[GEODATA] Demografi Update Juga!

21/05/2024 • MAPID

[GEODATA] DEMOGRAFI INDONESIA TAHUN 2023 SEMESTER II


Demografi Indonesia Tahun 2023
Demografi Indonesia Tahun 2023

Halo, Sobat MAPID! Sudah akrab dengan istilah demografi, kan? Secara sederhana, demografi adalah studi tentang populasi suatu daerah, termasuk struktur, distribusi, dan perkembangannya. Data demografi sangat penting untuk memahami karakteristik dan dinamika populasi, yang pada gilirannya dapat berperan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Kini, MAPID memiliki data demografi terbaru dari Disdukcapil yang siap diolah untuk kebutuhan analisis geospasial Sobat MAPID semua. Penasaran dengan informasi menarik yang akan kita bahas dalam artikel ini? Mari kita bahas!

Informasi Terperinci tentang Demografi

Demografi merupakan sebuah bidang yang tidak hanya terfokus pada jumlah penduduk suatu wilayah, tetapi juga melibatkan berbagai data lainnya yang memberikan wawasan yang lebih dalam. Dari data ter-update ini, beberapa informasi yang tersedia pada data demografi yang tersedia pada GEO MAPID di antaranya:

  1. 1.
    Batas Administrasi Wilayah: Data ini mencakup batas-batas administratif mulai dari tingkat provinsi hingga kelurahan. Informasi batas wilayah menjadi salah satu informasi utama pada data ini karena dengan memberikan gambaran detail mengenai pembagian wilayah suatu daerah, analisis spasial dapat dilakukan.
  1. 2.
    Informasi Umum Kependudukan: Data ini menyediakan data dasar tentang populasi seperti jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga (KK), kepadatan penduduk, perpindahan penduduk, jumlah kematian, perubahan data, jumlah wajib KTP, dan jumlah yang telah merekam KTP.
  1. 3.
    Agama: Data ini mencatat jumlah penduduk berdasarkan agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
  1. 4.
    Jenis Kelamin: Data ini menginformasikan distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin, sehingga dapat membantu dalam analisis gender dan perencanaan kebijakan.
  1. 5.
    Status Perkawinan: Memberikan informasi mengenai status perkawinan penduduk; belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati.
  1. 6.
    Kelompok Usia: Data ini membagi penduduk dalam kelompok usia setiap lima tahun, mulai dari 0-4 tahun hingga 60-64 tahun dan lebih dari 65 tahun. Selain itu, tersedia juga jumlah penduduk yang lahir pada beberapa tahun terakhir sebelum data ini diterbitkan.
  1. 7.
    Pendidikan: Data ini menginformasikan tingkat pendidikan penduduk yang dibagi berdasarkan usia sekolah dan penduduk yang tamat pendidikan mulai dari SD hingga S3.
  1. 8.
    Golongan Darah: Data ini mencatat golongan darah penduduk.
  1. 9.
    Profesi: Data ini menyediakan informasi tentang profesi penduduk, seperti nelayan, pelajar/mahasiswa, pedagang, pensiunan, mengurus rumah tangga, wiraswasta, guru, perawat, pengacara, dan pekerjaan lainnya.

Sorotan Data Demografi 2023

Setelah mengetahui beragam data yang tersedia, kita dapat mulai menjelajahi hal-hal menarik dari dataset terbaru ini. Dengan data-data tersebut, kita dapat menggali insight-insight yang berharga.

1. Tren Populasi: Jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 275,5 juta jiwa pada akhir tahun 2023. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 1,63 juta jiwa dibandingkan periode sebelumnya. Dan dari jumlah populasi tersebut juga, kita dapat mengetahui jumlah penduduk di lima kotamadya Jakarta berkisar 4,7% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 13 juta jiwa. Sebagai contoh, mari kita lihat tren kepadatan penduduk di Kota Administrasi Jakarta Pusat.Dengan pembagian kelas berdasarkan equal interval, terdapat dua kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Pusat yang masuk ke dalam kelas kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu Kelurahan Galur dan Kelurahan Kampung Rawa. Masing-masing kepadatan penduduk untuk kedua kelurahan tersebut adalah 81.689 jiwa/km2 untuk Kelurahan Galur dan 85.251 jiwa/km2 untuk Kelurahan Kampung Rawa. Dilihat dari kelas menengah dari kepadatan penduduk di Jakarta Pusat sebagaimana yang ditunjukkan Gambar 1, sudah masuk ke dalam kategori tinggi, kan?

Kepadatan penduduk

Sobat, nilai kepadatan penduduk ini dihitung pada GEO MAPID, lho! Untuk layer berupa poligon, GEO MAPID mampu untuk menghitung area setiap poligon. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan luas area setiap kelurahan. Selanjutnya, dengan menggunakan fitur operator matematika, kita dapat menghitung kepadatan penduduk dengan membagi jumlah penduduk di setiap kelurahan dengan luas kelurahan yang telah didapatkan sebelumnya.

