research and public health, 9(8), 2715-2727.
Zuliarni, S., & Hidayat, R. T. (2013). Analisis faktor pertimbangan pebisnis restoran kelas kecil di lingkungan kampus universitas riau dalam pemilihan lokasi usaha. Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(2), 100-119.
Pramitasari, D., & Wulandari, E. (2024). Karakteristik Commercial Signage pada Fasad Bangunan Kuliner (F&B) di Penggal Jalan Kaliurang Yogyakarta. Journal of Architectural Design and Development (JAD), 5(2), 120-135.
Pakpahan, R. (2021). Analisa pengaruh implementasi artificial intelligence dalam kehidupan manusia. Journal of Information System, Informatics and Computing, 5(2), 506-513.