ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DALAM MENENTUKAN LOKASI STRATEGIS PEMBANGUNAN COFFEE SHOP UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS

05 Agustus 2024

By: Syaefunnisa

Open Project

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DALAM MENENTUKAN LOKASI STRATEGIS PEMBANGUNAN COFFEE SHOP UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS

Open Project

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DALAM MENENTUKAN LOKASI STRATEGIS PEMBANGUNAN COFFEE SHOP UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS

Publikasi Group 6 - Final Project MAPID Academy Batch 3

Pendahuluan

Lokasi memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan bisnis, terutama dalam industri kafe yang kompetitif. Kafe yang menjadi salah satu representasi dari third place saat ini tidak hanya dipandang sebagai tempat untuk minum kopi, tetapi juga sebagai ruang sosial yang telah dikonsep ulang menjadi ruang-ruang berkumpul alternatif yang memungkinkan memiliki keterikatan dengan kondisi ruang pribadi sehari-hari (Maharani, 2016:11). Hal ini terlihat dari jumlah kafe di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat, terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Jumlah kafe di Indonesia saat ini diperkirakan telah lebih dari 10.000 kafe dan diprediksi akan memberikan nilai ekonomi sebesar USD 4,16 miliar pada akhir tahun 2018 (Septiyaning, 2016).

Pemahaman tentang keputusan penentuan lokasi sangat penting ketika membahas aktivitas dalam suatu ruang dan menganalisis pertumbuhan serta perkembangan wilayah. Lokasi merupakan dasar untuk menentukan posisi dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia (Tarigan, 2005). Memilih lokasi yang optimal dalam bisnis tidak hanya krusial untuk menarik pelanggan dan mengelola persaingan, tetapi juga untuk memastikan kestabilan finansial dan keberhasilan jangka panjang. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh pelaku usaha sebelum memulai bisnis.

Lokasi yang strategis dan dekat dengan konsumen atau pasar dapat mempengaruhi keberhasilan usaha secara signifikan. Penentuan lokasi usaha melibatkan berbagai pendekatan, biasanya berfokus pada data kuantitatif seperti biaya transportasi, pajak, tenaga kerja, dan variabel biaya lainnya. Pilihan lokasi dapat berdampak pada biaya dan pendapatan serta mempengaruhi strategi bisnis secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis salah satu wilayah di Kota Bandung, yaitu Kecamatan Ujungberung untuk menentukan lokasi yang optimal bagi coffeeshop. Kecamatan Ujungberung dipilih untuk analisis lokasi coffee shop karena potensinya yang tinggi dan faktor-faktor strategis yang mendukung, seperti kedekatan dengan sekolah dan area pemukiman yang menyediakan basis pelanggan, harga sewa yang kompetitif, ketersediaan lahan parkir, aksesibilitas transportasi, serta kondisi keamanan dan bangunan yang mendukung. Dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang pesat dan kebutuhan pasar yang berkembang, wilayah ini menawarkan peluang strategis bagi ekspansi bisnis coffee shop.

Data dan Metode

Wilayah Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung

Gambar 1. Wilayah Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung

Wilayah kajian pada penelitian ini adalah Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah metode overlay menggunakan fitur Insight dari GEO MAPID dengan parameter yang digunakan sebagai berikut :

  1. 1.
    Fasilitas Pendidikan (SMA - Perguruan Tinggi)
  1. 2.
    Hotel dan Tempat Menginap
  1. 3.
    Kantor Pemerintahan
  1. 4.
    Retail
  1. 5.
    Tempat Makan/Minum
  1. 6.
    Demografi berdasarkan Usia dengan Rentang 15-34 Tahun (Usia Produktif)

Dari hasil pengolahan parameter-parameter tersebut, menghasilkan area-area kesesuaian lahannya dengan besar area grid 0.5 km. Penelitian ini pun menggunakan fitur SINI yang berada di GEO MAPID untuk menganalisis lebih detail area-area kesesuaian lahan serta lokasi coffee shop yang sudah ada.

Pembahasan

Hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Coffee Shop

Gambar 2. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Coffee Shop

Berikut merupakan hasil analisis kesesuaian lahan untuk dibangun coffee shop menggunakan metode overlay dengan beberapa parameter menggunakan fitur insight di platform Geo MAPID. Dengan setiap ukuran gridnya sebesar 0.5 km, terdapat 6 area yang sangat sesuai untuk dibangun coffee shop, 3 area dengan kelas sesuai, 7 area cukup sesuai, 4 area tidak sesuai, serta 3 area dengan kelas sangat tidak sesuai. Jika dilihat secara keseluruhan, wilayah Kecamatan Ujungberung ini memiliki tingkat kesesuaian lahan yang cukup tinggi untuk dibangun coffee shop. Seperti halnya pada area dengan kelas grid sangat sesuai, pada daerah tersebut jumlah penduduk dengan usia produktif nya tinggi serta di sekitarnya terdapat banyak fasilitas pendukung pendirian coffee shop seperti sekolah, pemukiman, perkantoran, fasilitas menginap, tempat perbelanjaan, serta restoran. Ditambah lagi dengan tingkat pengeluaran masyarakatnya terhadap produk kopi menjadi peluang bagi para pebisnis untuk melakukan ekspansi bisnis coffee shop nya di wilayah Kecamatan Ujungberung. Namun, terdapat juga area grid yang kurang sesuai untuk dibangun coffee shop. Selain parameter pendirian coffee shop yang kurang memenuhi, faktor lainnya yang mengakibatkan wilayah tersebut tidak sesuai untuk didirikan coffee shop antara lain seperti terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Ujungberung yang masih didominasi oleh penggunaan lahan sawah seperti di wilayah Kelurahan Pasir Jati sehingga kurang sesuai untuk didirikan sebuah coffee shop. Selain itu, terdapat beberapa wilayah juga yang memiliki tingkat kerawanan bencana longsor cukup tinggi yakni di daerah utara Kecamatan Ujungberung seperti wilayah Kelurahan Pasir Wangi sehingga riskan untuk didirikan sebuah coffee shop karena akan beresiko besar pada keselamatan baik pegawai maupun pelanggan.

Analisis Lokasi Coffee Shop yang Sudah Ada

Gambar 3. Evaluasi Lokasi Coffee Shop yang Sudah Ada

Selain menganalisis tingkat kesesuaian lahan untuk coffee shop, kami juga melakukan evaluasi terhadap lokasi coffee shop yang sudah ada di wilayah Kecamatan Ujungberung. Terdapat 14 lokasi coffee shop pada wilayah ini yang jika dilihat dari persebarannya kurang merata. Akan tetapi, jika dilihat dari kelas-kelas tingkat kesesuaian lahannya, mayoritas lokasi coffee shop nya sudah berada pada area yang memang sesuai untuk didirikan coffee shop berdasarkan analisis sebelumnya. Masih terdapat area dengan grid sesuai hingga sangat sesuai yang belum terdapat lokasi coffee shop pada area tersebut menjadi peluang bagi para pebisnis untuk mendirikan atau mengembangkan usaha coffee shop nya pada wilayah Kecamatan Ujungberung.

Penutup

Berdasarkan analisis kesesuaian lahan untuk pendirian coffee shop di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, wilayah ini menunjukkan potensi yang tinggi dengan sebagian besar area masuk dalam kategori sangat sesuai untuk pengembangan coffee shop. Area-area ini didukung oleh fasilitas pendidikan, pemukiman, tempat makan/minum, dan demografi usia produktif yang baik, yang menciptakan lingkungan yang ideal bagi coffee shop. Meskipun demikian, terdapat beberapa area yang kurang sesuai atau sangat tidak sesuai akibat faktor-faktor seperti dominasi lahan sawah dan risiko bencana alam seperti longsor.

Selain itu, evaluasi terhadap lokasi coffee shop yang sudah ada menunjukkan ketidakmerataan persebaran, dengan beberapa area yang memiliki kesesuaian tinggi namun belum dimanfaatkan. Kondisi ini membuka peluang bagi pebisnis untuk melakukan ekspansi atau membuka outlet baru di area yang sesuai dan berpotensi tinggi. Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan di area-area yang belum memiliki coffee shop, sekaligus mengoptimalkan potensi pasar yang ada di Kecamatan Ujungberung.

Daftar Pustaka

Datains UGM. (2022, November 13). Coffee Shop di Kota Yogyakarta: Persebaran dan Kompleksitas Kepadatannya. Datains. Retrieved August 4, 2024, from

Irfan, Amil A.Ilham, Imran Taufik, & Suarna, D. (2023). Sistem Rekomendasi Penentuan Titik Usaha Kafe Menggunakan Data Spasial dan Algoritma Topsis. Bulletin of Information Technology (BIT), 4(3), 400–40718

Khoerul Imam, F., Purwanti, N. L., Maya Sari, N., & Permadi, C. (2024). Analisis Minat Beli Konsumen Coffee Shop Di Bandung. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Manajemen (Eko-Bisma), 3(1), 253–26286

Khoirul, M., Yudana, G., & Rahayu, P. (2019). Faktor Utama Pemilihan Lokasi Kafe Di Kota Surakarta. Desa-Kota, 1(2), 108.

Sulaiman, A., Setiawan, M. A., Aliefta, G. N., & Maulana, M. (2021). Penentuan Lokasi Usaha Coffeeshop Menggunakan Metode Factor Rating. Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory, 2(2), 134–137.

Data Publikasi

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

203 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

133 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

53 dilihat

1 Data

1 Proyek

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Kesehatan

12 Jun 2025

Kireyna Fayza Azzahra

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Keterjangkauan fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan nilai kesejahteraan suatu daerah.

12 menit baca

51 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot