Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

07/12/2022 • Naura Hanan

Deforestasi di Kalimantan Timur

Deforestasi di Kalimantan Utara

Deforestasi di Kalimantan Tengah

Deforestasi di Kalimantan Selatan

Deforestasi di Kalimantan Barat

Perubahan Intensitas Cahaya Malam di Kalimantan Timur

Perubahan Intensitas Cahaya Malam di Kalimantan Utara

Perubahan Intensitas Cahaya Malam di Kalimantan Tengah

Perubahan Intensitas Cahaya Malam di Kalimantan Selatan

Perubahan Intensitas Cahaya Malam di Kalimantan Barat

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan


Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan
Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Umur Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia dianggap telah sampai pada akhirnya. Pada tanggal 18 Januari 2022, RUU tentang Ibu Kota Negara (IKN) telah disahkan menjadi UU oleh DPR RI. Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai IKN baru menggantikan Jakarta. Dengan berbagai pertimbangan dari pemerintah, akhirnya dipilihlah sebuah lokasi di Provinsi Kalimantan Timur untuk menjadi IKN yang baru. Di sisi lain, Pulau Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya yaitu 40,8 juta hektar dan merupakan rumah bagi satwa-satwa liar. Pembangunan yang masif ditambah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, tentunya berdampak pada berkurangnya hutan-hutan di Kalimantan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan distribusi antara deforestasi dan pertumbuhan pembangunan di Kalimantan beserta pengaruh pembangunan masif IKN baru agar dapat dianalisis lebih lanjut untuk keperluan lainnya.

Latar Belakang

Pemindahan ibu kota negara telah beberapa kali dicanangkan sejak pemerintah orde lama dan untuk pertama kalinya telah dicanangkan pembangunan sebuah kota baru untuk dijadikan ibu kota sampai dengan diajukkannya RUU omnibus pemindahan ibu kota kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada 29 September 2021 [2] [3] [4]. Pemindahan itu didasarkan pada Kkajian yang telah dilakukan Bappenas yang menyimpulkan bahwa performa Provinsi DKI Jakarta sebagai IKN, sudah tidak lagi dapat mengemban peran sebagai IKN dengan optimal dengan semakin pesatnya pertambahan penduduk yang tidak terkendali, penurunan kondisi dan fungsi lingkungan, dan tingkat kenyamanan hidup yang semakin menurun, dan ketidakmerataan persebaran pertumbuhan ekonomi di luar DKI Jakarta dan Pulau Jawa dengan wilayah lain di Negara Kesatuan Republik Indonesia [5].

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik 2019, Pulau Kalimantan memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi kedua setelah Pulau Sumatera dengan pertumbuhan sebesar 8,8% dilihat dari tahun 2017 dan 2018. Sedangkan pulau besar lainnya seperti pulau Jawa yang memiliki kenaikan penduduk sebesar 5,1%, Nusa Tenggara 8,6%, pulau Sulawesi, Papua, dan Maluku sebesar 8,2%. Kenaikan jumlah penduduk ini didukung juga dengan program transmigrasi yang diberikan pemerintaah. Program transmigrasi sendiri disebut memiliki dampak positif bagi pembangunan daerah penempatan. Antara lain mempercepat pemerataan pembangunan, mendukung pengembangan kawasan dan meningkatkan ketahanan pangan daerah.

Tentunya, walaupun transmigrasi dan pembangunan Ibu Kota Negara walaupun memiliki banyak dampak positif, hutan RI di Kalimantan pun menjadi kena dampaknya. Akibat alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan, dan tambang, WWF memperkirakan Kalimantan akan kehilangan 75% hutan pada tahun 2020. Itu pun belum memperhitungkan perpindahan Ibu Kota yang tampaknya benar-benar akan terealisasi. Bila pusat aktivitas pemerintahan dipindah, ke Kalimantan, sudah tentu penduduk akan juga banyak pindah dan hutan akan menjadi terdampak.

Perkembangan teknologi dalam mengakuisisi data lewat citra satelit memberikan kita kesempatan untuk menyaksikan bagaimana manusia melakukan perubahan terhadap lanskap lingkungan sekitarnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan dirinya secara individu dan spesiesnya secara kolektif. Mimpi besar Indonesia dalam pemerataan pembangunan akan dilanjutkan dengan pemindahan pusat pemerintahan negara ke Pulau Kalimantan, Nusantara. Perusakan dan penghilangan area lingkungan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam pembangunan. Di dalam prosesnya harus terdapat pertimbangan untuk memastikan bahwa setiap jengkal kegiatan perusakan dan penghilangan lingkungan hidup masih mempertimbangkan dampaknya dan dilakukan demi tujuan yang sesuai.

Rumusan Masalah

Mimpi besar Indonesia dalam pemerataan pembangunan akan dilanjutkan dengan pemindahan pusat pemerintahan negara ke Pulau Kalimantan, Nusantara. Perusakan dan penghilangan area lingkungan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam proses pembangunan namun harus terdapat penakaran untuk memastikan bahwa setiap jengkal kegiatan perusakan dan penghilangan lingkugan hidup adalah demi tujuan yang sesuai.

Pembangunan akan mengundang pertumbuhan penduduk dan sebaliknya, kedua faktor ini menopang satu sama lain. Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka akan dibutuhkan pembukaan lahan untuk pemukiman, lahan baru yang didapatkan dengan menggantikan fungsi hutan.

Melalui metode penginderaan jauh akan ditentukan jumlah dari lahan yang hilang akibat pembangunan ini dan seberapa besar kegiatan pembangunan telah mengundang populasi baru.

Tujuan

Memberikan informasi distribusi spasial tentang pertumbuhan penduduk dan dampaknya terhadap laju deforestasi di Pulau Kalimantan.

Manfaat

Terkait dengan korelasi yang diberikan antara ketiga faktor tersebut, dapat ditentukan dampak dari kegiatan pembangunan terhadap laju populasi dan dampaknya terhadap lingkungan hidup, sekiranya data yang diberikan dapat menjadi indikator antara kesuaian komitmen SDG dengan apa yang terjadi di lapangan.

Data dan Metode

Metode

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Data

Intensitas Cahaya Malam

Berkat kehadiran satelit, cahaya malam yang tampak dari luar angkasa akan memberikan informasi yang membantu dalam penentuan indikator sosial-ekonomik melalui intensitas pancaran cahaya malam. Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) adalah salah satu instrument kunci yang terdapat pada satelit Suomi NPP dan NOAA-20 [7]. Cahaya malam yang ditangkap dapat memberikan informasi berharga mengenai keberadaan peradaban manusia, aktivitas ekonomi, dan seiring dengan waktu juga pembangunan dan perpindahan penduduk. VIIRS Day/Night Band (DNB) memungkinkan kita untuk mendeteksi spektrum cahaya ini. Dari sebaran pola intensitas cahaya dan perbandingannya secara temporal, dapat dilakukan penentuan berupa persebaran aktivitas manusia berupa pemukiman penduduk / fasilitas industri lainnya. Pada projek ini, digunakan data VIIRS tahun 2015 dan 2021. Kedua data ini kemudian diolah menggunakan raster calculator untuk mencari area mana saja yang intensitas cahaya malamnya meningkat dan menurut beserta luasannya.

Deforestasi

Normalize Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan indeks kehijauan atau aktivitas fotosintesis vegetasi, dan salah satu indeks vegetasi yang paling sering digunakan. NDVI didasarkan pada pengamatan bahwa permukaan yang berbeda-beda merefleksikan berbagai jenis gelombang cahaya yang berbeda-beda. Vegetasi yang aktif melakukan fotosintesis akan menyerap sebagian besar gelombang merah sinar matahari dan mencerminkan gelombang inframerah dekat lebih tinggi. Vegetasi yang sudah mati atau stres (kurang sehat) lebih banyak mencerminkan gelombang merah dan lebih sedikit pada gelombang near infrared.

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Keterangan

NIR = Reflektan band near infrared untuk sebuah sel

RED = Reflektan band merah untuk sebuah sel

Pada projek ini, digunakan NDVI tahun 2015 dan 2021 dari satelit MODIS. NDVI ini kemudian diolah untuk membandingkan area mana saja dan luasannya di Pulau Kalimantan yang mengalami deforestasi dengan menggunakan raster calculator.

Natural Break

Dalam proses klasifikasi data, dapat digunakan banyak metode klasifikasi yang disediakan oleh perangkat lunak GIS, pada kasus ini akan dgunakan klasifikasi natural break, yaitu metode klasifikasi data manual yang berupaya mempartisi data ke dalam kelas-kelas berdasarkan kelompok alami dalam distribusi data [8]. Dalam kasus ini, klasifikasi natural break akan melakukan pembagian dari kelas berdasarkan tren penurunan atau peningkatan antara komponen data yang diinginkan, dalam kasus ini indeks vegetasi dan cahaya malam.

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Jumlah Penduduk

Data jumlah penduduk didapatkan dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) dan merupakan data tabular jumlah penduduk Kalimantan dari tahun 2015-2021.

Hasil

Data citra satelit yang telah diolah memberikan informasi terkait laju deforestasi dan perubahan intensitas cahaya dalam rentang waktu 6 tahun dari 2015 sampai 2021. Dari data indeks cahaya secara keseluruhan, Pulau Kalimantan mengalami fluktuitas dalam tingkat kecerahan cahaya lampu malam berdasarkan pengambilan data bulanan selama kurun waktu 6 tahun

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Meskipun terdapat tren peningkatan untuk tingkat kecerahan sepanjang tahun, 3 dari 5 provinsi di Pulau Kalimantan mengalami penurunan indeks pencahayaan meliput Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Meskipun demikian, kelima provinsi tersebut mengalami peningkatan jumlah penduduk dari 2015 sampai 2021.

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Secara keseluruhan, Pulau Kalimantan mengalami peningkatan laju penghijauan yang dibuktikan dengan bertambahnya indeks vegetasi dalam kurun waktu tersebut, lahan seluas 67350.67 km2 mengalami peningkatan indeks vegetasi, lebih luas jika dibandingkan dengan lahan seluas 31795.08 km2 yang mengalami penurunan indeks vegetasi, dari sini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, dalam rentang waktu 6 tahun, Pulau Kalimantan mengalami laju penghijauan yang signitifkan. Perlu diperhatikan bahwa rentang waktu yang diambil untuk melakukan sampling data tergolong terlalu singkat untuk dijadikan acuan dalam penentuan kondisi Pulau Kalimantan apabila dibandingkan dengan sejarahnya.

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan Distribusi Spasial Perubahan Intensitas Cahaya Malam dan
Deforestasi Akibat Upaya Pembangunan di Pulau Kalimantan

Dari 5 provinsi yang terdapat di Pulau Kalimantan, semuanya memiliki laju penghijauan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju deforestasinya namun perlu diperhatikan juga bahwa apa yang dimasuk dengan penghijauan memiliki makna dan cakupan yang lebih besar dari sekadar indeks vegetasi, pembukaan lahan hutan yang digantikan dengan lahan perkebunan maupun pertanian dapat dikategorikan sebagai bentuk deforestasi namun hal ini tidak akan berpengaruh terhadap penentuan indeks vegetasi temporal. Hal ini berpotensi menimbulkan kerancuan dalam penarikan kesimpulan dan karena itu, hasil akan difokuskan pada laju deforestasi yang diberikan pada masing-masing Provinsi.

Kesimpulan

Tantangan baru yang akan dihadapi dalam pembangunan Indonesia yang merata adalah keberhasilan untuk tidak hanya melaksanakan pembangunan di Pulau Kalimantan namun juga keberhasilan dalam memenuhi komitmen SDG ke-11 tentang terciptanya kota dan komunitas yang berkelanjutan. Dari pengolahan data indeks vegetasi, cahaya malam, dan pertumbuhan penduduk telah ditentukan bahwa tren yang terjadi di Pulau Kalimantan adalah terjadinya kenaikan indeks vegetasi sebagai hasil dari penghijauan pada luas area yang melebihi area terdampak deforestasi atau penurunan indeks vegetasi dalam kurun waktu 2015 sampai 2021.

Penetapan Provinsi Kalimantan Timur sebagai pusat Indonesia yang baru akan diikuti dengan pembangunan Nusantara, dan dari sana akan dimunculkan sarana dan infrastruktur penunjang yang akan dibangun selama beberapa dekade kedepan, masih terlalu awal untuk memberikan takaran dari seberapa besar dampak pembangunan Pulau Kalimantan yang akan terjadi kedepannya dan dampaknya dengan mengubah lanskap pulau yang dianggap sebagai paru-paru dunia dan segala kekayaan hayati yang dikandungnya.

Saran

Pengambilan kebijakan dan penilaian akan kesesuaian pembangunan Pulau Kalimantan sebaiknya tetap mempertimbangkan aspek laju deforestasi dan tetap mempertahankan tren penghijauan yang sudah ada dengan catatan memperhatikan kesuaian dan heterogenitas vegetasi yang dijadikan pengganti lahan yang hilang.

References

[1] bappenas, "SDG," 022. [Online]. Available: https://sdgs.bappenas.go.id/. [Accessed 7 December 2022].

[2] K. Lyon, "Why is Indonesia moving its capital city? Everything you need to know," The Publisher, 2019.

[3] A. Ramadan, "ikn.go.id," 29 September 2021. [Online]. Available: https://ikn.go.id/en/dpr-terima-surpres-ruu-ibu-kota-negara. [Accessed 29 November 2022].

[4] M. R. Aldilla, "IMPACT OF MOVING THE NEW CAPITAL TO KALIMANTAN," Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, vol. 5, no. 1, p. 58, 2022.

[5] Bappenas, "Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara," 2020.

[6] Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, "Mengapa IKN Harus Pindah ke Kaltim?," [Online]. Available: https://www.kaltimprov.go.id/berita/mengapa-ikn-harus-pindah-ke-kaltim. [Accessed 8 December 2022].

[7] NASA, "Earth Data," NASA, 29 Juni 2021. [Online]. Available: https://www.earthdata.nasa.gov/learn/find-data/near-real-time/viirs. [Accessed 24 November 2022].

[8] H. Febrianto, "Urban Flood Risk Mapping Using Analytic Hierarchy," 2016 Knowledge Creation and Intelligent Computing (KCIC), p. 148, 2016.

[9] United States Geological Survey, "The Land Processes Distributed Active Archive Center," NASA EOSDIS, 15 November 2019. [Online]. Available: https://lpdaac.usgs.gov/data/get-started-data/collection-overview/missions/s-npp-nasa-viirs-overview/#:~:text=VIIRS%20observes%20the%20entire%20Earth's,miles)%20above%20the%20Earth's%20surface.. [Accessed 24 November 2022].

[ 10] E. Maulia, "Jokowi announces Indonesia's new capital in East Kalimantan," Nikkei Asian Review, 16 Agustus 2019. [Online]. Available: https://web.archive.org/web/20220116033307/https://asia.nikkei.com/Politics/Jokowi-announces-Indonesia-s-new-capital-in-East-Kalimantan. [Accessed 29 November 2022].

[11] W. L. Hutasoit, "Analisa Pemindahan Ibukota Negara," Dedikasi jurnal ilmiah, sosial, hukum, budaya, vol. 39, no. 2, p. 108, 2018.

[12] United Nations, "Sustainable Development".THE 17 GOALS.

[13] Badan Pusat Statistik, "Data Penduduk Kalimantan," 2019.

Data Publications