PENDAHULUAN
Kecamatan Selong, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Timur, mengalami peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang berdampak pada peningkatan produksi sampah. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021 Kabupaten Lombok Timur menghasilkan sekitar 483,44 ton sampah per hari. Dengan jumlah penduduk sebesar 1.343.901 jiwa pada tahun yang sama, rata-rata timbulan sampah per orang adalah 0,4 kg per hari. Meskipun data spesifik timbulan sampah di kecamatan selong tidak di cantumkan, sebagai ibu kota Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Selong pastinya berkontribusi signifikan terhadap total produksi sampah di kabupaten Lombok Timur. Namun, sebagai ibu kota kabupaten. Saat ini, setiap kelurahan di Kecamatan Selong tidak memiliki Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tersebar secara merata, sehingga banyak sampah yang dibuang secara sembarangan atau tidak terangkut dengan baik oleh sistem pengelolaan sampah yang ada. Kondisi ini menyebabkan permasalahan lingkungan, seperti penumpukan sampah di area terbuka, pencemaran tanah dan air, serta gangguan kesehatan masyarakat.

Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perencanaan lokasi TPS yang optimal dan strategis berdasarkan analisis spasial. Perencanaan ini bertujuan untuk menentukan titik lokasi TPS yang sesuai dengan kondisi geografis, aksesibilitas, serta kepadatan penduduk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Kecamatan Selong.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan analisis spasial berbasis GIS (Geographic Information System) untuk menentukan lokasi optimal Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Selong. Metode Weighted Overlay Analysis diterapkan untuk menggabungkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesesuaian lokasi TPS.
Pendekatan yang digunakan meliputi:
-
1.Pengumpulan dan pengolahan data spasial, termasuk peta penggunaan lahan, jaringan jalan, kemiringan lahan, dan faktor lingkungan lainnya.
-
2.Analisis kesesuaian lokasi menggunakan teknik Weighted Overlay untuk mengidentifikasi area dengan tingkat kesesuaian tinggi untuk pembangunan TPS.
-
3.Validasi hasil analisis dengan citra satelit dan survei lapangan untuk memastikan lokasi yang diusulkan sesuai dengan kondisi nyata.
Data dan Parameter yang Digunakan
Untuk menentukan lokasi TPS yang optimal, digunakan beberapa parameter utama dengan bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap lokasi TPS. Berikut adalah parameter yang digunakan dalam analisis:

Tahapan Analisis
-
1.Pengumpulan Data Mengumpulkan data spasial dari berbagai sumber (BIG, OpenStreetMap, BPS, Google Maps, dll.). Melakukan preprocessing data untuk memastikan kualitas dan kompatibilitasnya dalam analisis GIS.
-
2.Buffering & Reclassification Membuat buffer untuk parameter seperti jarak ke jalan, pemukiman, dan sungai. Melakukan Reclassification pada data raster untuk mengelompokkan tingkat kesesuaian lokasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
-
3.Weighted Overlay Analysis Menggabungkan semua parameter menggunakan metode Weighted Overlay dengan pembobotan sebagai berikut:Penggunaan Lahan (30%) Jarak ke Jalan (25%) Kemiringan Lahan (15%) Jarak ke Sungai (15%) Jarak ke Pemukiman (10%) Jarak ke Fasilitas Umum (5%)
-
4.Penentuan Lokasi TPS Optimal Hasil Weighted Overlay diklasifikasikan menjadi Sangat Sesuai, Cukup Sesuai, dan Tidak Sesuai. Dipilih lokasi dengan skor tertinggi sebagai kandidat TPS optimal.
-
5.Validasi Lapangan & Pemetaan Final Lokasi yang dipilih diverifikasi menggunakan citra satelit dan Hasil akhir divisualisasikan dalam bentuk peta rekomendasi lokasi TPS optimal di Kecamatan Selong.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode Weighted Overlay Analysis berbasis GIS untuk menentukan lokasi optimal Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Selong. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor utama, yaitu penggunaan lahan, aksesibilitas jalan, kemiringan lahan, jarak ke pemukiman, jarak ke sungai, dan jarak ke fasilitas umum.

Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya sebagian wilayah di Kecamatan Selong yang memenuhi kriteria kesesuaian tinggi untuk pembangunan TPS. Peta hasil overlay mengidentifikasi zona "Sangat Sesuai" dan "Cukup Sesuai" yang tersebar di beberapa titik strategis. Sebaliknya, area dengan kemiringan curam, dekat dengan sungai, atau berada dalam zona pemukiman padat dikategorikan sebagai "Tidak Sesuai".
Setelah menentukan titik optimal TPS, dilakukan validasi menggunakan citra satelit dari Google Earth Pro untuk melihat kondisi geografis dan aksesibilitas lokasi yang terpilih. Hasil validasi menunjukkan bahwa lokasi yang dipilih memiliki akses yang baik ke jalan utama dan tidak berada di zona rawan banjir atau area konservasi.

Berdasarkan analisis Weighted Overlay, diperoleh beberapa titik lokasi yang memiliki skor tertinggi dalam aspek keterjangkauan dan efisiensi pengelolaan sampah. Lokasi-lokasi tersebut kemudian divisualisasikan dalam platform MAPID.

Pada Gambar tersebut, dapat dilihat bahwa titik-titik TPS yang diusulkan tersebar di beberapa wilayah dengan kode identifikasi (R-1 hingga R-12). Setiap titik TPS diberikan radius sejauh 100 meter yang bertujuan untuk mengidentifikasi cakupan layanan dan keterjangkauan bagi penduduk sekitar. Warna yang digunakan dalam peta menunjukkan klasifikasi elevasi wilayah, yang juga berperan dalam mempertimbangkan penempatan TPS agar sesuai dengan kondisi topografi Kecamatan Selong.
Dari hasil analisis ini, ditemukan bahwa area di bagian tengah dan selatan Kecamatan Selong memiliki cakupan layanan TPS yang lebih baik dibandingkan area utara. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kepadatan penduduk serta aksesibilitas jalan. Beberapa wilayah di bagian utara masih memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa layanan pengelolaan sampah dapat merata.
Tantangan dan Peluang Implementasi
Meskipun penelitian ini berhasil menentukan lokasi optimal TPS, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti:
- Ketersediaan lahan: Tidak semua area yang secara spasial sesuai bisa langsung digunakan karena status kepemilikan tanah.
- Dukungan masyarakat: Penting untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan agar TPS diterima dan digunakan dengan baik.
- Anggaran pembangunan: Implementasi lokasi TPS baru membutuhkan dukungan finansial dari pemerintah daerah.
Namun, penelitian ini juga membuka peluang bagi perencanaan pengelolaan sampah berbasis GIS yang lebih luas, termasuk optimasi rute pengangkutan sampah dan integrasi dengan sistem daur ulang.
Kesimpulan
Analisis spasial menggunakan GIS telah berhasil mengidentifikasi lokasi optimal untuk pembangunan TPS di Kecamatan Selong. Dengan mempertimbangkan faktor aksesibilitas, lingkungan, dan kebutuhan masyarakat, rekomendasi lokasi TPS ini dapat menjadi solusi dalam meningkatkan sistem pengelolaan sampah di wilayah ini. Langkah selanjutnya adalah integrasi hasil penelitian ini ke dalam kebijakan pemerintah daerah untuk implementasi yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. (2023). 3. BPS Kabupaten Lombok Timur.
Badan Standardisasi Nasional. (2012). SNI 19-2454-2002: Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. BSN.
Eastman, J. R. (1999). Multi-criteria evaluation and GIS. In Geographical information systems, 1, 493-502.
ESRI. (2020). Understanding weighted overlay analysis. Diakses dari https://www.esri.com.
Gusnedi, E., & Amin, B. (2020). Analisis Keterjangkauan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Wilayah Perkotaan Menggunakan GIS. Jurnal Teknik Lingkungan, 18(2), 100-110.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. (2018). Peraturan Menteri LHK Nomor P.10 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah. KLHK.
Saaty, T. L. (1980). The Analytic Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, Resource Allocation. McGraw-Hill.