Analisis Keterjangkauan Transportasi Publik terhadap Gerai Tomoro Coffee di DKI Jakarta

16/02/2025 • Nur Rahmatul Azizah


Tomoro Coffee
Tomoro Coffee

Pendahuluan

Perkembangan transportasi publik di DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan, seperti penggunaan Transjakarta, KRL, MRT, LRT menjadi salah satu titik transit tempat berkumpulnya banyak orang. Hal ini menjadi salah satu faktor penarik bagi bisnis kopi yang menargetkan kalangan menengah. Salah satu gerai kopi yang sedang mengalami perkembangan pesat adalah Tomoro Coffee. Tomoro Coffee adalah kedai kopi yang berfokus pada efisiensi, kualitas dan inovasi. Berdiri pada Agustus 2022 pertama kali di Landmark Pluit. Tomoro coffee berencana membuka 1.000 gerai di Indonesia pada akhir 2024. Oleh karena itu, analisis ini bertujuan untuk melihat keterjangkauan transportasi publik terhadap salah satu brand kopi yang affordable.

Metodologi

Data yang digunakan adalah persebaran titik gerai Tomoro Coffee (yang diperoleh dari hasil Scraping Data Google Maps) dan transportasi publik yang diwakili dengan jaringan jalan dan halte/stasiun. Data jaringan jalan akan digunakan sebagai dasar untuk network analysis untuk menghasilkan service area pada setiap titik sarana transportasi publik (halte Transjakarta, KRL, LRT, dan MRT). Dasar penentuan kriteria keterjangkauan menggunakan batasan 500m, 1000m, dan 2000m dengan asumsi jarak tersebut dapat ditempuh dengan nyaman ketika berjalan kaki. Kemudian service area pada setiap halte/stasiun dilakukan intersect terhadap gerai Tomoro Coffee sehingga diketahui mana saja lokasi yang termasuk ke dalam area terjangkau.

Hasil dan Pembahasan

Jumlah gerai Tomoro Coffee di DKI Jakarta terdapat 109 gerai, distribusinya terkonsentrasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, dengan jumlah masing-masing gerai sebanyak 40 dan 24 gerai. Tomoro Coffee adalah brand muda yang berkompetisi dengan beberapa brand kopi lokal lain yang sudah terkenal, seperti Fore, Kopi Kenangan, dan Janji Jiwa. Oleh karena itu, menarik untuk melihat pola persebaran penentuan lokasi gerai yang dilakukan. Salah satunya melalui aksesibilitas dari segi transportasi publik. Tomoro Coffe membranding diri dengan harga yang terjangkau. Maka tentunya akan ditempatkan di lokasi-lokasi pusat kegiatan yang mudah diakses oleh banyak orang.

Berdasarkan hasil analisis keterjangkauan yang telah dilakukan, terdapat sekitar 48 gerai atau setara dengan 44% dengan rincian sebagai berikut:

  • Jangkauan 0-500 m : 3 gerai
  • Jangkauan 500-1000 m : 13 gerai
  • Jangkauan 1000-2000 m : 32 gerai

Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyak gerai yang dapat diakses dengan mudah oleh para pengguna transportasi umum, terutama commuter dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi, sehingga berpeluang sebagai target market bagi pengembangan Tomoro Coffee.

Apabila melihat secara sekilas persebaran gerai Tomoro Coffee terhadap halte maupun stasiun, dapat ditemukan kecenderungan lokasinya beriringan satu-sama lain, terutama pada stasiun KRL, MRT, maupun LRT. Adapun, pada persebaran halte Transjakarta masih dapat terlihat persebaran gerai Tomoro Coffee yang tidak berdekatan atau masuk dalam area jangkauan halte.

halte transjakarta x tomoro coffee

Stasiun KRL terhadap Tomoro Coffee

stasiun LRT terhadap Tomoro

Stasiun MRT terhadap Tomoro Coffee

Selain itu, setelah dianalisis ditemukan pula 3 lokasi gerai Tomoro Coffee yang dapat diakses dengan mudah melalui lebih dari satu halte/stasiun, yakni Tomoro Coffe Chub Square, Tomoro Coffe Wisma KEIAI, dan Tomoro Coffe Wisma Kodel yang terletak di daerah Sudirman.

Rekomendasi

Pola persebaran Tomoro Coffee yang berkaitan erat dengan persebaran sarana transportasi publik memiliki potensi sebagai target market para commuter yang memerlukan untuk go and grab fast atau sekedar tempat singgah penat sebelum pulang ke rumah. Salah satu strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh Tomoro Coffee yakni menjalin kerjasama dengan transportasi publik untuk melakukan transit advertising, dengan mengiklankan produk pada bagian dalam stasiun maupun di moda transportasi. Selain itu, apabila diperlukan strategi promosi juga dapat dilakukan dengan membeli "naming right" pada halte atau stasiun, sebagaimana yang dilakukan oleh Kopi Tuku dengan membeli naming right Stasiun Cipete Raya.

Namun, perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam untuk memahami faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pola persebaran gerai Tomoro Coffee, seperti fasilitas komersial, fasilitas pendidikan, serta keberadaannya relatif terhadap kompetitor bisnis kopi lainnya. Hal ini akan dapat menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang pemahaman pola persebaran gerai Tomoro Coffee.

Data Publications