Keterjangkauan Persebaran Puskesmas di Kota Madiun Menggunakan Analisis Spasial Sistem Informasi Geografis

22 Desember 2024

By: Fadhilla Chintia Widoresmi

Open Data

PUSKESMAS DI KOTA MADIUN TAHUN 2024 IMPORTED AT 22/DEC/2024 IMPORTED AT 22/DEC/2024

Open Data

DEMOGRAFI KOTA MADIUN TAHUN 2024-I IMPORTED AT 22/DEC/2024 IMPORTED AT 22/DEC/2024

Open Project

Analisis Keterjangkauan Puskesmas Kota Madiun - Fadhillacw

Kota Madiun

PENDAHULUAN

Kota Madiun salah satu wilayah provinsi Jawa Timur bagian barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun yaitu sebelah utara Kecamatan Madiun, sebelah selatan Kecamatan Geger, sebelah barat Kecamatan Jiwan, sebelah timur Kecamatan Wungu, dan sebelah timur laut Kecamatan Dagangan.Terletak pada dataran rendah antara 7’-8’ LS, antara 111’-112’ BT. Letak geografis Kota Madiun sangat strategis karena terletak pada simpul jaringan jalan regional yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Timur dengan daerah-daerah di Jawa Tengah dan khususnya menghubungkan Kota Madiun dengan kota-kota besar lainnya yaitu Yogyakarta, Jakarta lewat Ngawi, Tawangmangu atau Surakarta lewat Magetan, Pacitan-Trenggalek lewat Ponorogo serta jalur Kereta Api Lintas Pulau Jawa Bagian Selatan yang menghubungkan Surabaya-Jakarta lewat Purwokerto dan Surabaya – Bandung (PPID Pemerintah Kota Madiun, 2024).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas tingkat pertama dalam upaya promotif dan preventif capaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Mentang, Rumayar, & Kolibu, 2018). Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014, penyelenggaraan pembangunan kesehatan oleh Puskesmas, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan fasilitas kesehatan dapat dilihat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03 – 1733 – 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Pada Puskesmas, standar pelayanan fasilitas kesehatan ditetapkan dengan jangkauan radius 3.000 meter (3 Km). Dengan adanya standar ini, maka dapat diketahui sejauh mana pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut dapat melayani penduduk yang berada di sekitar fasilitas. (Salsabilah, Arie, Pusporini, & Afrianto, 2023).

Pada penelitian ini menganalisis ketersebaran dan keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun dengan menggunakan metode buffering menggunakan tools radius dan isochrone di geomapid. Buffer dalam Sistem Informasi Geografis diartikan adalah zona yang digambar di sekitar titik, garis, atau poligon apapun yang mencakup semua area dalam jarak tertentu dari fitur. Zona ini digambar oleh GIS dalam bentuk poligon baru. Buffer dapat digunakan untuk masalah model data raster dan vektor. Buffer Zone adalah suatu kawasan dari objek peta, apakah itu titik, garis, atau luas (poligon). Dengan membuat buffer, akan terbentuk coverage area atau melindungi fitur spasial pada peta (objek buffer area) dengan jarak tertentu (Agnestia, Alviana, Lumbantobing, Irsyad, & Ibrahim, 2023). Isochrone adalah teknik yang digunakan untuk menentukan dan memvisualisasikan area yang dapat dicapai dari suatu titik pusat dalam periode waktu tertentu menggunakan mode transportasi tertentu. Teknik ini sering digunakan dalam perencanaan transportasi, analisis aksesibilitas, perencanaan kota, dan studi lingkungan (Bagus, 2024). Peta isochrone menggunakan pendekatan ukuran kontur dalam pengukuran aksesibilitas waktu tempuh (Widayanti, 2022).

METODE PENELITIAN

Pada penelitian "Sistem Informasi Geografis Analisis Penyebaran Puskesmas di Kota Madiun" memiliki tahapan penelitian sebagai berikut.

  1. 1.
    Studi Literatur
  1. 2.
    Pengumpulan Data
  1. 3.
    Pengolahan Data
  1. 4.
    Hasil dan Analisis Data
  1. 5.
    Kesimpulan dan Saran

alur

Gambar 1 Diagram Alur Penelitian

Sesuai dengan gambar 1, tahap pertama yaitu studi literatur. Literatur yang digunakan merupakan kumpulan fakta dan data berupa teori atau kajian sebagai acuan atau landasan penelitian ini dari penelitian terdahulu dan peraturan pemerintah sesuai dengan yang tercantum pada daftar pustaka. Data yang dikumpulkan dan akan digunakan merupakan data yang bisa diakses pada menu import data di geomapid. Data yang digunakan adalah Demografi Kota Madiun untuk mengetahui persebaran penduduk dan batas administrasinya, serta data Puskesmas di Kota Madiun untuk mengetahui persebaran puskesmas yang akan dianalisis. Hasil dan Analisis merujuk pada metode penelitian yang digunakan yaitu metode buffering dan isochrone. Metode Buffering digunakan untuk menganalisis luas daerah atau area keterjangkauan tertentu dari suatu titik dengan masyarakat. Pembuatan buffering menggunakan tools pada geomapid dengan pilihan radius. Radius yang digunakan untuk analisis keterjangkauan puskesmas adalah 1.500 meter atau 1,5 km dan 3.000 meter atau 3km. Pembuatan isocrone juga menggunakan tools pada geomapid dengan pilihan isochrone. Analisis isochrone menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter waktu menit dan lama berkendara 5 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan metode analisis yang dilakukan, dihasilkan data sebagai berikut. Kota Madiun memiliki tiga kecamatan yaitu Taman, Manguharjo, dan Kartoharjo yang terbagi daerah administrasinya seperti pada gambar 2.

Gambar 1 Batas Administrasi Kota Madiun

Gambar 2 Administrasi Kota Madiun

Terdapat 24 Puskesmas di Kota Madiun yang didapatkan dari import data di fitur geomapid tercantum pada Atribut tabel seperti pada tabel 1 daftar Puskesmas di Kecamatan Taman, tabel 2 daftar Puskesmas di Kecamatan Manguharjo, dan tabel 3 daftar Puskesmas di Kecamatan Kartoharjo. Pada Kecamatan Taman terdapat 8 Puskesmas, Kecamatan Manguharjo terdapat 10 Puskesmas, dan Kecamatan Kartoharjo terdapat 6 Puskesmas dengan persebarannya seperti pada gambar 3.

Tabel 1 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Taman Kota Madiun

taman

Tabel 2 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

manguharjo

Tabel 3 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun

kartoharjo

Pada visualisasi persebaran titik puskesmas memiliki warna yang memberikan arti tertentu. Titik merah pada area hijau mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Kecamatan Kartoharjo. Titik biru pada area merah mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Kecamatan Manguharjo. Titik hijau di area biru mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Taman.

Gambar 2 Persebaran Titik Puskesmas Kota Madiun

Gambar 3 Persebaran Titik Puskesmas Kota Madiun

Pada seluruh titik persebaran puskesmas yaitu 24 titik tersebut, telah dianalisis dengan metode buffering untuk mengetahui cakupan jangkauan berdasarkan radius yang diujikan. Radius yang diujikan adalah 1,5 km dan 3 km seperti pada gambar 4 dengan sisi kiri radius 1,5 km dan sisi kanan radius 3 km. Pada Radius 1,5 menjangkau keseluruhan wilayah kecuali di sisi barat dan selatan ada area yang tidak masuk dalam radius tersebut, sedangkan pada radius 3 km seluruh wilayah Kota Madiun terjangkau tanpa terkecuali bahkan hingga keluar wilayah administrasi Kota Madiun dapat dijangkau. Jika dianalisis pada radius 1,5 km berdasakan tutupan lahan yang ada pada area yang tidak terjangkau adalah area persawahan, maka dapat dianalisis bahwa keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun sudah sesuai dan menjangkau seluruh wilayah masyarakat Kota Madiun.

Gambar 3 Radius keseluruhan

Gambar 4 Visualisasi Radius Keterjangkauan Puskesmas Kota Madiun

Keterjangkauan berdasarkan radius yang dianalisis, Puskesmas di Kota Madiun memenuhi keterjangkauan fasilitas kesehatan khususnya Puskesmas untuk seluruh masyarakat Kota Madiun. Analisis yang digunakan untuk mengetahui akses keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun adalah dengan isochrone. Pada geomapid terdapat tools yang bisa digunakan untuk mengetahui dengan moda kendaraan tertentu dan parameter yang diujikan serta lama waktu berkendara yang ditempuh bisa menjangkau wilayah atau area mana saja pada penelitian tersebut. Pada penelitian ini menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter yang diujikan waktu dalam satuan menit dan lama berkendaranya 5 menit seperti pada gambar 5.

Gambar 4

Gambar 5 Analisis Isochrone pada Puskesmas di Kota Madiun

Pada analisis isochrone hampir sama dengan analisis radius yang menunjukkan ada wilayah atau area yang tidak terjangkau. Area yang tidak terjangkau adalah area persawahan yang dapat dilihat dengan mode basemap citra satelit seperti pada gambar 6.

Gambar 5

Gambar 6 Area Persawahan yang Tidak Terjangkau dengan analisis Isochrone

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah menganalisis hasil dari pengolahan data ketersebaran dan keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun dengan metode buffering menggunakan tools radius dan isochrone di geomapid dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut.

  1. 1.
    Puskesmas di Kota Madiun tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Taman, Kecamatan Maguharjo, dan Kecamatan Kartoharjo. Jumlah total Puskesmas yang tersebar adalah 24 Puskesmas terdiri dari Kecamatan Taman terdapat 8 Puskesmas, Kecamatan Manguharjo terdapat 10 Puskesmas, dan Kecamatan Kartoharjo terdapat 6 Puskesmas.
  1. 2.
    Keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun diukur dengan radius menggunakan metode buffering pada tools di geomapid. Radius yang digunakan adalah 1,5 km dan 3 km. Pada radius 1,5 km terdapat wilayah atau area yang tidak terjangkau oleh ring buffer, saat dianalisis menggunakan basemap citra satelit dapat diketahui area yang tidak terjangkau tersebut adalah area sawah yang tidak terdapat permukiman penduduk di wilayah tersebut, dapat disimpulkan dengan radius 1,5 tetap terjangkau oleh Puskesmas di Kota Madiun. Sedangkan pada radius 3 km seluruh wilayah Kota Madiun dapat dijangkau bahkan hingga keluar wilayah administrasi Kota Madiun dapat terjangkau.
  1. 3.
    Keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun diukur dengan isochrone menggunakan tools di geomapid. Pola analisis isochrone yang digunakan adalah menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter waktu dalam menit dan lama tempuh 5 menit. Analisis yang didapatkan terdapat area atau wilayah yang tidak terjangkau. Area yang tidak terjangkau tersebut sama dengan analisis radius sebelumnya yaitu area sawah, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan analisis isochrone seluruh area Kota Madiun terjangkau dengan Puskesmas yang telah tersebar.

Saran

Dari penelitian ini telah dilakukan pengolahan data, analisis dan kesimpulan, peneliti menambahkan saran untuk mendukung keberlanjutan penelitian selanjutnya agar dapat menjadi salah satu referensi kebijakan pemerintah sebagai berikut.

  1. 1.
    Penelitian dapat dilakukan dengan banyak sampel isochrone, sampel yang dimaksud adalah menggunakan fitur isochrone tools di geomapid dengan moda kendaraan lainnya seperti mobil dengan kemacetan, bersepeda, dan berjalan. Selain itu dapat menggunakan parameter jarak atau waktu yang dapat diatur sesuai kebutuhan analisis penelitian selanjutnya.
  1. 2.
    Peneliti mencari studi kasus yang dekat dengan masyarakat sekarang agar lebih relevan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Agnestia, Alviana, K., Lumbantobing, L., Irsyad, A., & Ibrahim, M. R. (2023). Analisis Buffer Dalam Sistem Informasi Geografis Untuk Pemilihan Jarak Terdekat Pom Bensin Dari Jangkauan Gedung Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Kreatif Teknologi dan Sistem Informasi (KRETISI), 40-45.
  • Bagus, I. (2024, Mei 31). Apa yang Terjadi dengan Terminal Kambang Putih di Tuban? Retrieved from MAPID: https://mapid.co.id/blog/apa-yang-terjadi-dengan-terminal-kambang-putih-di-tuban#:~:text=Analisis%20Isochrone%20adalah%20teknik%20dalam,perencanaan%20kota%2C%20dan%20studi%20lingkungan.
  • BSN. (2004). Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004: Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional.
  • Mentang, J. J., Rumayar, A. A., & Kolibu, F. K. (2018). HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TARATARA KOTA TOMOHON. Jurnal KESMAS.
  • Menteri Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
  • PPID Pemerintah Kota Madiun. (2024, 12 22). Letak Geografis Kota Madiun. Retrieved from PPID Pemerintah Kota Madiun: https://arsip-ppid.madiunkota.go.id/letak-geografis-kota-madiun/
  • Salsabilah, I., Arie, F. C., Pusporini, N., & Afrianto, F. (2023). Pemodelan Network Analysis terhadap Keterjangkauan Fasilitas Puskesmas Kota Malang. Jurnal Solma, 522-535.
  • Widayanti, H. (2022). KETERJANGKAUAN SPASIAL PUSKESMAS DI PUSAT KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ISOCHRONE. Jurnal Litbang Sukowati, 54-67.

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

53 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

252 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

147 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

86 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot