Pendahuluan
Saat ini, keindahan tubuh menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan. Ketertarikan manusia pada hal-hal yang indah secara visual membuat masyarakat memiliki persepsi bahwa keindahan anggota tubuh menjadi nilai positif yang akan bermanfaat bagi seseorang yang memilikinya. Hal ini tentunya membuat masyarakat berlomba-lomba untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal. Salah satu bagian tubuh yang sangat menjadi concern oleh masyarakat adalah wajah, karena menjadi titik fokus penglihatan manusia saat berinteraksi satu sama lain. Perawatan wajah atau yang sering lebih disebut skincare semakin digemari oleh masyarakat luas demi mendapatkan predikat cantik atau tampan. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada wanita namun juga pada laki-laki. Wanita memang sejak dulu dikenal sebagai pribadi yang lebih fokus pada merawat keindahan tubuhnya sendiri. Pria yang sejak dulu dikenal sebagai pribadi yang tak acuh pada penampilan kini bergeser ke arah memprioritaskan penampilan. Berbagai alasan dimiliki pria untuk bisa memiliki wajah yang tampan dengan kulit bersih, sehat dan terawat. Alasan memiliki wajah yang tampan tersebut antara lain seperti untuk menarik lawan jenis, personal branding atau tekanan dari media sosial yang saat ini sedang mengagung-agungkan orang dengan wajah yang rupawan. Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami hal ini adalah Kota Bandung yang terkenal dengan orang-orangnya yang cantik dan tampan. Hal ini menjadi pressure tersendiri bagi pria di Kota Bandung agar memiliki wajah yang rupawan untuk memenuhi ekspektasi tersebut.
Kota Bandung merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebesar 2.528.163 jiwa (BPS, 2025) yang mana jumlah penduduk laki-lakinya sebesar 50,3 % atau sekitar 1.247 juta jiwa. Jumlah yang besar tersebut tentu akan menghasilkan permintaan atas barang dan jasa meningkat salah satunya seperti produk skincare untuk pria. Produk skincare untuk pria ini tentu memerlukan strategi khusus agar produk skincare yang segmented ini dapat laku terjual di pasaran. Hal yang dapat dilakukan untuk penjualan skincare saat ini yang cukup masif adalah melalui media online seperti lewat web ataupun lewat platform penjualan online. Maka dari itu, tujuan penelitian kali ini untuk mengetahui lokasi strategis yang dapat memaksimalkan penjualan skincare pria secara online di Kota Bandung. Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam menentukan lokasi strategis dalam memasarkan produk skincare pria secara online memperhatikan demografi dan kebiasaan yang pria lakukan seperti jumlah penduduk pria, fasilitas olahraga, hiburan dan kesenian, komunitas dan organisasi, makanan dan minuman, pendidikan serta perdagangan dan retail. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa analisis spasial menggunakan platform GEO MAPID untuk nantinya akan dihasilkan visualisasi dan interpretasi berbasis peta yang dapat mendukung pengambilan keputusan strategis.
Metode dan Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis buffer dan fitur Insight yang ada pada Platform GEO MAPID untuk menganalisis lokasi yang strategis untuk dilakukan promosi/campaign secara online terhadap produk-produk skincare pria di Kota Bandung. Analisis buffer dilakukan untuk mengetahui berapa hotspot yang akan dibuat dalam jarak 1-5 km dan fitur insight untuk membantu dalam visualisasi dalam bentuk peta agar lebih mudah dipahami banyak orang. Data yang diperlukan untuk menganalisis lokasi ini adalah jumlah penduduk pria, fasilitas olahraga, hiburan dan kesenian, komunitas dan organisasi, makanan dan minuman, pendidikan serta perdagangan dan retail. Data tersebut disesuaikan dengan kebiasaan pria yang menyukai olahraga, datang ke pusat keramaian seperti hiburan dan makanan serta beraktifitas sebagai komunitas, pelajar dan mahasiswa juga bekerja pada perdagangan dan retail.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa persebaran grid yang sesuai berada di pusat Kota Bandung seperti Kecamatan Regol, Kecamatan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Wetan, kecamatan Lengkong, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Antapani dan Kecamatan Kiaracondong. Sedangkan grid yang tidak sesuai dan sangat tidak sesuai berada dipinggiran Kota Bandung seperti pada sisi paling timur dan selatan Kota Bandung.

Hasil dari kecenderungan persebaran grid tersebut dapat dianalisis lebih lanjut guna mengetahui hotspot yang optimal dalam mendukung promosi yang tepat sasaran secara digital untuk menggaet calon konsumen berdasarkan demografi dan kebiasaan pria yang ada di Kota Bandung. Pada peta dapat tergambarkan bahwa dapat dibuat 2 hotspot untuk promosi produk skincare pria secara digital berdasarkan aglomerasi grid berwarna hijau yang berarti sangat sesuai dengan jangkauan sepanjang 4 km yaitu R-1 dengan titik pusat hotspot di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler dan 3 km yaitu R-2 dengan titik pusat hotspot di Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong. Pada wilayah selatan dan timur Kota Bandung seperti Kecamatan Cinambo, Bandung Kidul, Gedebage, dan sekitarnya tidak dijadikan titik pusat hotspot dikarenakan kecenderungan grid pada wilayah timur adalah cenderung tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa lokasi strategis untuk memasarkan produk skincare pria secara online di Kota Bandung berada di bagian barat dan tengah Kota Bandung dan hotspot yang diperlukan agar promosi dapat berjalan secara optimal yaitu pada radius 4 km untuk titik R-1 di Kelurahan Jamika dan radius 3 km untuk titik R-2 di Kelurahan Babakan Surabaya.
Rekomendasi
Penelitian ini masih terbatas pada POI dan demografi yang tersedia di GEO MAPID sehingga masih dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan data lain seperti pengeluaran, data kompetitor serta data terbaru terkait dengan perilaku konsumen pada masing-masing kelurahan yang ada di Kota Bandung.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2025). Kota Bandung dalam angka 2025 [Bandung municipality in figures 2025]. BPS Kota Bandung.