Ini adalah GEODATA terbaru dari MAPID untuk seri data kebencanaan. Mari bertemu dengan tanah longsor. Apa sih kira-kira tanah longsor itu? Tanah longsor adalah suatu proses geologi perpindahan material pembentuk lereng yang terjadi karena perpindahan massa batuan atau tanah dengan berbagai jenis yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Struktur tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan bencana khususnya bagi masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga merontokan struktur tanah di atas.
This is the latest GEODATA from MAPID for the disaster data series. Let's talk about landslides. What is a landslide? A landslide is a geological process of material movement on a slope that occurs due to the movement of rock or soil masses with various types that move downwards or out of the slope. Unstable soil structures are very susceptible to landslides, causing disasters, especially for communities in lower positions. Landslides can also be triggered by earthquake vibrations that cause the soil structure above to collapse.
Proses terjadinya tanah longsor yaitu air yang meresap ke dalam tanah yang meambah bobot tanah. Kemudian air tersebut menembus lapisan kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir. Akibatnya, tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan biasanya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sementara, gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban, juga berat jenis tanah batuan.
The process of landslides occurs when water seeps into the soil, adding weight to the soil. Then the water penetrates the impermeable layer that acts as a slip surface. As a result, the soil becomes slippery and the weathered soil on top will move along the slope and out of the slope. A landslide happens when the slope's driving force is higher than its restraining force. The strength of the rock and soil density typically have an impact on the restraint force. Meanwhile, the driving force is influenced by the slope angle, water, and load, as well as the density of soil and rock.
CIRI-CIRI KAWASAN RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR
- Retakan sejajar arah tebing di lereng yang umumnya muncul setelah hujan
- Mata air baru yang muncul seketika
- Banyak kerikil berjatuhan akibat kondisi tebing yang rapuh
- Longsoran air yang menghilang seketika dari genangan kala musim hujan
- Bagian tanah yang runtuh dalam jumlah banyak
- Pohon, tiang listrik, dan benda tegak vertikal lainnya sedikit miring
- Tanah di halaman permukiman yang ambles tiba-tiba
- Air sumur di sekitar tebing menjadi keruh
CHARACTERISTICS OF AREAS PRONE TO LANDSLIDES
- Cracks parallel to the slope direction usually appear after rain.
- New springs appear instantly.
- Many gravel falls are due to fragile slope conditions.
- Disappearing water slides instantly from puddles during the rainy season.
- A large amount of soil collapses.
- Trees, electric poles, and other vertical objects are slightly tilted.
- Suddenly collapsed soil in residential yards.
- Well water around the slope becomes turbid.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TANAH LONGSOR
Secara garis besar, berdasarkan penyebabnya, tanah longsor dibagi menjadi dua faktor yaitu alam dan manusia. Penjelasan dari faktor-faktor penyebab ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor Alam
Biasanya, faktor alam dipengaruhi oleh kondisi biologi dari tanah setempat. Hal-hal seperti kemiringan lapisan, batuan lapuk, dan gempa bumi berperan besar terjadinya tanah longsor akibat faktor alam. Iklim dari suatu daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang sangat tinggi, keadaan topografi yang curam, tanah kritis, dan getaran yang dihasilkan tanah (akibat gempa bumi, lalu lintas kendaraan, getaran mesin, dan lainnya) bisa juga memengaruhi kecenderungan terjadinya tanah longsor.
CAUSES OF LANDSLIDES
Broadly speaking, based on the causes, landslides are divided into two factors, namely natural and human factors. The explanation of the factors causing this is as follows.
1. Natural Factors
Usually, natural factors are influenced by the biological conditions of the local soil. Things like layer inclination, weathered rock, and earthquakes play a big role in landslides due to natural factors. The climate of an area that has a very high rainfall rate, steep topography, critical soil, and vibrations generated by the soil (due to earthquakes, vehicle traffic, machine vibrations, and others) can also affect the tendency for landslides to occur.
2. Faktor Manusia
Aktivitas ekonomi manusia yang mengambil manfaat dari sumber daya bumi di area tertentu tanpa diimbangi kesadaran lingkungan yang baik dapat mendukung terjadinya tanah longsor tanpa sadar. Mulai dari pemotongan tebing di wilayah pertambangan, penimbunan tanah urukan, budidaya kolam ikan di atas lereng, sistem drainase daerah lereng yang kurang baik, kegagalan struktur dinding penahan tanah dalam menahan pergerakan arus longsor tanah, dan sistem pertanian tanpa keamanan wilayah irigasi yang cukup merupakan beberapa faktor terjadinya tanah longsor akibat ulah manusia.
2. Human Factors
Human economic activities that take advantage of natural resources in a certain area without balanced environmental awareness can unknowingly support landslides. Starting from cutting cliffs in mining areas, landfill, fish pond cultivation on slopes, poor drainage systems in slope areas, failure of soil retaining wall structures to hold the movement of landslides, and agricultural systems without sufficient irrigation security are some of the factors causing landslides due to human actions.
JENIS-JENIS TANAH LONGSOR
Semua tanah longsor berpotensi mendatangkan bahaya namun kebanyakan terjadi di daerah pegunungan terpencil yang jauh dari manusia. Tanah longsor dapat dikelompokan berdasarkan skala, di mana mereka terjadi, penyebab (baik itu peristiwa yang terjadi satu kali atau perpindahan jangka panjang), dan tipe pergerakan yang dominan seperti jatuh, terguling, meluncur, menyebar, mengalir, atau merayap.
a. Longsoran Translasi
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Longsoran translasi dapat berkembang menjadi aliran bahan rombakan yang lebih berbahaya di tanah yang curam, di mana tanah longsor dapat menempuh jarak yang jauh, mengaduk-aduk aliran bahan rombakan tersebut.
TYPES OF LANDSLIDES
All landslides are potential hazards, but most occur in remote mountain areas away from people. Landslides can be grouped by scale, where they occur, cause (either a one-off event or long-term movement), and dominant types of movement like fall, topple, slide, spread, flow, or creep.
a. Translational Slides
The shifting of rock and soil masses on a slip surface that is either flat or gradually sloped. They can develop into more dangerous debris flows on steep ground, where the landslide may travel a long distance, churning up the debris into a slurry.
b. Longsoran Rotasi
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada gelincir berbentuk cekung. Longsoran rotasi terjadi ketika batuan yang lebih tahan runtuh di atas batuan yang lebih lemah. Beberapa kegagalan dapat menghasilkan keruntuhan seluruh lereng gunung yang masif.
b. Rotational Landslides
Moving volumes of rock and soil on a surface that is concave to slip. Rotational landslides happen where more resistant rocks founder over underlying weaker rocks. Multiple failures may produce massive whole mountainside collapse.
c. Pergerakan Blok
Perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Nama lain dari jenis longsoran ini adalah longsoran translasi blok batu.
c. Block Slide
A flat slip surface where rocks are moving. Another name for this type of landslide is a block rock translation landslide. This is one of the rock slope failures triggering mechanisms in the rock mass.
d. Runtuhan Batu
Tipe longsor ini terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
d. Rock Falls
This type of landslide occurs when a large number of rocks or other materials move downward by freefall. It usually occurs on steep slopes, especially in coastal areas. Falling large rocks can cause severe damage.
e. Rayapan Tanah
Tanha longsor yang bergerak lambat dengan jenis tanah butiran kasar dan halus. Rayapan tanah hampir tidak dapat dikenali. Dalam jangka waktu yang cukup lama, tanah longsor ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah. Ada tiga jenis rayapan tanah yang terjadi yakni gerakan musiman atau rayapan tanah di dalam tanah, rayapan tanah terus menerus, dan rayapan tanah progresif.
e. Creep
Creep is a slow-moving type of landslide that occurs with coarse and fine-grained soils. Creep is difficult to recognize. Over a considerable amount of time, this type of landslide can cause telephone poles, trees, or houses to tilt downward. There are three types of creep occur. Those are seasonal movement or creep within the soil, continuous creep, and progressive creep.
f. Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakan terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran bergantung pada kemiringan lereng, volume, tekanan air, dan jenis materialnya. Tanah longsor jenis ini bergerak di sepanjang lembah dan bisa mencapai ratusan meter atau bahkan ribuan meter di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi sehingga dapat memakan korban cukup banyak.
f. Debris Flow
When the force of water moves a mass of dirt, debris flow happens. The flow velocity depends on the slope angle, volume, water pressure, and material type. This type of landslide moves along the valley and can reach hundreds or even thousands of meters in areas around rivers near volcanoes, causing significant damage.
WILAYAH RAWAN TANAH LONGSOR DI INDONESIA
Menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Sebaran provinsi yang memiliki daerah rawan longsor antara lain, Jawa Tengah dengan 327 lokasi, Jawa Barat dengan 276 lokasi, Sumatra Barat dengan 100 lokasi, Sumatra Utara dengan 53 lokasi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 30 lokasi, Kalimantan Barat dengan 23 lokasi, dan sisanya yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.
LANDSLIDE-PRONE AREAS IN INDONESIA
According to the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), there are at least 918 landslide-prone locations in Indonesia. Provinces with areas prone to landslides include Central Java with 327 locations, West Java with 276 locations, West Sumatra with 100 locations, North Sumatra with 53 locations, Special Region of Yogyakarta with 30 locations, West Kalimantan with 23 locations, and the rest scattered in East Nusa Tenggara, Riau, East Kalimantan, Bali, and East Java.
UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA TANAH LONGSOR
A. Hindari memanfaatkan area pelerengan bagian atas untuk pembuatan kolam atau lahan persawahan yang dekat dengan permukiman warga.
B. Pada lereng yang terjal, perlu dibuat sengkedan atau terasering sebelum perencanaan permukiman baru.
C. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak dan menebang pohon di lereng.
D. Larangan untuk membangun permukiman di dekat tepi sungai maupun bawah tebing yang rawan apabila nantinya terjadi erosi tanah.
E. Tidak melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
F. Menutup dan memadatkan retakan tanah sehingga mengurangi kemungkinan air masuk melalui retakan.
PREVENTION EFFORTS AGAINST LANDSLIDES
A. Avoid utilizing the upper slope area for building ponds or farmland close to residential areas.
B. On steep slopes, it is necessary to create terraces before planning new settlements.
C. Do not cut the road slope to be upright and avoid cutting down trees on the slope.
D. Prohibit building settlements near riverbanks or at the bottom of slopes that are prone to soil erosion.
E. Do not excavate below steep slopes.
F. Seal and compact soil cracks to reduce the likelihood of water seeping through them.
Platform GEO MAPID memiliki data potensi bahaya tanah longsor yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan data tersebut, pengguna platform dapat memahami risiko dan dampak dari ancaman tanah longsor untuk membuat keputusan yang berbasis lokasi. Sebagai contoh, seorang pengembang properti dapat mempertimbangkan lokasi yang aman dari bahaya tanah longsor ketika merencanakan proyek perumahan, atau seseorang yang mencari tempat tinggal dapat mencari informasi tentang lokasi yang aman dari tanah longsor sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa properti di daerah tersebut.
The GEO MAPID platform provides data on potential landslide hazards that cover all areas of Indonesia. By utilizing this data, platform users can understand the risks and impacts of landslide threats to make location-based decisions. For example, a property developer can consider safe locations from landslide hazards when planning a housing project, or someone looking for a place to live can seek information on safe locations from landslides before deciding to buy or rent a property in that area.
Sebagai contoh jika studi kasusnya adalah mempertimbangkan lokasi untuk membuka bisnis restoran, pemanfaatan data lokasi bahaya longsor di GEO MAPID dapat menjadi acuan yang penting. Dengan data potensi bahaya longsor yang tersedia di platform, pengguna dapat memahami risiko dan dampak dari ancaman longsor dalam membuat keputusan berbasis lokasi. Misalnya, pengguna dapat mempertimbangkan lokasi yang memiliki risiko bahaya longsor rendah atau bahkan tidak memiliki risiko bahaya longsor sama sekali.
For instance, if the case study is considering a location to open a restaurant business, the use of landslide hazard location data on GEO MAPID can be an important reference. With the available data on potential landslide hazards on the platform, users can understand the risks and impacts of landslide threats in making location-based decisions. For instance, users can consider locations with low or even no risk of landslide hazards.
Selain itu, pengguna juga dapat menggunakan fitur location profiling yang tersedia di GEO MAPID seperti SINI untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang demografi penduduk, profesi, tingkat pendapatan, penggunaan lahan, harga tanah, dan lain sebagainya. SINI juga menyediakan informasi mengenai Point of Interest (POI) dari berbagai fasilitas umum, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, kantor pemerintah, dan lokasi evakuasi bencana. Hal ini dapat membantu pengguna untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi, seperti aksesibilitas, keamanan, dan kenyamanan, serta mengurangi dampak dari bencana tanah longsor jika suatu saat terjadi.
Moreover, users can also use the location profiling feature available on GEO MAPID, such as SINI, to obtain further information about population demographics, professions, income levels, land use, land prices, and so on. SINI also provides information about Points of Interest (POI) from various public facilities, such as schools, shopping centers, government offices, and disaster evacuation locations. This can help users consider other factors that influence location selection, such as accessibility, security, and comfort, as well as reduce the impact of landslides if they occur in the future.
Referensi/Reference:
- BPBD Kabupaten Sidoarjo. Tanpa Tahun. PANDUAN: TANAH LONGSOR. https://bpbd.sidoarjokab.go.id/website/detilInfo/1/6 (diakses 12 April 2023)
- BPBD Provinsi D. I. Yogyakarta. 2018. Mitigasi Bencana Tanah Longsor. http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/mitigasi-bencana-tanah-longsor-1 (diakses 12 April 2023)
- BPBD Provinsi NTB. Tanpa Tahun. Tanah Longsor. https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/tanah-longsor (diakses 12 April 2023)
- Kementrian ESDM. Tanpa Tahun. Pengenalan Gerakan Tanah. https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Gerakan_Tanah.pdf (diakses 12 April 2023)
- NatureScot. Tanpa Tahun. Types of landslide. https://www.nature.scot/landforms-and-geology/scotlands-rocks-landforms-and-soils/landforms/landslides/types-landslide (diakses 12 April 2023)