Analisis Dinamika Produksi Padi di Pulau Jawa : Periode 2018-2022

23/06/2024 • Syahrul Ramadhan

Administrasi Provinsi

Produksi Padi Pulau Jawa 2018 - 2022

Analisis Dinamika Produksi Padi di Pulau Jawa : Periode 2018-2022


Petani Memanen Padi (Sumber : Antara Foto)
Petani Memanen Padi (Sumber : Antara Foto)

Pendahuluan

Pulau Jawa, sebagai pusat ekonomi dan politik Indonesia, memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat krusial adalah produksi padi, yang merupakan komoditas pangan utama bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Produksi padi tidak hanya menjadi penopang utama ketahanan pangan, tetapi juga memengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat, terutama di pedesaan yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor pertanian.

Pada periode tahun 2018-2022, Pulau Jawa mengalami berbagai dinamika dalam hal produksi padi. Analisis terhadap produksi padi ini menjadi penting karena padi merupakan bahan pangan utama yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Produksi padi yang stabil dan mencukupi akan memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, serta mencegah terjadinya kelangkaan pangan yang dapat memicu kenaikan harga dan inflasi.

Dengan menganalisis data produksi padi selama lima tahun terakhir, akan diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai tren produksi padi di Pulau Jawa. Hasil analisis ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai kondisi eksisting dinamika produksi padi di Pulau Jawa dan menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang lebih baik untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa.

Kata Kunci : Produksi Padi, Ketahanan Pangan, Pulau Jawa, Analisis Dinamika, Data Time Series

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder yang dipakai adalah data Time Series produksi padi di Pulau Jawa dan data batas administrasi 6 provinsi di Pulau Jawa. Data Time Series digunakan untuk mengetahui pola dan karakteristik produksi padi di Pulau Jawa. Data sekunder didapatkan dari Badan Pusat Statistik dan MAPID.

Analisis dilakukan dengan menggunakan Spatio-Temporal Data Analysis yang mengacu pada ruang dan waktu. Analisis tersebut digunakan untuk Dinamika produksi padi di Pulau Jawa. Proses analisis dan visualisasi dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, Canva, dan GEO MAPID.

Area Studi

Area Studi : Pulau Jawa

Area Studi yang digunakan, terlihat pada Gambar 1 meliputi provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Hasil dan Pembahasan

Dinamika Produksi Padi di Pulau Jawa Kurun Waktu : 2018 - 2022

Grafik Produksi

Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 2. Produksi padi di Pulau Jawa selama periode 2018-2022 menunjukkan dinamika yang signifikan, dengan variasi di berbagai provinsi. Jawa Timur, sebagai salah satu produsen terbesar, mengalami penurunan produksi dari 10.203.213,17 ton pada 2018 menjadi 9.526.516,00 ton pada 2022. Demikian pula, Jawa Tengah menunjukkan tren serupa dengan produksi menurun dari 10.499.588,23 ton pada 2018 menjadi 9.356.445,00 ton pada 2022. Penurunan produksi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam menjaga stabilitas produksi.

Sementara itu, Jawa Barat yang mengalami penurunan dari 9.647.358,75 ton pada 2018 ke 9.016.772,58 ton pada 2020, menunjukkan pemulihan dengan peningkatan menjadi 9.433.723,00 ton pada 2022. DI Yogyakarta, meskipun berproduksi dalam jumlah yang lebih kecil, menunjukkan tren stabil dengan peningkatan sedikit dari 514.935,49 ton pada 2018 menjadi 561.699,50 ton pada 2022. Sebaliknya, DKI Jakarta, dengan produksi yang sangat kecil dibandingkan provinsi lainnya, menurun dari 4.899,14 ton pada 2018 menjadi 2.337,77 ton pada 2022, meski penurunannya tidak berdampak signifikan secara keseluruhan. Banten mengalami fluktuasi, namun cenderung meningkat dengan peningkatan dari 1.687.783,30 ton pada 2018 menjadi 1.788.583,00 ton pada 2022.

Total Produksi

Kemudian, jika ditinjau dari total produksi yang ditampilkan pada Gambar 3. Produksi padi di Pulau Jawa selama periode 2018-2022 menunjukkan tren penurunan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah data total produksi padi di Pulau Jawa dalam ton pada periode tersebut:

  • 2018: 32.557.780,8 ton
  • 2019: 30.328.885,14 ton
  • 2020: 30.633.585,43 ton
  • 2021: 30.684.845,06 ton
  • 2022: 30.669.304,27 ton

Data ini menunjukkan bahwa total produksi padi di Pulau Jawa mengalami penurunan yang signifikan dari 2018 ke 2019, yaitu sekitar 2.228.895,66 ton. Meskipun ada sedikit peningkatan pada 2020 dan relatif stabil pada 2021 dan 2022, total produksi tidak kembali ke tingkat yang dicapai pada 2018. Produksi yang mencapai 32.557.780,8 ton pada 2018 menurun ke sekitar 30.669.304,27 ton pada 2022, menunjukkan bahwa upaya pemulihan belum sepenuhnya berhasil.

Sebagai lumbung pangan nasional, penurunan produksi padi di Pulau Jawa memiliki dampak signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan tiga provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia selama periode 2018-2022. Salah satu faktor yang berkaitan dengan produksi padi adalah luas lahan panen. Menurut Ahdiat (2024) volume produksi padi berbanding lurus dengan luas panen, sehingga apabila luas panen mengalami penurunan maka volume produksi padi akan mengiringi penurunan tersebut. fenonema iklim juga memiliki andil yang besar dalam fluktuasi produksi padi. Contohnya adalah fenomena El Nino dan La Nina, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan menjadi sangat rendah yang berimplikasi kepada produksi padi (Hidayati & Suryanto, 2015). Selain itu kesuburan tanah, kelembapan, pemakaian pupuk, pemilihan bibit, dan cara bercocok tanam juga merupakan faktor yang memengaruhi produksi padi (Makruf, Oktavia, dan Putra, 2011). Namun berdasarkan penelitian Ishaq et al (2017) variabel yang berpengaruh signifikan terhadap produksi padi adalah curah hujan (Mm) dan luas panen padi (Ha).

Provinsi dengan Produksi Padi Tertinggi dan Terendah 2018-2022

Rata Rata Produksi Beras

Berdasarkan visualisasi peta rata - rata produksi padi tahunan pada Gambar 4 di atas. Produksi padi di Pulau Jawa menunjukkan variasi yang kontras antar provinsi. Berdasarkan rata-rata produksi tahunan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan tiga provinsi dengan produksi padi tertinggi, masing-masing dengan rata-rata di atas 5.000.000 ton per tahun. Hal ini tidak mengherankan, karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya ketiga provinsi ini berperan sebagai lumbung pangan utama Indonesia, dengan kontribusi besar terhadap total produksi padi nasional.

DI Yogyakarta memiliki rata-rata produksi padi dalam kisaran 100.000 hingga 1.000.000 ton per tahun. Meskipun lebih kecil dibandingkan tiga provinsi utama, hasil produksinya tergolong tinggi mengingat luas wilayah yang terbatas. Banten menunjukkan rata-rata produksi padi dalam rentang 1.000.000 hingga 5.000.000 ton per tahun. Produksi padi di Banten mengalami fluktuasi, tetapi secara umum meningkat selama periode tersebut. DKI Jakarta memiliki rata-rata produksi padi di bawah 100.000 ton per tahun, yang sangat kecil dibandingkan provinsi lainnya. Produksi yang rendah ini disebabkan oleh terbatasnya lahan pertanian di wilayah perkotaan yang lebih berfokus pada sektor industri dan jasa.

Rata Rata Produksi Padi

Berdasarkan data rata - rata produksi tahunan padi di Pulau Jawa yang ditunjukkan pada Gambar 5. Dilakukan pemeringkatan provinsi berdasarkan jumlah produksi, yaitu :

  1. 1.
    Jawa Timur: 9.808.957,80 ton
  1. 2.
    Jawa Tengah: 9.723.901,73 ton
  1. 3.
    Jawa Barat: 9.259.276,93 ton
  1. 4.
    Banten: 1.641.057,35 ton
  1. 5.
    DI Yogyakarta: 538.007,87 ton
  1. 6.
    DKI Jakarta: 3.677,92 ton

Dapat dilihat bahwa Jawa Timur merupakan provinsi dengan rata - rata produksi tahunan terbesar di Pulau Jawa sekaligus terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa provinsi ini memiliki kapasitas pertanian yang besar dan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Kemudian provinsi dengan rata - rata produksi terendah adalah DKI Jakarta. Produksi yang rendah ini disebabkan keterbatasan lahan pertanian yang signifikan. Namun, produksi padi di ibu kota ini tidak memberikan dampak besar terhadap total produksi nasional.

Secara garis besar Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat adalah tiga provinsi teratas dengan produksi padi tertinggi di Pulau Jawa, yang secara signifikan mendukung ketahanan pangan nasional. Sebaliknya, DKI Jakarta memiliki produksi terendah karena fokusnya pada sektor non-pertanian. DI Yogyakarta dan Banten meskipun memiliki produksi lebih rendah dibandingkan tiga provinsi utama, tetap berkontribusi penting dalam skala regional.

Kesimpulan

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa produksi padi di Pulau Jawa tahun 2018 - 2022 mengalami fluktuasi. Tren dan pola produksi padi Provinsi di Pulau Jawa cenderung menurun, kecuali pada Provinsi Banten dan Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan pada tahun 2022 setelah sebelumnya mengalami penurunan produksi di tahun 2021, tetapi angka produksi yang dicapai pada tahun 2022 sebesar 9.433.723,00 ton belum dapat menyaingi puncak tertinggi produksi padi yang diraih pada tahun 2018 sebesar 9.647.358,75 ton.

Fluktuasi produksi padi disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesuburan tanah, kelembapan, pemakaian pupuk, pemilihan bibit, dan cara bercocok tanam. Namun, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi padi adalah luas lahan panen dan juga curah hujan yang diakibatkan oleh fenomena iklim seperti La Nina dan El Nino.

Berdasarkan data rata - rata produksi tahunan. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki produksi paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya, dan Provinsi yang memiliki produksi paling rendah di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat adalah tiga provinsi teratas dengan produksi padi tertinggi di Pulau Jawa yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Daftar Rujukan

Ahdiat, A. (n.d.). Meski Panen Berkurang, Produktivitas Padi Indonesia Naik pada 2023. Databoks. Diakses June 25, 2024, from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/26/meski-panen-berkurang-produktivitas-padi-indonesia-naik-pada-2023

Hidayati, I. N., & Suryanto, S. (2015). PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI PERTANIAN DAN STRATEGI ADAPTASI PADA LAHAN RAWAN KEKERINGAN. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 16(1), 42–52.

Ishaq, M., Rumiati, A. T., & Permatasari, E. O. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Semiparametrik Spline. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 6(1). https://doi.org/10.12962/j23373520.v6i1.22451

Makruf, E., Oktavia, Y., & Putra, W. E. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Seluma, Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Data Publications