Studi Distribusi Spasial Sistem Zonasi SMA Negeri di Kabupaten Bantul

22 Desember 2024

By: Fayiz Mubarok

Open Data

Batas Administrasi Desa di Kabupaten Bantul

Open Data

SMA DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2024 IMPORTED AT 22/DEC/2024

Open Project

Publikasi Geo Mapid Desember 2024

SMA Negeri di Kabupaten Bantul

PENDAHULUAN

Sistem zonasi merupakan sistem yang menuntut peserta didik baru memilih sekolah dengan radius terdekat sesuai domisli peserta didik. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi merupakan alternatif kebijakan dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam penerimaan siswa di sekolah. Sejak tahun 2016, pemerintah telah melaksanakan kebijakan ini di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia kebijakan PPDB dengan pendekatan sistem zonasi juga dimanfaatkan membenahi berbagai standar nasional pendidikan seperti kurikulum, sebaran guru, sebaran peserta didik serta kualitas sarana dan prasarana, berbasis zonasi (Effendy, 2019).

Kabupaten Bantul terletak di salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijuluki sebagai Kota Pendidikan. Wilayahnya yang cukup padat penduduk dengan mobilitas tinggi, menjadikan isu persebaran dan keterjangkauan fasilitas pendidikan SMA penting untuk diteliti. Distribusi dan keterjangkauan pada keberadaan sekolah dapat dijadikan tolak ukur untuk pemerataan pendidikan di Kabupaten Bantul. Apabila terjadi ketimpangan dalam aksesibilitas dapat menghambat pemerataan pendidikan dan berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan fasilitas pendidikan SMA Negeri di Kabupaten Bantul. Analisis ini penting untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai distribusi spasial fasilitas pendidikan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pemerataan akses pendidikan di Kabupaten Bantul.

METODE DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul, DIY. Data yang dibutukan dalam penelitian ini, yaitu:

  1. 1.
    Data SHP batas administrasi Kabupaten Bantul sumber RBI.
  1. 2.
    Data SHP SMA di Kabupaten Bantul sumber Geo Mapid.

Dalam proses pengolahan data memanfaatkan ilmu Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan metode analisis spasial buffering. Metode buffering digunakan untuk menentukan zona berdasarkan radius dengan jarak maksimal 5.000 meter (5 km). Proses pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat Geo Mapid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari empat kabupaten yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari bentang alamnya, Kabupaten Bantul terdiri dari dataran yang daerahnya terletak pada bagian Timur dan Barat, sampai dengan kawasan pantai di sebelah Selatan dengan kata lain Kabupaten Bantul terbentang dari Utara ke Selatan. Kabupaten Bantul secara geografis terletak antara 14º04'50"-27º50'50" Lintang Selatan dan 110º10'41"- 110º34'40” Bujur Timur. Di sebelah Timur Kabupaten Bantul berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia (https://disdukcapil.bantulkab.go.id/).

Kabupaten Bantul memiliki luas wilayah 506,85 km2 dan secara administratif Kabupaten Bantul memiliki 17 Kecamatan yang terdiri dari 75 desa dan 933 pedukuhan. Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90% dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 40% dan lebih dari setengahnya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari; - Barat adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73%) seluruh wilayah). - Tengah adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %). - Timur adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%). - Selatan adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikir berlagun, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

Peta Administrasi Kabupaten Bantul

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Bantul

Persebaran Fasilitas Pendidikan SMA Negeri

Dapat dilihat pada gambar bahwa Kota Yogyakarta memiliki SMA Negeri sebanyak 19 sekolah yang tersebar di 16 kecamatan. Adapun rincian sebagai berikut:

  • Kecamatan Sedayu: 1 sekolah
  • Kecamatan Kasihan: 1 sekolah
  • Kecamatan Sewon: 1 sekolah
  • Kecamatan Banguntapan: 2 sekolah
  • Kecamatan Piyungan: 1 sekolah
  • Kecamatan Pajangan: 1 sekolah
  • Kecamatan Bantul: 3 sekolah
  • Kecamatan Jetis: 1 sekolah
  • Kecamatan Pleret: 1 sekolah
  • Kecamatan Dlingo: 1 sekolah
  • Kecamatan Imogiri: 1 sekolah
  • Kecamatan Bambanglipuro: 1 sekolah
  • Kecamatan Pundong: 1 sekolah
  • Kecamatan Kretek: 1 sekolah
  • Kecamatan Sanden: 1 sekolah
  • Kecamatan Srandakan: 1 sekolah
Persebaran Fasilitas SMA Negeri di Kabupaten Bantul

Gambar 2. Persebaran Fasilitas SMA Negeri di Kabupaten Bantul

Analisis Keterjangkauan Fasilitas SMA Berdasarkan Radius

Berdasarkan hasil pemetaan radius, fasilitas pendidikan SMA Negeri setidaknya dapat melayani wilayah dengan radius pencapaian maksimal sebesar 5 km atau 5.000 m. Dapat dilihat pada gambar di bawah, bahwa secara garis besar, fasilitas pendidikan SMA Negeri telah menjangkau keseluruhan wilayah di Kabupaten Bantul.

Radius Pencapaian Fasilitas SMA Negeri di Kabupaten Bantul

Gambar 3. Radius Pencapaian Fasilitas SMA Negeri di Kabupaten Bantul

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. 1.
    Berdasarkan perhitungan radius 5 km atau 5.000 m, fasilitas pendidikan SMA Negeri di Kabupaten Bantul telah menjangkau keseluruhan wilayah, walau di Kecamatan Pandak tidak terdapat SMA Negeri.

DAFTAR PUSTAKA

  • Badan Standardisasi Nasional. (2004). SNI 03-1733-2004 Tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Diakses dari https://www.nawasis.org/portal/digilib/read/sni-03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan-perumahan-di-perkotaan/51450
  • Sabrina N. (2024). Analisis Keterjangkauan Fasilitas Pendidikan SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Diakses dari https://mapid.co.id/blog/analisis-keterjangkauan-fasilitas-pendidikan-sma-negeri-di-kota-yogyakarta.

Data Publikasi

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY
STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Perencanaan Kota

15 Agt 2025

Melati Utami

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Analisis spasial menggunakan GIS untuk menilai kesesuaian lahan dalam mendukung pemerataan lokasi sekolah dasar, guna meningkatkan akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan.

23 menit baca

367 dilihat

1 Proyek

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Sosial

30 Agt 2025

Nuryabilla Utami

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Pada era digitalisasi, Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi alat penting untuk menganalisis potensi penyerapan tenaga kerja.. Tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 68,92%, namun terdapat 2.619 pencari kerja dan hanya 1.067 yang terserap, menunjukkan adanya mismatch kualifikasi dan ketimpangan distribusi kerja. Analisis spasial ini memetakan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, aksesibilitas, lokasi industri, dan tingkat pendidikan untuk mendukung perencanaan wilayah, pengembangan kawasan industri/UMKM, serta kebijakan peningkatan kesempatan kerja di Kota Tasikmalaya.

27 menit baca

322 dilihat

1 Proyek

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Rantai Pasokan

30 Jul 2025

Fabiola Larasati

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Penelitian ini mengevaluasi jaringan pangkalan LPG 3 kg di Kecamatan Minggir, wilayah dengan jumlah pangkalan paling sedikit di Kabupaten Sleman. Melalui analisis spasial, dihitung rasio ketersediaan pangkalan per penduduk dan dipetakan jangkauan pelayanan efektifnya. Hasilnya mengidentifikasi "area kosong" (blank spot) yang belum terlayani sehingga dapat menjadi panduan strategis untuk pengembangan pangkalan baru demi distribusi energi yang lebih merata.

25 menit baca

475 dilihat

9 Data

1 Proyek

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI STRATEGIS UNTUK MEMBUKA BISNIS F&B RESTORAN SEAFOOD DI SEKITAR KAMPUS UPI

Makanan dan Minuman

05 Agt 2025

HIMA SAIG UPI

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI STRATEGIS UNTUK MEMBUKA BISNIS F&B RESTORAN SEAFOOD DI SEKITAR KAMPUS UPI

Temukan strategi pemasaran F&B yang tepat dengan analisis lokasi strategis sekitar kampus untuk bisnis makanan dan minuman yang sukses di Indonesia.

14 menit baca

411 dilihat

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat