1. Pendahuluan
Kasus kecelakaan kerja di berbagai industri di Indonesia sangatlah tinggi terlepas dari skala besar kecilnya suatu industry tersebut. Menurut kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumlah kecelakaan tambang di Indonesia pada tahun 2023 adalah 217 kejadian dengan 48 kejadian yang menyebabkan korban jiwa meninggal. Hal ini tentu sangat menggambarkan bagaimana tingkat resiko yang harus dihadapi oleh para pekerja tambang setiap harinya. Para pekerja mau tidak mau harus bersentuhan dengan potensi bahaya yang ada di area kerjanya seperti mengemudikan alat berat, mamandu alat berat, bekerja di sekitar alat berat, dan aktivitas lainnya yang memiliki resiko kerja yang besar, Selain aktivitas-aktivitas berbahaya tersebut, para pekerja juga akan dihadapakan dengan kondisi kondisi kerja yang mungkin tidak aman seperti misalnya area kerja yang licin, lembek, tidak kuat, lereng yang mudah longsor dan lain sebagainya. Jika kondisi tidak aman tersebut bertemu atau bersinggungan dengan tindakan pekerja yang tidak aman maka pada saat itulah kecelakaan akan terjadi. Oleh sebab itu, untuk menghindari kecelakaan tersebut perlu diciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman untuk para pekerja.
Salah satu bidang pekerjaan di area pertambangan yang sangat mungkin terpapar resiko bahaya adalah crew survey. Paparan bahaya tersebut dapat mereka dapatkan saat melakukan kegiatan pengukuran, pengecekan, dan pemasangan acuan diarea area berbahaya misalnya area loading point , dumping point, kemiringan lereng, dan juga area kolam lumpur atau air. Potensi bahaya tersebut dapat berupa ekposure terhadap radius operasi unit alat-alat berat maupun eksposure bahaya dari lingkungan kerja itu sendiri.
Dalam publikasi ini, cakupan tema yang akan dibahas adalah terkait penilaian tingkat eksposure survey terhadap bahaya di area kerja beresiko tinggi khususnya potensi bahaya di area kerja dekat dengan kolaman lumpur/air. Berdasarkan jurnal yang di publikasikan oleh Universitas Widyatama tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR) menggunakan metode HIRARC pada PT XYZ, dapat dilihat sebagai berikut tabel skala konsekuensi bahaya :
Berdasarkan tabel diatas, .bekerja di dekat kolaman lumpur/air dikategorikan sebagai area kerja dengan resiko tinggi (High Risk) karena nilai konsekuensi resiko yang dapat ditimbulkan adalah nilai resiko tingkat 5 dengan konsekuensi multifataliti (catastrophic).
Melalui Analisa berikut ini, bertujuan untuk melihat gambaran nilai eksposure crew survey terhadap bahaya dari yang tertinggi hingga terendah di area Kolam Lumpur/Air untuk dapat memberikan rekomendasi tindakan-tindakan preventif yang akan dilakukan supaya semua pekerja khususnya crew survey dapat bekerja dengan aman.
2. Metode
Metode Analisa yang dilakukan dalam studi ini dengan memberikan nilai/skor dengan menghitung tingkat keseringan (likelihood) crew survey melakukan aktifitas di area kolaman lumpur yang didefinisikan sebagai area kerja high risk. Untuk batas area atau boundary area high risk diarea kolaman tersebut didasarkan pada SOP (Standar Operasional Prosedure) kerja yaitu 5 Meter dari tepi sisi kolam lumpur/air. Sehingga untuk melakukan Analisa berikut ini dibutuhkan data : 1. Data Vector koordinat titik Lokasi aktifitas crew survey dilakukan. 2. Data Vector area high risk yang terdefinisi. Setelah data terkumpul langkah berikutnya adalah melakukan analisis spasial menggunakan metode Grid Count Point dengan grid perhitungan yaitu 60 meter. Kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat Geo Mapid.
3. Pembahasan
Untuk melakukan Analisa berikut ini, selama beberapa minggu setiap titik Lokasi kerja setiap harinya di record menggunakan form survey untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan survey yang dilakukan baik itu nama kegiatan/ aktifitas yang sedang dilakukan, crew yang terlibat, tanggal kegiatan, dan lain sebagainya yang sifatnya langsung ter-geotaging secara otomatis. Kemudian hasl record titik Lokasi aktifitas tersebut di plot di perangkat geomapid seperti berikut ini :
Kemudian setelah data titik Lokasi kerja sudah dimasukkan, maka selanjutnya area kerja yang kemudian di bagi ke beberapa grid dan menghitung jumlah titik persetiap gridnya. Untuk grid sendiri di definisikan dalam dimensi 60 meter karena setiap titik aktifitas mewakili 60 meter Lokasi kerja dilapangan. Untuik mendapatkan jumlah aktifitas (titik) di setiap gridnya maka dapat digunakan menu Grid Count Point pad perangkat geomapid sehingga mendapatkan hasil seperti gambar berikut ini:
Setelah semua grid sudah terhitung titiknya yang mana hasil perhitungan di setiap grid mewakili likelihood crew survey dalam mengunjungi area tersebut. Kemudian dari setiap grid di overlay dengan data boundary area kerja yang didefinisikan sebagai area high risk untuk melihat grid mana saja yang bersinggungan dengan boundary tersebut seperti gambar berikut ini:
Kemudian setiap grid di skoring lagi dengan dikalikan sistem biner yaitu 1 dan 0 , Jika bersinggungan dikali 1 dan jika tidak dikali 0. Setelah dilakukan pengolahan biner tersebut maka didapatkan hasil akhir untuk angka final score yang menggambarkan nilai eksposure crew survey di beberapa area high risk seperti gambar berikut ini :
3. Kesimpulan
-
1.Nilai eksposure bahaya tertinggi yang ada dilokasi pertama (Lokasi 1) adalah area dengan nilai final score 6-8 sedangkan untuk Lokasi kedua (Lokasi 2) adalah area dengan final score ≥ 8. Hal ini dapat diartikan bahwa kedua Lokasi tersebut adalah Lokasi paling berbahaya yang mungkin berdampak menimbulkan kosukensi yang sangat berat/besar hingga multiple fatality kepada setiap crew survey yang bekerja diarea tersebut.
-
2.Dari hasil analisis berikut ini, pengawas lapangan direkomendasikan untuk lebih kontinyu dan repetitif dalam melakukan pengawasan ketika crew survey melakukan aktifitas diarea nomor 1 dan 2. Serta diperlukan pengawasan yang lebih ketat terkait standar dan aturan safety, perlu melakukan inspeksi area kerja secara menyeluruh , dan tidak dapat bekerja tanpa pendampingan diarea 1 dan 2.
4. Daftar Pustaka
- ·Rahmadani, R., Cahaya, R., & Dwi, D. (2023). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR) menggunakan metode HIRARC pada PT XYZ. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, E-ISSN : 2407 – 3911, Hal 170.