Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

20 Oktober 2024

By: Muammar Akram

Open Project

final project

Thumbnail fasilitas kesehatan

Pendahuluan

Sebaran dan keterjangkauan fasilitas kesehatan merupakan elemen yang sangat krusial dalam menjamin akses pelayanan kesehatan yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Di negara kepulauan seperti Indonesia, tantangan geografis menjadi salah satu hambatan utama dalam distribusi layanan kesehatan. Oleh karena itu, pentingnya sebaran dan keterjangkauan fasilitas kesehatan tidak bisa dianggap remeh, terutama dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Sebab kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang diperlukan oleh masyarakat dalam melangsungkan kehidupan sehari - hari yang mereka laksanakan. Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan menteri kesehatan maupun Undang - Undang Dasar yang menegaskan seberapa penting hal ini.

Fasilitas kesehatan sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sendiri bisa dikatakan sebagai gerbang utama dalam pelayanan kesehatan yang pengobatannya bersifat secara umum dan non spesialistik seperti klinik pertama, puskesmas pembantu dan puskesmas, pada tingkatan ini bertugas untuk memberikan pelayanan dasar seperti pencegahan, diagnosa awal, pengobatan, dan promosi kesehatan dan berperan dalam memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut sedangkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut adalah fasilitas kesehatan teratas dalam penanganan kesehatan yang dimana pelayanannya sudah bersifat spesialistik menangani kasus yang memerlukan pelayanan lebih kompleks dan mendalam, disinilah intervensi medis canggih, operasi besar, dan perawatan intensif dilakukan seperti klinik utama dan rumah sakit umum. Pada FKTP sendiri memiliki cakupan pelayanan dengan tingkatan administrasi kecamatan sedangkan FKTL memiliki cakupan pelayanan dengan tingkatan administrasi kabupaten.

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas 1.129,29 Km2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 357.846 Jiwa pada tahun 2023 (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dalam angka 2024). Pada Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari 13 Kecamatan dan 103 Desa/Kelurahan. Berdasarkan beberapa statistik maupun data yang dipaparkan pada portal berita atau media jurnalistik dikatakan bahwa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi yang ada di Sulawesi Selatan, hal ini tentunya menambah concern terkait dengan kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada disana. Publikasi ini dilakukan untuk mengetahui persebaran dari fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan serta mengetahui apakah kebutuhan fasilitas kesehatan yang ada sudah mencukupi kebutuhan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Penelitian menggunakan sistem informasi geografis dalam proses pengolahan data yang digunakan.

Metode

Penelitian ini dilakukan pada Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :

  1. 1.
    Data SHP titik Lokasi Fasilitas Kesehatan yang bersumber dari Google Maps dan langsung
  1. 2.
    Data SHP administrasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang bersumber dari RTRW Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
  1. 3.
    Data SHP Permukiman Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang bersumber dari RTRW Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Setelah data - data tersebut telah terkumpul maka akan dilakukan proses pengolahan data maupun analisis menggunakan sistem informasi geografis baik menggunakan tools ataupun analisa langsung yang dimiliki oleh peneliti. Adapun untuk mengukur ketersediaan dan kebutuhan fasilitas kesehatan yang dimiliki masyarakat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menggunakan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, pada standar tersebut dijelaskan terkait berbagai sarana yang dibutuhkan masyarakat dari radius pelayanan maupun skala pelayanan yang dilakukan termasuk pada fasilitas Kesehatan. Metode yang akan digunakan sendiri adalah buffering untuk melihat radius pelayanan apakah dapat mencakup semua kawasan permukiman yang ada serta software yang digunakan adalah geomapid dan arcgis 10.8.

Pembahasan

1. Persebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Pada analisis ini peneliti langsung menggunakan analisis langsung dengan memperhatikan data - data yang ada seperti lokasi fasilitas kesehatan, penggunaan lahan yang ada maupun jumlah penduduk yang dimiliki wilayah tersebut tanpa menggunakan bantuan dari tools lainnya. Dari beberapa metode spatial yang saya ketahui mungkin belum mengeluarkan result yang sesuai dan logic berdasarkan keilmuan yang saya miliki. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan itu sendiri bisa dikatakan memiliki geografis dan landuse yang menarik sebab pada wilayah ini terdapat banyak dataran tinggi dan juga terdapat dipesisir sehingga memiliki banyak daerah yang berbatasan dengan laut. Pada landusenya itu sendiri juga di dominasi oleh kegiatan agraris seperti pertanian maupun pertambakan sehingga membuat permukiman yang ada itu menyebar dan membentuk sprawl.

Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan

Diketahui dari tampilan gambar yang ada bahwa fasilitas kesehatan baik itu klinik, pustu, puskesmas maupun rumah sakit tersedia disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bahkan di daerah kepulauan yang jauh dari pusat pemerintahan kabupaten pangkajene dan kepulauan itu sendiri terdapat 3 fasilitas kesehatan berupa puskesmas yang beroperasi dan melayani masyarakat yang ada disana. Pada setiap Kecamatan diKabupaten Pangkajene dan kepulauan telah tersedia puskesmas yang dapat melayani masyarakat yang ada serta diiringi dengan beberapa puskesmas pembantu yang tersedia dibeberapa desa/kelurahan yang ada. Hal yang lebih baiknya lagi bahwa terdapat 3 rumah sakit di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang dimana untuk rumah sakit itu sendiri memiliki skala pelayanan dalam jangkauan satu kabupaten/kota, hal ini tentunya sangat baik karena pada kabupaten ini terdapat 3 rumah sakit yang beroperasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten pangkajene itu sendiri. Dari segi sebaran ketersediaan fasilitas kesehatan juga bisa dikatakan cukup baik karena 4 Kecamatan yang memiliki penduduk dengan jumlah terbanyak memiliki 2 atau lebih fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah kecamatan Labakkang, Pangkajene, Bungoro dan Minasa'tene sebab 4 kecamatan tersebut memiliki ketimpangan demografi yang cukup besar jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga hal tersebut seharusnya sesuai dengan demand dari fasilitas itu sendiri. Walaupun memang untuk lokasi penyebaran rumah sakit yang ada cukup tersentralisasi pada bagian tengah wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang dimana memang lebih dekat dengan kawasan pemerintahan dan pusat kota serta dengan wilayah yang memiliki penduduk lebih banyak.

2. Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Pada analisis kebutuhan ini menggunakan SNI Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan sebagai acuan dalam menilai aspek radius pelayanan maupun kapasitas pelayanan yang dimiliki oleh fasilitas kesehatan. Berikut ini merupakan radius dan kapasitas pelayanan fasilitas kesehatan menurut SNI ini, sebagai berikut:

SNI terkait fasilitas kesehatan

Dapat dilihat pada tabel berikut dapat diketahui bahwa radius pelayanan puskesmas pembantu adalah 1,500 m2 dengan kapasitas pelayanan sebanyak 30.000 jiwa sedangkan untuk puskesmas memiliki radius pelayanan sejauh 3.000m2 dengan kapasitas pelayanan sebanyak 120.000 jiwa, adapun untuk klinik utama maupun rumah sakit tidak tertera karena memiliki skala pelayanan dengan lingkup satu kabupaten/kota. Sehingga dari Standar ini dapat diketahui seperti apa radius pelayanan yang dimiliki oleh fasilitas kesehatan yang terdapat diKabupaten Pangkajene dan Kepulauan, sebagai berikut:

radius pada geomapid

Radius pada arcmap dengan shp permukiman

Dapat dilihat dari tampilan gambar diatas dapat diketahui bahwa terdapat cukup banyak fasilitas kesehatan yang memiliki radius pelayanan yang memiliki tumpang tindih tetapi hal ini dapat diwajarkan karena pada daerah tersebut memang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang ada diKabupaten Pangkajene dan Kepulauan bahkan hampir lebih dari 50% penduduk yang ada. Tetapi sayangnya dapat terlihat bahwa masih terdapat beberapa daerah permukiman yang tak tercapai oleh radius pelayanan fasilitas kesehatan yang ada terutama pada wilayah selatan minasa'tene dan timur balocci selain itu masih terdapat juga beberapa daerah permukiman pada kecamatan Labakkang dan marang yang belum tergapai oleh radius pelayanan kesehatan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa persebaran fasilitas kesehatan yang ada berdasarkan kasat mata kuantitas yang ada sebenarnya sudah cukup baik sebab diseluruh kecamatan yang ada telah terdapat fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan juga pada kabupaten pangkajenen sendiri telah terdapat 3 rumah sakit yang dapat melayani, tetapi sayangnya dari segi penetapan lokasi masih kurang baik atau mungkin masih memerlukan sedikit penambahan fasilitas kesehatan pada beberapa titik sebab masih terdapat beberapa kawasan permukiman yang belum mencakup radius pelayanan kesehatan yang ada terutama pada bagian selatan kabupaten Pangkajene dan Kepulauan itu sendiri.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2024). Buku Dalam Angka Kota Padang 2024. BPS

Badan Standardisasi Nasional. (2004). Standar Nasional Indonesia tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI 03-1733-2004)

BAPPEDA Kab. Pangkajene dan Kepulauan. (2012). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2012 - 2032

Data Publikasi

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

79 dilihat

2 Data

1 Proyek

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Pariwisata

20 Mei 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Kawasan Gunung Batur, Bali, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata berbasis ekologi dan edukasi global. Namun, kawasan tersebut tentunya tak lepas dari status rawan bencana letusan gunung berapi akibat status aktif dari Gunung Batur. Oleh karena itu, kajian ini akan menyoroti pengembangan pariwisata kawasan rawan bencana Gunung Batur, Bali dari perspektif perencanaan wilayah.

14 menit baca

325 dilihat

1 Proyek

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Lingkungan

27 Mei 2025

Weka

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Analisis Kemampuan Lahan berdasarkan Permen PU No. 20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

31 menit baca

184 dilihat

2 Data

1 Proyek

[GEODATA] Kajian Infrastruktur Pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa

Pariwisata

09 Mei 2025

MAPID

[GEODATA] Kajian Infrastruktur Pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa

Artikel ini mengkaji infrastruktur pariwisata di Banda Neira dan Karimunjawa menggunakan pendekatan GIS untuk menganalisis kepadatan, keterjangkauan, serta kesenjangan infrastruktur berdasarkan konsep 4A (Attraction, Amenity, Accessibility, Ancillary). Melalui metode spasial seperti KDE dan network analysis, serta analisis SWOT, kajian ini memberikan rekomendasi strategis bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di kedua wilayah kepulauan tersebut.

25 menit baca

518 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot