MAPID Catalyst 2025: Revolusi Pengelolaan Aset BUMN Melalui Teknologi Spasial
wina
Wina

24 Mei 2025

MAPID Catalyst 2025: Revolusi Pengelolaan Aset BUMN Melalui Teknologi Spasial

Yogyakarta, 24 Mei 2025 - MAPID Catalyst: Community Innovation Series kembali menghadirkan diskusi menarik tentang "Innovation and Integration in Sustainable Land Transformation" yang diselenggarakan pada Sabtu, 24 Mei 2025 di Gedung TILC, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Acara yang dipandu oleh B. Eng. Bagus Imam Darmawan sebagai Founder & CEO MAPID ini menghadirkan narasumber-narasumber ahli yang berbagi pengalaman dan wawasan terkait inovasi teknologi spasial di Indonesia.

Salah satu sorotan utama dalam webinar ini adalah presentasi dari Widya Sena Pradipa, Vice President of Non-Railway Asset Development Planning PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dengan latar belakang sebagai arsitek, Pak Sena memberikan perspektif unik tentang bagaimana teknologi spasial dapat mengoptimalkan pengelolaan aset BUMN.

"Saya sebenarnya arsitek ya, jadi sebenarnya jauh dari spasial, tapi saya pengguna tanah untuk membangun," ungkap Pak Sena dalam paparannya. Meskipun berlatar belakang arsitektur, pengalaman praktisnya dalam pengelolaan lahan memberikan insight berharga tentang pentingnya integrasi data spasial dalam pengelolaan aset.

PT KAI sebagai salah satu BUMN yang dianggap berhasil dalam pengelolaan aset ternyata masih menghadapi tantangan signifikan. Menurut beliau, KAI kerap menjadi objek benchmark bagi BUMN lain dalam hal pengelolaan aset, namun kenyataannya masih ada area yang perlu diperbaiki.

"KAI kebetulan dianggap salah satu BUMN yang secara aset dianggap berhasil mengelolanya dengan baik. Selama ini selalu jadi objek benchmark. Tapi kami sendiri di internal melihat bahwa sebenarnya belum terdata dengan baik secara obyeknya," jelasnya.

Tantangan utama yang dihadapi adalah pengelolaan aset yang tersebar luas. Sementara KAI berhasil mengelola aset-aset di area stasiun dengan baik, masih terdapat lahan tersebar hingga hampir 3 juta meter persegi yang datanya belum terkumpul dengan optimal.

"Di tempat lain kita masih punya lahan tersebarnya sampai hampir 3 juta m² kalau tidak salah. Datanya belum terkumpul dengan baik. Dan bagaimana kita bisa melakukan optimalisasi terhadap asetnya ketika data itu juga masih scattered," ungkap Pak Sena mengenai kondisi real pengelolaan aset KAI saat ini.

Melihat potensi besar yang dimiliki platform MAPID, Sena, menyampaikan visinya untuk mengintegrasikan data aset KAI dengan teknologi spasial yang dikembangkan MAPID. Menurutnya, maps dapat menjadi sumber informasi yang paling simpel dan mudah dipahami untuk visualisasi data aset.

"Yang saya lihat, kesempatan melihat maps ini bisa menjadi data informasi yang paling simpel untuk kita lihat. Bagaimana data yang kita punya di KAI kita integrasikan dengan MAPID sehingga memang datanya akhirnya menjadi satu data yang utuh dan mudah dibaca," papar Sena menjelaskan konsep integrasinya.

Konsep ini sejalan dengan prinsip bahwa data yang baik akan "berbicara dengan sendirinya" ketika divisualisasikan dengan tepat. Integrasi antara data aset KAI dengan platform MAPID diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan yang lebih efektif dan komprehensif.

Widya Sena Pradipa juga melihat potensi besar untuk replikasi model ini ke BUMN lain. Meskipun mengakui belum pernah melihat inisiatif serupa di BUMN lain, ia optimis bahwa langkah KAI dapat menjadi pionir bagi transformasi digital pengelolaan aset BUMN secara nasional.

"Saya tidak tahu, saya belum pernah melihat memang di BUMN lain punya hal yang sama. Tapi saya melihat potensinya apabila KAI sudah memulai, barangkali memang BUMN lain akan bisa berkumpul mengumpulkan data yang sama," ungkapnya dengan antusias.

Lebih jauh lagi, beliau menyampaikan visi kolaborasi yang lebih luas dengan sektor pemerintah. Mengutip diskusi sebelumnya tentang potensi aset masa depan, ia menekankan pentingnya sinergi antara BUMN dan pemerintah dalam pengelolaan aset strategis.

"Kesempatannya kalau kita bisa kolaborasi dengan sektor pemerintah, terkait dengan potensi aset masa depan. Pemerintah punya dulu karena kita cari duit ya," katanya dengan candaan yang mencerminkan realitas bisnis BUMN.

Webinar MAPID Catalyst ini menjadi momentum penting dalam mengumpulkan para inovator teknologi spasial Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh moderator, acara ini berhasil mempertemukan orang-orang yang menciptakan benchmark teknologi spasial di Indonesia.

"Sebenarnya inovasi teknologi itu kan punya benchmark masing-masing. Tapi kita benar sebetulnya di MAPID Catalyst ini kita bisa mengumpulkan orang-orang yang menciptakan benchmark teknologi spasial di Indonesia," ungkap moderator dalam closing statement.

Diskusi dalam MAPID Catalyst 2025 ini membuka wawasan baru tentang potensi besar penerapan teknologi spasial dalam pengelolaan aset strategis nasional. Pengalaman PT KAI dapat menjadi model untuk transformasi digital di sektor BUMN lainnya.

Integrasi data spasial tidak hanya akan meningkatkan efisiensi pengelolaan aset, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis data. Hal ini sejalan dengan visi transformasi digital Indonesia dan pengembangan smart city di berbagai daerah.

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot