ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

31/08/2023 • Yanti Mega Nurzihan


ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI
ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

A. PENDAHULUAN

Sains Informasi Geografis (SaIG) adalah bidang penelitian dasar yang berusaha untuk mendefinisikan kembali konsep geografis dan penggunaannya dalam konteks sistem informasi geografis (SIG). SaIG juga mengkaji dampak Sistem Informasi Geografis (SIG) pada individu dan masyarakat, dan pengaruh masyarakat terhadap Sistem Informasi Geografis (SIG). SaIG mengulas beberapa tema paling mendasar dalam bidang berorientasi spasial tradisional seperti geografi, kartografi, dan geodesi seraya memasukkan perkembangan terkini dalam ilmu kognitif dan informasi. SaIG juga tumpang tindih dengan bidang penelitian yang lebih terspesialisasi seperti ilmu komputer, statistik, matematika, dan psikologi, dan memberikan kontribusi untuk kemajuan di bidang tersebut.

Pentingnya mempelajari ilmu geografi dalam keilmuan Sains Informasi Geografi mengharuskan setiap orang mampu memahami lingkungan sekitar, fenomena alam dan aktivitas manusia. Bagaimanapun juga manusia tidak pernah bisa dipisahkan dengan lingkungan alam sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan segala kebutuhan manusia yang selalu bergantung kepada alam, khususnya dalam kebutuhan hidup sehari hari. Dengan menerapkan konsep Geografi dalam keilmuan Sains Informasi Geografi suatu wilayah dapat didefinisikan, dengan begitu hasil dari penelitian tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengambil dan membuat keputusan bagi semua pihak dalam mengembangkan suatu wilayah.

Salah satu metode keilmuan dalam Sains Informasi Geografi adalah kartografi. Kartografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu karto atau carto yang berarti permukaan dan grafi yang berarti gambaran atau bentuk. Maka dapat diartikan bahwa kartografi adalah ilmu membuat peta. Kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta interpretasi peta. Dapat dikatakan, kartografi merupakan ilmu, seni, dan teknik membuat peta. Pengertian lain, kartografi merupakan ilmu tentang membuat peta (Kartografi Dasar, 2018). Tujuan kartografi untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil ukuran dengan berbagai pola/unsur permukaan bumi dan menyatakan secara grafis dalam skala tertentu sehingga unsur-unsur tersebut dapat terlihat jelas, mudah dimengerti dan mudah dipahami.

Dalam hubungan antara kartografi dengan geografi, Tyner, 1992 (Handoyo, 2002) menyatakan bahwa segala sesuatu yang memiliki komponen keruangan dapat dipetakan, apakah berupa unsur fisik aktual di bumi, sebuah konsep, bahkan berupa sebuah opini sekalipun. Jika fenomena tersebut beragam dalam hal lokasi maka akan merupakan realitas geografis yang disajikan dalam bentuk peta.

Zaman sekarang, gejala-gejala geosfer seperti kepadatan penduduk sering terjadi di setiap daerah. Di Indonesia kepadatan penduduk biasanya terjadi di kota-kota besar. Kepadatan penduduk memiliki dampak salah satunya yaitu timbul permasalahan kemiskinan pada masyarakatnya sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan dan melakukan tindakan untuk mencegah atau mengurangi permasalahan tersebut. Salah satu cara untuk mengambil kebijakan adalah dengan memetakan wilayah persebaran kemiskinan yang menjadi permasalahan kepadatan penduduk dengan metode kartografi. Data yang telah diolah dalam metode kartografi dapat menjadi bahan untuk mengambil keputusan atau kebijakan bagi pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, penyusun dapat mengungkapkan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. 1.
    Apa yang dimaksud kepadatan penduduk dan kemiskinan?
  1. 2.
    Bagaimana kaitan antara kepadatan penduduk dan kemiskinan?
  1. 3.
    Apa yang menjadi faktor penyebab kemiskinan?
  1. 4.
    Bagaimana dampak dari kemiskinan?
  1. 5.
    Bagaimana solusi penyelesaian untuk mengatasi kemiskinan?
  1. 6.
    Bagaimana menganalisis kemiskinan di Kota Bekasi yang disebabkan oleh kepadatan penduduk menggunakan metode kartografi?

Adapun tujuan dari artikel ini adalah sebagai berikut.

  1. 1.
    Untuk mengetahui pengertian dari kepadatan penduduk dan kemiskinan.
  1. 2.
    Untuk mengetahui faktor penyebab kemiskinan.
  1. 3.
    Untuk mengetahui kaitan antara Kepadatan penduduk dan kemiskinan.
  1. 4.
    Untuk mengetahui dampak dari kemiskinan.
  1. 5.
    Untuk memberikan solusi penyelesaian dari kemiskinan.
  1. 6.
    Untuk mengetahui cara menganalisis kemiskinan di Kota Bekasi yang disebabkan oleh kepadatan penduduk menggunakan metode kartografi.

Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan informasi mengenai permasalahan kemiskinan berdasarkan kepadatan penduduk yang terjadi di Kota Bekasi yang dianalisis menggunakan metode kartografi, yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat/mengambil keputusan dan kebijakan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan daerah tersebut.

B. KAJIAN LITERATUR

  • Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah suatu kondisi atau keadaan yang semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono, 1992). Kepadatan penduduk yaitu perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati (Mantra, 2007).

Kepadatan penduduk memiliki perhitungan yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi penduduk yang mendiami di suatu wilayah (BPS, n.d.). Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus (BPS, n.d.):

KP = PA

Keterangan:

KP = Kepadatan penduduk (jiwa/km2)

P = Jumlah penduduk (jiwa)

A = Luas wilayah (km2)

Hasil perhitungan kepadatan penduduk merepresentasikan rata-rata jumlah penduduk tiap satu kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk, maka semakin padat pula penduduk yang mendiami wilayah tersebut (BPS, n.d.)

  • Kemiskinan

Kemiskinan adalah isu sentral bagi setiap negara didunia,khususnya untuk negara berkembang pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan meciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan akhir bagi suatu negara. Berbagai pemikiran dan pemahaman sudah dikaji namun membuahkan hasil yang kurang memuaskan.

Pertumbuhan ekonomi indonesia sangat pesat untuk lima tahun terakhir dibandingkan dengan negara-negara kawasan lainya,ternyata belum bisa mengurangi tingkat kemiskinan yang signifikan,pertumbuhan ekonomi indonesia yang didorong oleh sekor konsumsi rumah tangga ternyata tidak menghasilkan perubahan ekonomi yang berkualitas yang dapat menciptakan lapangan perkerjaan yang luas,serta belum menghilangkan tingkat disparitas antara golongan kaya dan golongan miskin.

Isu-isu mengenai kemiskinan menjadi fokus pembangunan di setiap negara di dunia.perhatian terhadap kemiskinan bahkan menjadi isu global yang terungkap secara tegas dalam sasaran-sasaran pembangunan Milenium (Milenium Development Goals,MDGs) MDGs menetapkan sebagai sasaran utamanya adalah pengapusan kemiskinan.Target ini menjadi acuan suatu negara.

Terdapat bebearapa tipe kemiskinan.penggolongan tipe kemiskinan ini dimaksudkan agar saetiap tujuan program memiliki sasaran dan target yang jelas.Sumodiningrat (1999) membagi kemiskinan menjadi tiga kategori yaitu:

1. Kemiskinan absolut

Pendapatan dibawah garis kemiskinan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Kemiskinan relatif

merupakan jenis kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat

3. Kemiskinan struktural

Kemisknan ini terjadi saat orang atau kelompok masyarakat enggan memperbaiki kondisi kehidupanya sampai ada bantuan untuk mendorong merka keluar dari kondisi tersebut.

Berdasarkan paparan diatas peneliti akan menganalisi seberapa besar pengarush pendidikan,pendapatan,dan indeks pembangunan terhadap kemiskinan.

  • Kaitan antara Kepadatan Penduduk dan Kemiskinan

Jumlah penduduk yang dianggap sebagai beban bangunan,dan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah sumber daya manusia.

Bertambahnya jumlah penduduk berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin,karena pada saaat jumlah penduduk meningkat diikuti oleh peningkatan jumlah tenaga kerja sehingga angkatan kerja terus mengalami peningkatan yang berimbang.dan mengurangi penganguran dan kemiskinan beramgsur-angsur akan mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan persoalan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah,akan tetapi juga meliputi kualitas hidup dan kesejahteraan materiil.

Pertumbuhan penduduk yang cepat memang mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh.Laju pertumbuhan yang cepat,meskipun bukan penyebab utama dari kemiskinan,harus disadari hal itu merupakan salah satu faktor kemiskinan

  • Faktor penyebab kemiskinan

1. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Angka kelahiran yang tinggi di suatu daerah dapat mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi lebih besar menyebabkan lapangan pekerjaan yang tersedia menjadi terbatas.

Laju pertumbuhan penduduk tinggi juga berpengaruh meningkatnya kepadatan penduduk yang jika tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan angka kemiskinan semakin meningkat.

2. Pendidikan yang rendah.

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan seseorang memiliki keterampilan khusus yang kurang. Dan menyebabkan seseorang menjadi memiliki keterbatasan kemampuan untuk memasuki dunia kerja.

3. Malas bekerja.

Munculnya sikap malas untuk bekerja (Bersikap pasif dan berpasrah pada nasib).Mengakibatkan seseorang menjadi tidak peduli dan tidak semangat untuk bekerja.

4. Keterbatasan sumber alam.

Masyarakat akan mengalami kemiskinan ketika sumber daya itu tidak memberikan keuntungan.Hal ini sering terjadi suatu masyarakat miskin karena sumber daya alam yang rendah

5. Terbatasnya lapangan kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan menimbulkan kemiskinan di kalangan masyarakat.secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru,sedangkan fakta dan realitas untuk hal tersebut sangat tidak mungkin untuk masyarakat miskin yang tidak mempunyai modal.

6. Beban keluarga

Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang banyak apabila tidak ada usaha untuk meningkatkan pendapatan maka akan terjadi kemiskinan.

  • Dampak kemiskinan

Banyak sekali dampak yang terjadi akibat kemiskinan diantaranya sebagai berikut:

1. Pengangguran meningkat

Ketika keterampilan yang kurang dan pendidikan yang rendah,maka masyarakat akan sulit untuk mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

2. Tingkat kematian meningkat

Banyak sekali di indonesia terjadi kasus mati karena kelaparan.Dan ada pula kasus bunuh diri terjadi karena tidak kuat menjalani kemiskinan yang alami.

3. Tingkat kejahatan meningkat.

Kejahatan ini terjadi karena kebutuhan mereka yang sangat terdesak untuk memperoleh pendapatan.karena dengan cara lain mereka tidak bisa,penyebabnya adalah mereka tidak mempunyai keterampilan yang cukup untuk bekerja.

  • Solusi untuk Mengatasi Kemiskinan

Didalam sistem kapitalistik yang dipakai di indonesia, penetapan pajak pendapatan/ penghasilan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi terjadinya ketimpangan sosial. Namun kenyataanya tidak demikian karena pajak tidak dibebankan kepada orang kaya, tetapi semua komponen masyarakat mau kaya atau miskin (Dhani kurniawan,2020).

Berikut langkah-langkah yang rinci yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi masalah kemiskinan:

1. Pembangunan sektor pertanian

Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembagunan karenan sektor ini memiliki kontribusi besar untuk pendapatan masyarakat pedesaan sehingga mengurangi jumlah masyarakat miskin.

2. Pembangunan sumber daya manusia

Sumber daya manusia memakan banyak biaya yang cukup besar untuk diivestasikan.maka dari itu diperlukan meningkatkan kesejahteraan secara umum yaitu,peningkatan lembaga pendidikan,kesehatan gizi yang selalu di terapkan oleh pemerintah.Sehingga dapat menghasilkan sdm yang baik.

3. Pembangunan infrastruktur

Harus ada pembangun antara program kemiskinan yang diprogramkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.karena selama ini program pengatasan kemiskinan pemerintah kota tidak maksimal oleh pemerintah provinsi salah satuny adalah tidak disiapkan infrastruktur pendukung untuk waktu tersebut.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Kepadatan Penduduk di Kota Bekasi

Kota Bekasi adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kota Bekasi merupakan bagian dari Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) atau dengan istilah Jakarta Raya. Hal tersebut menyebabkan Kota Bekasi menjadi kota satelit yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak.

Secara geografis, Kota Bekasi terletak di antara 106º48’28" BT - 107º27’29" BT dan 6º10’6" - 6º30’6" LS. Batas-batas wilayah Kota Bekasi yaitu:

Utara : Kabupaten Bekasi
Timur : Kabupaten Bekasi
Selatan : Kabupaten Bogor
Barat : Kota Administrasi Jakarta Timur
ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Berdasarkan data dari Disdukcapil Kota Bekasi, pada semester I tahun 2021 Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.468.251 jiwa dengan luas wilayah yaitu 210,49 km2. Dengan data tersebut, maka dapat dicari kepadatan penduduk Kota Bekasi dengan melakukan perhitungan rumus kepadatan penduduk. Dari hasil perhitungan, kepadatan penduduk Kota Bekasi secara keseluruhan yaitu sebesar 11.726 jiwa/km2.

ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Ditinjau dari tiap kecamatan, Kecamatan Bekasi Timur menjadi kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bekasi, yaitu sebesar 20.187 jiwa/km2. Sementara itu, Kecamatan Bantar Gebang menjadi Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah di Kota Bekasi, yaitu sebesar 6.330 jiwa/km2.

  • Kemiskinan di kota Bekasi

Kemiskinan di kota bekasi paling parah terjadi pada maret tahun 2012 sebanyak 34.274 orang,dengan rincian tabel sebagai berikut:

ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Pada tahun 2020 terjadi peningkatan kemiskinan di kota bekasi,karena terjadi akiabat pandemi Covid-19.Jumlah masyarakat miskin yang terdaftar mancapai 152.002 KK.

  • Analisis Kemiskinan yang Disebabkan Kepadatan Penduduk Menggunakan Metode Kartografi

Kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisis peta, serta interpretasi peta. Dengan demikian, kartografi merupakan ilmu, seni, dan teknik membuat peta (Prihandito & Aryono, 1989). Tujuan dilakukannya kartografi adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil ukuran dengan berbagai pola/ unsur permukaan bumi dan menyatakan secara grafis dalam skala tertentu sehingga unsur-unsur tersebut dapat terlihat jelas, mudah dimengerti dan mudah dipahami (Utoyo, 2009).

Teknologi saat ini semakin maju, begitu juga dengan teknik kartografi. Saat ini, kartografi dapat dilakukan secara digital yang disebut dengan istilah Kartografi Digital. Kartografi Digital atau sering disebut Pemetaan Digital adalah proses mengumpulkan suatu data menjadi kumpulan data yang disusun dan diubah formatnya menjadi gambar digital (Devega et al, 2020). Kartografi Digital dapat diolah dengan menggunakan beberapa perangkat lunak di desktop atau komputer, salah satunya adalah ArcGIS.

Persoalan kependudukan dapat diolah dengan menggunakan metode Kartografi Digital. Dalam hal ini, persoalan kepadatan penduduk di Kota Bekasi dapat diolah menjadi Peta Kepadatan Penduduk. Hal tersebut bertujuan sebagai informasi kepada khalayak umum mengenai tingkat kepadatan penduduk di setiap kecamatan yang ada di Kota Bekasi.

ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Dari peta tersebut, setiap kecamatan memiliki kategori tingkat kepadatan penduduk yang dimulai dari rendah sampai sangat tinggi.

  • Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah yaitu Bantar Gebang, Pondok Melati, dan Jatisampurna.
  • Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang sedang yaitu Mustika Jaya, Jatiasih, dan Medan Satria.
  • Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu Pondok Gede, Rawalumbu, Bekasi Barat, dan Bekasi Selatan.
  • Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi yaitu Bekasi Timur dan Bekasi Utara.

Namun, salah satu persoalan di Kota Bekasi yang harus diperhatikan adalah kemiskinan. Pada tahun 2021, Kota Bekasi memiliki persentase penduduk miskin sebesar 4.74%, naik sebesar 0.36% dibanding tahun 2020. Untuk perbandingan dengan wilayah Jabodetabek lainnya disajikan tabel berikut dengan sumber data dari BPS.

ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Wilayah Jabodetabek memiliki 13 kabupaten/kota yang masing-masing memiliki persentase kemiskinan yang beragam. Pada tahun 2021, Kabupaten Bogor memiliki persentase tertinggi, sedangkan Kota Tangerang Selatan memiliki persentase terendah.

Dari data tabel tersebut, dapat dibuat juga peta kemiskinan dengan indeks dan persentase.

ANALISIS PERMASALAHAN KEMISKINAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BEKASI DENGAN METODE KARTOGRAFI

Berdasarkan hasil penyajian data dan tabel, semakin rendah indeks persentase kemiskinan, semakin sejahtera pula masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Untuk Kota Bekasi berada pada indeks sedang.

D. KESIMPULAN

Analisis spasial dalam keilmuan Sains Informasi Geografi, salah satunya metode kartografi diaplikasikan dalam kajian peristiwa atau fenomena geosfer di suatu daerah, seperti Kota Bekasi. Peristiwa kemiskinan yang disebabkan oleh kepadatan penduduk yang terjadi di Kota Bekasi dapat didefinisikan dan dianalisis melalui metode kartografi dengan memasukkan data geospasial berupa data-data yang diperlukan seperti data jumlah penduduk, jumlah penduduk pria, jumlah penduduk wanita, kemiskinan daerah Jabodetabek, dan luas wilayah yang selanjutnya akan diolah dengan metode kartografi untuk diubah menjadi informasi geospasial.

Dengan menerapkan metode kartografi dalam keilmuan Sains Informasi Geografi dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan bagi pemerintah Kota Bekasi dalam rangka mengembangkan wilayahnya serta menentukan solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan yang ditimbulkan oleh kepadatan penduduk.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, W., & Maliha, U. (2016). Sistem Informasi Kepadatan Penduduk Kelurahan atau Desa Studi Kasus pada Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Sains dan Informatika, 2(1).

Ari Saptono. (2013). Evaluasi Program Pengatasan Kemiskinan (studi kasus pemberdayaan ekonomi pada program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perkotaan di kelurahan perwira kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Jawa Barat).

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Diakses dari 

https://www.bps.go.id/istilah/index. html?Istilah_page=22&Istilah_sor =deskripsi_ind.

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Kepadatan Penduduk. Diakses dari 

https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.p hp/indikator/85

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut

Kabupaten/Kota (Persen), 2020 2021. Diakses dari: 

https://www.bps.go.id/indicator/23/61/1/persentase-penduduk-miskinmenurut-kabupaten-kota.html

Devega, M., Yuhelmi, Y., & Walhidayat, W. (2020). Perancangan Peta Tiga Dimensi (3D) Universitas Lancang Kuning. Zonasi: Jurnal Sistem Informasi, 2(1), 48-60.

Fajriawati. (2017). Dampak perkenomian terhadap masyarakat miskin di lingkundan kampung nelayan kecamatan medan labuhan.

Itang-Itang. (2015). Faktor-Faktor penyebab kemiskinan:Jurnal online UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Rijal, S., Barkey, R. A., Nursaputra, M., Chairil, A. S., & Saparigau, I. A. G. (2019). KARTOGRAFI KEHUTANAN. Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

Sukri.R.A. (2019). Analisis Kepadatan Penduduk dengan Tingkat Kemiskinan di Kota Makassar.

Utoyo, B. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT Grafindo Media Pratama.

Yoghi.C.P. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia.

Data Publications