2. Struktur Usia : Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 70% penduduk yang berada di usia produktif (15-64 tahun), sebuah proporsi yang sangat besar dan memberikan peluang emas bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Di Pulau Jawa, ada tiga provinsi yang memiliki jumlah penduduk usia produktif tertinggi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Jawa Barat, jumlah penduduk usia produktifnya adalah 127,807 juta jiwa (69,08%). Sedangkan penduduk usia produktif di Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing berjumlah 135,280 juta dan 139,323 juta jiwa. Data tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan penduduk dari semua kategori usia produktif menggunakan jenis kolom operator matematika pada GEO MAPID. Yuk, lihat contoh visualisasinya untuk Kota Semarang dan Kota Surabaya, sebagai ibu kota provinsi penduduk usia produktif tertinggi.

penduduk produktif Kota Suarabaya

Di Kota Surabaya, diketahui bahwa jumlah penduduk usia produktifnya sejumlah 2.083.228 jiwa, atau 70,13% dari populasinya. Dari seluruh penduduk usia produktif di Kota Surabaya, kelurahan yang ditempati oleh penduduk dengan kategori usia tersebut terbanyak adalah Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Rasio jumlah penduduk produktif dibandingkan dengan total penduduk di kelurahan tersebut adalah 68,04% atau sejumlah 46.695 jiwa. Sementara itu, kelurahan di Kota Surabaya yang memiliki jumlah penduduk produktif terendah adalah Kelurahan Romokalisari, Kecamatan Benowo dengan jumlah 2261 jiwa, meski dengan rasio yang lebih tinggi, yaitu 70,02%.

3. Ketenagakerjaan: Rata-rata penduduk dengan usia produktif yang belum bekerja mencapai 42%. Daerah dengan rata rata lebih dari 50% berada di daerah Indonesia timur yang meliputi Papua Selatan, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Barat, Sulawesi Barat. Sebagai contoh, mari kita lihat visualisasi dari jumlah penduduk yang tidak/belum bekerja di Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

penduduk belum bekerja di kabupaten asmat

Berdasarkan data demografi terkini di Kabupaten Asmat, jumlah penduduk yang tidak/belum bekerja adalah 59.098 jiwa, atau sekitar 53,57% dari total penduduknya. Dari keseluruhan penduduk yang tidak/belum bekerja itu, Desa Bis Agats menjadi desa yang memiliki jumlah penduduk tidak/belum bekerja paling banyak di Kabupaten Asmat, yaitu sebanyak 6.921 jiwa.

Menggali Manfaat Data Demografi

Data tanpa pemanfaatan ibarat tambang emas yang terabaikan. Lalu apa jadinya jika kita memaksimalkan penggunaan data demografi itu. Bisa jadi berbagai masalah seperti tingginya pengangguran, pendidikan yang susah dijangkau, ketidakmerataan penduduk yang banyak menyebabkan masalah seperti tingginya krimanal atau berjamurnya tempat tempat kumuh akan hilang dari sebuah negara.

Terlihat sangat menarik, bukan? Okay jika begitu, mari kita lihat bersama-sama bagaimana beberapa data yang sebelumnya sudah disorot itu dapat memberikan berbagai solusi.

  • Mengingat tingginya rata-rata penduduk usia produktif yang belum bekerja (42%), terutama di daerah Indonesia timur, program pelatihan dan pengembangan keterampilan sangat diperlukan. Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk menyediakan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan pasar. Dengan program pelatihan yang komprehensif, tingkat pengangguran bisa ditekan, sehingga penduduk usia produktif dapat berkontribusi maksimal terhadap perekonomian, menciptakan lingkungan sosial yang lebih stabil dan sejahtera.
  • Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan di daerah-daerah dengan tingkat pengangguran tinggi seperti Papua Selatan, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Barat, dan Sulawesi Barat bisa membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
  • Peningkatan akses teknologi dan internet di daerah-daerah dengan tingkat pengangguran tinggi dapat membuka peluang baru dalam bidang ekonomi digital dan pekerjaan jarak jauh.
  • Melakukan analisis untuk pencegahan kriminalitas. Secara umum, kepadatan penduduk yang tinggi sering kali dikaitkan dengan meningkatnya tingkat kriminalitas. Ketika banyak orang tinggal dalam wilayah yang terbatas, tekanan sosial dan ekonomi dapat meningkat, persaingan akan sumber daya dan peluang kerja menjadi lebih ketat. Risiko terjadinya kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan tindakan kekerasan lainnya cenderung lebih besar dibandingkan dengan daerah yang lebih jarang penduduknya. Upaya pencegahan melalui peningkatan kualitas hidup, pendidikan, dan peluang kerja sangat penting untuk mengurangi tingkat kriminalitas di kawasan padat penduduk.
  • Data populasi dan struktur usia dapat digunakan untuk merencanakan pengembangan infrastruktur seperti transportasi, perumahan, dan fasilitas kesehatan. Daerah dengan populasi produktif yang tinggi membutuhkan infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi dan sosial.

Dear Sobat MAPID, sudah sedikit lebih banyak memahami data demografi pada GEO MAPID dan penggunaannya, kan? Jika Sobat MAPID ingin memanfaatkan data demografi ini serta berbagai fitur analisis geospasial yang tersedia di GEO MAPID, mari bergabung dengan MAPID. Sobat dapat mengimpor data ini dengan mudah ke dalam proyek GEO MAPID untuk analisis lokasi yang memerlukan parameter demografi. Dengan menggunakan data yang terkini dari GEO MAPID, Sobat MAPID akan mampu membuat keputusan yang lebih baik dan tepat sasaran dalam berbagai aspek perencanaan dan pengembangan wilayah.
Selamat menjelajahi kondisi demografi Indonesia melalui GEO MAPID dan sampai jumpa di tulisan kami berikutnya!

Data Publications