Pendahuluan
Sumberdaya tanah memiliki nilai pemanfaatan yang dapat digunakan hampir dalam segala bidang, khususnya pada bidang pertanian, minimnya ketersediaan tanah yang terjadi menimpulkan kesenjangan antara satu sektor dan lainnya, menurut Sukarman, 2013 sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang semakin terbatas (finite) namun sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, hal ini menyebabkan terus berkurangnya ketersediaan tanah setiap tahunnya, padahal informasi yang tepat dalam pemanfaatan tanah dapat disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing, pada bidang pertanian sumberdaya tanah dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan bercocok tanam atau di Bali dikenal dengan Subak.
Subak sendiri merupakan organisasi kemasyarakatan dalam mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang digunakan untuk sistem berococok tanam, konsep landskap subak hanya dapat ditemui di Bali dan karna keindahannya subak termaksuk ke dalam situs warisan dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2012 (UNESCO, 2012), dalam kaitan pertanian subak memiliki nilai sebagai kawasan produksi tanaman hortikuktura, namun dalam sektor pariwisata subak juga dapat menunjang kegiatan sektor wisata dengan menyelaraskan pertanian dan pariwisata melalui konsep agrowisata.
Kawasan Subak kota Denpasar merupakan wilayah kesatuan sektor pertanian dimana sumberdaya lahannya dimanfaatkan untuk fungsinya masing masing, di wilayah Kota Denpasar pemanfaatan wilayah subak sebagai penyelaras antara pertanian dan pariwisata masih sangat minim dijumpai, seharusnya hal ini dapat menekan penggunaan lahan yang tidak relevan atau alih fungsi lahan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah minimnya informasi kesesuaian pemanfaatan lahan yang digunakan sebagai agrowisata. Padahal pariwisata merupakan penyumbang terbesar pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 58,75% (BPS, 2019).
Melalui ketersediaan informasi sumberdaya tanah dapat menjadi pintu penyelarasan antara pertanian dan pariwisata melalui konsep agrowisata yang dapat dilakukan dengan memberikan gambaran jenis tanah, tutupan vegetasi dan rekomendasi kesesuainnya sebagai penunjang agrowisata.
Metode Analisis Data
Bahan yang digunakan pada analisis data antara lain:
-
1.Peta Jenis Tanah Semi Detail Skala 1:50.000, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
-
2.Peta Kawasan Subak Kota Denpasar
-
3.Peta Tutupan Vegetasi
-
4.Hasil Analisis Rekomendasi Agrowisata
Analisis data rekomendasi agrowisata menampilkan penyajian rekomendasi berdasarkan nilai antara lain sebagai berikut :
-
1.Nilai Luas Subak
-
2.Keterangan Famili Tanah
-
3.Nilai Kemiringan Lereng
-
4.Keterangan Bentuk Wilayah
Keterangan penilaian rekomendasi juga disajikan melalui gambar 2.1 sebagai berikut.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa wilayah Subak Kota Denpasar dibagi menjadi 4 kecamatan secara umum antara lain, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar Barat, Denpasar Timur dan Selatan seperti yang disajikan pada Gambar 3.1 berikut.
Analisis jenis tanah menampilkan keterangan jenis tanah semi detail yang berada di Kota Denpasar, dimana dari total 38 Subak di Kota Denpasar terdapat 5 jenis kategori tanah antara lain yaitu
-
1.Typic Arguidolls, halus, campuran, isohipotermik
-
2.Typic Hapludans, berabuvulkanik, isohipotermik
-
3.Typic Tropaquepts, berdebu kasar di atas berpasir, atau sketal berpasir, campuran, tidak masam, isohipotermik
-
4.Typic Tropaquepts, berlempung halus, campuran, tidak masam, isohipertermik
-
5.Typic Tropaquepts, berlempung kasar, campuran, tidak masam, isohipertermik
Seperti yang disajikan pada Gambar 3.2 berikut mengenai keterangan jenis tanah semi detail di Kota Denpasar
Rekomendasi pemanfaatan Kawasan Subak sebagai agrowisata didasari atas hasil analisis yang dilakukan dimana terdapatnya 3 kategori yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Kawasan Subak Kota Denpasar memiliki nilai antara lain sebagai berikut:
-
1.Potensi Tinggi : 5 Subak (Subak Tumaga, Buaji, Kerdung, Kepaon, Pakel)
-
2.Potensi Sedang : 19 Subak (Sidakarya, Intaran Barat, Intaran Timur, Umalayu, Dlodsema, Taman, Saba, Paang, Taman Galak, Renon, Sanur, Cuculan, Mergaya, Kedua, Dalem, Sembung, Pakel 2, Lungtadan, dan Petangan)
-
3.Potensi Rendah : 14 Subak (Yang Batu, Uma Desa, Biaung, Kedaton, Anggabaya, Poh Manis, Peraupan Barat, Sesetan, Panjer, Banyukuning, Tegalantang, Ubung, Tegal Buah, dan Pagutan)
Rekomendasi agrowisata juga ditampilkan pada Gambar 3.3 seperti berikut:
Kesimpulan
Melaluli hasil analisis diketahui bahwa Kawasan Subak Kota Denpasar terbagi menjadi 38 Subak yang tersebar di 4 Wilayah Kecamatan, dengan tersedianya 5 Jenis Tanah yang tersebar berbeda-beda diantara wilayah Subak, dimana dari 38 Subak yang ada di Kota Denpasar, 5 Subak termaksuk potensial tinggi untuk dikembangkan menjadi agrowisata, 19 potensial sedang dan 14 lainnya termaksuk ke dalam potensial rendah.
Referensi
UNESCO Heritage Site. 2012. Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2019. Statistik Provinsi Bali Tahun 2019. Provinsi Bali : Badan Pusat Statistik