Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

26/03/2022 • Juma Maulana

Kota_Bekasi

Kota Panas 2015

Kota Panas 2018

Kota Panas 2020

Kota Panas 2021

Signifikasi Kota Panas 2015-2021

Monitoring Fenomena Kota Panas


Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi
Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Latar Belakang

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Jumlah penduduk kota ini sebanyak 2,54 Jiwa pada tahun 2020 ( BPS Kota Bekasi,2020). Kota ini merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.

Perkembangan ini mengakibatkan terjadinya perubahan tutupan lahan menjadi daerah terbangun. Banyaknya lahan terbangun membuat kota bekasi menjadi sangat padat dan tingkat mobiltas penduduknya cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan wilayah kota bekasi cendrung dikatakan sebagai planet lain karena kemacetan dan suhu kotanya yang sangat panas.suhu yang cukup panas pada area perkotaan biasa disebut sebagai fenomena kota panas/urban heat island (UHI).

Suhu yang cukup panas pada area perkotaan membuat wilayah tersebut menjadi tidak nyaman untuk di huni, karena efek ini mengakibatan penghuninya mengalami heatstrees/tekanan panas berlebih dalam fisik manusia. Efek buruk yang ditimbulkan seperti dehidrasi, pusing, kulit terbakar, mual, lemas dan lainnya.

Perlu adanya sebuah kajian dan mitigasi mengenai fenomena kota panas ini, karena jika dibiarkan efeknya akan berdampak sangat buruk. Diperlukamn juga sebuah teknologi untuk menjawab permasalahan ini, dikarenakan kota bekasi saat ini sedang merencakan konsep Smart City, dimana program ini mendukung terbentuknya satudata terutama dalam bidang geopstial untuk mendukung proses pembangunan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu dalam publikasi ini, akan dimuat sebuah Sistem informasi spatial berbasis WEB, dimana dalam sistem ini terdapat informasi perubahan suhu dan area terdampak kota panas di kota bekasi. Diharapkan sistem ini bisa diaplikasikan dan dijadikan rujukan oleh pemerintah, sebagai bahan acuan dalam proses perencanaan tata kota terutama dalam perencanaan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai solusi dalam mengurangi dampak dari fenomena kota panas dan terwujudnya konsep Smart City.

Tujuan

  • Mengetahui perubahan suhu di Kota Bekasi selama 6 tahun terakhir
  • Mengetahui area terdampak fenomena kota panas di Kota Bekasi selama 6 tahun terakhir
  • Membuat sebuah Sistem Informasi Data berbasis WEB mengenai fenomena kota panas di Kota Bekasi

Perumusan Masalah

  • Bagaimana perubahan suhu di Kota Bekasi selama 6 tahun terakhir ?
  • Bagaimana melakukan pemetaan area terdampak fenomena kota panas di Kota Bekasi selama 6 tahun terakhir ?
  • Bagaimana membuat sebuah Sistem Informasi Data berbasis WEB mengenai fenomena kota panas di Kota Bekasi ?

Fenomena Kota Panas

Fenomena Kota panas atau sering disebut dengan urban heat island ( UHI ) merupakan sebuah fenomena di mana kondisi suhu di daerah perkotaan, dan pusat kota khususnya, lebih tinggi daripada suhu daerah sekitarnya.

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Beberapa dampak negatif dari UHI yaitu dapat mempengaruhi flora perkotaan, iklim, konsentrasi polutan, kualitas udara, kesehatan manusia, dampak lingkungan dan ekonomi, kenyamanan termal, dan pemanasan global. Hal ini memainkan peran besar pada kualitas kehidupan perkotaan. ( Firozjaei, dkk, 2020)

Data

Data yang digunakan yakni data satelit citra landsat-8 yang diperoleh dari badan USGS (sumber: http//earthexplorer.usgs.gov).

Pengolahan Data

Data citra landsat 8 dilakukan kalibrasi radiometerik terlebih dahulu untuk memperbaiki kualitas data citra, setelah itu dilakukan proses estimasi nilai emsivitas tanah dengan memanfaat indeks vegetasi , setelah dilakukan proses estimasi emisvitas , data thermal pada kanal 10 ( Thermal ) dilakukan proses Brightness Temperature kemudian di ekstrac dengan data emisivitas untuk mendapatkan nilai suhu permukaan. Hasil estimasi suhu permukaan kemudian dilakukan proses threshold untuk mengetahui area yang terdampak fenomenna kota panas. Hasil selanjutnya dilakukan analisis spatial untuk mengetahui pola dan luasan area terdamapak yang kemudian di integrasikan hasil tersebut dengan flatfrom milik MAPID untuk membuat sistem informasi berbasis WEB. Dapat dilihat pada diagram alir berikut :

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Note :

  • Metode untuk estimasi nilai suhu permukaan pada citra landsat-8 yaitu
  • Pengolahan estimasi suhu permukaan menggunakan google earth engine
  • Citra yang digunakan merupakan rata rata dari citra selama 6 bulan dibulan kering

Analisis

Perubahan suhu

Berikut Tabel perubahan suhu kota bekasi tahun 2015-2021.

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Perubahan Suhu di Kota Bekasi Tertinggi terjadi pada tahun 2018 dan mengalami penurunan pada tahun 2020-2021 , penurunan ini kemungkinan besar diakibatkan karena berkurangnya mobilitas nasyarakat akibat pandemi covid-19.

Berikut Visualisasi Perubahan suhu di Kota Bekasi

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Berikut link yang dapat dikunjungi untuk melihat perubahan suhu permukaan berbasis website ( Google Earth Engine ) :

Monitoring Perubahan Suhu Kota Bekasi

Area Terdampak Kota Panas

Berikut luas area terdampak kota panas di Kota Bekasi

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Luas area kota panas di Kota Bekasi Cendrung mengalami peningkatan walaupun terjadi penurunan suhu hal ini diakibatkan karena efek yang ditimbulkan dari material bangunan pada daerah urban yang cendrung menyerap panas sehingga panas berlebih tidak dipantulkan langsung keluar bumi namun diserap oleh bahan material tersebut, akibatnya area tersebut lebih panas dan daerah yang semula belum terjadi fenomena kota panas kini turut mengalami.

Dari data diatas menunjukan setiap tahunya hampir 40% wilayah di Kota Bekasi mengalami fenomena Kota Panas. Hal ini berarti Kota Bekasi sudah berada pada kondisi yang cukup mengkhawatirkan, maka perlu adanya sebuah upaya untuk mengurangi dampak dari fenomena kota panas ini.

Hasil persebaran fenomena kota panas kemudian dilakukan overlay untuk melihat wilayah mana saja yang cendrung mengalami fenomena kota panas sepanjang 6 tahun terakhir, hasil menunjukan terdapat 2201 Hektar atau sekitar 10% dari total luas lahan di Kota Bekasi.

Untuk melihat lebih jelas mengenai sebaran dan luasan area terdampak kota panas dapat dilihat pada WebGIS yang telah dibuat pada flatfrom MAPID

WebGIS Fenomena Kota Panas di Kota Bekasi

Untuk WebGIS ini dapat dilihat pada laman WEB diatas.

WEB ini menampilkan data sebaran dan luasan area terdampak fenomena kota panas di Kota Bekasi

Berikut tampilan :

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

Pada tampilan tersebut anda dapat menyalakan atau mematikan layer sesuai yang anda inginkan untuk melihat persebara area terdampak kota panas. Atau bisa juga menyalakan beberapa layer.

Anda juga dapat melihat sebaran dan luasan area perkecamatan yang mengalami dampak fenomena kota panas

Monitoring Fenomena Kota Panas Sebagai Bahan Mitigasi dan 
Perencanaan Smart City di Kota Bekasi

WebGIS ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kajian pada tahun berikutnya, dikarenakan monitoring ini harus terus berlanjut , untuk melihat sebaran fenomena kota panas dan upaya pemerintah dalam mengurangi dampak fenomena tersebut.

Kesimpulan

Monitoring perubahan suhu di perkotaan sangatlah dibutuhkan karena dampak yang diakibatkan akan menciptakan masalah yang kompleks. Hasil kajian didapatkan bahwa suhu dikota Bekasi mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2018 dan menurun pada tahun 2020-2021 dikarena pandemi covid-19.

Hasil pemetaan wilayah terdampak kota panas di kota Bekasi selama 6 tahun terakhir kini semakin meluas dan meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan banyak faktor seperti bahan material bangunan yang menyerap panas. oleh karena itu perlu adanya sebuah sistem informasi untuk melakukan monitoring mengenai fenomena ini.

Hasil Publikasi ini dimuat pada faltfrom WEB yang telah dibuat, masyarakat dan pemerintah dapat melihat secara langsung mengenai kondisi wilayahnya.

Bahan kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan menangan masalah ini, dan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi dampak dari fenomena kota panas, terutama dalam perencanaam tata kota yang berkonsep Smart City.

Kajian lebih lanjut

Kajian ini bisa di kembangkan lebih lanjut untuk tahun tahun berikutnya atau dikembangkan untuk monitoring fenomena kota panas di kota kota besar lainnya. Diharapkan dari kajian ini banyak pemerintah yang peduli terhadap dampak dari fenomena ini dan bahan ini di jadikan sebagai pedoman dalam perencaaan tata kota kedepannya.

Kajian yang dibuat hanya berupa prototife yang bsia diaplikasikan sebagai sebuah sistem informasi spatial yang meyediakan data fenomena kota panas. Karena pada saat ini belum ada satu kota pun yang membuat sistem ini, walaupun telah banyak sumber kajian dan penelitian di berbagai kota, namun hasilnya hanya sekedar menjadi bahan bacaan/referensi , tidak dikembangkan dan aplikasian untuk sebuah perencaanaan kedepannya.

Sistem ini diharapkan bisa menjadi pendorong untuk setiap kota atau instansi terakit agar mempunyai sebuah sistem informasi kebencanaan terutama dalam menaggulangi masalah fenomena kota panas, karena fenomena kota panas sudah menjadi sebuah probem yang dirasakan oleh penghuni sebuah kota dan hal ini sangat memengaruhi aktivitas manusia dan ekologi lingkungan di area perkotaan.

Referensi

Adiningsih, Erna Sri., dkk. 2001. Kajian Perubahan Distribusi Spasial Suhu Udara Akibat Perubahan Penutup Lahan. LAPAN.

Fawzi, N. I., 2014. Pemetaan Emisivitas Menggunakan Indeks Vegetasi (Surface Emissivity Mapping Using Vegetation Indices). Majalah Ilmiah Globe, 16(2), pp. 133-140

Muzaky, H. & Jaelani, L. M., 2019. Analisis Pengaruh Tutupan Lahan terhadap Distribusi Suhu Permukaan: Kajian Urban Heat Island di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Jurnal Penginderaan Jauh Indonesia, 2(1), pp. 45-51.

Data Publications