Analisis ketersediaan wilayah untuk pembangunan Sekolah Dasar di Kota Banjar

20 Februari 2025

By: Sahal Putra Adriyansyah

Open Project

Letak sekolah dasar

Open Project

Ketersediaan Lahan untuk Sekolah Dasar

.

Pendahuluan

Kota Banjar merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk mencapai 207.510 jiwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Sebagai daerah yang terus berkembang, Kota Banjar menghadapi berbagai tantangan dalam pemenuhan fasilitas umum, salah satunya di sektor pendidikan. Pendidikan dasar menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, namun distribusi sekolah dasar di kota ini masih belum merata, sehingga akses pendidikan bagi sebagian anak usia sekolah menjadi terbatas.

Salah satu permasalahan utama yang dihadapi adalah jumlah fasilitas pendidikan sekolah dasar yang masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Ketimpangan dalam distribusi sekolah dasar menyebabkan beberapa wilayah di Kota Banjar memiliki akses yang lebih sulit terhadap pendidikan dasar. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pendidikan serta kesempatan belajar bagi anak-anak di daerah yang belum memiliki fasilitas sekolah yang memadai.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan analisis yang tepat dalam menentukan lokasi pembangunan sekolah dasar baru. Dengan melakukan kajian terhadap wilayah-wilayah yang masih kekurangan sekolah dasar, diharapkan solusi ini dapat membantu pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Kota Banjar. Pembangunan sekolah dasar yang lebih merata akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di daerah ini serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Metode Analisis

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan bertujuan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan sekolah dasar di Kota Banjar. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan teknik Spatial Join, yang menggabungkan beberapa variabel terkait, seperti data demografi, jumlah sekolah dasar, lokasi sekolah dasar, serta jumlah penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun). Bab ini dibagi menjadi tiga subbab utama, yaitu Input yang Digunakan, Analisis yang Digunakan.

1. Input yang Digunakan

Input yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa data utama yang berperan dalam analisis kesesuaian lokasi pembangunan sekolah dasar. Data tersebut meliputi:

  • Data Demografi: Informasi mengenai jumlah dan distribusi penduduk di Kota Banjar.
  • Jumlah Sekolah Dasar: Data mengenai jumlah sekolah dasar yang sudah tersedia di Kota Banjar.
  • Lokasi Sekolah Dasar: Informasi spasial mengenai letak sekolah dasar yang sudah ada di Kota Banjar.
  • Jumlah Penduduk Usia Sekolah Dasar (7-12 tahun): Data mengenai jumlah anak usia sekolah dasar yang tersebar di berbagai wilayah Kota Banjar.

Data-data ini digunakan sebagai dasar dalam analisis Spatial Join untuk mengetahui daerah yang masih membutuhkan tambahan fasilitas sekolah dasar.

2. Analisis yang Digunakan

Metode analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spatial Join. Teknik ini digunakan untuk menggabungkan berbagai data spasial dan non-spasial agar dapat memetakan kebutuhan pembangunan sekolah dasar. Langkah-langkah analisis meliputi:

  1. 1.
    Mengumpulkan dan memetakan data jumlah serta lokasi sekolah dasar yang sudah ada.
  1. 2.
    Mengintegrasikan data jumlah penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) dengan distribusi sekolah dasar yang ada.
  1. 3.
    Menggunakan teknik Spatial Join untuk mengidentifikasi daerah dengan kepadatan anak usia sekolah yang tinggi tetapi minim fasilitas sekolah dasar.
  1. 4.
    Menghasilkan peta kesesuaian lokasi pembangunan sekolah dasar berdasarkan hasil analisis.

Dengan metode ini, dapat diketahui wilayah-wilayah yang memiliki ketimpangan dalam penyediaan sekolah dasar serta daerah yang paling membutuhkan pembangunan sekolah baru.

Hasil & Pembahasan

Hasil dari analisis yang telah dilakukan adalah sebuah peta lokasi kesesuaian pembangunan sekolah dasar di Kota Banjar. Peta ini menunjukkan wilayah-wilayah yang direkomendasikan untuk pembangunan sekolah dasar berdasarkan hasil analisis Spatial Join. Dengan mempertimbangkan jumlah penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun), jumlah sekolah dasar yang telah ada, serta distribusi demografi, peta ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai daerah yang masih mengalami kekurangan fasilitas pendidikan dasar.

.

Berdasarkan peta yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa beberapa wilayah di Kota Banjar memiliki ketimpangan dalam distribusi sekolah dasar. Terdapat beberapa kecamatan dengan jumlah anak usia sekolah yang tinggi, tetapi dengan jumlah sekolah dasar yang terbatas. Wilayah-wilayah tersebut ditandai sebagai daerah dengan prioritas tinggi untuk pembangunan sekolah dasar. Sebaliknya, terdapat pula wilayah yang telah memiliki sekolah dasar dalam jumlah yang cukup sehingga tidak menjadi prioritas pembangunan baru.

Kesimpulan & Saran

Kesimpulan

Hasil analisis yang dilakukan menghasilkan sebuah peta lokasi kesesuaian pembangunan sekolah dasar di Kota Banjar. Peta ini memberikan gambaran wilayah-wilayah yang membutuhkan tambahan fasilitas pendidikan dasar berdasarkan jumlah anak usia sekolah (7-12 tahun), jumlah sekolah dasar yang telah ada, serta distribusi demografi. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa terdapat ketimpangan dalam penyebaran sekolah dasar di beberapa daerah, di mana beberapa wilayah memiliki jumlah siswa yang tinggi tetapi minim fasilitas pendidikan. Interpretasi dari peta yang dihasilkan menunjukkan bahwa beberapa kecamatan di Kota Banjar memiliki kebutuhan mendesak untuk pembangunan sekolah dasar guna mengakomodasi jumlah anak usia sekolah yang tinggi. Dengan menggunakan metode Spatial Join, analisis ini berhasil mengidentifikasi daerah yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan sekolah dasar untuk memastikan pemerataan akses pendidikan dasar di Kota Banjar.

Saran

disarankan agar pemerintah daerah menggunakan peta lokasi kesesuaian pembangunan sekolah dasar ini sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan fasilitas pendidikan. Pembangunan sekolah dasar sebaiknya difokuskan pada wilayah dengan jumlah anak usia sekolah yang tinggi tetapi minim sekolah dasar agar dapat mengurangi ketimpangan akses pendidikan. Selain itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor lain seperti ketersediaan lahan, aksesibilitas, serta kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar sebelum pembangunan sekolah dilakukan. Dengan perencanaan yang matang dan berbasis data spasial, diharapkan pemerataan pendidikan dasar di Kota Banjar dapat tercapai, sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Data Publikasi

Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Makanan dan Minuman

31 Jul 2025

Muhammad Dwi Arfian

Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Eksplorasi persebaran titik eksisting tempat makan mie ayam dan melihat potensi peluang baru di tengah-tengah persaingan. Artikel ini menyajikan gambaran dan penjelasan singkat terkait bagaimana persebaran dan kepadatan titik eksisting tempat makan mie ayam di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga melihat potensi peluang lokasi baru untuk pengembangan usaha mie ayam. Fitur INSIGHT dari GEO MAPID digunakan dalam proses analisis dalam artikel ini.

11 menit baca

59 dilihat

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Rantai Pasokan

30 Jul 2025

Fabiola Larasati

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Penelitian ini mengevaluasi jaringan pangkalan LPG 3 kg di Kecamatan Minggir, wilayah dengan jumlah pangkalan paling sedikit di Kabupaten Sleman. Melalui analisis spasial, dihitung rasio ketersediaan pangkalan per penduduk dan dipetakan jangkauan pelayanan efektifnya. Hasilnya mengidentifikasi "area kosong" (blank spot) yang belum terlayani sehingga dapat menjadi panduan strategis untuk pengembangan pangkalan baru demi distribusi energi yang lebih merata.

25 menit baca

119 dilihat

9 Data

1 Proyek

Analisis Potensi Pengembangan Kawasan Coffee Shop Baru di Kota Bandung

Makanan dan Minuman

30 Jul 2025

Praba Syura

Analisis Potensi Pengembangan Kawasan Coffee Shop Baru di Kota Bandung

Eksplorasi potensi pengembangan coffee shop baru di Kota Bandung dengan analisis spasial menggunakan GeoMAPID, mengintegrasikan data penduduk dan aktivitas malam hari.

17 menit baca

135 dilihat

1 Proyek

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Transportasi

30 Jul 2025

Muhammad Dwi Apriansyah As

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menggunakan Moda Transportasi Umum di Kota Makassar: Pendekatan Spasial terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Kemacetan dan keterbatasan akses transportasi umum menjadi tantangan utama dalam mendukung aksesibilitas pendidikan di wilayah urban seperti Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan fasilitas pendidikan menggunakan moda transportasi umum, khususnya Bus Rapid Transit (BRT) Trans Mamminasata dan angkutan kota pete-pete, dengan pendekatan spasial menggunakan metode isokron 15 menit berjalan kaki. Data yang digunakan mencakup sebaran sekolah, halte, rute transportasi umum, dan data demografi yang diolah secara spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 704 sekolah di Kota Makassar, sebanyak 608 sekolah (86,36%) telah terjangkau oleh transportasi umum dalam waktu tempuh 15 menit berjalan kaki. Selain itu, sekitar 84,29% penduduk Kota Makassar berada dalam jangkauan layanan transportasi umum. Namun, masih terdapat 10 kelurahan dengan keterjangkauan di bawah 50%, serta sebaran sekolah yang belum terlayani terutama di wilayah timur dan timur laut kota. Penelitian ini memberikan rekomendasi lokasi prioritas untuk pengembangan transportasi umum guna mendukung pemerataan akses pendidikan dan mewujudkan konsep Kota 15 Menit yang inklusif dan berkelanjutan.

15 menit baca

116 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot