Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Tahun 2017 - 2023

29 November 2024

By: Novian Adi Saputro

Open Data

Perubahan Lahan

Open Data

Tutupan Lahan 2023

Open Data

Tutupan Lahan 2017

Perubahan Tutupan Lahan

Latar Belakang

Perubahan penggunaan lahan merupakan fenomena yang tidak terhindarkan seiring dengan perkembangan wilayah dan peningkatan aktivitas manusia. Perubahan ini dapat berupa alih fungsi lahan dari hutan ke lahan pertanian, dari lahan pertanian ke pemukiman, atau perubahan lain yang dipengaruhi oleh kebutuhan sosial, ekonomi, dan kebijakan pemerintah. Di Indonesia, fenomena ini semakin terlihat terutama pada daerah-daerah dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat.Kecamatan Tegalombo merupakan salah satu wilayah yang menghadapi tantangan tersebut. Sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Pacitan, Kecamatan Tegalombo memiliki karakteristik geografis dan demografis yang unik, dengan dominasi aktivitas agraris serta potensi sumber daya alam yang beragam. Namun, perkembangan wilayah dan dinamika sosial-ekonomi telah memunculkan tekanan terhadap lahan, yang ditandai dengan adanya perubahan pola penggunaan lahan dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan ini tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, seperti degradasi lahan dan penurunan kualitas ekosistem, tetapi juga terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat.Menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tegalombo menjadi penting untuk memahami faktor-faktor penyebab, pola perubahan, serta dampak yang ditimbulkan. Informasi ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan berbasis data, sehingga mampu meminimalkan dampak negatif dari perubahan lahan sekaligus mendukung pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tutupan lahan yang terjadi selama kurun waktu 2017 – 2023 yang terjadi di Kecamatan Tegalombo dengan menggunakan bantuan dari Sistem Informasi Geografis (SIG).

Metode Penelitian

Metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) adalah teknik analisis data spasial yang umum digunakan dalam pengolahan citra satelit atau data penginderaan jauh untuk mengklasifikasikan piksel-piksel citra ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan karakteristik spektral atau atribut yang dimiliki. Prosesnya dimulai dengan menentukan data latih (training data), yaitu kumpulan piksel dengan kelas tertentu yang ditentukan oleh pengguna, seperti hutan, lahan pertanian, pemukiman, dan perairan. Selanjutnya, algoritma klasifikasi seperti Maximum Likelihood Classifier (MLC), Random Forest, atau Support Vector Machine (SVM) digunakan untuk mempelajari pola dari data latih, yang kemudian diterapkan ke seluruh citra untuk mengklasifikasikan piksel-piksel lainnya. Setelah proses klasifikasi selesai, hasilnya divalidasi dengan membandingkan hasil klasifikasi dengan data referensi atau data lapangan menggunakan metrik seperti matriks kebingungan (confusion matrix) untuk menilai akurasi. Metode ini memiliki keunggulan berupa kontrol pengguna yang tinggi dan relevansi hasil yang sesuai dengan kondisi lapangan, namun juga memiliki keterbatasan, seperti ketergantungan pada kualitas data latih dan resolusi citra. Dalam konteks analisis perubahan lahan, metode ini sangat berguna untuk memetakan dan memantau perubahan penggunaan lahan secara detail dan akurat.

Hasil dan Pembahasan

Menurut Martin (1993) dalam Wahyunto et al, (2001) Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan tutupan lahan sering kali disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu daerah maka juga kemungkinan semakin tinggi perubahan penggunaan lahan yang terjadi, Akibatnya perubahan ini bisa berdampak pada ekosistem, lingkungan, serta sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan hasil pengolahan peta perubahan tutupan lahan didapatkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 1 Perubahan tutupan Lahan Kecamatan Tegalombo Tahun 2017 – 2023, Didapat perubahan tutupan lahan yang lebih condong pada tutupan lahan vegetasi tegakan sebesar 966 Ha yang berarti 3,38 % dari luas Kecamatan Tegalombo itu sendiri. Dari tahun ke tahun kepadatan penduduk di Kecamatan Tegalombo semakin meningkat hal ini dibuktikan karena pada saat tahun 2017 lahan terbangun memiliki luas 1281 Ha akan tetapi saat tahun 2023 memiliki luasan 1473 Ha yang berarti memiliki penambahan luas sebesar 192 atau 4,06 % dari luasan Kecamatan Tegalombo.

Tabel 1. Perubahan Tutupan Lahan

Sedangkan untuk peta tutupan lahan dapat dilihat dibawah ini:

SS Peta Tutupan Lahan

Daftar Pustaka

Wahyunto et al. (2001). “Studi Perubahan Lahan di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang Jawa Tengah.” Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Hal 39 ‐ 40. Bogor 1 Mei 2001.

Derajat, R. M., Sopariah, Y., Aprilianti, S., Taruna, A. C., Tisna, H. A. R., Ridwana, R., & Sugandi, D. (2020). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8 operational land imager (oli) di kecamatan pangandaran. Jurnal Samudra Geografi, 3(1), 1-10.

Data Publications

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Health

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 min read

64 view

2 Data

1 Projects

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Tourism

20 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Kawasan Gunung Batur, Bali, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata berbasis ekologi dan edukasi global. Namun, kawasan tersebut tentunya tak lepas dari status rawan bencana letusan gunung berapi akibat status aktif dari Gunung Batur. Oleh karena itu, kajian ini akan menyoroti pengembangan pariwisata kawasan rawan bencana Gunung Batur, Bali dari perspektif perencanaan wilayah.

14 min read

316 view

1 Projects

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Environment

27 May 2025

Weka

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Analisis Kemampuan Lahan berdasarkan Permen PU No. 20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

31 min read

174 view

2 Data

1 Projects

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Social

13 May 2025

HIMA SAIG UPI

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Sains Informasi Geografi 2024/2025 yang dilaksanakan di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, bertujuan untuk menerapkan metode pemetaan partisipatif dalam penetapan batas administrasi desa. Melalui keterlibatan aktif warga dan perangkat desa, kegiatan ini meliputi diskusi kelompok, survei lapangan, serta validasi berbasis citra satelit, sehingga menghasilkan peta batas administrasi yang akurat dan sesuai kondisi faktual. Selain meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemetaan dan pengelolaan wilayah, kegiatan ini juga mendukung implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pemberdayaan masyarakat setempat.

11 min read

171 view

1 Data

1 Projects

Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot