Latar Belakang
Industri kecantikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kecantikan di Yogyakarta yaitu tren kecantikan alami. Peminat beauty industry di Yogyakarta pada Tahun 2024 dari DIY dan Jawa Tengah bahkan mencapai sekitar 40 persen.
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan yang penting yang dapat menentukan kesuksesan sebuah bisnis, termasuk bisnis di sektor kecantikan seperti toko berbagai produk kecantikan. Lokasi yang tepat dapat meningkatkan visibilitas, aksesibilitas, serta potensi penjualan produk kepada target pasar. Sebaliknya, pemilihan lokasi yang salah akan menyebabkan rendahnya daya jual produk, menurunnya pendapatan usaha, hingga mengalami kegagalan. Beberapa tahun terakhir tren kecantikan banyak diusung oleh influencer-ilfluencer dan artis artris melalui sosial media tiktok, youtube, serta instagram, sehingga meningkatkan minat masyarakat terhadap perawatan kulit terutama di kalangan perempuan muda dan dewasa muda. Pembukaan cabang toko skincare dan make up di daerah dengan potensi pasar yang berkembang menjadi langkah penting dalam ekspansi usaha.
Saat ini di DIY terdapat beberapa toko yang menyediakan kebutuhan skincare, hair care, make up, alat-alat kecantikan, hingga parfum, baik brand lokal maupun internasional. Beberapa toko tersebut antara lain Mutiara Cosmetics, Jelita Cosmetic, CF Beauty, dan Elsbeauty. Keempat toko tersebut banyak dikenal masyarakat jogja maupun pendatang karena memiliki strategi pemasaran yang masif melalui akun sosial medianya seperti Instagram dan tiktok. Akun-akun sosial media tersebut tidak hanya menawarkan produknya, namun sering mengedukasi produk-produk yang cocok sesuai permasalahan pelanggan. Meskipun saat ini pelanggan bisa membeli berbagai produk kecantikan di toko online, tidak menyurutkan daya beli masyarakat terutama remaja dan mahasiswa karena toko-toko tersebut memiliki konsep yang unik-unik, serta lokasi yang strategis .
Mutiara cosmetics saat ini memiliki 5 Cabang yang tersebar di Kota Yogyakarta dan Sleman. Jelita cosmetic memiliki 8 cabang yang tersebar di Kota Yogyakarta dan Sleman. Cf beauty memiliki 3 cabang di Kota Yogyakarta dan Sleman. Elsbeauty memiliki 2 cabang di Sleman. Faktor yang menyebabkan pendirian cabang toko-toko tersebut hanya di Kota Yogyakarta dan Sleman karena keduanya merupakan pusat kegiatan ekonomi serta banyaknya kampus dan sekolah yang mengindikasikan bahwa banyaknya anak muda. Kabupaten Bantul yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki potensi ekonomi dan demografis yang menjanjikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul tahun 2024, jumlah penduduk mencapai lebih dari 980 ribu jiwa, dengan persentase perempuan sebesar 50,2% dari total populasi. Selain itu, sebagian besar penduduk Bantul termasuk dalam kategori usia produktif, yaitu antara 15 hingga 64 tahun, yang merupakan target utama konsumen produk kecantikan. Kawasan ini juga menjadi wilayah penyangga bagi Kota Yogyakarta, sehingga aktivitas ekonomi dan gaya hidup masyarakatnya cukup dinamis dan mengikuti tren urban.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis lokasi yang sesuai di Kabupaten Bantul untuk membuka cabang salah satu toko kecantikan dari keempat brand tersebut. Faktor-faktor yang dipertimbangkan yaitu aksesbilitas, demografi, pesaing, dan fasilitas sekitar. Hasil Analisis diperoleh dari pengolahan di GEO MAPID maupun insight untuk pengambilan keputusan.
Metode dan Data
1. Data Batas Administrasi Kecamatan Kab. Bantul (geomapid)
2. Aksesbilitas (Based Map Openstreetmap geomapid)
3. Data Demografi Kabupaten Bantul Tahun 2024 semester II Tahun 2024 (geomapid)
4. Data kompetitor (geomapid)
Metode yang digunakan untuk analisis lokasi cabang baru melalui GEO MAPID yaitu isocrone untuk mengetahui waktu tempuh dari berbagai lokasi dan INSIGHT untuk mengetahui lokasi yang sesuai dibandingkan dengan data demografi.
Hasil dan Pembahasan

Kabupaten Bantul terletak di bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki total 17 kecamatan yaitu Bangutapan, Pleret, Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Sanden, Srandakan, Bambanglipuro, Pandak, Bantul, Pajangan, Sedayu, Sewon, Kasihan, dan Jetis. Berdasarkan Jumlah penduduknya, kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Bangutapan 117.875 jiwa , Kecamatan Kasihan 108.779 jiwa, dan Kecamatan Sewon 103.238 jiwa. Ketiga kecamatan tersebut berdasarkan Peta RTRW Kabupaten Bantul merupakan Kawasan II yang disebut sebagai kawasan pengembangan Kota Yogyakarta atau Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY), yaitu kawasan tumbuh cepat semi urban ke urban serta didominasi oleh pengembangan perumahan dan perdagangan.

Jumlah penduduk perempuan pada usia produktif yaitu 15-49 di Kabupaten Bantul dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kelas tinggi sebanyak >11000 terdapat di Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Bangutapan yang diperlihatkan oleh area berwarna kuning. Kelas sedang 6000-11000 jiwa dengan area berwarna hijau muda, sedangkan kelas rendah <6000 ditandai dengan area hijau muda. Berdasarkan pola demografi tersebut yang mana jumlah penduduk perempuan pada usia 15-49 merupakan target pasar, sehingga dapat dipertimbangkan cabang salah satu toko kecantikan ternama dapat berada pada Kecamatan Kasihan, Sewon, maupun Bangutapan.

Berdasarkan Gambar 1.3 Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Bangutapan dilewati oleh jalan nasional yaitu Jl. Ring Road Selatan. Kecamatan Sewon selain jalan nasional dilalui oleh jalan provinsi yaitu Jl. Parangtritis dan Jl. Bantul. Salah satu transportasi umum yaitu transjogja memiliki rute melewati Jl. Ringroad selatan, sehingga ketiga Kabupaten tersebut memiliki aksesbilitas yang cukup baik apabila ingin menuju lokasi menggunakan moda kendaraan umum.

Berdasarkan persebaran fasilitas publik pendidikan di Kec. Kasihan, Sewon, dan Bangutapan terutama perguruan tinggi dan sekolah menengah atas/kejuruan calon cabang toko akan ditempatkan di lokasi yang dekat dengan perguruan tinggi. Hal tersebut mengacu pada data yang diperoleh melalui web berita detik.com hasil Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) tahun 2024 yaitu tiga pengeluaran besar terhadap makan/minum 26%, gaya hidup 23%, kos/tempat tinggal 22%. Dalam hal tersebut pengeluaran gaya hidup yang paling banyak pada perawatan wajah dan tubuh yaitu skincare/bodycare.

Analisis lokasi cabang dianalisis melalui fitur INSIGHT. Hal hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan insight yaitu lokasi bisnis kompetitor dengan jumlah penduduk perempuan yang berusia 15-49. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa di lokasi calon cabang toko 1 yaitu terletak di Jl. Ringroad selatan yang berdekatan dengan kampus UMY cukup sesuai dengan kompetitor 3. Lokasi calon cabang toko 2 yang terletak di Jl. Parangtritis berdekatan dengan kampus ISI nilainya sesuai dengan kompetitor 2. Lokasi calon cabang toko 3 yang terletak di Jl. Gedong Kuning nilainya sangat sesuai dengan 6. Namun, setelah dilakukan penelusuaran lebih lanjut melalui google maps, bahwa toko-toko tersebut tidak memiliki konsep yang unik, kurang lengkap, dan tidak memiliki sosial media sebagai cara marketing, melainkan hanya toko biasa, sehingga sangat memungkinkan bahwa keempat brand toko ternama tersebut (Jelita Cosmetic, Mutiara Cosmetics, CF beauty, dan Elsbeauty) membuat cabang di lokasi lokasi tersebut.



Berdasarkan peta isocrone tersebut diketahui bahwa calon cabang toko 1, 2, 3 dapat ditempuh melalui berjalan, bersepeda, hingga berkendara mobil dengan waktu tempuh yang berbeda-beda. Cabang toko tersebut dapat ditempuh berjalan kaki dari halte dan beberapa fasilitas pendidikan, sehingga siswa/mahasiswa/pekerja di dekat lokasi tersebut sangat mudah mengaksesnya. Dengan waktu tempuh hanya 10 menit toko tersebut dapat diakses dari berbagai wilayah sekitarnya dengan jangkauan yang lebih luas. Hasil tersebut membuktikan bahwa kemudahan akses akan memperbanyak konsumen dan jangkauan pasar yang lebih luas.
REFERENSI
Harahap, Kartini, dkk (2023). Buku Referensi Sistem Informasi Geografi for Business. Kota Malang. Penerbit Litnus
Hasibuan, M. H., & Tarigan, F. (2022). Pemetaan potensi sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Kabupaten Nias Selatan menggunakan metode interpolasi IDW dan citra satelit. Jurnal Ilmiah Administrasi dan Pengabdian Masyarakat (AdminPek), 6(2), 257–266*. https://doi.org/10.58258/adminpek.v6i2.404
https://binus.ac.id/malang/2017/06/pemilihan-lokasi-usaha-sebagai-salah-satu-strategi-dalam-business-start-u
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2024/08/08/510/1184112/biaya-hidup-mahasiswa-di-jogja-melebihi-ump-terjebak-lifestyle-skincare-dan-iphone (diakses pada 7 Mei 2025)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2025). Kabupaten Bantul Dalam Angka 2025. Bantul: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030.