Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

30 Juli 2025

By: Muhammad Dwi Apriansyah As

Open Project

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Thumbnail

PENDAHULUAN

Kemacetan adalah salah satu permasalahan yang makin sering terjadi sejalan dengan berkembangnya daerah urbanisasi. Kemacetan biasanya terjadi pada jam sibuk, biasanya pagi hari saat pelajar dan pekerja berangkat dari rumah dan siang hingga petang saat mereka kembali ke rumah.

Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan peningkatan moda transportasi umum untuk mengurangi volume kendaraan di jalan. Peningkatan moda transportasi ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu target SDGs adalah target nomor 11.2 yang menargetkan pada tahun 2030, menyediakan akses ke sistem transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses, dan berkelanjutan bagi semua orang, meningkatkan keselamatan jalan raya, terutama dengan memperluas angkutan umum, dengan perhatian khusus pada kebutuhan mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan orang lanjut usia.

Kota Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di indonesia dan merupakan kota terbesar dan menjadi pusat ekonomi di Kawasan Timur Indonesia, tidak hanya sebagai pusat ekonomi namun juga sebagai pusat pendidikan yang terus berkembang (Praatiwi dan Nikensari, 2024). Seiring perkembangannya, Kota Makassar terus mengalami peningkatan jumlah penduduk dan urbanisasi yang pesat, sehingga kebutuhan terhadap pelayanan dasar seperti transportasi dan juga pendidikan ikut meningkat.

Dalam upaya peningkatan kota layak huni dan berkelanjutan, salah satu konsep yang dapat digunakan adalah konsep 15 Minutes City atau kota 15 menit. Konsep Kota 15 Menit adalah konsep yang berdasarkan pada aksesibilitas terhadap fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dalam jarak tidak lebih dari 15 menit dengan berjalan kaki atau sepeda (Moreno Dkk., 2021). Konsep ini diharapkan mendukung efisiensi mobilitas dan meningkatkan kualitas masyarakat dengan kemudahan akses yang merata.

Berkaitan dengan hal tersebut, keterjangkauan fasilitas pendidikan dengan moda transportasi umum menjadi salah satu indikator dalam menilai sejauh mana kota Kota Makassar sudah terintegrasi dengan transportasi umum yang menjangkau seluruh kawasan permukiman, dan seberapa besar kesenjangan aksesibilitas pendidikan berdasarkan moda transportasi umum.

METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari database MAPID berupa titik sebaran sekolah, Halte, dan data Demografi Penduduk Kota Makassar Semester II Tahun 2024. Adapun data lainnya seperti data Jalan dan Area Permukiman menggunakan data dari Peta Rupa Bumi Indonesia. Untuk Data Rute Angkot dan titik perhentian Bus BRT menggunakan data Scrapping dari Google Maps, dan artikel artikel yang berkaitan.

Alur dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut

FlowCHARt

Isokron merupakan metode yang mengukur keterjangkauan sebuah lokasi yang dapat dijangkau dari posisi awal yang tetap dengan cara transportasi dan waktu yang telah ditentukan (Panjaitan, 2025). Dalam penelitian ini Titik Awal Isokron mengggunakan titik halte dan perhentian Bus BRT dan dari rute angkot untuk mengetahui sejauh mana kedua transportasi umum tersebut dapat dijangkau dengan berjalan kaki selama 15 Menit. Selain itu Isokron juga digunakan dalam memberikan rekomendasi dimana lokasi yang efektif untuk penambahan transportasi umum dengan cara menggunakan titik sekolah yang tidak terjangkau oleh transportasi umum sebagai titik awalnya.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Rute BRT Trans Mamminasata

Bus Rapid Transit (BRT) Trans Mamminasata adalah salah satu transportasi umum yang digunakan di Kota Makassar dalam rangka menjadikan Kota Makassar sebagai kota yang berkembang dan Smart City. BRT Trans Mamminasata dalam satu unitnya dapat menampung 70 orang sehingga diharapkan moda Transportasi ini dapat mengurangi volume kendaraan dijalan. Dilansir dari detik.com Rute BRT Trans Mamminasata telah mengalami perubahan rute pada beberapa koridor.

  • Rute Koridor 1 berangkat dari Panakkukang Square-Pelabuhan Galesong dan kembali lagi ke Panakkukang Square
  • Rute Koridor 2 berangkat dari kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea (Sebelumnya dari Panakkukang Square)-Stasiun Mandai Via Bandara Sultan Hasanuddin dan kembalu lagi ke kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea
  • Rute Koridor 5 Berangkat dari kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea-kampus Universitas Hasanuddin Gowa dan kembali lagi ke kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea
Rute BRT

Jika dilihat dalam peta rute BRT Trans Mamminasata, dapat diketahui bahwa jenis Transportasi umum ini masih terbilang sedikit dan masih belum mengcakup keseluruhan Kota Makassar, hanya pada area area penting tertentu seperti Mall Panakkukang Square yang dijadikan sebagai titik pusat Kota Makassar.

Rute Pete-pete (Angkot)

Pete-pete adalah kendaraan bermotor angkutan umum dalam kota. Istilah ini umum digunakan untuk jenis transportasi Angkot di Pulau Sulawesi. Dikutip dari website resmi pemerintah Kota Makassar, berdasarkan data Dishub Kota Makassar pada tahun 2021, terdapat 1.101 unit pete-pete yang beroperasi dalam wilayah kota makassar.

Dalam penelitian Khoiril, Dkk. (2019) mengemukakan bahwa terdapat 18 rute pete-pete. adapun rute tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Rute pete-pete

Untuk melihat bagaimana sebaran spasial rute tersebut dapat melihat peta berikut.

Rute Angkot

Jika dilihat dari peta tersebut, diketahui bahwa Transportasi pete-pete hampir secara keseluruhan melayani mobilitas penduduk dalam kota, hal ini menjadikan pete-pete masih menjadi transportasi umum yang digemari oleh masyarakat

Area yang Terjangkau Transportasi Umum

Untuk mengetahui Area yang terjangkau Transportasi umum dilakukan Isokron pada tiap titik Halte dan perhentian BRT dan setiap rute pete-pete. Pete-pete menggunakan rute sebagai titik awalan Isokron karena pete pete dianggap dapat berhenti dimana saja yang menjadikan sepanjang rute sebagai titik turunnya penumpang. Berikut Hasil Isokron kedua Moda Transportasi umum tersebut dengan Berjalan selama 15 Menit.

Area Terjangkau 15 menit dari lokasi Transum

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua Transportasi umum dapat menjangkau seluas 109,26 Kilometer Persegi.

Estimasi Jumlah Penduduk yang Terjangkau

Berdasarkan data Permukiman di setiap Kelurahan kemudian dilakukan Intersect dengan area yang terjangkau Transportasi Umum, lalu dihitung persentase luas dari sebelum dan sesudah Intersect yang kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk pada Kelurahan tersebut maka dihasilkan estimasi penduduk yang dapat menjangkau transportasi umum dalam 15 menit berjalan kaki. Hasil nya dapat dilihat pada Tabel dan Grafik berikut.

Tabel Estimasi

Estimasi Jumlah Penduduk yang Terjangkau oleh Transum (1)

Estimasi Jumlah Penduduk yang Terjangkau oleh Transum (2)

Dari Hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh kelurahan di Kota Makassar Hampir 100% dapat mengakses transportasi umum dalam 15 menit berjalan. Namun dalam data dapat dilihat terdapat 10 Kelurahan yang kurang dari 50% penduduknya yang dapat mengakses transportasi umum dalam 15 menit berjalan. Jika ditotalkan maka dari keseluruhan penduduk di Kota Makassar hanya 84,29% yang dapat menjangkau transportasi umum dalam 15 menit berjalan kaki.

Jumlah Sekolah Yang Terjangkau dengan Transportasi Umum

Dari hasil Isokron Transportasi umum, dioverlaykan dengan titik titik sekolah maka akan dihasilkan peta peta berikut.

Lokasi SD/Setara dan Area Terjangkau Transum

Gambar diatas merupakan overlay dari area yang terjangkau dan titik sebaran Sekolah Dasar/Setara. Dari gambar tersebut diketahui bahwa dari 365 Sekolah Dasar, hanya 316 yang terjangkau oleh transportasi umum dengan berjalan kaki selama 15 Menit.

Lokasi SMP/Setara dan Area Terjangkau Transum

Gambar diatas merupakan overlay dari area yang terjangkau dan titik sebaran Sekolah Menengah Pertama/Setara. Dari gambar tersebut diketahui bahwa dari 156 Sekolah Menengah Pertama, hanya 133 yang terjangkau oleh transportasi umum dengan berjalan kaki selama 15 Menit.

Lokasi SMA/Setara dan Area Terjangkau Transum

Gambar diatas merupakan overlay dari area yang terjangkau dan titik sebaran Sekolah Menengah Akhir/Setara. Dari gambar tersebut diketahui bahwa dari 183 Sekolah Dasar, hanya 159 yang terjangkau oleh transportasi umum dengan berjalan kaki selama 15 Menit.

Jika ditotal maka dari 704 sekolah di Kota Makassar, hanya 608 yang atau 86,36% yang terjangkau transportasi umum.

Berdasarkan temuan temuan temuan diatas diketahui bahwa dalam Kota Makassar, Moda transportasi umum sudah cukup baik dalam mengakses pendidikan, namun masih terdapat celah spasial yang perlu dipenuhi agar seluruh fasilitas pendidikan terjangkau oleh transpotasi umum.

Rekomendasi Lokasi untuk Transportasi Umum

Sekolah Sekolah yang diluar dari jangkauan transportasi umum, dilakukan Isokron dengan akses berjalan selama 15 menit, hasil dari Isokron tersebut di Intersect dengan hasil buffer jalan sejauh 5 meter. Maka dihasilkan lokasi yang menjadi rekomendasi untuk Transportasi umum.

Rekomendasi Lokasi Transportasi Umum

Dalam peta yang dihasilkan, semakin tidak transparan warna hijaunya maka semakin diprioritaskan juga lokasinya untuk fasilitas Transportasi Umum. Jika dilihat secara spasial, area area yang menjadi rekomendasi tersebar dari bagian selatan, timur, timur laut, dan utara dari pusat Kota Makassar. Warna Hijau yang paling tidak transparan berada di bagian timur dan timur laut Kota Makassar, hal ini disebabkan oleh wilayah tersebut yang paling banyak tersebar sekolah sekolah yang tidak terjangkau oleh transportasi umum.

Namun perlu diketahui bahwa Rekomendasi ini hanya mepertimbangkan lokasi sekolah tanpa melihat kondisi aktual jalan yang sesuai untuk dilalui transportasi umum.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan dapat diketahui bahwa sebanyak 86,36% sekolah di Kota Makassar yang dapat menjangkau transportasi umum dengan berjalan kaki selama 15 menit, dengan distribusi aksesibilitas yang tinggi terpusat pada pusat Kota Makassar. Moda Transportasi BRT Trans Mamminasata memiliki cakupan koridor koridor yang terbatas, sementara Pete-pete memiliki jangkauan yang lebih luas dan fleksibel. Walaupun secara aksesibilitas sudah baik namun masih terdapat 10 Kelurahan yang estimasi jumlah penduduk yang dapat mengakses transportasi umum dibawah 50% bahkan terdapat dua kelurahan yang dibawah 1% yaitu kelurahan Paccerakang dan Kelurahan Bulurokeng. Berdasarkan temuan temuan tersebut perlu dilakukan penambahan fasilitas transportasi umum pada wilayah selatan, timur, timur laut, dan utara dari pusat Kota Makassar dan di kelurahan yang akses terhadap fasilitas umumnya dibawah 1%. Hal ini menjadi langkah strategis untuk menjadikan kota inklusif, berkelanjutan, dan mendukung konsep kota 15 menit serta tujuan dari SDGs, khususnya dalam menjamin akses pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiril, M., Jinca, M. Y., & Azmy, M. F. (2019). Konektivitas Moda Transportasi Pete-Pete dan BRT di Kota Makassar. Jurnal Wilayah & Kota Maritim (Journal of Regional and Maritime City Studies), 7(1).

Kurniati, N., Astuti, W., Salim, Y., & Ramadhan, A. P. (2018). Aplikasi Peta Jalur Transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Trans mamminasata Berbasis Mobile Android. Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2018.

Moreno, C., Allam, Z., Chabaud, D., Gall, C., & Pratlong, F. (2021). Introducing the “15-Minute City”: Sustainability, resilience and place identity in future post-pandemic cities. Smart cities, 4(1), 93-111.

Panjaitan, S. A. (2025). Health Accessibility Mapping: Isochrone and and Network Analysis Approach. Journal of Analytical Research, Statistics and Computation, 4(1), 1-12.

Pratiwi, N., & Nikensari, S. I. (2024). Analisis Potensi Sektor Ekonomi Unggulan Kota Makassar Sebagai Kota Metropolitan Baru di Kawasan Timur Indonesia. eCo-Fin, 6(2), 313-321.

Rustam, R. (2024, August 8). Rute Lengkap Teman Bus Trans Mamminasata Makassar Terbaru 2024. detikcom. Retrieved July 30, 2025, from https://www.detik.com/sulsel/makassar/d-7480204/rute-lengkap-teman-bus-trans-mamminasata-makassar-terbaru-2024

Data Publikasi

Analisis Potensi Bisnis Nasi Bebek Madura di Kota Bandar Lampung

Barang Konsumsi

08 Sep 2025

Muhammad Farhan Rajabi

Analisis Potensi Bisnis Nasi Bebek Madura di Kota Bandar Lampung

Nasi bebek Madura berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Namun, kuliner ini juga sangat populer dan mudah ditemukan di banyak kota di Jawa Timur, termasuk Surabaya dan Malang, serta telah menyebar dan menjadi favorit di berbagai daerah lain seperti Jakarta dan Bekasi. Pada kesempatan ini saya mencoba menganalisis potensi bisnis Nasi Bebek Madura di Kota Bandar Lampung berdasarkan beberapa parameter dan data eksisting persebaran warung bebek madura

17 menit baca

189 dilihat

1 Proyek

Keterjangkauan Fasilitas Transportasi Publik dan Dampak Ekonomi Regional: Studi Kasus Bandara Kertajati Majalengka

Manufaktur

04 Sep 2025

MAPID

Keterjangkauan Fasilitas Transportasi Publik dan Dampak Ekonomi Regional: Studi Kasus Bandara Kertajati Majalengka

Penelitian ini menganalisis kurang optimalnya operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi regional. Menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif-analitis, penelitian mengevaluasi aksesibilitas transportasi publik dan dampak ekonomi di Kabupaten Majalengka periode 2015-2024. Analisis isochrone menunjukkan keterbatasan konektivitas transportasi dengan hanya Terminal Bus Cipaku yang dapat diakses dalam waktu kurang dari 30 menit. Meskipun PDRB meningkat dari Rp 21,3 triliun (2015) menjadi Rp 41,7 triliun (2023), kontribusi sektor transportasi stagnan di 4% dan investasi PMA-PMDN fluktuatif mengindikasikan bandara belum menjadi daya tarik investasi stabil. Perbandingan dengan Bandara Husein Sastranegara menunjukkan paradoks infrastruktur versus utilisasi: Kertajati dengan investasi Rp 2,6 triliun hanya melayani 230.830 penumpang (ROI -23,1%), sementara Husein Sastranegara melayani 1.947.000 penumpang (ROI 8,7%). Hasil penelitian membuktikan infrastruktur transportasi tanpa dukungan konektivitas memadai sulit mencapai efektivitas operasional yang diharapkan.

21 menit baca

235 dilihat

KLASIFIKASI BIJIH BESI MENGGUNAKAN CITRA HIPERSPEKTRAL DI DAERAH SEKITAR KABUPATEN SLEMAN

Energi

01 Sep 2025

HIMA SAIG UPI

KLASIFIKASI BIJIH BESI MENGGUNAKAN CITRA HIPERSPEKTRAL DI DAERAH SEKITAR KABUPATEN SLEMAN

Pemanfaatan citra hiperspektral PRISMA digabungkan dengan metode Spectral Angle Mapper (SAM) memungkinkan klasifikasi dan pemetaan bijih besi secara detail di wilayah sekitar Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknologi ini mampu menangkap informasi spektral yang sangat spesifik dari material di permukaan bumi, terutama oksida besi seperti hematit dan magnetit yang dominan dalam bijih besi. Dengan membandingkan sudut spektral antara piksel citra dan spektrum referensi, SAM mengidentifikasi kandungan mineral bijih besi dengan tingkat keakuratan yang diatur melalui nilai batas sudut radian. Nilai batas sudut yang lebih besar memungkinkan deteksi area yang lebih luas namun dengan kemungkinan klasifikasi kurang tepat, sementara threshold kecil menghasilkan klasifikasi yang lebih selektif dan akurat meski cakupan area terdeteksi lebih terbatas. Penelitian ini menemukan distribusi bijih besi yang signifikan di zona vulkanik Gunung Merapi, terutama di sepanjang aliran sungai yang membawa material vulkanik kaya besi. Penggunaan citra hiperspektral dan metode SAM ini memberikan solusi efektif dan efisien dalam eksplorasi mineral dibandingkan metode survei lapangan konvensional dengan biaya dan waktu yang lebih besar.

13 menit baca

220 dilihat

3 Data

1 Proyek

Pemrosesan Dataset Geospasial Besar menggunakan Partisi Quadtree

Layanan TI

31 Agt 2025

Ahmad Zaenun Faiz

Pemrosesan Dataset Geospasial Besar menggunakan Partisi Quadtree

Pertumbuhan pesat volume dan kompleksitas data geospasial, terutama dari citra satelit dan penginderaan jauh, menimbulkan tantangan komputasi yang signifikan. Dataset berukuran masif sering melampaui kemampuan perangkat lunak GIS tradisional seperti QGIS atau ArcGIS Pro, sehingga diperlukan pendekatan pemrosesan yang lebih efektif dan efisien. Metode konvensional sering mengalami inefisiensi, penggunaan memori tinggi, dan waktu pemrosesan yang lama. Selain itu, banyak data geospasial bersifat dinamis dan memerlukan pembaruan berkala, seperti data perkotaan atau pemantauan bencana alam. Hal ini membutuhkan metode pemrosesan yang tepat dan andal untuk menjamin akurasi dan kualitas data. Pendekatan standar yang membaca seluruh file ke dalam memori menjadi tidak praktis untuk data raster berukuran besar, menyebabkan operasi I/O disk dan overhead komputasi yang tidak perlu. Oleh karena itu, teknik pemrosesan data yang efisien dan terukur sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

24 menit baca

304 dilihat

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat