Latar Belakang
Bencana adalah suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang berpotensi mengganggu dan mengancam kehidupan masyarakat. Kejadian ini dapat dipicu oleh faktor alam, non-alam, maupun aktivitas manusia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian materi, serta dampak pada kondisi psikologis masyarakat.
Perkembangan kota dan permukiman di Indonesia menunjukkan kecenderungan masyarakat untuk memilih lokasi di daerah pesisir atau tepi sungai. Air merupakan elemen penting bagi kehidupan manusia, dan sebagai negara kepulauan dengan banyak wilayah perairan, banyak masyarakat Indonesia memilih tinggal di kawasan pesisir. Daerah pesisir kaya akan sumber daya alam yang beragam dan memiliki peran penting dalam perkembangan sosial, ekonomi, budaya, serta pariwisata. Namun, banyak orang belum memahami risiko tinggal di kawasan pesisir atau tepi sungai.
Tinggal di wilayah pesisir memiliki risiko tersendiri, seperti ancaman bencana alam, termasuk tsunami. Tsunami dapat terjadi akibat longsor bawah laut, erupsi gunung berapi, gempa bumi besar, atau gangguan lainnya di dasar laut yang memicu gelombang besar bergerak dengan cepat menuju daratan. Di Indonesia, tsunami sebagian besar disebabkan oleh gempa tektonik akibat aktivitas pergeseran lempeng tektonik di area subduksi dan zona seismik aktif. Kondisi geografis yang dipengaruhi oleh dinamika lempeng tektonik membuat banyak kawasan pesisir di Indonesia berpotensi mengalami bencana tsunami.
Bahaya bencana tsunami juga dapat di prediksi menggunakan analisis GIS dengan menggunakan metode overlay, Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola dan menyimpan data atau informasi geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan SIG dengan visualisasi data spasial yang berisi prediksi tingkat bahaya banjir di Kota Tegal, Kota Tegal terletak di pantai utara Jawa Tengah dan memiliki wilayah pantai serta laut yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal di timur oleh Sungai Ketiwon, dan dengan Kabupaten Brebes di barat oleh Sungai Gangsa. Pesisir Kota Tegal kaya akan sumber daya alam dari laut, serta berfungsi sebagai kawasan industri, perikanan, pariwisata, permukiman, pelabuhan, dan tempat pembuangan limbah. Aktivitas perikanan dan perindustrian di kawasan ini telah mempercepat kemajuan pesisir Kota Tegal.
Secara geografis, kawasan ini berada di antara lintang 06°50’ LS hingga 06°53’ LS dan bujur 109°08’ BT hingga 109°10’ BT. Hasil perikanan dan industri telah mendorong optimalisasi sumber daya pesisir, menjadikannya prioritas utama pendapatan Kota Tegal. Kota Tegal telah berkembang pesat menuju perekonomian baru dan kemajuan industrialisasi. Letak strategis di jalur arteri Pantura mendukung pemasaran hasil tangkapan dan olahan ikan, yang diuntungkan oleh meningkatnya kebutuhan pasar dan ketersediaan bahan baku perikanan.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan prediksi tingkat bahaya banjir di Kota Tegal
Metodologi
Analisis ini berlokasi di Kota Tegal dengan menggunakaan metode overlay menggunakan software Arcgis untuk mengetahui tingkat bahaya tsunami di Kota Tegal yang mendekati pesisir pantai yang mudah terkena bencana alam tsunami, data yang di gunakan dalam analisis ini ada 5 data, data elevasi permukaan, data jarak dari pantai, data jarak dari sungai, data kemiringan lereng, dan data penggunaan lahan Kota Tegal.
Pengumpulan di lakukan dengan mencari data di website resmi dari data data yang di butuhkan dalam analisis ini.

Hasil dan Pembahasan
Dalam pengolahan dan perhitungan kelas menggunakan data hasil klasifikasi setiap parameter kelas informasi, nilai hasil pengolahan kemudian dianalisis. Proses ini membutuhkan data penggunaan lahan, jarak dari sungai, jarak dari garis pantai, elevasi permukaan, kemiringan lahan. Alat yang di gunakan untuk analisis spasial adalah overlay digunakan untuk melakukan analisis ini. Selanjutnya untuk skor dan pembobotan pada data mengikuti sumber di bawah ini

setelah memasukkan semua skor dan bobot ke dalam semua data, selanjutnya dengan menggunakan analisis overlay pada aplikasi GIS setelah di overlay, menentukan parameter klasifikasi dengan menggunakan rumus dibawah ini :

dengan menggunakan rumus interval ini kita dapat menentukan klasifikasi kelas berdasarkan total skor dari hasil overlay, hasil interval kelas yang di peroleh interval minimum 1 dan maksimum 4,75, interval 1 - 1,75 termasuk kedalam kelas sangat rendah dan dapat di mungkinkan terjadi kena dampak tsunami sangat tidak memungkinkan, interval 1,75 - 2,5 termasuk kelas rendah memungkinkan terkena bencana tsunami kecil, interval 2,5 - 3,25 termasuk kelas sedang memungkinkan terkena bencana tsunami sedikit lebih tinggi , interval 3,25 - 4 termasuk kelas tinggi sudah di pastikan untuk lokasi ini terkena bencana tsunami, dan interval 4 - 4,75 termasuk kelas sangat tinggi dan tidak dapat di hindari dan lokasi yang berdekatan dengan pesisir pantai yang berwarna merah, berikut merupakan hasil overlay dan menjadikan Peta Prediksi Tingkat Bahaya Tsunami

Dari hasil pengolahan klasifikasi Prediksi Tingkat Bahaya Tsunami, diperoleh luasan tingkat kelasnya yaitu untuk kelas sangat rendah memiliki luas 2,97 ha sangat tidak mungkin untuk terkena bencana tsunami, untuk kelas rendah memiliki luas 33,5 ha untuk lokasi dengan kelas rendah mungkin akan terkena bencana tsunami dan hanya sedikit, untuk kelas sedang memiliki luas 1194,76 ha lokasi ini banyak zona yang terkena bencana tsunami dan kemungkinan untuk tidak terkena hanya sedikit, untuk kelas tinggi memiliki luas 2324,64 ha dan sudah di pastikan area ini akan terkena bencana tsunami karena berdekatan dengan pesisir pantai, untuk kelas sangat tinggi memiliki luas 355,08 ha untuk kelas ini tidak dapat di hindari karena sangat berdekatan dengan pesisir pantai.
Kesimpulan
Analisis prediksi tingkat bahaya tsunami di Kota Tegal telah dilakukan menggunakan metode overlay berbasis GIS (Geographic Information System). Proses ini memanfaatkan lima parameter utama, yaitu data elevasi permukaan, jarak dari pantai, jarak dari sungai, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Dengan pendekatan ini, hasil analisis menunjukkan pembagian tingkat bahaya tsunami ke dalam lima kelas, mulai dari sangat rendah hingga sangat tinggi.
Dari hasil klasifikasi, diperoleh luasan untuk setiap tingkat bahaya sebagai berikut:
-
1.Kelas Sangat Rendah: Memiliki luas 2,97 ha, dengan kemungkinan sangat kecil untuk terkena tsunami.
-
2.Kelas Rendah: Meliputi luas 33,5 ha, dengan risiko kecil terjadinya tsunami di kawasan ini.
-
3.Kelas Sedang: Mencakup luas 1.194,76 ha, dengan kemungkinan signifikan terkena tsunami di beberapa zona.
-
4.Kelas Tinggi: Meliputi luas 2.324,64 ha, dan dipastikan area ini akan terkena tsunami karena berada di dekat pesisir.
-
5.Kelas Sangat Tinggi: Berluas 355,08 ha, yang tidak dapat dihindari dari dampak tsunami, terutama di lokasi pesisir pantai.
Hasil analisis ini memberikan peta prediksi tingkat bahaya tsunami yang dapat digunakan untuk memetakan wilayah risiko tinggi dan sebagai dasar perencanaan mitigasi bencana di Kota Tegal. Wilayah dengan tingkat bahaya tinggi dan sangat tinggi memerlukan perhatian khusus dalam upaya mitigasi, seperti perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, serta edukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan terhadap ancaman tsunami.