Latar Belakang
Perubahan penggunaan lahan merupakan fenomena yang tidak terhindarkan seiring dengan perkembangan wilayah dan peningkatan aktivitas manusia. Perubahan ini dapat berupa alih fungsi lahan dari hutan ke lahan pertanian, dari lahan pertanian ke pemukiman, atau perubahan lain yang dipengaruhi oleh kebutuhan sosial, ekonomi, dan kebijakan pemerintah. Di Indonesia, fenomena ini semakin terlihat terutama pada daerah-daerah dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat.Kecamatan Tegalombo merupakan salah satu wilayah yang menghadapi tantangan tersebut. Sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Pacitan, Kecamatan Tegalombo memiliki karakteristik geografis dan demografis yang unik, dengan dominasi aktivitas agraris serta potensi sumber daya alam yang beragam. Namun, perkembangan wilayah dan dinamika sosial-ekonomi telah memunculkan tekanan terhadap lahan, yang ditandai dengan adanya perubahan pola penggunaan lahan dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan ini tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, seperti degradasi lahan dan penurunan kualitas ekosistem, tetapi juga terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat.Menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tegalombo menjadi penting untuk memahami faktor-faktor penyebab, pola perubahan, serta dampak yang ditimbulkan. Informasi ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan berbasis data, sehingga mampu meminimalkan dampak negatif dari perubahan lahan sekaligus mendukung pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tutupan lahan yang terjadi selama kurun waktu 2017 – 2023 yang terjadi di Kecamatan Tegalombo dengan menggunakan bantuan dari Sistem Informasi Geografis (SIG).
Metode Penelitian
Metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) adalah teknik analisis data spasial yang umum digunakan dalam pengolahan citra satelit atau data penginderaan jauh untuk mengklasifikasikan piksel-piksel citra ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan karakteristik spektral atau atribut yang dimiliki. Prosesnya dimulai dengan menentukan data latih (training data), yaitu kumpulan piksel dengan kelas tertentu yang ditentukan oleh pengguna, seperti hutan, lahan pertanian, pemukiman, dan perairan. Selanjutnya, algoritma klasifikasi seperti Maximum Likelihood Classifier (MLC), Random Forest, atau Support Vector Machine (SVM) digunakan untuk mempelajari pola dari data latih, yang kemudian diterapkan ke seluruh citra untuk mengklasifikasikan piksel-piksel lainnya. Setelah proses klasifikasi selesai, hasilnya divalidasi dengan membandingkan hasil klasifikasi dengan data referensi atau data lapangan menggunakan metrik seperti matriks kebingungan (confusion matrix) untuk menilai akurasi. Metode ini memiliki keunggulan berupa kontrol pengguna yang tinggi dan relevansi hasil yang sesuai dengan kondisi lapangan, namun juga memiliki keterbatasan, seperti ketergantungan pada kualitas data latih dan resolusi citra. Dalam konteks analisis perubahan lahan, metode ini sangat berguna untuk memetakan dan memantau perubahan penggunaan lahan secara detail dan akurat.
Hasil dan Pembahasan
Menurut Martin (1993) dalam Wahyunto et al, (2001) Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan tutupan lahan sering kali disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu daerah maka juga kemungkinan semakin tinggi perubahan penggunaan lahan yang terjadi, Akibatnya perubahan ini bisa berdampak pada ekosistem, lingkungan, serta sosial ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil pengolahan peta perubahan tutupan lahan didapatkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 1 Perubahan tutupan Lahan Kecamatan Tegalombo Tahun 2017 – 2023, Didapat perubahan tutupan lahan yang lebih condong pada tutupan lahan vegetasi tegakan sebesar 966 Ha yang berarti 3,38 % dari luas Kecamatan Tegalombo itu sendiri. Dari tahun ke tahun kepadatan penduduk di Kecamatan Tegalombo semakin meningkat hal ini dibuktikan karena pada saat tahun 2017 lahan terbangun memiliki luas 1281 Ha akan tetapi saat tahun 2023 memiliki luasan 1473 Ha yang berarti memiliki penambahan luas sebesar 192 atau 4,06 % dari luasan Kecamatan Tegalombo.
Sedangkan untuk peta tutupan lahan dapat dilihat dibawah ini:
Daftar Pustaka
Wahyunto et al. (2001). “Studi Perubahan Lahan di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang Jawa Tengah.” Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Hal 39 ‐ 40. Bogor 1 Mei 2001.
Derajat, R. M., Sopariah, Y., Aprilianti, S., Taruna, A. C., Tisna, H. A. R., Ridwana, R., & Sugandi, D. (2020). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8 operational land imager (oli) di kecamatan pangandaran. Jurnal Samudra Geografi, 3(1), 1-10.