Sejauh Mana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Menjangkau Sekolah di Kota Bandung?

21/02/2025 • Maretta Aviani S

MBG TAHAP 1 DAN 2 DI KOTA BANDUNG


Distribusi Makanan Bergizi Gratis di Bandung
Distribusi Makanan Bergizi Gratis di Bandung

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar utama pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Salah satu program unggulan yang mereka usung adalah “Makan Siang Bergizi Gratis,” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak di seluruh Indonesia, menekan angka stunting dan malnutrisi, meningkatkan konsentrasi belajar siswa guna mendukung prestasi akademik, serta membangun kebiasaan konsumsi makanan sehat sejak dini.

Data Riskesdas 2018 mencatat tiga masalah utama: kurang gizi, obesitas, dan defisiensi zat gizi mikro. Untuk mengatasinya, pemerintah membentuk Badan Gizi Nasional (BGN) lewat Perpres No. 83 Tahun 2024. Salah satu langkah nyatanya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menyasar anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Program ini mulai berjalan bertahap sepanjang 2025 di 38 provinsi secara bertahap dan berpedoman pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Untuk Program Makan Bergizi Gratis Tahun Anggaran 2025. Agar distribusinya lebih efektif, sistem informasi geografis (SIG) dimanfaatkan untuk menentukan rute terbaik, strategi penyaluran, dan pengawasan berbasis peta. Analisis radius serta isokron yang digunakan untuk menentukan area di sekitar titik pusat tertentu dalam radius, waktu, dan transportasi tertentu. Dengan teknologi ini, dapat dianalisis luas daerah atau area keterjangkauan tertentu dari suatu titik (Fadhilla, 2024) sehingga pemerintah bisa memastikan makanan bergizi sampai ke penerima dengan cepat, merata, dan transparan.

Penelitian ini berfokus pada pemetaan sebaran sekolah penerima Program MBG di Kota Bandung yang divisualkan untuk melihat sebaran lokasi sekolah penerima dan SPPG serta menganalisis keterjangkauan keduanya sehingga distribusi makanan bisa berjalan lebih lancar dan tepat sasaran.

METODE PENELITIAN

Tahap 1: Pengumpulan Data

Pada tahap awal, data dikumpulkan dalam dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan untuk mengidentifikasi lokasi sekolah penerima manfaat program MBG dan SPPG tahap satu dan dua, serta kondisi aksesibilitas dan infrastruktur pendukung distribusi makanan.

Sementara itu, data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan Kota Bandung, Pemerintah Daerah Kecamatan, dan pihak penyelenggara program. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup daftar sekolah penerima manfaat, lokasi SPPG, jumlah siswa terdaftar, jadwal distribusi makanan, serta informasi demografis dan geografis wilayah.

Tahap 2: Pengolahan Data GIS

Pengolahan data menggunakan teknologi SIG. Langkah pertama dalam proses ini adalah melakukan georeferensi titik lokasi sekolah penerima manfaat dengan memanfaatkan koordinat geografis yang diperoleh dari hasil survei maupun data sekunder. Selanjutnya, dilakukan analisis distribusi spasial berdasarkan radius keterjangkauan antara sekolah penerima dan SPPG, dengan jarak yang diuji meliputi 0,5 km, 1 km, 2 km, dan 3 km, serta isochrone dengan estimasi waktu berkendara menggunakan mobil selama 15 menit. Analisis radius dan isochrone diterapkan untuk mengoptimalkan distribusi serta mengevaluasi kemudahan akses sekolah-sekolah tersebut terhadap sumber daya dapur atau SPPG, yang kemudian sekolah tersebut di klasifikasikan sesuai dengan kelas berikut

klasifikasi efiensi

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil dan jumlah Sekolah di Kota Bandung

Kota Bandung merupakan salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat dengan luas sebesar 167,31 km². Kota Bandung terdiri dari 30 kecamatan dan 151 kelurahan. Kota Bandung sendiri memiliki sebanyak 2.506.203 penduduk.

demografi kota bandung

Selain data demografi, dibawah ini merupakan jumlah sekolah yang berada di kota Bandung.

jumlah sekolah di bandung

Penelitian berfokus pada 8 kecamatan yang telah melaksanakan MBG tahap satu dan dua maka jumlah anak-anak yang membutuhkan nutrisi lebih untuk tumbuh kembang anak berada pada usia 6-17 tahun, sekitar 5,95% atau 149.221 jiwa di Kota Bandung.

usia di kecamatan tertentu

2. Sebaran sekolah penerima MBG dan lokasi SPPG tahap satu dan dua

Penyaluran MBG di Kota Bandung telah memasuki dua tahap, mencakup total 48 sekolah yang tersebar di 7 kecamatan. Berdasarkan data yang tersedia bahwasannya jumlah penerima MBG tahap satu dan dua berkisar 21.271 siswa dari 48 sekolah di 7 kecamatan. Semuanya masih akan terus bertambah dan bertahap mengingat ini merupakan program unggulan pemerintah yang akan diusung untuk beberapa tahun kedepan.

sebaran sekolah

3. Analisis Keterjangkauan Berdasarkan Radius

Dari total 47 titik sekolah tersebut, telah dianalisis berdasarkan radius yang tujuannya mengetahui jarak keterjangkauan berdasarkan radius yang diujikan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 6 sekolah berada dalam radius kurang dari 1 km dari SPPG terdekat, 40 sekolah berada dalam jarak 1 hingga 2 km, serta 1 sekolah berlokasi lebih dari 2 km dari SPPG terdekat.

peta radius

4. Analisis Keterjangkauan Berdasarkan Isochrone

Analisis isochrone digunakan untuk mengetahui efektivitas akses pendistribusian. Waktu pendistribusian MBG disesuaikan dengan kebutuhan sekolah (jam pagi dan siang) serta tidak dapat diketahui pasti dengan kondisi jalan yang terjadi di kota Bandung, oleh karena itu isochrone yang diujikan yaitu jarak tempuh 15 menit berkendara menggunakan mobil di situasi macet.

peta isochrone

Setiap SPPG dapat menjangkau semua sekolah yang menjadi tujuan MBG tahap satu dan dua dalam waktu 5 s.d. 15 menit. Efisiensi pendistribusian dilakukan menggunakan dua metode radius dan isochrone yang hasilnya seperti berikut

klasifikasi tabel klasifikasi sekolah

Bahwa terdapat 6 sekolah pada zona A, yang artinya pendistribusian MBG sangat efisien karenadapat ditempuh waktu dalam 5 menit, terdapat 41 sekolah pada zona B yang artinya sekolah penerima MBG dapat diakses dalam waktu 5-15 menit sehingga distribusi cukup lancar, dan yang terakhir yaitu Zona C berjumlah 1 sekolah, dimana lokasi sekolah yang berada lebih dari 2 km dari SPPG yang membuat waktu tempuh lebih lama saat pendistribusian.

5. Rekomendasi Lokasi SPPG menggunakan INSIGHT

Dengan memanfaatkan fitur INSIGHT dan SINI di Mapid, lokasi potensial untuk pembangunan SPPG di kecamatan yang belum menerapkan MBG di Kota Bandung dapat diidentifikasi. Lokasi yang sesuai ditandai dengan raster berwarna hijau gelap, yang dihasilkan dari kombinasi data POI sekolah, fasilitas kesehatan, dan retail di sekitar kecamatan di Kota Bandung.

rekomendasi sppg

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulannya dalam satu SPPG tahap satu maupun tahap dua di Kota Bandung dapat mencakup semua sekolah yang dituju sesuai arahan (Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Untuk Program Makan Bergizi Gratis Tahun Anggaran 2025) karena jarak pendistribusian kurang dari 6 km dan waktu tempuh 30 menit dari SPPG tersebut.

Pembangunan SPPG kedepannya disesuaikan dengan wilayah administrasi sekolah. Apabila ada wilayah sekolah yang masuk kedalam wilayah overlap atau tumpang tindih hendaknya perhatikan jarak serta radius dari SPPG terdekat atau jika memungkinkan membuat 2 SPPG.

DAFTAR PUSTAKA

MAPID. (2023). Solusi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Kolaborasi Data. Diakses dari https://mapid.io.

Prabowo-Gibran Official Campaign. (2024). Visi dan Misi Pemerintah dalam Pembangunan SDM Unggul. Jakarta: Tim Kampanye Nasional.

Kemenkes. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS. Diakses dari https://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/20181228%20-%20Laporan%20Riskesdas%202018%20Nasional-1.pdf

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2024). Kota Bandung Dalam Angka 2023. Bandung: Badan Pusat Statistik Kota Bandung.

Badan Gizi Nasional. (2024). Keputusan Deputi Bidang Penyediaan Dan Penyaluran Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Untuk Program Makan Bergizi Gratis Tahun Anggaran 2025.

Fadhilla, C.W. (2024). Keterjangkauan Persebaran Puskesmas di Kota Madiun Menggunakan Analisis Spasial Sistem Informasi Geografis. Diakses dari https://geo.mapid.io/blog_read/keterjangkauan-persebaran-puskesmas-di-kota-madiun-menggunakan-analisis-spasial-sistem-informasi-geografis.

Data Publications