Tingkat Unsur Kimia Sulfat Pada Aliran Air Kawah Gunung Ijen di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

22 Desember 2024

By: Pramita Ismaya

Skema aliran Sungai Banyuputih dari hulu ke hilir

Pendahuluan

Gunung Ijen secara administratif terletak di Kabupaten Banyuwangi dan merupakan gunung vulkanik aktif yang berada di paling timur Pulau Jawa. Gunung Ijen saat ini berada di dalam Kompleks Kaldera Ijen yang besar dan menampung beberapa gunung aktif lain seperti Gunung Raung, Gunung Pendil, Gunung Rante, Gunung Merapi, Gunung Pawenen dan Gunung Ringgih. Gunung Ijen dan Gunung Raung saat ini merupakan gunung paling aktif yang berada di dalam kaldera Ijen. Kaldera Ijen memiliki diameter 14-16 km dimana pada sisi utaranya terlihat lereng curam dengan kemiringan curam. Pada dinding selatan dan timur merupakan sisi yang banyak terdapat gunung berapi aktif saat ini. Kaldera Ijen ini terbentuk oleh gunung stratovulkano tunggal yang diperkirakan memiliki ketinggian 3500 m yang disebut Gunung Ijen Tua. Pada saat pembentukan kaldera dengan adanya letusan volume besar banyak material hasil letusan tersebar luas di sisi utara kaldera atau tepatnya di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo dan banyak tersingkap baik di Desa Bantal dan Sekitarnya.

Gunung Ijen memiliki kawah yang terisi air atau biasa disebut Danau Kawah Gunung Ijen. Danau kawah ini mengandung air yang bersifat sangat asam dengan pH rata-rata 0,5 (Sumarti, dkk., 2016). Danau Kawah Gunung Ijen menjadi hulu dari Sungai Banyuputih yang mengalir pada tiga kecamatan, yaitu : Kecamatan Asembagus, Kecamatan Jangkar dan Kecamatan Banyuputih. Air Sungai Banyuputih banyak digunakan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat terutama masyarakat Desa Bantal dan sekitarnya yang terletak di Kecamatan Asembagus. Air sungai yang berasal dari air asam Kawah Gunung Ijen ini jika dimanfaatkan oleh masyarakat banyak mengakibatkan kerugian seperti gagal panen, timbulnya penyakit Fluorisis dan masalah lainnya.

Kawah Ijen sebagai kawah gunung api aktif di Indonesia masih mengeluarkan belerang ke permukaan. Belerang yang terdapat pada Kawah Gunung Ijen bahkan menjadi komoditas penambangan yang banyak diminati orang meskipun berbahaya. Uap Belerang yang keluar dari fumarole kawah dan mengalami sublimasi akan mengalir menuju danau kawah. Pada danau kawah senyawa ini akan ikut mengalir menuju Sungai Banyuputih dan menyebabkan tingginya kadar Sulfat dalam air.

Metode Penelitian

Metode penelitian dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Pra Pemetaan

Tahapan ini dilakukan sebelum kegiatan pemetaan lapangan berupa studi pustaka daerah telitian, interpretasi awal peta di studio, dan persiapan alat sebelum lapangan.

2. Tahap Pemetaan

Tahapan pemetaan yaitu melakukan pengambilan data-data yang diperlukan dan pengambilan sampel air.

3. Tahap Pasca Pemetaan

Tahapan Pasca Pemetaan dilakukan setelah pengambilan data-data di lapangan selesai. Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data-data primer yang diperoleh dari tahapan pemetaan.

Hasil

Aktivitas Gunungapi Ijen yang saat ini masih aktif dan menghasilkan gas beracun, debu vulkanik, sublimasi sulfur yang juga menyebabkan air kawah bersifat sangat asam dan memiliki konsentrasi unsur yang tinggi. Konsentrasi unsur kimia pada kawah yang tinggi mempengaruhi konsentrasi unsur sepanjang aliran Sungai Banyuputih hingga ke bagian hilirnya. Pada Sungai Banyuputih masih menampakan tingginya konsentrasi beberapa unsur walaupun kadarnya sudah berkurang jika dibandingkan dengan air kawah. Pengambilan sampel air pada lokasi penelitian berada di Kecamatan Asembagus, Kecamatan Jangkar dan Kecamatan Banyuputih. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan konsentrasi kimia air sungai dari Desa Bantal hingga hilir di Laut Jawa. Pengambilan sampel air dilakukan di 14 titik lokasi sepanjang Sungai Banyuputih. Sungai Banyuputih sendiri memiliki aliran selatan-utara. Pada Desa Bantal aliran sungai ini terbagi dua timur dan barat. Aliran sungai pada bagian barat merupakan aliran irigasi yang digunakan warga untuk mengairi pertanian dan banyak mengalami pelarutan dengan sumber lain sehingga konsentrasi kimia air sungai menjadi lebih rendah dibandingkan dengan aliran di bagian barat. Lokasi pengambilan sampel dan kadar kandungan Sulfat pada Sungai Banyuputih terdapat pada Gambar 1,

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel air pada Sungai Banyuputih

Pada kawah Gunung Ijen kandungan sulfat pada air danau mencapai 76989,8 mg/l (Sumarti, dkk., 2016). Pada Sungai Banyuputih yang mengalir pada daerah penelitian nilai Sulfat yang ada sudah sangat berkurang menjadi 64 mg/l dan 683 mg/l (Tabel 1).

