Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota Denpasar untuk Agrowisata

25 August 2021

By: Wiradhika Mahayasa Putra

Open Data

Denpasar

Open Project

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Subak Kota Denpasar

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota
Denpasar untuk Agrowisata

Pendahuluan

Sumberdaya tanah memiliki nilai pemanfaatan yang dapat digunakan hampir dalam segala bidang, khususnya pada bidang pertanian, minimnya ketersediaan tanah yang terjadi menimpulkan kesenjangan antara satu sektor dan lainnya, menurut Sukarman, 2013 sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang semakin terbatas (finite) namun sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, hal ini menyebabkan terus berkurangnya ketersediaan tanah setiap tahunnya, padahal informasi yang tepat dalam pemanfaatan tanah dapat disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing, pada bidang pertanian sumberdaya tanah dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan bercocok tanam atau di Bali dikenal dengan Subak.

Subak sendiri merupakan organisasi kemasyarakatan dalam mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang digunakan untuk sistem berococok tanam, konsep landskap subak hanya dapat ditemui di Bali dan karna keindahannya subak termaksuk ke dalam situs warisan dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2012 (UNESCO, 2012), dalam kaitan pertanian subak memiliki nilai sebagai kawasan produksi tanaman hortikuktura, namun dalam sektor pariwisata subak juga dapat menunjang kegiatan sektor wisata dengan menyelaraskan pertanian dan pariwisata melalui konsep agrowisata.

Kawasan Subak kota Denpasar merupakan wilayah kesatuan sektor pertanian dimana sumberdaya lahannya dimanfaatkan untuk fungsinya masing masing, di wilayah Kota Denpasar pemanfaatan wilayah subak sebagai penyelaras antara pertanian dan pariwisata masih sangat minim dijumpai, seharusnya hal ini dapat menekan penggunaan lahan yang tidak relevan atau alih fungsi lahan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah minimnya informasi kesesuaian pemanfaatan lahan yang digunakan sebagai agrowisata. Padahal pariwisata merupakan penyumbang terbesar pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 58,75% (BPS, 2019).

Melalui ketersediaan informasi sumberdaya tanah dapat menjadi pintu penyelarasan antara pertanian dan pariwisata melalui konsep agrowisata yang dapat dilakukan dengan memberikan gambaran jenis tanah, tutupan vegetasi dan rekomendasi kesesuainnya sebagai penunjang agrowisata.

Metode Analisis Data

Bahan yang digunakan pada analisis data antara lain:

  1. 1.
    Peta Jenis Tanah Semi Detail Skala 1:50.000, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
  1. 2.
    Peta Kawasan Subak Kota Denpasar
  1. 3.
    Peta Tutupan Vegetasi
  1. 4.
    Hasil Analisis Rekomendasi Agrowisata

Analisis data rekomendasi agrowisata menampilkan penyajian rekomendasi berdasarkan nilai antara lain sebagai berikut :

  1. 1.
    Nilai Luas Subak
  1. 2.
    Keterangan Famili Tanah
  1. 3.
    Nilai Kemiringan Lereng
  1. 4.
    Keterangan Bentuk Wilayah

Keterangan penilaian rekomendasi juga disajikan melalui gambar 2.1 sebagai berikut.

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota
Denpasar untuk Agrowisata

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa wilayah Subak Kota Denpasar dibagi menjadi 4 kecamatan secara umum antara lain, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar Barat, Denpasar Timur dan Selatan seperti yang disajikan pada Gambar 3.1 berikut.

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota
Denpasar untuk Agrowisata

Analisis jenis tanah menampilkan keterangan jenis tanah semi detail yang berada di Kota Denpasar, dimana dari total 38 Subak di Kota Denpasar terdapat 5 jenis kategori tanah antara lain yaitu

  1. 1.
    Typic Arguidolls, halus, campuran, isohipotermik
  1. 2.
    Typic Hapludans, berabuvulkanik, isohipotermik
  1. 3.
    Typic Tropaquepts, berdebu kasar di atas berpasir, atau sketal berpasir, campuran, tidak masam, isohipotermik
  1. 4.
    Typic Tropaquepts, berlempung halus, campuran, tidak masam, isohipertermik
  1. 5.
    Typic Tropaquepts, berlempung kasar, campuran, tidak masam, isohipertermik

Seperti yang disajikan pada Gambar 3.2 berikut mengenai keterangan jenis tanah semi detail di Kota Denpasar

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota
Denpasar untuk Agrowisata

Rekomendasi pemanfaatan Kawasan Subak sebagai agrowisata didasari atas hasil analisis yang dilakukan dimana terdapatnya 3 kategori yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Kawasan Subak Kota Denpasar memiliki nilai antara lain sebagai berikut:

  1. 1.
    Potensi Tinggi : 5 Subak (Subak Tumaga, Buaji, Kerdung, Kepaon, Pakel)
  1. 2.
    Potensi Sedang : 19 Subak (Sidakarya, Intaran Barat, Intaran Timur, Umalayu, Dlodsema, Taman, Saba, Paang, Taman Galak, Renon, Sanur, Cuculan, Mergaya, Kedua, Dalem, Sembung, Pakel 2, Lungtadan, dan Petangan)
  1. 3.
    Potensi Rendah : 14 Subak (Yang Batu, Uma Desa, Biaung, Kedaton, Anggabaya, Poh Manis, Peraupan Barat, Sesetan, Panjer, Banyukuning, Tegalantang, Ubung, Tegal Buah, dan Pagutan)

Rekomendasi agrowisata juga ditampilkan pada Gambar 3.3 seperti berikut:

Analisis Jenis Tanah Semi Detail di Kawasan Subak, Kota
Denpasar untuk Agrowisata

Kesimpulan

Melaluli hasil analisis diketahui bahwa Kawasan Subak Kota Denpasar terbagi menjadi 38 Subak yang tersebar di 4 Wilayah Kecamatan, dengan tersedianya 5 Jenis Tanah yang tersebar berbeda-beda diantara wilayah Subak, dimana dari 38 Subak yang ada di Kota Denpasar, 5 Subak termaksuk potensial tinggi untuk dikembangkan menjadi agrowisata, 19 potensial sedang dan 14 lainnya termaksuk ke dalam potensial rendah.

Referensi

UNESCO Heritage Site. 2012. Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2019. Statistik Provinsi Bali Tahun 2019. Provinsi Bali : Badan Pusat Statistik

Data Publications

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Tourism

20 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Kawasan Gunung Batur, Bali, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata berbasis ekologi dan edukasi global. Namun, kawasan tersebut tentunya tak lepas dari status rawan bencana letusan gunung berapi akibat status aktif dari Gunung Batur. Oleh karena itu, kajian ini akan menyoroti pengembangan pariwisata kawasan rawan bencana Gunung Batur, Bali dari perspektif perencanaan wilayah.

14 min read

216 view

1 Projects

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Environment

27 May 2025

Weka

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Analisis Kemampuan Lahan berdasarkan Permen PU No. 20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

31 min read

133 view

2 Data

1 Projects

[GEODATA] Kajian Infrastruktur Pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa

Tourism

09 May 2025

MAPID

[GEODATA] Kajian Infrastruktur Pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa

Artikel ini mengkaji infrastruktur pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa menggunakan pendekatan GIS untuk menganalisis kepadatan, keterjangkauan, serta kesenjangan infrastruktur berdasarkan konsep 4A (Attraction, Amenity, Accessibility, Ancillary). Melalui metode spasial seperti KDE dan network analysis, serta analisis SWOT, kajian ini memberikan rekomendasi strategis bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di kedua wilayah kepulauan tersebut.

25 min read

465 view

1 Projects

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Transportation

07 May 2025

Fajrin Meilani Azzahra Zain

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di zona A Kota Bandung, yang meliputi delapan kecamatan dan 22 sekolah, berdasarkan sistem zonasi penerimaan siswa baru. Sistem zonasi, yang diimplementasikan secara penuh sejak 2018, bertujuan meningkatkan pemerataan akses pendidikan dengan menetapkan radius maksimal domisili calon siswa ke sekolah (3 km untuk SMP). Namun, keberadaan siswa di luar radius zonasi dan keterbatasan jangkauan berjalan kaki (maksimal 1,2 km dalam 20 menit berdasarkan kecepatan rata-rata siswa) tetap memunculkan kebutuhan transportasi. Penelitian ini menggunakan analisis isokron dengan batasan waktu tempuh berjalan kaki siswa (5, 10, 15, dan 20 menit) untuk mengevaluasi keterjangkauan sekolah dalam zona A. Hasil analisis isokron ini akan dibandingkan dengan radius zonasi 3 km yang ditetapkan untuk SMP, guna memahami apakah radius tersebut sejalan dengan kemampuan siswa untuk mencapai sekolah dengan berjalan kaki dalam rentang waktu yang wajar. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemenuhan kebutuhan transportasi sekolah siswa SMP di Kota Bandung, khususnya dalam konteks implementasi sistem zonasi.

17 min read

410 view

Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot