Latar Belakang
Emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan suatu kawasan akan berpengaruh pada perubahan iklim sehingga menyebabkan pemanasan global. Data yang dihimpun dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup Indonesia menunjukkan bahwa gas yang memberikan sumbangan terbesar gas rumah kaca salah satunya adalah karbon (Kurniawati, 2021). Adanya perubahan tutupan lahan menjadi daerah urban atau industri menyebabkan penurunan pada tutupan lahan vegetasi. Lahan vegetasi berperan penting dalam penyerapan karbon di atmosfer. Hal ini disebabkan vegetasi dapat menyerap dan menyimpan karbon. Karbon yang tersimpan ini dikenal sebagai stok karbon. Biomassa dan stok karbon merupakan faktor penting dalam pemanasan global karena pelepasan karbon ke udara berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim (Rifandi dan Abdillah, 2020). Gas karbon yang diserap kawasan vegetasi seperti hutan, ruang terbuka hijau (RTH), dan tutupan lahan vegetasi lainnya akan mengurangi dampak dari pemanasan global.
Peningkatan pembangunan kawasan industri dan pemukiman terjadi di berbagai daerah salah satunya adalah Kabupaten Batang. Kabupaten Batang merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri atas perbukitan dan pegunungan. Wilayah tersebut memiliki potensi yang sangat besar dalam perubahan tutupan lahan. Peningkatan pembangunan kawasan industri dan pemukiman yang disebabkan oleh pertambahan penduduk dan kebutuhan ekonomi Kabupaten Batang menyebabkan perubahan terhadap keadaan lingkungan. Hal ini turut mengakibatkan terjadinya degradasi lahan dan berdampak pada meningkatnya emisi karbon di Kabupaten Batang sehingga berpotensi meningkatkan pemanasan global. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan kajian mengenai analisis dampak perubahan tutupan lahan terhadap stok karbon di wilayah Kabupaten Batang. Kajian dilakukan untuk mengetahui besarnya perubahan yang terjadi dari beberapa jenis tutupan lahan serta perubahan stok karbon yang tersimpan pada Kabupaten Batang terutama pada kawasan vegetasi yang memiliki peran vital dalam siklus karbon.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan proyek ini adalah:
-
1.Menganalisis perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Batang antara tahun 2013 dan 2021.
-
2.Menganalisis carbon stock yang tersimpan akibat perubahan tutupan lahan di Kabupaten Batang antara tahun 2013 dan 2021.
Manfaat dari pelaksanaan proyek ini adalah:
-
1.Mengetahui perubahan tutupan lahan dan pengaruhnya terhadap carbon stock di Kabupaten Batang.
-
2.Membantu pihak terkait dalam mengatasi isu pemanasan global demi mewujudkan Sustainable Development Goal's 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim.
Alat dan Data
A. Alat
Alat yang digunakan pada proyek ini adalah:
-
1.Perangkat Keras Laptop Acer Swift 3
-
2.Perangkat Lunak ArcMap 10.8
-
3.Perangkat Lunak QuantumGIS 3.22
-
4.Perangkat Lunak Microsoft Excel
-
5.Platform USGS GloVis
-
6.Platform GeoMAPID
B. Data
Data yang digunakan pada proyek ini adalah:
-
1.Citra Landsat 8 OLI Waktu Akuisisi 24 Juni 2013
-
2.Peta Tutupan Lahan Kabupaten Batang tahun 2021
-
3.Shapefile Batas Administrasi Kabupaten Batang
-
4.Data Faktor Emisi Karbon dari Platform IPCC
Metode Pekerjaan
Metode yang digunakan pada pelaksanaan proyek ini adalah spatio temporal dengan menggunakan integrasi antara teknologi penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis (SIG). Secara garis besar, pekerjaan yang dilakukan antara lain klasifikasi tutupan lahan dan perhitungan carbon stock Kabupaten Batang antara tahun 2013 dan 2021.
Klasifikasi Tutupan Lahan
Klasifikasi tutupan lahan dilakukan menggunakan metode klasifikasi terbimbing (maximum likelihood supervised classification).Klasifikasi dilakukan dengan mengambil sebanyak 5 sampel pada setiap kelas tutupan lahan. Tutupan lahan dibagi ke dalam 4 kelas antara lain:
-
1.Lahan Terbuka
-
2.Pemukiman
-
3.Pertanian
-
4.Vegetasi
Perhitungan Carbon Stock
Perhitungan carbon stock dilakukan menggunakan rumus berikut:
Luas tutupan lahan diperoleh dari pengolahan klasifikasi tutupan lahan. Sedangkan, faktor emisi didapat dari data Intergovernmental Panel on Climate Change. Adapun nilai faktor emisi pada beberapa kelas tutupan lahan yang ditetapkan IPCC antara lain:
Diagram Alir
Diagram alir pengolahan data pada proyek ini adalah:
Hasil dan Pembahasan
A. Perubahan Tutupan Lahan
Berdasarkan hasil dapat dilihat pada gambar di atas bahwa terjadi perubahan yang cukup besar pada tutupan lahan di Kabupaten Batang. Perubahan yang terjadi berupa perluasan dan penyempitan kawasan tutupan lahan. Kawasan permukiman mengalami perluasan area dari 5.519 ha menjadi 14.368 ha dengan persentase sebesar 11%. Kawasan hutan tanaman mengalami penyempitan area dari 48.354 ha menjadi 45.576 ha dengan persentase sebesar 2%. Kawasan pertanian mengalami penyempitan area dari 27.841 ha menjadi 23.907 ha dengan persentase sebesar 3%. Kawasan lahan terbuka mengalami penyempitan area dari 4.147 ha menjadi 13 ha dengan persentase sebesar 4,98%.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa perubahan lahan terbesar terjadi pada kawasan permukiman dengan pertambahan sebesar 8.849 ha. Sementara pada jenis tutupan lahan yang lain mengalami pengurangan, masing-masing sebesar 2.778 ha untuk hutan tanaman, 3.944 ha untuk pertanian, dan 4.134 ha untuk lahan terbuka. Pembangunan yang terjadi di Kabupaten Batang beberapa tahun terakhir mengakibatkan perubahan tutupan lahan. Hal ini dikarenakan terjadi alih fungsi lahan dari pertanian, hutan tanaman, dan lahan terbuka menjadi permukiman seperti kawasan penduduk, kawasan industri, dan kawasan komersial.
B. Perubahan Carbon Stock
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa hutan tanaman merupakan lahan terpenting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon. Hal ini dapat dilihat dari nilai carbon stock yang tersimpan sebesar 3.094.644 ton pada tahun 2013. Namun, tutupan lahan hutan tanaman mengalami penyusutan carbon stock menjadi 2.916.872 pada tahun 2021. Persentase penyusutan carbon stock cukup signifikan yaitu sebesar 97.23% menjadi 96.52%. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena tanaman terutama vegetasi hutan memiliki peran vital dalam penyerapan karbon yang merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini berbanding terbalik dengan tutupan lahan permukiman yang semakin berkembang akibat pembangunan kawasan penduduk, industri, dan permukiman. Kawasan ini merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga pembangunannya perlu memperhatikan dampak yang diberikan terhadap lingkungan sekitar. Kawasan permukiman, pertanian, dan lahan terbuka juga dapat menyimpan carbon stock tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Berdasarkan data carbon stock Kabupaten Batang tahun 2021 kawasan permukiman dapat menyimpan carbon stock sebesar 57.473 ton dengan persentase 1,9%. Kawasan pertanian dapat menyimpan carbon stock sebesar 47.814 ton dengan persentase 1,58%. Sedangkan, kawasan lahan terbuka merupakan penyumbang carbon stock terkecil sebesar 33 ton dengan persentase 0.0011%.
Kesimpulan
-
1.Perubahan tutupan lahan di Kabupaten Batang antara tahun 2013 dan 2021 cukup signifikan. Kawasan permukiman merupakan kawasan dengan peningkatan lahan terbesar. Sementara ketiga kawasan lain mengalami pengurangan lahan.
-
2.Kawasan hutan tanaman yang memegang peranan penting dalam penyerapan karbon mengalami penurunan carbon stock. Hal ini terjadi akibat perubahan lahan hutan tanaman menjadi kawasan permukiman.
-
3.Semakin sedikit vegetasi yang tumbuh di suatu wilayah, maka carbon stock yang disimpan akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan vegetasi merupakan penyimpan carbon stock terbesar dibanding tutupan lahan lainnya.
Saran
Dalam melakukan suatu pekerjaan yang dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan, sebaiknya perlu memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) agar pekerjaan yang dilakukan dapat meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Kurniawati, U. F. (2021). Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Besaran Stok Karbon di Kota Surabaya. Jurnal Penataan Ruang, 1.
Rifandi, R.A. dan Abdillah, R.F. (2020) “Estimasi Stok Karbon Dan Serapan Karbon Pada Tegakan Pohon Mangrove Di Hutan Mangrove Trimulyo , Genuk , Semarang,” Journal of Environmental Sustainability, 1(2), hal. 63–70. Tersedia pada: http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/envoist/.
CNN Indonesia (2021) Sewa Lahan Kawasan Industri Batang Bakal Gratis 5 Tahun. Tersedia pada: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210128160500-92-599618/sewa-lahan-kawasan-industri-batang-bakal-gratis-5-tahun.