Tabel 1

Nilai Konsentrasi Sulfat berdasarkan data di atas dapat dibuat grafik yang menunjukan nilai konsentrasi Sulfat di setiap titik. Nilai konsentrasi Sulfat berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 yaitu pada ambang 400 mg/l. Sehingga, pada lokasi penelitian didapatkan 12 titik sampel yang memiliki konsentrasi unsur Sulfat melebihi batas ambang baku mutu air yang ditandai dengan garis merah (Gambar 2).

Gamber 3. Grafik konsentrasi Sulfat pada Sungai Banyuputih. Garis merah menunjukan batas ambang buku mutu air untuk sulfat

Kesimpulan

Aliran air kawah Gunung Ijen yang mengandung konsentrasi Sulfat yang tinggi mengalir melalui Sungai Banyupahit ke kawasan pemukiman. Tingginya kandungan Sulfat yang melebihi batas ambang aman ditemukan pada 12 titik dari 14 titik pengambilan sampel penelitian. Nilai konsentrasi sulfat berkisar antara 220-683 mg/l. Kandungan Sulfat yang melebihi ambang batas aman akan berbahaya apabila digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Selain pengaruh kesehatan, tingginya kadar sulfat juga dapat mempengaruhi pertanian. Hanya tanaman yang tahan dengan kadar Sulfat tinggi pada air seperti tebu yang dapat bertahan dan cocok untuk area ini.

Daftar Pustaka

Pemerintah Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Lembaran RI No. 82 Tahun 2001. Jakarta : Seketariat Negara

Sumarti, S., dkk. 2016. Laporan Penyelidikan Geokimia Gununngapi Ijen, Jawa Timur. Yogyakarta : PVMBG

Data Publikasi

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Kesehatan

12 Jun 2025

Kireyna Fayza Azzahra

Final Project : Analisis Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di Kota Serang

Keterjangkauan fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan nilai kesejahteraan suatu daerah.

12 menit baca

104 dilihat

1 Proyek

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Sosial

13 Mei 2025

HIMA SAIG UPI

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Sains Informasi Geografi 2024/2025 yang dilaksanakan di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, bertujuan untuk menerapkan metode pemetaan partisipatif dalam penetapan batas administrasi desa. Melalui keterlibatan aktif warga dan perangkat desa, kegiatan ini meliputi diskusi kelompok, survei lapangan, serta validasi berbasis citra satelit, sehingga menghasilkan peta batas administrasi yang akurat dan sesuai kondisi faktual. Selain meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemetaan dan pengelolaan wilayah, kegiatan ini juga mendukung implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pemberdayaan masyarakat setempat.

11 menit baca

229 dilihat

1 Data

1 Proyek

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Transportasi

07 Mei 2025

Fajrin Meilani Azzahra Zain

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di zona A Kota Bandung, yang meliputi delapan kecamatan dan 22 sekolah, berdasarkan sistem zonasi penerimaan siswa baru. Sistem zonasi, yang diimplementasikan secara penuh sejak 2018, bertujuan meningkatkan pemerataan akses pendidikan dengan menetapkan radius maksimal domisili calon siswa ke sekolah (3 km untuk SMP). Namun, keberadaan siswa di luar radius zonasi dan keterbatasan jangkauan berjalan kaki (maksimal 1,2 km dalam 20 menit berdasarkan kecepatan rata-rata siswa) tetap memunculkan kebutuhan transportasi. Penelitian ini menggunakan analisis isokron dengan batasan waktu tempuh berjalan kaki siswa (5, 10, 15, dan 20 menit) untuk mengevaluasi keterjangkauan sekolah dalam zona A. Hasil analisis isokron ini akan dibandingkan dengan radius zonasi 3 km yang ditetapkan untuk SMP, guna memahami apakah radius tersebut sejalan dengan kemampuan siswa untuk mencapai sekolah dengan berjalan kaki dalam rentang waktu yang wajar. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemenuhan kebutuhan transportasi sekolah siswa SMP di Kota Bandung, khususnya dalam konteks implementasi sistem zonasi.

17 menit baca

653 dilihat

Analisis Prediksi Tingkat Bahaya Tsunami di Kota Tegal Berbasis GIS

Kelautan & Hidrologi

19 Feb 2025

Muhammad Azi Syarif

Analisis Prediksi Tingkat Bahaya Tsunami di Kota Tegal Berbasis GIS

Peta prediksi bahaya tsunami ini penting untuk mitigasi bencana dan perencanaan tata ruang di Kota Tegal. Wilayah dengan tingkat bahaya tinggi dan sangat tinggi memerlukan perhatian khusus dalam upaya mitigasi. perencanaan tata ruang yang matang, pembangunan infrastruktur tahan bencana, dan edukasi kesiapsiagaan tsunami bagi masyarakat sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana ini.

8 menit baca

808 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot