Pendahuluan
Kota Magelang, adalah salah satu kota strategis di Provinsi Jawa Tengah yang menyuguhkan perpaduan antara kekayaan sejarah, budaya, dan dinamika pembangunan. Terletak di jalur antara Semarang dan Yogyakarta, kota ini berada pada posisi koordinat sekitar 7º28’ Lintang Selatan dan 110º13’ Bujur Timur. Berdasarkan data administratif terkini, luas wilayah Kota Magelang mencapai sekitar 18,54 km², dengan jumlah penduduk per pertengahan tahun 2024 tercatat mencapai 128.591 jiwa. Hal ini menghasilkan kepadatan penduduk yang mencapai kira-kira 8.000 jiwa per km²
Kota Magelang tidak hanya dikenal karena aspek geografisnya, melainkan juga karena identitas budayanya yang khas. Disandang dengan julukan seperti Kota Militer, Kota Getuk, dan Kota Sejuta Bunga, Magelang menyimpan berbagai warisan sejarah dan tradisi yang hidup. Keberadaan situs-situs bersejarah serta kegiatan budaya yang terus dilestarikan menjadikan kota ini sebagai destinasi unggulan bagi para wisatawan, sekaligus pusat pendidikan dan kegiatan komunitas yang mendukung perkembangan ekonomi lokal.
Dengan status tersebut menjadikan Kota Magelang mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor baik dari para penglaju maupun wisatawan. Berdasarkan data dari Unit Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Magelang, jumlah kendaraan bermotor di daerah ini mengalami peningkatan di sepanjang tahun 2024 hingga saat ini terdapat 60.383 unit kendaraan bermotor. Adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut, akan berdampak pada peningkatan jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Magelang. Secara umum, konsumsi Bahan Bakar Minyak untuk kota magelang di tahun 2024 adalah 22 353 Kiloliter (PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah). Sehingga banyak para investor yang menanamkan modal dengan membuka beberapa SPBU baru di beberapa titik Kota Magelang. Perkembangan dalam pembanguna SPBU baru di Kota Yogyakarta dapat dikatakan cukup pesat seiring dengan pemanfaatan lahan yang pesat pula. Hingga tahun 2024, Kota Magelang memiliki lima SPBU. Namun, persebaran SPBU yang ada cenderung mengelompok dan berdekatan pada jalan nasional. Akibatnya, masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pinggiran kota akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan BBM karena letak SPBU yang kurang terjangkau. Perlu dilakukan suatu upaya untuk mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan membantu para investor untuk memaksimalkan pemasukan SPBU dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan adanya upaya untuk mengevaluasi lokasi SPBU eksisting di Kota Magelang melalui pendekatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.
Metodologi
Analisis Lokasi SPBU ini berada di wilayah Kota Magelang dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. Data yang digunakan berupa data spasial (Demografi Kota Magelang) yang diperoleh dari database Mapid dan data atribut (Lokasi SPBU Pertamina di Kota Magelang) yang kemudian dilakukan pengolahan dengan buffering serta analisis pengamatan langsung dari diri pribadi. Hasilnya berupa peta sebaran lokasi SPBU Pertamina di Kota Magelang beserta keterjangkauan menurut jarak/radius.
Dengan menggunakan radius 2,25 km, analisis ini mengevaluasi apakah SPBU yang ada telah memenuhi standar keterjangkauan bagi masyarakat dalam lingkup kota. Area yang tidak terjangkau dalam radius ini dapat dikategorikan sebagai wilayah dengan akses terbatas terhadap SPBU pertamina. Selain itu, analisis ini juga mempertimbangkan isochrone keterjangkauan dalam kondisi kemacetan dengan waktu tempuh 5 menit berkendara
Kemudian, untuk keterjangkauan berdasarkan kepadatan penduduk, metode yang dilakukan adalah dengan mengoverlay data kepadatan penduduk yang telah diklasifikasikan ke dalam kelas kelas berdasarkan tingkat kepadatannya. Data ini kemudian dibandingkan dengan persebaran SPBU untuk melihat area yang memiliki akses lebih baik terhadap SPBU.
Klasifikasi kepadatan penduduk yang digunakan adalah dengan mengelompokkan rentang jumlah penduduk dengan warna merah hingga hijau, semakin merah warnanya maka semakin padat pula jumlah penduduk yang mendiami Kawasan tersebut
Dengan klasifikasi ini, dapat dianalisis bagaimana aksesibilitas SPBU di setiap zona kepadatan, terutama dalam melihat apakah daerah dengan tingkat kepadatan tinggi memiliki keterjangkauan yang memadai terhadap SPBU atau justru masih kurang terlayani.
Hasil dan pembahasan
Kota Magelang terdiri dari 3 kecamatan dan 17 kelurahan yang memiliki karakteristik wilayah yang beragam, baik dari segi kepadatan penduduk, infrastruktur, maupun aksesibilitas terhadap berbagai fasilitas publik, termasuk SPBU. Hasil pengumpulan data sebaran lokasi SPBU Pertamina di Kota Magelang dan sekitarnya, terdapat 8 SPBU yang menyebar di setiap wilayah Kota Magelang. Berikut merupakan daftar lokasi setiap SPBU Pertamina di Kota Magelang dan sekitarnya:


Gambar di atas menunjukkan sebaran Lokasi SPBU di Kota Bandung dan sekitarnya. Pada gambar terlihat bahwa lokasi SPBU Pertamina khususnya di Kota Magelang memiliki pola menyebar namun persebaranya Sebagian besar terletak di sisi timur kota magelang yang mana disisi tersebut terdapat jalan nasional yang selalu ramai kendaraan
Analisis Keterjangkauan Supermarket berdasarkan Radius
Untuk mengetahui keterjangkauan lokasi berdasarkan Radius SPBU Pertamina di Kota Magelang dilakukan menggunakan teknik buffer pada perangkat lunak pengolahan data spasial. Perhitungan jarak/batasan area antar SPBU ditentukan pada jarak 2.25 km. Hal tersebut mengacu pada tabel klasifikasi jarak antar SPBU berikut:

Sumber: PT. Pertamina (Sarasadi, 2011)
Dari table tersebut di lakukan buffering titik dengan radius 2,25 km. mengingat Kota Magelang adalah kota terkecil di pulau jawa sehingga perhitungan cakupan luasan disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Hasil analisis buffer menunjukkan bahwa SPBU Pertamina di Kota Magelang dapat mencakup sebagian besar wilayah dengan baik. Sisi sebelah timur Kota Magelang memiliki akses lebih baik karena terjangkau lebih banyak SPBU, sehingga memberikan lebih banyak akses kepada warga sekitar. Tersedianya beberapa SPBU dalam suatu wilayah dapat memberikan akses dan kemudahan warga dalam melakukan pengisisan BBM. Sementara itu, di sisi sebelah barat dan tengah terlihat memiliki keterjangkauan yang lebih rendah dibandingkan dengan area lainya, sehingga warga sekitar yang ingin mengisi BBM dalam beberapa situasi harus mengantri lebih lama dalam melakukan pengisian BBM. Celah dalam keterjangkauan ini bisa menjadi pertimbangan bagi pertamina ataupun pihak swasta dalam merencanakan ekspansi jaringan SPBU, terutama untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penduduk di daerah yang belum terlayani dengan optimal.
Analisis Keterjangkauan Supermarket berdasarkan Kepadatan Penduduk

a. Pada dasarnya SPBU Idealnya berlokasi di daerah yang Kepadatan penduduknya Tinggi (Merah & Oranye).
Wilayah merah & oranye (padat penduduk) adalah area dengan jumlah penduduk terbanyak, berarti kebutuhan warga untuk mengisi BBM akan lebih tinggi dari wilayah lainya. Berdasarkan analisis kepadatan penduduk yang tertampil di peta, hamper semua area merah sudah optimal keterjangkauannya, artinya ada potensi wilayah dengan penduduk padat sudah dieksekusi dengan baik.
b. Pada Wilayah Hijau (Kepadatan Rendah) Tidak Butuh Banyak SPBU.
Wilayah hijau (kepadatan rendah) tidak terdapat SPBU yang dibangun diwilayah tersebut. tetapi untuk kasus wilayah dengan kepadatan rendah di kelurahan jurangombo utara dan kemirirejo, akan lebih baik jika terdapat SPBU berskala kecil supaya tidak terjadi antrian terlalu Panjang di SPBU lainya di saat jam jam sibuk.
c. SPBU di Jalan Nasional akan Lebih Optimal
terdapat 6 SPBU yang terletak di tepi jalan nasional. Hal ini baik karena di kelurahan yang dilintasi jalan nasional merupakan area dengan kepadatan tinggi, jadi kemungkinan besar lebih banyak kendaraan yang melakukan pengisian BBM.
Analisis Keterjangkauan Supermarket berdasarkan Isochrone
1. SPBU Jambewangi

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Jambewangi dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan Kramat utara, Kramat selatan, kedungsari, serta Sebagian kecil kecamatan secang yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau tidak hanya penduduk di sekitar wilayah kota, tetapi juga masyarakat yang tinggal di daerah sekitar wilayah kota yang masih berada dalam radius waktu tempuh yang relatif singkat.
2. SPBU Potrobangsan

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Potrobangsan dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan Kramat utara, Kramat selatan, kedungsari, potrobangsan, wates, serta Sebagian kecil kecamatan secang yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau Sebagian besar wilayah utara kota magelang, tetapi Dibandingkan dengan supermarket sebelumnya, jangkauan SPBU lebih terbatas dan tidak terlalu mencakup kecamatan di luar Kota Magelang. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat SPBU ini lebih banyak melayani pengendara dari area perkotaan.
3. SPBU Menowo

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Menowo dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan Kramat utara, Kramat selatan, kedungsari, potrobangsan, wates, serta Sebagian kecil kelurahan magelang dan gelangan. Jangkauan ini identik dengan jangkauan dari SPBU Potrobangsan karena jarak dari dua SPBU tersebut memang Relatif dekat.
4. SPBU Cacaban

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Cacaban dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari potrobangsan, wates, cacaban, Panjang, magelang, kemirirejo, jurangombo utara serta Sebagian kecil kecamatan bandongan yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau Sebagian besar wilayah Tengah hingga barat kota magelang. SPBU cacaban ini menjadi satu satunya SPBU kota yang dapat mencakup Wilayah Tengah kota magelang, menjadikan keberadaan SPBU ini sangatlah penting bagi Masyarakat setempat. Dan karena menjadi satu satunya SPBU diwilayah Tengah hingga barat kota magelang membuat antrian di SPBU ini menjadi sangat Panjang Ketika disituasi tertentu.
5. SPBU Terminal 1

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Terminal 1 dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan wates, gelangan, Panjang, rejowinangun utara, tidar utara, tidar selatan serta Sebagian kecil kecamatan Tegalrejo yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau Sebagian besar wilayah timur kota magelang dan dapat menjadi andalan bagi warga yang tinggal di daerah sekitar wilayah kota yang masih berada dalam radius waktu tempuh yang relatif singkat.
6. SPBU Terminal 2

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Terminal 2 dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan wates, gelangan, Panjang, rejowinangun utara, tidar utara, tidar selatan serta Sebagian kecil kecamatan Tegalrejo yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini identik dengan jangkauan dari SPBU Terminal 1 karena jarak dari dua SPBU tersebut memang Relatif dekat.
7. SPBU Pakelan

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Pakelan dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan jurangombo Selatan, jurangombo utara, serta Sebagian kecamatan salaman yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau Sebagian wilayah selatan kota magelang, tetapi Dibandingkan dengan SPBU lainnya, jangkauan SPBU lebih menjangkau wilayah kabupten mageang. Lokasinya yang berada di batas kota membuat SPBU ini lebih banyak melayani pengendara dari Sebagian kota dan kabupaten Magelang.
8. SPBU Mertoyudan

Pengendara yang mengisi BBM di SPBU Mertoyudan dengan cakupan isochrone 5 menit berkendara dalam kondisi normal dapat berasal dari Kelurahan tidar Selatan, magersari, serta Sebagian besar kecamatan Mertoyudan yang berada di wilayah kabupaten magelang. Jangkauan ini menunjukkan bahwa SPBU ini dapat menjangkau Sebagian besar wilayah selatan kota magelang, SPBU ini lebih banyak menjangkau wilayah kecamatan mertoyudan, letaknya yang berada dijalan nasional membuat SPBU ini selalu ramai dikunjungi oleh para pengendara.
Kesimpulan
Kota Magelang memiliki 8 SPBU Pertamina dengan pola persebaranya cenderung di sepanjang jalan nasional. Lokasi SPBU Pertamina ini berasosiasi dengan jalan-jalan di Kota Magelang yang tentunya merupakan tempat terjadinya mobilitas masyarakat. Keterjangkauan lokasi SPBU Pertamina di Kota Magelang lebih dominan masuk pada kriteria sangat dekat dengan jarak mencakup 2,25 km menurut klasifikasi Sarasadi, 2011.
Berdasarkan analisis isochrone, wilayah utara, timur dan selatan Kota Magelang memiliki akses SPBU lebih baik karena terjangkau oleh lebih dari satu lokasi. . Sementara itu, beberapa area di perbatasan barat dan tengah memiliki keterjangkauan lebih rendah, yang berpotensi membatasi akses masyarakat terhadap fasilitas perbelanjaan. Akan tetapi ketimpangan tersebut tidak begitu terasa bagi Masyarakat kota Magelang karena wilayah kota yang kecil.
Dengan demikian, Kota Magelang memiliki ketersediaan SPBU Pertamina yang memadai di sebagian besar wilayahnya sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas umum tersebut tanpa khawatir. Namun perlu diperhatikan kalua diwilayah Tengah dan barat kota magelang hanya ada satu SPBU yang efektif berjalan, sehingga masih terdapat peluang bagi pengusaha untuk mengembangkan jaringan SPBU diwilayah tersebut.
Daftar Pustaka
Bina Marga, Direktorat Jenderal. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta : Direktorat Bina Jalan Kota, Direktorat Bina Marga RI dan SWEROAD.
Depary, Astrid Orsini. 2010. “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Semarang”. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Hermawan, Ferry, Bambang Riyanto, Kami Hari Basuki. 2001. Pengembangan Angkutan Umum di Daerah Suburban Kota Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografi. Journal Transportasi– Forum Studi Transportasi Antar Tinggi 9(1) : 39– 50.
Sarasadi, A. (2011). Evaluasi Sebaran Spasial Lokasi Stasiun Pelayanan Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Di Kota Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografis [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
Pertamina. 2013. Sentra Pengisian Bahan Bakar Utama (SPBU).
Triasmoro, Debby. 1998. “Studi Kebutuhan dan Arahan Lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Semarang.” Program Studi Perencanaan Wilayah dan kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
UU No.8 tahun 2001 tentang Pertamina
UU Migas No.22 tahun 2001