MAPID Catalyst: Community Innovation Series menggelar rangkaian acara bertema "Innovation and Integration in Sustainable Land Transformation" di Gedung TILC, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Salah satu agenda utama adalah diskusi panel yang dimoderatori oleh Bagus Imam Darmawan, Founder & CEO MAPID, dengan menghadirkan empat narasumber dari pemerintahan, akademisi, asosiasi profesi, dan BUMN untuk membahas tantangan dan solusi dalam pengelolaan lahan serta penerapan teknologi spasial di Indonesia.
Diskusi panel menghadirkan empat narasumber dengan latar belakang yang beragam, masing-masing memberikan perspektif unik tentang tantangan dan solusi dalam pengelolaan lahan dan teknologi spasial:
- Tata Ruang dan Keterbatasan Sumber Daya: Perspektif Pemerintah Yudha Perdana ST. MT, Fungsional Penata Ruang Muda dari Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN, menyoroti masalah fundamental tata ruang Indonesia yang berkaitan dengan "scarcity" atau kelangkaan lahan dan sumber daya. Menurutnya, transformasi lahan berkelanjutan dapat dicapai melalui tiga solusi utama: efisiensi dalam pengoptimalan ruang, prioritas dalam penentuan kawasan strategis, dan inovasi teknologi seperti yang dikembangkan MAPID. Beliau menekankan pentingnya sistem monitoring real-time dalam tata ruang, menganalogikan dengan sistem parkir mal yang sudah canggih. "Tata ruang idealnya memiliki peta grid yang di-update secara real-time dan dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan," ungkapnya, menekankan pentingnya transparansi dan dinamisme dalam pengelolaan tata ruang.
- Tantangan Implementasi Inovasi Akademik: Sudut Pandang Perguruan Tinggi Prof. Ir. Trias Aditya, Ketua Departemen Teknik Geodesi UGM, mengungkap tantangan dalam mengimplementasikan inovasi kampus ke dunia nyata. Dengan background interoperabilitas dan usabilitas, beliau menekankan bahwa teknologi spasial tidak boleh berhenti pada penyajian data saja, melainkan harus mampu menghasilkan wawasan baru melalui pemetaan pola kecenderungan. Pengalaman sukses Prof. Trias dalam program Forensik Kadaster di Desa Girikerto yang kemudian diadopsi PTSL membuktikan bahwa inovasi akademik dapat berhasil diimplementasikan dengan syarat "harus banyak berkomunikasi dan bersilaturahmi". Beliau berharap kolaborasi ABG (Academic, Business, and Government) dapat segera terwujud, khususnya dalam teknologi augmented reality dan virtual reality yang telah diusulkan sejak 2019.
- Peran Strategis Asosiasi dalam Ekosistem Geospasial Benny Ronald Emor, S.T., EMBA, Sekretaris Jenderal Ikatan Surveyor Indonesia sekaligus pengusaha, menegaskan peran vital asosiasi dalam membangun ekosistem geospasial berkelanjutan. Menghadapi persaingan bisnis yang ketat, beliau melihat keberagaman sebagai keuntungan konsumen karena memungkinkan pilihan solusi yang tepat sesuai kebutuhan. Menurutnya, asosiasi seperti Ikatan Surveyor Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai wadah profesionalisme, tetapi juga sebagai penggerak inovasi dan pemberdayaan SDM geospasial. Fokus pengembangan komunitas inklusif dan peningkatan kompetensi SDM menjadi kunci untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan masyarakat melalui teknologi geospasial.
- Revolusi Pengelolaan Aset BUMN Melalui Integrasi Data Spasial Widya Sena Pradipta, Vice President of Non-Railway Asset Development Planning PT KAI, membawa perspektif praktis dari sektor BUMN tentang tantangan pengelolaan aset yang tersebar. Meskipun KAI dianggap berhasil dan sering menjadi benchmark BUMN lain, beliau mengakui bahwa masih ada lahan tersebar hampir 3 juta meter persegi yang datanya belum terkumpul optimal. "Bagaimana kita bisa melakukan optimalisasi terhadap asetnya ketika data itu juga masih scattered," ungkap beliau yang berlatar belakang arsitektur ini. Ia melihat platform MAPID sebagai solusi integrasi data yang dapat membuat informasi aset menjadi lebih simpel dan mudah dipahami melalui visualisasi peta.

Sebagai penutup, Bagus Imam selaku moderator menekankan bahwa MAPID Catalyst berhasil mempertemukan para inovator yang menciptakan benchmark teknologi spasial di Indonesia. "Sebenarnya inovasi teknologi itu kan punya benchmark masing-masing. Tapi kita benar sebetulnya di MAPID Catalyst ini kita bisa mengumpulkan orang-orang yang menciptakan benchmark teknologi spasial di Indonesia," ungkap beliau.
Acara ini membuka wawasan baru tentang potensi besar penerapan teknologi spasial dalam pengelolaan aset strategis nasional dan menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem geospasial Indonesia ke arah yang lebih maju dan berkelanjutan. Integrasi data spasial tidak hanya akan meningkatkan efisiensi pengelolaan aset, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan berbasis data, sejalan dengan visi transformasi digital Indonesia dan pengembangan smart city di berbagai daerah.