Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketersediaan fasilitas pendidikan yang mumpuni dan mudah diakses menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sehingga terciptanya peluang pemerataan pendidikan di seluruh lapisan masyarakat. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 6 Ayat (1), disebutkan bahwa setiap warga negara indonesia diwajibkan untuk menempuh pendidikan wajib belajar 12 tahun, mulai dari jenjang SD hingga SMA.
Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pendidikan memiliki dinamika dalam memenuhi pelayanan pendidikan. Wilayahnya yang cukup padat penduduk dengan mobilitas tinggi, menjadikan isu persebaran dan keterjangkauan fasilitas pendidikan SMA penting untuk diteliti. Distribusi dan keterjangkauan tidak hanya dilithat pada keberadaan sekolah, tetapi juga pada akses yang dipengatuhi jarak dan waktu. Apabila terjadi ketimpangan dalam aksesibilitas dapat menghambat pemerataan pendidikan dan berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan fasilitas pendidikan SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Analisis ini penting untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai distribusi spasial fasilitas pendidikan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pemerataan akses pendidikan di Kota Yogyakarta.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang dibutuhkan berupa persebaran fasilitas SMA Negeri di Kota Yogykakarta yang diperoleh dari Google Maps yang kemudian dilakukan digitasi pada project MAPID. Data yang didapatkan akan dianalisis melalui 3 cara, berdasarkan radius dan jumlah penduduk terlayani yang berlandaskan SNI 03-1733-2004, serta isochrone berjalan kaki selama 15. Dasar analisis menggunakan isochrone berjalan kaki selama 15, yaitu "15 Minutes City" dimana terdapat harapan pada kemampuan kota dalam memudahkan aksesibilitas serta mobilitas penduduknya untuk mencapai kebutuhan pendidikan, kesehatan, bekerja dan lain sebagainya seefektif dan seefisien mungkin.
Gambar 1 Tabel Kebutuhan sarana pendidikan dan pembelajaran
Gambar 2 Pembakuan tipe SD/MI, SLTP/MTs dan SMU
Hasil dan Pembahasan
Profil Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta merupakan salah satu bagian daerah dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya di tengah Provinsi DIY dengan luas sebesar 32,82 km2. Kota Yogyakarta sendiri terdiri atas 14 kemantren/kecamatan dan 45 kelurahan. Jumlah penduduknya sebanyak 375.699 jiwa, dengan 27.080 jiwa merupakan remaja yang berusia 15-19 tahun atau setara dengan usia yang sedang menempuh pendidikan SMA.
Gambar 3 Peta Administrasi Kota Yogyakarta
Persebaran Fasilitas Pendidikan SMA Negeri
Dapat dilihat pada gambar bahwa Kota Yogyakarta memiliki SMA Negeri sebanyak 11 sekolah yang tersebar di 8 kecamatan, sebagian besar tersebar di bagian utara kota. Adapun rincian sebagai berikut:
- Kecamatan Tegalrejo: 2 sekolah
- Kecamatan Jetis: 1 sekolah
- Kecamatan Gondokusuman: 3 sekolah
- Kecamatan Wirobrajan: 1 sekolah
- Kecamatan Gondomanan: 1 sekolah
- Kecamatan Umbulharjo: 1 sekolah
- Kecamatan Kota Gede: 1 sekolah
- Kecamatan Mantirejo: 1 sekolah
Gambar 4 Persebaran Fasilitas SMA Negeri di Kota Yogyakarta
Analisis Keterjangkauan Fasilitas SMA Berdasarkan Radius
Berdasarkan hasil pemetaan radius sesuai dengan ketentuan SNI 03-1733-2004, fasilitas pendidikan SMU/SMA/sederajat setidaknya dapat melayani wilayah dengan radius pencapaian sebesar 3 km2 atau 3.000 m2. Dapat dilihat pada gambar di bawah, bahwa secara garis besar, fasilitas pendidikan SMA Negeri telah menjangkau keseluruhan wilayah di Kota Yogyakarta.
Gambar 5 Radius Pencapaian Fasilitas SMA Negeri di Kota Yogyakarta
Analisis Keterjangkauan Fasilitas SMA Berdasarkan Jumlah Penduduk
Berdasarkan data yang didapatkan dari dokumen Kota Yogyakarta dalam Angka 2024, publikasi BPS Kota Yogyakarta, penduduk dengan usia 15-19 (usia sekolah jenjang SMA) sebanyak 27.080 jiwa. Apabila melihat standar yang telah ditentukan SNI 03-1733-2004, 1 SMU dapat melayani 1.080 siswa dengan 27 rombongan belajar. Diasumsikan setiap sekolah memiliki standar maksimal yang sama, kesebelas sekolah tersebut belum dapat melayani seluruh penduduk dengan usia jenjang SMA. Kesebelas sekolah hanya mampu melayani 11.880 penduduk/siswa, sedangkan kebutuhannya mencapai 27.080 penduduk/siswa.
Analisis Keterjangkauan Fasilitas SMA Berdasarkan Isochrone Berjalan Kaki
Berdasarkan gambar di bawah, dapat dilihat apabila analisis dilakukan menggunakan isochrone berjalan kaki selama 15 menunjukkan bahwa tidak semua daerah permukiman dapat menjangkau fasilitas pendidikan SMA dengan mudah. Beberapa kecamatan seperti Gondokusuman bagian timur, Umbulharjo, Mergasan, dan Pakualaman kurang terjangkau dengan fasilitas SMA Negeri.
Gambar 6 Isochrone Berjalan Kaki Fasilitas SMA Negeri di Kota Yogyakarta
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
-
1.Berdasarkan perhitungan radius 3.000 m2, fasilitas pendidikan SMA Negeri di Kota Yogyakarta telah menjangkau keseluruhan wilayah.
-
2.Berdasarkan perhitungan kebutuhan jumlah penduduk, fasilitas pendidikan SMA Negeri di Kota Yogyakarta belum memadai. Setidaknya dibutuhkan 14-15 sekolah setingkat SMA untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
-
3.Berdasarkan keterjangkauan isochrone berjalan kaki selama 15 menit, terdapat beberapa daerah yang sedikit sulit untuk menjangkau pendidikan pada jenjang SMA ini terutama di kecamatan Gondokusuman bagian timur, Umbulharjo, Mergasan, dan Pakualaman.
Referensi
- Badan Standardisasi Nasional. (2004). SNI 03-1733-2004 Tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Diakses dari https://www.nawasis.org/portal/digilib/read/sni-03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan-perumahan-di-perkotaan/51450
- BPS Kota Yogyakarta. (2024). Kota Yogyakarta Dalam Angka 2024. Diakses melalui https://jogjakota.bps.go.id/id/publication/2024/02/28/6a6d984e3d10d2113c9d3f3b/kota-yogyakarta-dalam-angka-2024.html
- ITS Indonesia. (2024). Konsep 15-Minutes City: Sebuah Tujuan Transformasi Urban dalam Mewujudkan Sustainable Urban Mobility di Jakarta. Diakses dari https://its-indonesia.org/news/konsep-15-minutes-city-sebuah-tujuan-transformasi-urban-dalam-mewujudkan-sustainable-urban-mobility-di-jakarta