Pendahuluan
Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang juga merupakan kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada posisi 107º36’ Bujur Timur dan 6º55’ Lintang Selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 Tahun 2022, luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar keempat di Indonesia, setelah Kota Jakarta, Kota Surabaya, dan Kota Medan. Kota ini menjadi kota terpadat kedua di Indonesia setelah Jakarta dengan kepadatan mencapai 15.051 jiwa/km² dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.569.107 orang.
Kota Bandung juga merupakan pusat industri dan pendidikan di Jawa Barat serta merupakan kota destinasi para wisatawan. Semua itu berdampak pada mobilitas yang tinggi di kota ini. Tingginya mobilitas masyarakat berpengaruh pada banyaknya volume kendaraan yang beredar setiap harinya (Suartawan & Vicente, 2022). Peningkatan mobilitas di berbagai bidang tersebut berimbas pada meningkatnya kebutuhan akan BBM. Salah satu perusahaan penyalur dan penjualan BBM di Kota Bandung yang menjual produknya di SPBU yaitu Pertamina.
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) adalah lokasi penerimaan, penyimpanan dan penyaluran BBM yang melayani konsumen secara eceran/ritel dan dikhususkan untuk kendaraan bermotor, atau depot BBM dengan kapasitas tangki timbun BBM yang terbatas. Ada empat distributor BBM di Indonesia yang menjual produknya di SPBU, yaitu Pertamina-Indonesia, Shell-Belanda, Petronas-Malaysia, dan Total-Perancis (Risdiyanta, 2014). PT. Pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang bisnis minyak, dan non BBM, gas, petrokimia, dan pelumas baik di Indonesia maupun di negara lain (Theis, 2013).
Pada saat ini, keperluan akan BBM menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk menjadi analisis tersendiri. Ketersediaan dan sebaran lokasi SPBU mempunyai peran penting dan berpengaruh terhadap penyedia kebutuhan akan BBM. Untuk mengetahui sebaran lokasi pertamina dilakukan kajian secara keruangan. Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi berdasarkan sifat sifat penting, dengan pertanyaan mengenai faktor faktor yang menguasai pola sebaran dan bagaimana pola tersebut di ubah agar sebaran tersebut lebih efisien dan wajar. Dengan kata lain dapat di utarakan bahwa dalam analisis keruangan yang di perhatikan utama penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua penyediaan ruang yang akan di gunakan untuk berbagai kegunaan yang di rancang (Setiawan, 2015). Network Analysis dan buffering diperlukan untuk menunjukkan sebaran dan keterjangkauan lokasi SPBU pada jarak/radius dan rute tertentu. Selain itu, Nearest Neighbour Analysis diperlukan untuk mengetahui pola persebaran lokasi SPBU.
Metodologi
Lokasi penelitian berada di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif, mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. Data yang digunakan berupa data spasial (Administrasi Kota Bandung) dan data atribut (Lokasi SPBU Pertamina di Kota Bandung) yang kemudian dilakukan pengolahan dengan network analysis dan buffering serta Nearest Neighbour Analysis . Hasilnya berupa peta sebaran lokasi SPBU Pertamina di Kota Bandung beserta keterjangkauan menurut jarak/radius dan rute tertentu serta pola persebarannya.
- Nearest Neighbor Analysis adalah sebuah analisis untuk menentukan suatu pola penyebaran, dengan menggunakan perhitungan Nearest Neighbor Analysis kita dapat mengetahui pola dari penyebaran apakah berpola seragam (uniform), acak (random), atau kelompok (cluster).
- Buffer peta merupakan sebuah satu alat pengolahan (tools) pada perangkat lunak GIS yang memungkinkan untuk membuat suatu batasan area tertentu dari sebuah obyek.
- Service Area (from point) merupakan tools network analysis yang digunakan untuk menunjukan jalan-jalan dalam jangkauan jarak tertentu berdasar dari suatu titik yang kita tentukan
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengumpulan data sebaran lokasi SPBU Pertamina di Kota Bandung dan sekitarnya, terdapat 117 SPBU yang menyebar di setiap wilayah Bandung. Berikut merupakan daftar lokasi setiap SPBU Pertamina di Kota Bandung dan sekitarnya:
Gambar di atas menunjukkan sebaran Lokasi SPBU di Kota Bandung dan sekitarnya. Pada gambar terlihat bahwa lokasi SPBU Pertamina khususnya di Kota Bandung memiliki pola menyebar namun untuk mengetahuinya dengan pasti perlu dilakukan dengan analisis tetangga terdekat (Nearest Neighbour Analysis) pada ArcToolbox Spatial Statistics Tool yaitu Analyzing Patterns (Averange Nearest Neighbour), yang kemudian masukkan parameter mana yang akan dilakukan analisis tetangga terdekat dengan metode Euclidean Distance (perhitungan jarak ke pusat terdekat untuk setiap cell). Menurut Bintaro dan Surastopo Hadisumarno pada tahun 1978 menyatakan bahwa ada 3 macam pola persebaran, yaitu cluster dengan nilai T=0 atau mendekati 0, random dengan nilai T=1 atau mendekati 1, dan uniform dengan nilai T=2,5 atau mendekati 2,5.
Hasil analisis spasial tetangga terdekat menunjukkan bahwa pola persebaran lokasi SPBU Pertamina di Bandung adalah random atau acak dengan hasil nilai T adalah -0,422697, artinya mendekati 1. Sebaran lokasi SPBU Pertamina ini berada pada jaringan jalan sehingga menjadi akses berkaitan dengan mobilitas yang terdapat di Bandung.
Untuk mengetahui keterjangkauan lokasi SPBU Pertamina di Bandung dilakukan menggunakan teknik buffer pada perangkat lunak pengolahan data spasial. Perhitungan jarak/batasan area antar SPBU ditentukan pada jarak 2.25 km, 2.5 km, 2.75 km, dan 3 km. Hal tersebut mengacu pada tabel klasifikasi jarak antar SPBU berikut:
Sumber: PT. Pertamina (Sarasadi, 2011)
Hasil pengolahan buffer SPBU Pertamina Bandung pada gambar di atas menunjukkan bahwa jangkauan jarak antar SPBU Pertamina lebih dominan berada dalam radius 2,25 km sehingga termasuk kedalam kriteria sangat dekat. Pada wilayah Kota Bandung, beberapa SPBU terlihat mengcover hampir seluruh area Kota Bandung. Sedangkan pada wilayah luar Kota Bandung seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung. dan Kabupaten Bandung Barat, SPBU Pertamina berada pada radius 2,5 km hingga >3 km dan masuk kedalam kriteria dekat hingga sangat jauh. Keberadaan SPBU Pertamina tersebut terlihat hanya berada di jalan-jalan nasional saja dan belum mengcover sebagian besar wilayahnya terutama untuk daerah yang jauh dari perkotaan.
Pemetaan rute terpendek dari lokasi SPBU dilakukan untuk mengoptimalkan informasi jarak/radius jangkauan posisi antar SPBU Pertamina berdasarkan jarak tertentu. Dalam hal ini dilakukan menggunakan metode network analysis teknik service area from layer dalam untuk menunjukkan jalan-jalan dalam jangkauan jarak tertentu berdasarkan dari titik suatu objek, dalam hal ini objeknya merupakan SPBU Pertamina.
Gambar di atas merupakan jalan-jalan yang menunjukkan rute terpendek dari lokasi SPBU Pertamina pada jarak 2.25 km, 2.5 km, 2.75 km, dan 3 km. Rute tersebut memberikan informasi mengenai jalan yang ditempuh menuju lokasi SPBU Pertamina berdasarkan jarak yang telah ditentukan. Terlihat dari rute jarak yang paling dekat (2,25 km) lokasi antar SPBU Pertamina yang masih terhubung satu dengan yang lainnya hingga jarak paling jauh (>3km) atau mulai tidak terlihat terhubung dari SPBU Pertamina satu ke yang lainnya. Rute ini dapat memberikan informasi mengenai keberadaan SPBU Pertamina di suatu tempat ke tempat lainnya.
Kesimpulan
Bandung memiliki 117 SPBU Pertamina dengan pola persebaran random/acak. Lokasi SPBU Pertamina ini berasosiasi dengan jalan-jalan di Bandung yang tentunya merupakan tempat terjadinya mobilitas masyarakat. Keterjangkauan lokasi SPBU Pertamina di Kota Bandung lebih dominan masuk pada kriteria sangat dekat dengan jarak mencakup 2,25 km menurut klasifikasi Sarasadi, 2011. Sedangkan keterjangkauan lokasi SPBU Pertamina di luar Kota Bandung yaitu di Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung barat berada pada kriteria dekat hingga sangat dekat dengan jarak 2,5km hingga >3km. Pemetaan rute terpendek antar lokasi SPBU menunjukkan jalan-jalan terdekat menuju SPBU Pertamina dengan jarak 2,25km, 2,5 km, 2,75 km, dan 3 km yang dapat membantu menemukan lokasi terdekat dari satu SPBU ke SPBU lainnya. Keterjangakauan lokasi SPBU ini dapat menjadi acuan ketika membutuhkan informasi terkait ketersediaan/keberadaan lokasi SPBU di Bandung.
Berdasarkan hasil studi, Kota Bandung memiliki ketersediaan SPBU Pertamina yang memadai di sebagian besar wilayahnya sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas umum tersebut tanpa khawatir.
Referensi
Bintarto dan Hadisumarno Surastopo. 1978. Metode Analisa Geografi.. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial
Bintarto, R., & Surastopo, H. (1979). Metode Analisa Geografi. LP3ES
Risdiyanta, R. (2014). Membedah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Di Indonesia. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 4(3).
Sarasadi, A. (2011). Evaluasi Sebaran Spasial Lokasi Stasiun Pelayanan Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Di Kota Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografis [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
Setiawan, I. K. A., Sugiyanta, I. G., & Miswar, D. (2015). Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 3(4)
Suartawan,P.E. , Vicente, A.S.G. (2022). Analisis Kinerja Simpang Tiga Bersinyal Jalan Raya Sesetan, Jalan Pulau Buton dan Jalan Raya Diponegoro, Denpasar Selatan. Reinforcement Review in Civil Engineering Studies and Management. DOI: 10.38043/reinforcement.v1i1.4056, 1(1), 1-10.
Theis, R. (2013). Pengelolaan Rantai Pasokan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan BBM Pada SPBU Di Kota Manado. Jurnal EMBA, 1(3), 821–828