Pendahuluan
Padel adalah olahraga raket yang menggabungkan elemen tenis dan squash telah mengalami pertumbuhan signifikan di berbagai negara. Dengan karakteristik yang lebih santai dibandingkan tenis, padel menarik berbagai segmen masyarakat dari pemula hingga atlet profesional. Di Indonesia, padel sudah menjadi cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumatera Utara pada September 2024 lalu. Khususnya di Bali sendiri, popularitas padel mulai meningkat seiring dengan minat masyarakat terhadap variasi olahraga rekreasi. Bali memiliki komunitas lokal yang aktif, ekspatriat yang menetap di kawasan pariwisata, serta wisatawan internasional. Ketiga kelompok ini memiliki potensi sebagai target pasar utama untuk fasilitas olahraga padel, terutama jika dipadukan dengan promosi yang efektif dan penyediaan fasilitas modern.
Kabupaten Badung terletak di pulau Bali dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di dunia dengan keindahan alam, budaya, serta infrastruktur yang berkembang pesat, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai lebih dari 6 juta pada tahun 2019, dengan Badung terutama wilayah selatan sebagai salah satu lokasi paling popular. Kabupaten Badung wilayah selatan menawarkan potensi besar untuk pengembangan fasilitas olahraga padel. Lokasi-lokasi pusat wisata seperti Seminyak, Canggu, Jimbaran, Nusa Dua, dan Uluwatu adalah hotspot bagi wisatawan dan ekspatriat yang mencari pengalaman rekreasi premium dan menjadikan area ini sangat potensial untuk pengembangan usaha fasilitas olahraga padel.
Penentuan lokasi menjadi faktor kunci dalam kesuksesan usaha ini dimana perlu dipertimbangkan dari berbagai faktor, seperti kompetitor, demografi, aksesibilitas, dan keberadaan fasilitas properti serta wisata. Aksesibilitas juga diukur berdasarkan waktu tempuh dan jarak dari lokasi ke pusat kegiatan lainnya. Usaha yang mudah dijangkau dalam waktu singkat akan lebih diminati baik wisatawan maupun penduduk lokal. Kabupaten Badung dan sekitarnya menunjukkan nilai aksesibilitas tinggi, sehingga meningkatkan potensi pengunjung untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga padel. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran potensi lokasi usaha olahraga padel di Badung wilayah selatan dan rekomendasi pengembangan usaha tersebut yang lebih efektif.
Metode dan Data
Studi ini memanfaatkan visualisasi dan interpretasi dari hasil isochrone dan buffer pada Mapid untuk jangkauan aksesibilitas dari titik potensi lokasi usaha padel ke area sekitarnya. Isochrone akan menunjukkan waktu tempuh dari titik tertentu ke berbagai lokasi, sedangkan buffer akan membantu dalam memahami area jangkauan dari fasilitas yang ada. Kemudian mengintegrasikan berbagai faktor yang digunakan melalui pendekatan analisis kualitatif dan deskriptif sehingga diharapkan dapat diperoleh gambaran rekomendasi lokasi untuk pengembangan usaha padel di Kabupaten Badung wilayah selatan. Adapun data-data yang digunakan, seperti Data Kompetitor Usaha Olahraga Padel di Kabupaten Badung, Demografi Kabupaten Badung Tahun 2024, Properti (Apartemen, Tanah, Ruko) Kabupaten Badung 2024, Pariwisata Kabupaten Badung.
Pembahasan dan Kesimpulan
Kabupaten Badung wilayah selatan meliputi Kecamatan Kuta Selatan, Kuta, dan Kuta Utara dengan pusat pengembangan di Kuta yang didominasi aktivitas pariwisata, pendidikan, perikanan, industri kecil, serta perdagangan dan jasa. Berdasarkan data kompetitor atau usaha olahraga padel yang sudah ada di Kabupaten Badung Selatan, didominasi di Kecamatan Kuta Utara sebanyak 5 tempat (Kelurahan Canggu, Kerobokan, Kerobokan Kelod, Tibubeneng), Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 2 tempat dan keduanya berada di Kelurahan Pecatu, Kecamatan Kuta sebanyak 1 tempat di Seminyak. Dari hasil data tersebut, maka untuk studi ini dapat difokuskan di daerah yang termasuk pusat wisata yang belum terdapat kompetitor, seperti daerah Jimbaran dan Nusa Dua pada Kecamatan Kuta Selatan.
Gambar 1. Kompetitor Usaha Padel di Kabupaten Badung Wilayah Selatan
Nusa Dua merupakan kawasan yang terdapat di Kelurahan Benoa. Berdasarkan data demografi, Benoa memiliki penduduk usia produktif 20-34 tahun sebanyak 9.839 jiwa. Visualisasi dan interpretasi dari hasil isochrone dan buffer yang dilakukan di pusat kawasan Nusa Dua menunjukkan bahwa aksesibilitas untuk restoran, kawasan perhotelan ITDC, villa, ataupun perumahan sudah dapat dijangkau dengan 10 menit berjalan kaki dan untuk jangkauan lokasi wisata seperti pantai dapat dengan dijangkau dengan bersepeda dan berkendara.
Gambar 2. Jangkauan dalam Skema 10 Menit di Kawasan Nusa Dua
Berdasarkan data demografi, Kelurahan Jimbaran memiliki penduduk usia produktif 20-34 tahun sebanyak 10.794 jiwa. Visualisasi dan interpretasi dari hasil isochrone dan buffer yang dilakukan di pusat wilayah Jimbaran menunjukkan bahwa aksesibilitas untuk restoran, hotel, villa, ataupun perumahan sudah dapat dijangkau dengan 10 menit berjalan kaki walaupun tidak sebanyak kawasan Nusa Dua (jangkauan dengan berjalan kaki) dan untuk jangkauan lokasi wisata seperti pantai, GWK, dan universitas dapat dengan dijangkau dengan bersepeda dan berkendara.
Gambar 3. Jangkauan dalam Skema 10 Menit di Jimbaran
Berdasarkan hasil isochrone dan buffer, kawasan Jimbaran dan Nusa Dua di Kabupaten Badung menunjukkan potensi besar sebagai lokasi strategis untuk bisnis olahraga padel. Kedua area ini memiliki populasi usia produktif yang khususnya kelompok usia 20-34 tahun, dimana menurut penelitian populasi di bawah usia 35 tahun memiliki minat yang tinggi terhadap aktivitas olahraga dan rekreasi. Tidak hanya penduduk lokal, terdapat juga ekspatriat yang menetap di kawasan pariwisata, serta wisatawan baik domestik maupun internasional. Selain itu, Jimbaran dan Nusa Dua menawarkan jangkauan luas terhadap berbagai fasilitas penunjang, seperti restoran, properti (hotel, vila, apartemen, dan perumahan), serta destinasi wisata dalam radius 10 menit dengan berbagai moda transportasi, mulai dari berjalan kaki hingga berkendara. Keunggulan ini diperkuat dengan minimnya kompetitor di kawasan Kuta Selatan, di mana keberadaan fasilitas olahraga padel masih terpusat di wilayah Kuta Utara dan Kuta. Dengan kombinasi demografi yang mendukung, aksesibilitas yang unggul, dan peluang pasar yang belum terlayani, Jimbaran dan Nusa Dua dapat menjadi opsi lokasi untuk pengembangan bisnis padel yang menjanjikan di Bali.
Rekomendasi
-
1.Memilih lokasi strategis dapat menarik lebih banyak peminat padel terutama lokasi yang dekat dengan pusat bisnis, sekolah, dan area perumahan elit cenderung lebih menguntungkan. Hal ini karena sebagian besar pemain padel berasal dari wilayah perkotaan yang memiliki akses ke fasilitas olahraga modern. Pastikan lokasi berada dalam radius yang mudah dijangkau baik oleh wisatawan maupun penduduk lokal, misalnya di sekitar area strategis seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk Jimbaran atau ITDC untuk Nusa Dua.
-
2.Kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta untuk membangun fasilitas padel sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan olahraga padel serta menarik investasi lebih lanjut ke sektor pariwisata dan olahraga.
-
3.Promosi dan kerjasama dengan hotel dan villa yang memiliki program kemitraan dengan penyedia layanan olahraga. Kerjasama ini dapat mencakup promosi bersama, di mana hotel merekomendasikan fasilitas padel kepada tamu mereka, serta menawarkan diskon atau paket khusus untuk pengunjung yang ingin mencoba olahraga padel. Hal ini tidak hanya meningkatkan visibilitas usaha padel tetapi juga membantu dalam membangun reputasi positif di kalangan wisatawan.
-
4.Mengembangkan UMKM. Pertumbuhan olahraga padel menciptakan peluang bagi pelaku usaha dalam hal penyediaan peralatan olahraga, pakaian, dan layanan terkait lainnya. Dengan semakin banyaknya orang yang tertarik pada olahraga ini, permintaan untuk produk dan layanan terkait juga akan meningkat.
-
5.Analisis lanjutan dapat dilakukan secara lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel pendukung lainnya.
Referensi
- Indrashwara, D.C., Tapa, G.F.S., Kumara, N.I., Surwaningsih, K.A.R. (2024). Analisis Aksesibilitas Menuju Lokasi Kawasan Pariwisata di Provinsi Bali dengan Indeks Hansen dan Statistik Deskriptif. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa. 19(2). p- ISSN: 1858-3709, e- ISSN: 2685-3922.
- Mu’amalah, Siti. (2023). Padel Tennis, Olahraga Bule-bule di Bali yang Kini Makin Diminati. Diakses pada 14.12.2024. https://www.detik.com/bali/berita/d-6970896/padel-tennis-olahraga-bule-bule-di-bali-yang-kini-makin-diminati
- Octaviyani, Ratna. (2022). Analisis Potensi Ekonomi Pada Obyek Wisata Bahari di Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara. STP Trisakti. https://library.iptrisakti.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=4836&bid=32478
- PONXXIV. (2024). Harapan Padel Raket Lebih Populer Di Indonesia. Diakses pada: 14.12.2024. https://pon2024.id/news/harapan-padel-raket-lebih-populer-di-indonesia
- Ragasport. (2024). 5 Strategi Sukses Bisnis Lapangan Padel Komersial. Diakses pada: 14.12.2024. https://ragasport.co.id/strategi-bisnis-lapangan-padel-komersial/
- Setyawan, P.G. dan Dewi, N.Y.D.U. (2024) Pengembangan Pariwisata di Badung Utara (Study kasus Kecamatan Petang Kabupaten Badung). Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik, 6(1), 11-14. DOI: 10.31289/strukturasi.v6i1.2727