Latar Belakang
Tempo Gelato, salah satu destinasi kuliner terpopuler di Yogyakarta, dikenal dengan varian gelatonya yang menggugah selera dan suasana yang nyaman. Gerai ini memiliki tiga cabang di Yogyakarta, yaitu di Prawirotaman, Jalan Kaliurang, dan Tamansiswa. Diketahui bahwa gerai ini pernah berpolemik karena adanya polarisasi kubu satu dengan lainnya. Perselisihan internal tersebut telah menyebabkan kebingungan di kalangan penggemar gelato di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Namun demikian, Tempo Gelato tetap menjadi salah satu tempat sasaran empuk dari berbagai kalangan untuk mengkonsumsi hidangan selingan bagi masyarakat Yogyakarta. Popularitas Tempo Gelato tidak hanya sampai pada telinga penduduk lokal Yogyakarta saja, namun menjadi salah satu destinasi favorit bagi pengunjung dari berbagai daerah di luar Yogyakarta. Bahkan gerai ini menarik perhatian turis mancanegara yaitu idol K-pop di mana kunjungannya menjadikan Tempo Gelato sebagai wishlist utama bagi para penggemarnya. Gerai ini menawarkan berbagai rasa gelato yang memanjakan lidah para pengunjungnya termasuk banana, choco milk, choco mint, cappuccino, coffee, cheese, coconut, dan lain sebagainya. Selain itu, gerai ini memiliki desain ruangan yang unik dan instagramable sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat ini. Popularitasnya seringkali menyebabkan kemacetan jalan karena banyaknya pengunjung yang berlalu lalang setiap jamnya.
Di cabang Jalan Kaliurang, misalnya, popularitas Tempo Gelato sering kali menyebabkan kemacetan lalu lintas yang mengganggu mobilitas pengguna jalan lainnya. Kemacetan ini biasanya bermula dari simpang MM UGM sebagai imbas dari adanya aktivitas parkir di Tempo Gelato. Meskipun telah disediakan tempat parkir yang luas yang berada di seberang lokasi, hal tersebut tidak menutup terjadinya kemacetan di sekitar tempat akibat tingginya demand jumlah pengunjung Tempo Gelato Kaliurang. Lantas, jika dikaji berdasarkan sisi spasial dan perkotaan, mengapa gerai ini bisa menjadi magnet para wisatawan di Yogyakarta?
Artikel ini akan mengkaji sentralitas Tempo Gelato dan menganalisis bagaimana eksistensinya mempengaruhi dinamika perkotaan. Analisis sentralitas terdiri dari empat jenis, yaitu degree centrality, closeness centrality, betweenness centrality, dan eigenvector centrality.
-
1.Degree Centrality, menghitung berapa banyak jumlah koneksi langsung atau jaringan jalan menuju suatu titik atau lokasi tertentu.
-
2.Closeness Centrality, mengukur jarak dari suatu titik dengan titik lainnya dalam sebuah jaringan jalan.
-
3.Betweenness Centrality, menghitung berapa banyak titik yang dilalui pada suatu jaringan jalan, dengan semakin banyak titik menunjukkan sentralitas yang tinggi.
-
4.Eigenvector Centrality, menilai apakah keterhubungan suatu titik dengan titik lainnya memiliki nilai yang tinggi.
Pada kasus ini, dipilih jenis sentralitas betweenness centrality. Betweenness centrality dapat mengidentifikasi jalan atau jalur yang sering dilalui oleh banyak orang. Jika suatu gerai berada di sekitar persimpangan dengan betweenness centrality tinggi, maka gerai tersebut mungkin berada di jalur utama yang sering dilalui orang dari satu tempat ke tempat lainnya. Diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan mengenai kepadatan suatu area berdasarkan kacamata spasial.
Data dan Metodologi
Data yang digunakan dalam studi ini yaitu data jaringan jalan di sekitar Tempo Gelato Kaliurang, dengan jangkauan data pada sebagian Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Data jaringan jalan didapatkan melalui Ina-Geoportal milik Badan Informasi Geospasial. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan software pemetaan yaitu QGIS dan platform GEOMAPID. Analisis yang dilakukan pada software QGIS yaitu analisis sentralitas, untuk mengetahui tingkat kesentralan suatu titik, di mana asumsi titik tersebut berdasarkan nodes atau persimpangan jalan. Sentralitas tersebut dapat mengidentifikasi mengapa suatu lokasi atau titik pada suatu daerah memiliki tingkat keramaian yang tinggi dibandingkan area-area sekitarnya.
Analisis sentralitas akan menghasilkan titik-titik yang dijadikan input pada GEOMAPID untuk divisualisasikan melalui peta heatmap dengan jenis sentralitas yang digunakan pada studi ini yaitu betweenness centrality. Peta heatmap tersebut dapat mengidentifikasi tingkat kepadatan atau intensitas sentralitas suatu area dengan visualisasi area panas (warna merah) yang menunjukkan sentralitas yang tinggi, begitupun sebaliknya area dengan warna biru diidentifikasi sebagai area dengan intensitas sentralitas rendah. Selain berdasarkan peta heatmap, analisis spasial ditinjau kembali menggunakan fitur SINI pada GEOMAPID dengan komponen nearby Point of Interest (POI), dan demografi. Pada komponen POI berfungsi untuk mengidentifikasi titik-titik mana saja yang sering dikunjungi di sekitar lokasi yang telah ditentukan dengan banyaknya jumlah POI menunjukkan intensitas kunjungan yang tinggi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis sentralitas dari data jaringan jalan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menghasilkan 47.030 titik. Namun demikian, untuk kemudahan visualisasi pada GEO MAPID, layer disimplifikasi dengan berfokus pada sekitar Tempo Gelato agar proses komputasi lebih ringan. Gambar berikut menunjukkan titik hasil sentralitas dengan tingkatan warna berbeda yang menunjukkan derajat betweenness.
Dapat dilihat bahwa area persimpangan di sekitar Tempo Gelato menunjukkan tingkatan warna yang lebih gelap. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak persimpangan di sekitar Tempo Gelato yang sering dilalui banyak orang. Fenomena tersebut sejalan dengan kondisi yang terjadi di lapangan di mana lalu lintas di daerah tersebut sering tersendat karena padatnya aktivitas kendaraan yang melewati persimpangan.
Kemudian, selaras dengan peta sentralitas, visualisasi peta heatmap mempermudah dalam pengelompokan sentralitas, menunjukkan area di dekat Tempo Gelato teridentifikasi berwarna merah, yaitu tingginya nilai kesentralan di sekitar lokasi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis SINI pada GEOMAPID dengan radius 1 km, menunjukkan bahwa lokasi Tempo Gelato Kaliurang mayoritas dikelilingi oleh Restoran dan Tempat Makan dengan persentase sebesar 46% dari total POI di sekitar Tempo Gelato dan Jalan Kaliurang. Selain itu, POI dengan nilai yang tinggi di sekitar lokasi Tempo Gelato yaitu Retail, Pendidikan, dan Hotel dan Penginapan mendukung tingkat sentralitas dengan sifat POI yang cenderung memiliki daya tarik yang tinggi untuk menarik pengunjung Tempo Gelato dari berbagai kepentingan. Sentralitas Tempo Gelato didukung oleh padatnya penduduk di sekitar lokasi dengan kepadatan > 4000 orang/Km2.
Kesimpulan
Studi ini mengungkap bahwa gerai Tempo Gelato di Yogyakarta, khususnya di Jalan Kaliurang, memiliki tingkat sentralitas yang tinggi dan berfungsi sebagai pusat aktivitas yang menarik banyak pengunjung, baik lokal maupun wisatawan. Analisis betweenness centrality menunjukkan bahwa persimpangan jalan di sekitar gerai ini sering dilalui, menyebabkan kemacetan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk.
Selain itu, Tempo Gelato menciptakan titik-titik konsentrasi aktivitas baru yang berdampak signifikan pada dinamika perkotaan di Yogyakarta. Desain ruangan yang unik dan suasana yang nyaman membuat pengunjung betah berlama-lama, meningkatkan frekuensi kunjungan dan intensitas keramaian di sekitar gerai. Visualisasi heatmap dari GEOMAPID menunjukkan area di dekat Tempo Gelato mayoritas berwarna merah, mengindikasikan nilai kesentralan yang tinggi. Temuan ini menyoroti pentingnya perencanaan kota yang lebih baik dan manajemen lalu lintas yang efektif untuk mengatasi dampak keramaian di lokasi strategis seperti Tempo Gelato. Dengan strategi yang tepat, diharapkan bahwa dampak negatif dapat diminimalkan, sementara daya tarik gerai ini tetap dapat dipertahankan, sehingga mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi lokal tanpa mengorbankan kenyamanan penduduk setempat.
Disusun oleh:
1. Hefni R. R. A.
2. Oswaldo Gamaliel
3. Dinda Pratiwi
Kelompok 3 MAPID Academy Batch 3 2024
Referensi:
1. Esri. (n.d.). Use centrality analysis. ArcGIS Pro. Retrieved August 4, 2024, from https://pro.arcgis.com/en/pro-app/latest/help/analysis/link-charts/centrality.htm
2. Darmawan, dkk. (2021). Strategi Pariwisata Terintegrasi Berbasis Sentralitas Spasial Pada Desa Wisata Di Kabupaten Sleman. Barista : Jurnal Kajian Bahasa Dan Pariwisata, 8(1), 78–95. https://doi.org/10.34013/barista.v8i1.625