Penulis: Husain Abdullah, Nabila Rayhana Aji, Nokia Sigalingging, Velicia Monica
Kota Bandung memiliki beragam objek wisata yang bisa dikunjungi untuk dinikmati keindahan, kenikmatan, bahkan sejarahnya. Ragam objek sejarah di Kota Bandung telah menjadi saksi bisu tentang perjuangan rakyat Bandung untuk bisa lepas dari genggaman penjajah di masa lalu. Untuk menguatkan eksistensi situs sejarah di Kota Bandung, MAPID Community oleh PT Multi Areal Planning Indonesia (MAPID) telah memfasilitasi berbagai komunitas seperti Himpunan Mahasiswa Sains Informasi Geografi, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pariwisata, Himpunan Mahasiswa Planologi Itenas, dan Cerita Bandung untuk berkolaborasi dalam kegiatan MAPID Community Take Action. Pada kegiatan kali ini, komunitas melaksanakan historical tour dan geotagging pada rute “Wanoja Sunda†yang memiliki arti perempuan Sunda. Nama tersebut akan berkaitan dengan objek-objek wisata yang memiliki nilai sejarah kuat beserta tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya, terkhusus para perempuan berdarah Sunda yang memperjuangkan hak pribumi di masa lalu.
Dalam kegiatan ini, peserta dari komunitas dibagi menjadi empat kelompok, didampingi oleh masing-masing mentor untuk melakukan geotagging menggunakan Form MAPID. Peserta melakukan geotagging pada setiap situs sejarah dalam Rute Wanoja Sunda dilengkapi pencatatan data sejarah.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis potensi wisata sejarah rute Wanoja Sunda dengan metode pengumpulan data geotagging dan analisis data menggunakan teknis analisis jaringan.
WAKTU DAN LOKASI KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2024, berlokasi di Kota Bandung, tepatnya di sekitar Kecamatan Astanaanyar dan Kecamatan Regol. Tur sejarah ini akan melibatkan geotagging di setiap titik yang dikunjungi, di mana peserta akan mengikuti pemandu secara bersama-sama ke setiap lokasi.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN METODE
Dalam proses pengumpulan data tentunya menggunakan Form MAPID yang dapat membantu kami dalam proses pengambilan data lokasi secara langsung dengan metode geotagging. Geotagging adalah proses dalam penambahan informasi posisi data dengan memanfaatkan GPS sehingga mendapatkan informasi latitude dan longitude dalam sebuah foto digital (Hibsy dan Wibowo, 2020).
Adapun metode yang digunakan setelah dilakukan pengambilan titik koordinat ini yakni metode network analysis untuk menemukan rute jaringan yang paling efisien dari suatu lokasi awal ke tujuan tertentu (Tranggono dalam Saputro, 2024). Network analysis digunakan untuk menyelesaikan masalah terkait jaringan. Metode pemodelan spasial ini dapat menjawab beberapa pertanyaan baik itu terkait jarak, ketepatan waktu, dan cakupan area. Menurut Ahmed, dkk. dalam Baihaqi (2017), ada beberapa teknik analisis jaringan, di antaranya:
-
1.Route (Rute): Analisis rute dapat menghasilkan rute terbaik dari satu lokasi ke lokasi lain atau untuk mengunjungi beberapa lokasi sekaligus berdasarkan waktu perjalanan yang bergantung pada kondisi lalu lintas pada suatu jaringan jalan. Rute ini ditentukan berdasarkan urutan lokasi yang telah ditetapkan.
-
2.Service Area (Area Pelayanan): Analisis area pelayanan adalah suatu analisis jangkauan yang berdasarkan jarak dan waktu. Analisis area pelayanan menentukan wilayah yang dapat dicapai dari suatu lokasi dalam jangka waktu tertentu atau jarak tertentu. Misalnya, area yang dapat dicapai dari sebuah pusat bangunan bersejarah dalam jarak 400, 800, dan 1200 meter. Ini membantu dalam perencanaan dan penempatan fasilitas layanan.
-
3.Closest Facility: Analisis fasilitas terdekat adalah suatu analisis untuk menemukan fasilitas terdekat yang dapat dicapai dalam periode tertentu dari suatu lokasi kejadian berdasarkan waktu perjalanan dan informasi lalu lintas yang tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Service Area Rute Wanoja Sunda
Dari napak tilas sejarah ini, terdapat 10 titik sejarah yang dikunjungi pada Rute Wanoja Sunda. Titik-titik ini diproses menggunakan dua teknik analisis jaringan yakni service area dan closest facility. Teknik service area menunjukkan jalan-jalan dengan jangkauan jarak sejauh dua kilometer dari titik-titik rute sejarah sehingga kita dapat melihat jalan apa saja yang berada dekat dengan rute tersebut.
Closest Facility Rute Wanoja Sunda
Adapun teknik closest facility yang menentukan fasilitas terdekat yang dari titik rute sejarah Wanoja Sunda. Untuk fasilitas sendiri mengambil tiga fasilitas yakni niaga (perdagangan/pusat perbelanjaan), pendidikan, dan ibadah. Ketiga fasilitas ini dipilih berdasarkan kegiatan apa saja yang berhubungan dengan rekreasi. Fasilitas niaga, pastinya tidak lengkap bila rekreasi tanpa belanja. Kemudian fasilitas pendidikan seperti sekolah (semua jenjang) dapat melakukan tur sambil belajar mengenai sejarah dari tempat-tempat tersebut. Adapun fasilitas ibadah yang penting untuk melaksanakan ibadah. Kemudian dari hasil closest facility ini ketiga fasilitas tersebut memang banyak di sekitar titik rute tersebut karena seperti yang kita tahu Kota Bandung memiliki aksesibilitas yang memadai terhadap fasilitas dan ini baru sebagian kecil dari kawasan rute tersebut.
Peta dan Sejarah Rute Wanoja Sunda
Selain melakukan analisis secara spasial, kami membuat peta rute Wanoja Sunda dan sejarah pada titik-titik yang sudah dikunjungi sebagai berikut :
Ada cerita unik dan tentunya belum diketahui oleh semua orang terkait sejarah Rute Wanoja Sunda ini. Berikut adalah penjelasannya:
Balonggede
Balonggede merupakan kawasan bersejarah yang dikenal sebagai pusat administrasi dan pemerintahan pada masa lalu, dengan bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini. Kawasan ini dekat dengan kantor pemerintahan dan berfungsi sebagai tempat di mana pejabat pemerintah berkumpul dan menjalankan tugas mereka. Orang-orang yang diundang ke Balonggede seringkali disuguhi hidangan khas Bandung seperti ikan mujair dan gurame, yang khusus disajikan untuk mereka yang memiliki wewenang dalam pemerintahan.
Pendopo Bandung
Pendopo Bandung, yang terletak di kawasan ini, adalah rumah dinas resmi Wali Kota Bandung dan pusat kegiatan pemerintahan kota. Pendopo ini memiliki arsitektur unik yang terinspirasi dari sisik ikan dan motif batik gringsing, yang memiliki makna simbolis menolak sakit atau melindungi dari penyakit. Pendopo ini juga dilengkapi dengan lonceng berwarna emas yang menambah keanggunan bangunan tersebut. Selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan, Pendopo Bandung juga memiliki nilai sejarah sebagai cikal bakal dari sekolah Dewi Sartika. Dewi Sartika, seorang tokoh pendidikan perempuan, memiliki semangat dan passion yang besar dalam mengajar dan memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan pribumi. Sekolah yang didirikannya menjadi pionir dalam memajukan pendidikan perempuan di Indonesia.
Monumen Stilasi ke-6 Bandung Lautan Api
Monumen Stilasi ke-6 Bandung Lautan Api memperingati peristiwa yang terjadi pada Maret 1946, ketika warga Bandung membakar kota mereka untuk mencegah tentara sekutu dan NICA menggunakan kota tersebut sebagai basis militer. Dari Gunung Papandayan, Bandung terlihat seperti lautan api, memberikan inspirasi kepada Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu "Halo-Halo Bandung". Situs ini dulunya adalah kantor Siliwangi, tetapi sekarang menjadi warung bakso tulang sapi. Di Balai Kota Bandung terdapat bunga patrakomala, menjadi simbol kecantikan kota. Jika dilihat dari dekat, kelopak bunga patrakomala saat mekar seolah menyerupai ekor merak maka tak jarang Patrakomala juga biasa disebut Kembang Merak. Bandung dikenal sebagai "Kota Kembang", mengartikan perempuan cantik, menggambarkan keindahan dan daya tarik kota ini.
Bambu Runcing Monumen Perjuangan Maras TKR Divisi III
Bambu Runcing Monumen Perjuangan Markas TKR Divisi III didirikan untuk menghormati perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Divisi III, yang memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Monumen ini melambangkan semangat juang dan keberanian para pejuang yang terlibat dalam pertempuran melawan penjajah. Bentuk monumen yang menyerupai bambu runcing menjadi simbol perjuangan rakyat Indonesia yang menggunakan senjata sederhana untuk melawan musuh yang lebih kuat. Penempatan monumen ini di samping Mall Yogya Kepatihan menambah nilai historis situs tersebut, mengingat Yogya Kepatihan adalah situs bersejarah yang sebelumnya merupakan kantor Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR, sebuah lembaga yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama masa perjuangan kemerdekaan, memainkan peran penting dalam transisi dari penjajahan menuju kemerdekaan. Meskipun kini situs ini berfungsi sebagai pusat kegiatan baru, sejarahnya sebagai markas BKR tetap menjadi bagian penting dari warisan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Monumen dan lokasi ini berfungsi sebagai pengingat akan dedikasi dan pengorbanan para anggota TKR serta sebagai simbol penting dari masa transisi negara menuju kemerdekaan.
Makam Para Pahlawan dan Boepati Bandung
Makam Para Pahlawan dan Boepati Bandung adalah situs bersejarah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pahlawan dan Bupati Bandung yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai tempat ziarah, makam ini juga diperluas oleh Bupati Bandung untuk menampung pemakaman masyarakat yang meninggal akibat wabah kolera di kota tersebut. Di situs ini dimakamkan tokoh-tokoh penting seperti Raden Adipati Aria (R.A.A.) Wiranatakusumah II atau Dalem Kaum (1794-1829), serta Nyi Rd. Kendran, istri dari Bupati Bandung ke-XV Rd. Tumenggung Male Wiranatakusumah, dan Penghulu Kabupaten Bandung Rd. Moch Soleh. Di luar area makam utama, terdapat pula puluhan makam kerabat lainnya, termasuk Pahlawan Nasional Rd. Dewi Sartika, pelopor pendidikan perempuan, dan Tokoh Kesehatan R. Hasan Sadikin, yang berperan dalam pengembangan kesehatan masyarakat di Bandung. Makam ini berfungsi sebagai simbol penghormatan atas jasa-jasa dan perjuangan mereka.
Jalan Kalipah Apo
Jalan Kalipah Apo adalah kawasan perdagangan yang berkembang pesat sejak zaman kolonial, dinamai dari seorang pedagang keturunan Arab yang berperan penting dalam ekonomi Kota Bandung. Pedagang tersebut dikenal dengan nama Kalipah Apo, yang kontribusinya dalam sektor perdagangan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota ini. Nama Kalipah Apo juga terkait dengan Snouck Hurgronje, seorang ahli antropologi yang melakukan studi mendalam tentang masyarakat perdagangan di Indonesia. Jalan ini tidak hanya mencerminkan sejarah perkembangan perdagangan di Bandung tetapi juga menghormati peran penting pedagang-pedagang awal serta pengaruh studi akademis yang mendokumentasikan dinamika ekonomi kota.
Rumah Pribadi Bapak A.H. Nasution
Tidak terlalu banyak sejarah di tempat ini dan murni hanya rumah pribadi. Namun hingga saat ini, rumah A.H. Nasution sudah ditempati oleh orang lain.
Monumen Stilasi ke-5 Bandung Lautan Api
Monumen Stilasi ke-5 Bandung Lautan Api yang terletak di Jalan Kautamaan Istri tepatnya di depan SD Dewi Sartika. Dahulu pada titik ini dijadikan dapur umum untuk memenuhi pasokan makanan saat Bandung Lautan Api ini berlangsung.
Sakola Kautamaan Istri
Sakola Kautamaan Istri, didirikan oleh Dewi Sartika pada 16 Januari 1904 di Paseban Kulon Pendopo Kabupaten Bandung, adalah institusi pionir dalam pendidikan perempuan di Indonesia. Sekolah ini memulai operasional di kandang kuda dengan fasilitas sederhana, seperti papan tulis dari papan istal dan arang, serta meja kelas dengan lekukan untuk menyimpan benang dan tinta. Biaya pembangunan berasal dari tabungan pribadi Dewi Sartika dan bantuan dari kabupaten. Dengan fokus pada keterampilan praktis seperti membatik, menyetrika, memasak, menjahit, merenda, mencuci, dan menyulam, serta pelajaran tambahan seperti bahasa Melayu, agama, kesehatan, dan Bahasa Belanda, sekolah ini memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan pribumi. Seiring berjalannya waktu, kurikulum Sakola Kautamaan Istri telah berkembang menjadi kurikulum nasional, mencerminkan kontribusi besar Dewi Sartika dalam memajukan pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih adalah tempat tinggal dari Inggit Garnasih, istri kedua Soekarno, yang memiliki peran penting dalam kehidupan dan perjuangan Proklamator Indonesia tersebut. Inggit Garnasih, yang lahir pada 17 Februari 1888 di Bandung, memberikan dukungan moral dan finansial selama masa-masa sulit perjuangan kemerdekaan, termasuk saat Soekarno dipenjara dan diasingkan. Selain mendampingi Soekarno secara pribadi, Inggit juga berkontribusi secara finansial dengan berjualan jamu, kretek, dan bedak untuk menopang perjuangan dalam memerdekakan Indonesia. Meskipun pernikahan mereka berakhir pada tahun 1943, peran Inggit Garnasih tetap dikenang sebagai pahlawan perempuan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Rumah bersejarah yang terletak di Kota Bandung ini mengenang jasa-jasanya dengan menampilkan koleksi benda pribadi dan dokumen bersejarah yang menggambarkan kehidupan mereka bersama serta kontribusi Inggit dalam perjuangan kemerdekaan.
Potensi Pengembangan Wisata Rute Wanoja Sunda
Pengembangan sebuah wilayah menjadi destinasi wisata menurut Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 bahwa destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasiltas umum, aksesibiltas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Rute Wanoja Sunda memiliki potensi untuk dijadikan sebuah pola jalur wisata yang memenuhi syarat sebagai destinasi wisata yang meliputi komponen-komponen tersebut yang disebut 3A yaitu Attraction, Amenities, dan Accessibility. Atraksi (attraction) adalah suatu daya tarik yang dimiliki objek sebagai alasan untuk dikunungi. Amenitas (aminities) merupakan pelayanan wisata yang mendukung sehingga wisatawan dapat lebih menikmati kunjungannya dan nyaman saat berwisata karena fasilitas penunjang wisata seperti tempat makan, tempat ibadah, tempat sanitasi bisa dijangkau di sekitar objek wisata. Aksesibilitas (accessibility) merupakan kemudahan untuk mencapai objek wisata yang menjadi tujuan. Dari ketiga komponen tersebut tentunya masyarakat sekitar yang bekerja sama dengan pemerintah dalam mengelola objek-objek wisata yang ada dalam rute tersebut.
Melalui analisis jaringan yang dilakukan terhadap rute Wanoja Sunda ini bisa menghasilkan jawaban bahwa rute Wanoja Sunda ini memenuhi persyaratan sebuah daerah bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Rute Wanoja Sunda memiliki atraksi yang bisa dinikmati oleh para wisatawan, mulai dari wilayah Balonggede, monumen stilasi, Pendopo, Makan Boepati, hingga Rumah Inggit Garnasih itu merupakan objek-objek wisata sejarah yang bisa dinikmati oleh para wisatawan. Amenitas yang terdapat pada rute Wanoja Sunda dihasilkan dari analisis closest facility di mana hasil tersebut menunjukan fasilitas seperti tempat ibadah, tempat niaga, dan fasilitas pendidikan. Terakhir berdasarkan aksesibiltas menunjukkan bahwa rute Wanoja Sunda merupakan rute yang berada di tengah-tengah Kota Bandung dan memiliki akses jalan yang bisa dilewati oleh kendaraan roda dua, roda empat, bahkan aman untuk dilalui oleh pejalan kaki.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hibsy, A., & Wibowo, A. (2020). Implementation of Security Features with JSON Web Tokens and Geo-tagging Features in Web Service Training From Home Applications. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), 4(4), 618-626.
Saputro, R. A. T., Kasanah, Y. U., Marddani, O. R., & Niami, K. (2024). Optimasi Rute Distribusi Unggas Berbasis Network Analysis-GIS Menggunakan Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Window Pickup and Delivery. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya, 10(1), 51-60.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009