PENDAHULUAN
Kota Madiun salah satu wilayah provinsi Jawa Timur bagian barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun yaitu sebelah utara Kecamatan Madiun, sebelah selatan Kecamatan Geger, sebelah barat Kecamatan Jiwan, sebelah timur Kecamatan Wungu, dan sebelah timur laut Kecamatan Dagangan.Terletak pada dataran rendah antara 7’-8’ LS, antara 111’-112’ BT. Letak geografis Kota Madiun sangat strategis karena terletak pada simpul jaringan jalan regional yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Timur dengan daerah-daerah di Jawa Tengah dan khususnya menghubungkan Kota Madiun dengan kota-kota besar lainnya yaitu Yogyakarta, Jakarta lewat Ngawi, Tawangmangu atau Surakarta lewat Magetan, Pacitan-Trenggalek lewat Ponorogo serta jalur Kereta Api Lintas Pulau Jawa Bagian Selatan yang menghubungkan Surabaya-Jakarta lewat Purwokerto dan Surabaya – Bandung (PPID Pemerintah Kota Madiun, 2024).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas tingkat pertama dalam upaya promotif dan preventif capaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Mentang, Rumayar, & Kolibu, 2018). Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014, penyelenggaraan pembangunan kesehatan oleh Puskesmas, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan fasilitas kesehatan dapat dilihat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03 – 1733 – 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Pada Puskesmas, standar pelayanan fasilitas kesehatan ditetapkan dengan jangkauan radius 3.000 meter (3 Km). Dengan adanya standar ini, maka dapat diketahui sejauh mana pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut dapat melayani penduduk yang berada di sekitar fasilitas. (Salsabilah, Arie, Pusporini, & Afrianto, 2023).
Pada penelitian ini menganalisis ketersebaran dan keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun dengan menggunakan metode buffering menggunakan tools radius dan isochrone di geomapid. Buffer dalam Sistem Informasi Geografis diartikan adalah zona yang digambar di sekitar titik, garis, atau poligon apapun yang mencakup semua area dalam jarak tertentu dari fitur. Zona ini digambar oleh GIS dalam bentuk poligon baru. Buffer dapat digunakan untuk masalah model data raster dan vektor. Buffer Zone adalah suatu kawasan dari objek peta, apakah itu titik, garis, atau luas (poligon). Dengan membuat buffer, akan terbentuk coverage area atau melindungi fitur spasial pada peta (objek buffer area) dengan jarak tertentu (Agnestia, Alviana, Lumbantobing, Irsyad, & Ibrahim, 2023). Isochrone adalah teknik yang digunakan untuk menentukan dan memvisualisasikan area yang dapat dicapai dari suatu titik pusat dalam periode waktu tertentu menggunakan mode transportasi tertentu. Teknik ini sering digunakan dalam perencanaan transportasi, analisis aksesibilitas, perencanaan kota, dan studi lingkungan (Bagus, 2024). Peta isochrone menggunakan pendekatan ukuran kontur dalam pengukuran aksesibilitas waktu tempuh (Widayanti, 2022).
METODE PENELITIAN
Pada penelitian "Sistem Informasi Geografis Analisis Penyebaran Puskesmas di Kota Madiun" memiliki tahapan penelitian sebagai berikut.
-
1.Studi Literatur
-
2.Pengumpulan Data
-
3.Pengolahan Data
-
4.Hasil dan Analisis Data
-
5.Kesimpulan dan Saran
Gambar 1 Diagram Alur Penelitian
Sesuai dengan gambar 1, tahap pertama yaitu studi literatur. Literatur yang digunakan merupakan kumpulan fakta dan data berupa teori atau kajian sebagai acuan atau landasan penelitian ini dari penelitian terdahulu dan peraturan pemerintah sesuai dengan yang tercantum pada daftar pustaka. Data yang dikumpulkan dan akan digunakan merupakan data yang bisa diakses pada menu import data di geomapid. Data yang digunakan adalah Demografi Kota Madiun untuk mengetahui persebaran penduduk dan batas administrasinya, serta data Puskesmas di Kota Madiun untuk mengetahui persebaran puskesmas yang akan dianalisis. Hasil dan Analisis merujuk pada metode penelitian yang digunakan yaitu metode buffering dan isochrone. Metode Buffering digunakan untuk menganalisis luas daerah atau area keterjangkauan tertentu dari suatu titik dengan masyarakat. Pembuatan buffering menggunakan tools pada geomapid dengan pilihan radius. Radius yang digunakan untuk analisis keterjangkauan puskesmas adalah 1.500 meter atau 1,5 km dan 3.000 meter atau 3km. Pembuatan isocrone juga menggunakan tools pada geomapid dengan pilihan isochrone. Analisis isochrone menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter waktu menit dan lama berkendara 5 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan metode analisis yang dilakukan, dihasilkan data sebagai berikut. Kota Madiun memiliki tiga kecamatan yaitu Taman, Manguharjo, dan Kartoharjo yang terbagi daerah administrasinya seperti pada gambar 2.
Gambar 2 Administrasi Kota Madiun
Terdapat 24 Puskesmas di Kota Madiun yang didapatkan dari import data di fitur geomapid tercantum pada Atribut tabel seperti pada tabel 1 daftar Puskesmas di Kecamatan Taman, tabel 2 daftar Puskesmas di Kecamatan Manguharjo, dan tabel 3 daftar Puskesmas di Kecamatan Kartoharjo. Pada Kecamatan Taman terdapat 8 Puskesmas, Kecamatan Manguharjo terdapat 10 Puskesmas, dan Kecamatan Kartoharjo terdapat 6 Puskesmas dengan persebarannya seperti pada gambar 3.
Tabel 1 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Taman Kota Madiun
Tabel 2 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Manguharjo Kota Madiun
Tabel 3 Daftar Nama Puskesmas Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun
Pada visualisasi persebaran titik puskesmas memiliki warna yang memberikan arti tertentu. Titik merah pada area hijau mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Kecamatan Kartoharjo. Titik biru pada area merah mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Kecamatan Manguharjo. Titik hijau di area biru mengartikan titik puskesmas tersebut berada di wilayah Taman.
Gambar 3 Persebaran Titik Puskesmas Kota Madiun
Pada seluruh titik persebaran puskesmas yaitu 24 titik tersebut, telah dianalisis dengan metode buffering untuk mengetahui cakupan jangkauan berdasarkan radius yang diujikan. Radius yang diujikan adalah 1,5 km dan 3 km seperti pada gambar 4 dengan sisi kiri radius 1,5 km dan sisi kanan radius 3 km. Pada Radius 1,5 menjangkau keseluruhan wilayah kecuali di sisi barat dan selatan ada area yang tidak masuk dalam radius tersebut, sedangkan pada radius 3 km seluruh wilayah Kota Madiun terjangkau tanpa terkecuali bahkan hingga keluar wilayah administrasi Kota Madiun dapat dijangkau. Jika dianalisis pada radius 1,5 km berdasakan tutupan lahan yang ada pada area yang tidak terjangkau adalah area persawahan, maka dapat dianalisis bahwa keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun sudah sesuai dan menjangkau seluruh wilayah masyarakat Kota Madiun.
Gambar 4 Visualisasi Radius Keterjangkauan Puskesmas Kota Madiun
Keterjangkauan berdasarkan radius yang dianalisis, Puskesmas di Kota Madiun memenuhi keterjangkauan fasilitas kesehatan khususnya Puskesmas untuk seluruh masyarakat Kota Madiun. Analisis yang digunakan untuk mengetahui akses keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun adalah dengan isochrone. Pada geomapid terdapat tools yang bisa digunakan untuk mengetahui dengan moda kendaraan tertentu dan parameter yang diujikan serta lama waktu berkendara yang ditempuh bisa menjangkau wilayah atau area mana saja pada penelitian tersebut. Pada penelitian ini menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter yang diujikan waktu dalam satuan menit dan lama berkendaranya 5 menit seperti pada gambar 5.
Gambar 5 Analisis Isochrone pada Puskesmas di Kota Madiun
Pada analisis isochrone hampir sama dengan analisis radius yang menunjukkan ada wilayah atau area yang tidak terjangkau. Area yang tidak terjangkau adalah area persawahan yang dapat dilihat dengan mode basemap citra satelit seperti pada gambar 6.
Gambar 6 Area Persawahan yang Tidak Terjangkau dengan analisis Isochrone
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah menganalisis hasil dari pengolahan data ketersebaran dan keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun dengan metode buffering menggunakan tools radius dan isochrone di geomapid dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut.
-
1.Puskesmas di Kota Madiun tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Taman, Kecamatan Maguharjo, dan Kecamatan Kartoharjo. Jumlah total Puskesmas yang tersebar adalah 24 Puskesmas terdiri dari Kecamatan Taman terdapat 8 Puskesmas, Kecamatan Manguharjo terdapat 10 Puskesmas, dan Kecamatan Kartoharjo terdapat 6 Puskesmas.
-
2.Keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun diukur dengan radius menggunakan metode buffering pada tools di geomapid. Radius yang digunakan adalah 1,5 km dan 3 km. Pada radius 1,5 km terdapat wilayah atau area yang tidak terjangkau oleh ring buffer, saat dianalisis menggunakan basemap citra satelit dapat diketahui area yang tidak terjangkau tersebut adalah area sawah yang tidak terdapat permukiman penduduk di wilayah tersebut, dapat disimpulkan dengan radius 1,5 tetap terjangkau oleh Puskesmas di Kota Madiun. Sedangkan pada radius 3 km seluruh wilayah Kota Madiun dapat dijangkau bahkan hingga keluar wilayah administrasi Kota Madiun dapat terjangkau.
-
3.Keterjangkauan Puskesmas di Kota Madiun diukur dengan isochrone menggunakan tools di geomapid. Pola analisis isochrone yang digunakan adalah menggunakan moda kendaraan mobil dengan parameter waktu dalam menit dan lama tempuh 5 menit. Analisis yang didapatkan terdapat area atau wilayah yang tidak terjangkau. Area yang tidak terjangkau tersebut sama dengan analisis radius sebelumnya yaitu area sawah, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan analisis isochrone seluruh area Kota Madiun terjangkau dengan Puskesmas yang telah tersebar.
Saran
Dari penelitian ini telah dilakukan pengolahan data, analisis dan kesimpulan, peneliti menambahkan saran untuk mendukung keberlanjutan penelitian selanjutnya agar dapat menjadi salah satu referensi kebijakan pemerintah sebagai berikut.
-
1.Penelitian dapat dilakukan dengan banyak sampel isochrone, sampel yang dimaksud adalah menggunakan fitur isochrone tools di geomapid dengan moda kendaraan lainnya seperti mobil dengan kemacetan, bersepeda, dan berjalan. Selain itu dapat menggunakan parameter jarak atau waktu yang dapat diatur sesuai kebutuhan analisis penelitian selanjutnya.
-
2.Peneliti mencari studi kasus yang dekat dengan masyarakat sekarang agar lebih relevan.
DAFTAR PUSTAKA
- Agnestia, Alviana, K., Lumbantobing, L., Irsyad, A., & Ibrahim, M. R. (2023). Analisis Buffer Dalam Sistem Informasi Geografis Untuk Pemilihan Jarak Terdekat Pom Bensin Dari Jangkauan Gedung Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Kreatif Teknologi dan Sistem Informasi (KRETISI), 40-45.
- Bagus, I. (2024, Mei 31). Apa yang Terjadi dengan Terminal Kambang Putih di Tuban? Retrieved from MAPID: https://mapid.co.id/blog/apa-yang-terjadi-dengan-terminal-kambang-putih-di-tuban#:~:text=Analisis%20Isochrone%20adalah%20teknik%20dalam,perencanaan%20kota%2C%20dan%20studi%20lingkungan.
- BSN. (2004). Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004: Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional.
- Mentang, J. J., Rumayar, A. A., & Kolibu, F. K. (2018). HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TARATARA KOTA TOMOHON. Jurnal KESMAS.
- Menteri Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
- PPID Pemerintah Kota Madiun. (2024, 12 22). Letak Geografis Kota Madiun. Retrieved from PPID Pemerintah Kota Madiun: https://arsip-ppid.madiunkota.go.id/letak-geografis-kota-madiun/
- Salsabilah, I., Arie, F. C., Pusporini, N., & Afrianto, F. (2023). Pemodelan Network Analysis terhadap Keterjangkauan Fasilitas Puskesmas Kota Malang. Jurnal Solma, 522-535.
- Widayanti, H. (2022). KETERJANGKAUAN SPASIAL PUSKESMAS DI PUSAT KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ISOCHRONE. Jurnal Litbang Sukowati, 54-67.