Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama Semarang

03 Maret 2022

By: Rofi' Ronaa Rosyiidah

Open Data

Potensi Bisnis Kuliner Lokal

Open Data

Pusat Kegiatan

Open Data

Kompetitor

Open Project

Potensi Bisnis Kuliner Lokal di Kawasan Kota Lama Semarang

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Pendahuluan

Kota Lama Semarang merupakan sebuah kawasan yang terdiri atas beberapa gedung tua bekas peninggalan pada zaman Belanda di Kota Semarang, Jawa Tengah. Karakter bangunan khas dan ornamen-ornamen dengan gaya Eropa menjadi salah satu keunikan yang menjadi daya tarik wisatawan baik domestik maupun turis. Sehingga Kota Lama Semarang memiliki potensi yang dapat dikembangkan baik di bidang kebudayaan, ekonomi, dan wilayah konservasi.

Jika terdapat suatu potensi wisata maka tidak akan jauh dengan adanya kuliner atau makanan. Makanan dan minuman merupakan produk yang memiliki nilai penting dalam industri pariwisata. Bisnis makanan saat ini telah memberi kontribusi sekitar 19,33 % dari total penghasilan industri pariwisata khususnya yang berasal dari wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Dengan demikian untuk mengangkat kuliner lokal, khususnya di sekitar Kota Lama Semarang sebagai atraksi wisata diperlukan strategi yang komprehensif. Oleh karena itu pemetaan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan analisis mengenai wilayah mana saja yang cocok untuk dijadikan tempat bisnis kuliner lokal berdasarkan parameter tertentu.

Tujuan

Tujuan dari project ini, diantaranya:

  1. 1.
    Mengetahui dan memahami data yang dibutuhkan untuk analisis potensi lokasi bisnis kuliner lokal di Sekitar Kawasan Kota Lama Semarang.
  1. 2.
    Menentukan parameter yang dapat digunakan untuk analisis potensi lokasi bisnis kuliner lokal di Sekitar Wisata Kota Lama Semarang.
  1. 3.
    Menentukan lokasi yang berpotensi bisnis kuliner lokal di Sekitar Wisata Kota Lama Semarang berdasarkan parameter.

Data

Adapun data yang digunakan dalam analisis ini diantaranya:

  • Data Pusat Kegiatan di Sekitar Kawasan Kota Lama Semarang (Sumber: OSM)
  • Data persebaran bisnis kuliner di Sekitar Kawasan Kota Lama Semarang (Sumber: Google My Maps)
  • Data Kepadatan Penduduk Kota Semarang (Sumber : One Map Semarang)
  • Data badan jalan (Sumber: OSM)
  • Data tata guna lahan (Sumber : One Map Semarang)

Ketentuan dan Parameter

Ketentuan dan parameter yang digunakan dalam analisis ini, antara lain:

  • Lokasi tidak terletak di badan jalan
  • Lokasi sesuai dengan klasifikasi tata guna lahan, dalam hal ini diperuntukan pada zona perdagangan dan jasa.
  • Lokasi semakin sesuai jika dekat dengan pusat kegiatan
  • Lokasi semakin sesuai jika tidak dekat dengan kompetitor
  • Lokasi semakin sesuai jika terletak di Kawasan dengan kepadatan penduduk yang tinggi
  • Lokasi semakin sesuai jika semakin dekat dengan kawasan wisata Kota Lama

Diagram Alir

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Metode

Metode yang dilakukan dalam pengerjaan project ini adalah sebagai berikut.

  • Metode Simple Ring/ Buffer

Metode Simple Ring adalah metode paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk menentukan area perdagangan. Meskipun dapat ditarik dari titik mana pun, bagian tengah pusat kota/ pusat kegiatan sering kali merupakan titik yang paling tepat untuk membuat jarak Ring. Dalam kasus ini digunakan multi-buffer dengan cakupan radius <200 m, 400 m, 600 m, dan 800 m yang diambil dari pusat kegiatan (Wisata Kota Lama Semarang).

  • Perhitungan Point in Polygon dan Scoring

Perhitungan jumlah point, baik point dalam data pusat kegiatan dan kompetitor pada setiap polygon. Selanjutnya dilakukan klasifikasi dari jumlah point pada masing-masing data tersebut menjadi 4 kelas untuk kemudian dilakukan scoring.

  • Scoring dan Klasifikasi Zona Kesesuaian

Scoring yakni perhitungan poin dari setiap parameter yang ada, yang kemudian berlanjut pada perhitungan skor total akhir dari seluruh parameter seperti berikut.

Skor Total = Skor multi-buffer + Skor Kepadatan Penduduk + Skor Pusat Kegiatan - (0.5 x Skor Kompetitor)

(Referensi: Aulia Rahma . Analisis Potensi Bisnis Restoran Cepat Saji, Restoran Cita Rasa Indonesia, dan Restoran Cita Rasa Oriental di Kawasan LRT Jakarta)

Setelah dilakukan scoring, dilanjutkan klasifikasi zona kesesuaian berdasarkan akumulasi skor yang telah didapat menjadi 3 kelas kesesuaian : kurang sesuai, sesuai, dan sangat sesuai.

Analisis dan Pembahasan

Project ini memanfaatkan metode Simple Ring/ Buffer. Dimana semakin dekat dengan titik pusat (Kawasan Zona Kota Lama) maka akan berpengaruh positif terhadap kesesuaian zona bisnis kuliner. Hal ini dikaitkan dengan target pasar, yakni wisatawan dari Wisata Kota Lama Semarang.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Analisis kesesuaian lahan diperlukan untuk filtering kawasan yang mana telah diatur oleh Pemerintah. Dalam kasus ini, digunakan data tata guna lahan Kota Semarang yang dapat diakses dan diunduh melalui One Map Semarang. Pada project ini dipilih kawasan yang ditujukan untuk bisnis perdagangan, yakni Kawasan perdagangan dan Jasa, serta Kawasan Perumahan Perdagangan dan Jasa seperti terlihat pada gambar berikut.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Kepadatan Penduduk menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam penentuan area perdagangan. Dimana semakin besar populasi, maka akan semakin besar area perdagangan. Hal ini artinya jika tingkat kepadatan penduduk semakin tinggi, akan berpengaruh positif terhadap kesesuaian zona bisnis kuliner.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Adapun sebaran pusat kegiatan di sekitar Wisata Kota Lama terdiri dari beberapa kategori, diantaranya fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, hiburan dan olahraga, serta perkantoran. Dimana terlihat pada gambar dibawah ini bahwa pusat kegiatan tersebar cukup merata di sekitar wisata Kota Lama Semarang.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Sedangkan persebaran bisnis kuliner lokal atau kompetitor di wilayah tersebut cenderung mengelompok pada daerah tertentu seperti gambar di bawah ini.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang

Project ini menghasilkan klasifikasi menjadi 3 kelas kesesuaian potensi bisnis kuliner lokal, yakni kurang sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Dimana didominasi oleh zona sesuai (351 persil), diikuti dengan zona kurang sesuai (310 persil), dan terakhir zona sangat sesuai (28 persil). Berdasarkan gambar di bawah ini, semakin dekat dengan pusat wisata Kota Lama, tingkat kesesuaian wilayah yang berpotensi bisnis kuliner lokal cenderung tinggi.

Potensi Lokasi Bisnis Kuliner Lokal di Sekitar Wilayah Kota Lama
Semarang
Analisis kesesuaian dengan pendekatan spasial ini diharapkan dapat membantu user dalam pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi bisnis kuliner lokal di sekitar Wisata Kota Lama Semarang.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemetaan tersebut, diantaranya:

Data yang diperlukan untuk project ini, diantaranya Data Pusat Kegiatan, Data persebaran bisnis kuliner, Data Kepadatan Penduduk, Data badan jalan, dan Data tata guna lahan.

Parameter yang berlaku dalam pengolahan project sebagai berikut:

  • Semakin dekat dengan pusat lokasi wisata, tingkat kesesuaian wilayah bisnis kuliner lokal semakin tinggi, begitu pun sebaliknya.
  • Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka akan berpengaruh positif terhadap potensi suatu bisnis.
  • Semakin banyak pusat-pusat kegiatan di suatu wilayah, akan cenderung berpengaruh positif terhadap peluang bisnis, termasuk bisnis kuliner lokal. Hal ini karena terjadi aktivitas kegiatan secara berkelanjutan di tempat tersebut yang menjadikan target dalam bisnis kuliner.
  • Semakin tinggi jumlah kompetitor di suatu wilayah, akan cenderung berpengaruh negatif terhadap bisnis yang berada di dekatnya.

Lokasi yang paling berpotensi bisnis kuliner lokal di Sekitar Wisata Kota Lama Semarang cenderung berada di radius kurang dari 400 m dari pusat Wisata Kota Lama Semarang, khususnya di area sebelah bawah dengan persil pada beberapa Kelurahan Purwodinatan, Kauman, Kebonagung, dan Rejomulyo. Dimana memiliki tingkat Kepadatan Penduduk dari sedang - tinggi di area tersebut.

Saran

  • Menambahkan parameter untuk dapat menghasilkan hasil analisis yang lebih akurat.
  • Untuk cakupan lokasi yang lebih luas, dapat memetakan asal wisatawan dan demografi lingkungan tempat tinggal mereka sebagai dasar untuk menarik wisatawan dari lingkungan lain dengan demografi serupa. Sehingga informasi ini dapat dimanfaatkan untuk mencari (prospek) pelanggan baru yang potensial. Selain itu dapat menggambarkan gaya hidup yang disukai wisatawan bahkan produk yang mungkin akan mereka beli. Informasi tersebut bisa didapat dengan beberapa cara, salah satunya dengan memanfaatkan "form MAPID".
Apabila tertarik berdiskusi mengenai project tersebut dapat menghubungi kontak berikut.
e-mail    : rofi.ronaa@gmail.com
Linkedin : Rofi' Ronaa Rosyiidah 

DAFTAR PUSTAKA

Hall, M. C., & Sharples, L. (2003). The Consumption of Experiences Or The Experience of Consumption An Introduction to The Tourism of Taste, , dalam Hall, Michael C et all (eds). Food Tourism Around the World. Development, Management, And Markets.
Kadarwati, A. (2008). Potensi dan pengembangan obyek wisata kota lama Semarang sebagai daya tarik wisata di Semarang. Surakarta: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA .
Kures, M., Pinkovitz, B., & Ryan, B. (2011). Trade Area Analysis. (University of Wisconsin-Madison) Retrieved from Downtown Market Analysis: https://fyi.extension.wisc.edu/downtown-market-analysis/understanding-the-market/trade-area-analysis/
Riley, M. (2000). What are the implications of tourism destination identity for food and beverage policy? Culture and cuisine in a changing global marketplace in strategic questions. London: Butterworth Heinemann.
Xave, C. (2019, Juni 20). Mini Belanda di Indonesia. Retrieved from Travelingyuk.com: https://travelingyuk.com/kota-lama-semarang-2/210217

Data Publikasi

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

174 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

124 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

31 dilihat

1 Data

1 Proyek

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Kesehatan

12 Jun 2025

Kireyna Fayza Azzahra

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Keterjangkauan fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan nilai kesejahteraan suatu daerah.

12 menit baca

24 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot