Analisis Potensi Bencana Alam Banjir Terhadap Kawasan Terbangun Industri Kabupaten Sumbawa

07 Mei 2025

By: Ryandana Adi Nugraha

Open Project

Final Project Banjir Sumbawa

Peta Potensi Rawan Banjir Kabupaten Sumbawa 2025

Abstrak

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk di Sumbawa, yang memiliki potensi banjir tinggi akibat curah hujan yang tinggi, kondisi topografi, serta faktor lingkungan lainnya. Keberadaan industri di daerah rawan banjir menimbulkan risiko besar terhadap perekonomian dan stabilitas bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir di kawasan industri 3 kecamatan di Kabupaten Sumbawa menggunakan analisis data spasial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan meliputi analisis overlay terhadap berbagai parameter banjir, seperti kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, penggunaan lahan, dan buffer sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah industri berada dalam kategori kerawanan banjir tidak rawan, rawan, dan sangat rawan dengan 63 industri terdampak. Sektor konstruksi menjadi sektor paling dominan di area rawan banjir, diikuti oleh sektor manufaktur, pertanian dan agroindustri, dan energi dan utilitas. Dengan kondisi ini, strategi mitigasi yang lebih baik sangat diperlukan, termasuk penerapan konsep Green Waterfront City, yang mengusulkan pengelolaan ekosistem berbasis infrastruktur hijau seperti hutan bakau, tanggul buatan, dan sistem drainase adaptif. Implementasi strategi ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan industri dan masyarakat terhadap dampak banjir serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Banjir, Sumbawa, Industri, Data Spasial.

PENDAHULUAN

Bencana banjir merupakan kejadian alam yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba dengan perioditas yang tidak menentu, kecuali daerah-daerah yang sudah menjadi langganan terjadinya banjir. Setidaknya ada beberapa faktor penting yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Indonesia diantaranya faktor kemiringan lereng dan ketinggian lahan suatu daerah, faktor jenis tanah dan penggunaan lahannya, kerapatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan curah hujan yang tinggi membuat suatu daerah akan rawan bencana banjir. (Segah, dkk 2022)

Industri merupakan Bagian krusial dalam pengembangan ekonomi suatu daerah. Setiap daerah mempunyai bidang usaha untuk menggerakkan roda ekonomi. Seiring berkembangnya zaman, revolusi industri menjadi zaman yang di kenang dalam Sejarah Dimana berbagai aspek berubah seperti kemajuan teknologi, sosial, lapangan kerja dan kehidupan manusia. Industri menjadi peran utama ekonomi yang berpengaruh signifikan pada inovasi, kreatifitas, kemajuan teknologi dan transformasi ekonomi. Seiring berkembanhnya zaman, peningkatan teknologi untuk kemajuan industri menjadi peran penting. Industri teknologi tinggi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi regional, mendorong inovasi, peningkatan produktivitas, dan memengaruhi penyesuaian dan transformasi structural (jibin 2023).

Kabupaten Sumbawa terletak pada provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari segi geografis letak Kabupaten Sumbawa terutama Kecamatan sumbawa memiliki potensi sebagai daerah pusat perekonomian yang mana menjadi nilai ekonomis untuk dibangun industri di area tersebut. Namun, daerah tersebut memiliki potensi banjir baik banjir rob ataupun banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. Hal ini menjadikan area industri yang berada di Sumbawa dan sekitarnya memiliki potensi untuk terdampak banjir. Meskipun berisiko, bisnis sering memilih untuk berlokasi di daerah rawan banjir karena keuntungan strategis seperti kedekatan dengan bisnis terkait dan fasilitas umum. Manfaat ekonomi dapat lebih besar daripada dampak buruk banjir, sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen risiko banjir struktural dan non-struktural (Rwehumbiza 2021). Walaupun begitu, perlu adanya persiapan dan perencanaan matang dalam pengambilan Keputusan evakuasi dini serta perencanaan Pembangunan. Apabila tidak adanya Tindakan serta Keputusan yang tidak tepat dapat menjadikan bencana yang lebih parah.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu cara dalam proses pemetaan, termasuk pembuatan peta kerawanan banjir yang menjadi fokus penelitian ini. Kerawanan banjir dapat diidentifikasi secara cepat, mudah dan akurat melalui SIG dengan menggunakan metode tumpang susun/overlay terhadap parameter- parameter banjir, seperti : kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, penutupan lahan dan kerapatan Sungai (Segah, dkk 2022). Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan mempermudah penyajian informasi spasial khususnya yang terkait dengan penentuan Tingkat kerentanan banjir pada setiap industri serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang sering menjadi sasaran banjir.

METODE PENELITIAN

Sistem informasi geografis merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengumpulan, pengorganisasian, pengelolaan, analisis, dan penyajian informasi yang terletak secara geografis (Godchild 1988). Sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor. Di era saat ini, kebutuhan akan analisis spasial serta data spasial di anggap penting karena punya dampak yang signifikan di berbagai bidang. Oleh karena itu, kebutuhan untuk memitigasi bencana juga bisa dilakukan melalui sistem GIS ini guna memitigasi dini. Penelitian ini menggunakan software QGIS dan ArcMap 10.8 untuk meng-overlay data

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi area dengan Tingkat kerentanan banjir yang berdampak kepada aktivitas ekonomi dalam hal ini industri. Di era saat ini, industri memegang peran penting dalam perputaran ekonomi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu UMKM dalam memilih Lokasi untuk meminimalisir bahaya akan bencana banjir.

Bencana banjir dapat diketahui melalui beberapa parameter yaitu, penggunaan lahan, curah hujan, ketinggian lahan, kemiringan lahan, jenis tanah, tekstur tanah, dan buffer sungai. Parameter tersebut digunakan untuk memprediksi daerah yang rawan banjir berdasarkan 4 kategori, aman, tidak rawan, rawan, sangat rawan.

Data Parameter

Tabel 1. Data yang digunakan dalam analisis

Alur penelitian; Pengumpulan data (titik industri serta data parameter) -> input data parameter -> melakukan skoring melalui software Arcmap 10.8 -> Intersect data (overlay seluruh data parameter) -> klasifikasi area rawan banjir -> input titik Lokasi industri di Sumbawa -> spasial join -> Hasil.

CH

Tabel 2. Skoring Parameter Curah Hujan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Curah Hujan Sumbawa

Gambar 1. Data Curah Hujan Sumbawa hasil analisis menggunakan data CHIRPS

Klasifikasi Penggunaan Lahan

Tabel 3. Skoring Parameter Penggunaan Lahan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Landcover

Gambar 2. Data Penggunaan Lahan Sumbawa

Skoring Ketinggian Lahan

Tabel 4. Skoring Parameter Ketinggian Lahan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Elevasi Sumbawa

Gambar 3. Data Ketinggian Lahan Sumbawa

Skoring Jenis Tanah

Tabel 5. Skoring Parameter Jenis Tanah, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Jenis Tanah Sumbawa

Gambar 4. Data Jenis Tanah Sumbawa

Skoring Tektur Tanah

Tabel 6. Skoring Parameter Tekstur Tanah, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Tekstur Tanah Sumbawa

Gambar 5. Data Tekstur Tanah Sumbawa

Skoring Buffer sungai

Tabel 7. Skoring Parameter Buffer Sungai, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Buffer Sungai Sumbawa

Gambar 6. Data Buffer Sungai Sumbawa

Skoring Kemiringan Lahan

Tabel 8. Skoring Parameter Kemiringan Lereng, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Kemiringan Lereng Sumbawa

Gambar 7. Data Kemiringan Lereng Sumbawa

Data parameter yang sudah di lakukan pemberian skor dan pembobotan, akan dilakukan overlay data. Overlay merupakan proses menumpangsusunkan beberapa peta sehingga diporelah beberapa unit lahan (Segah 2022). Adapun Data yang dioverlay yaitu peta kelerengan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta penggunaan lahan, peta buffer sungai, peta tekstur tanah, dan peta elevasi. Teknik ini dilakukan dengan bantuan software QGIS dan ArcMap 10.8

Analisis pada penelitian ini berfokus pada penentuan daerah rawan banjir di daerah Sumbawa yang nantinya di olah kembali menjadi klasifikasi industri rawan bencana banjir di Sumbawa. Penentuan area dengan klasifikasi rentan banjir diperoleh dari hasil pembobotan setiap satuan lahan pada data parameter.

i = R/n

Dimana,

i = Lebar Interval

R= Selisih Skor Maksimal dan Skor Minimal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data parameter diperoleh bahwa kelas banjir didapat menjadi 4 kelas yakni; aman, tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Tingkat banjir yang mendominasi area sumbawa ialah Tidak Rawan dengan Luas 96,76 Km2 disusul dengan Kelas Rawan dengan luasan 62,2 Km2 lalu kelas aman seluas 47,13 Km2 dan terakhir, kelas sangat rawan dengan luas 12,90 Km2. Hal ini menunjukkan area sumbawa memiliki potensi rawan akan bencana banjir. Selain itu, Sumbawa juga rentan terkena Banjir rob.

Flood Map

Gambar 8. Peta Rawan Bencana Banjir Kabupaten Sumbawa

Daerah yang dipilih untuk terbangunnya industri banyak yang berada di daerah dengan Kelas sangat rawan Terdapat 31 industri yang berada di daerah sangat rawan akan bencana banjir disusul dengan 29 industri yang berada di daerah rawan banjir dan sebanyak 3 industri berada pada tingkat tidak rawan. Sektor Perusahaan yang ada di sumbawa yang paling banyak merupakan sektor konstruksi dengan jumlah 31 industri disusul dengan industri manufaktur sebanyak 22 kemudian sektor pertanian dan agroindustri dengan jumlah 6 industri, terakhir diikuti dengan industri energi dan utilitas

Berikut merupakan jumlah sektor industri di Kabupaten sumbawa 2025,

Industri

Berikut merupakan sektor industri dengan Tingkat Kerawanan Banjir di Kabupaten Sumbawa 2025

Potensi

Hasil analisis berdasarkan sektor industri melalui metode spatial join didapatkan bahwa sektor konstruksi merupakan industri terbanyak di kabupaten sumbawa dengan Tingkat kerawanan banjir rawan dan sangat rawan. Walaupun industri besar mampu cepat beradaptasi untuk memitigasi bencana banjir, tetap saja industri kecil ataupun UMKM juga terdampak bencana. Hal utama yang perlu juga dipertimbangkan terkait dengan dampak Pembangunan industri terhadap lingkungan. Pengaruh Pembangunan serta operasional industri juga perlu diperhatikan

Strategi adaptasi banjir perusahaan di kota-kota pesisir Indonesia dapat memengaruhi pembangunan ekonomi regional, Strategi adaptasi perusahaan memiliki implikasi yang lebih luas bagi pembangunan ekonomi regional. Di Sumbawa, pembangunan regional masih dalam fase resistensi, dengan risiko transisi ke fase keruntuhan jika langkah-langkah adaptasi tidak ditingkatkan. Hal ini berbeda dengan Jakarta, di mana pergeseran menuju ketahanan terlihat. (Neise 2018)

Pertimbangan pembangunan industri dalam mengatasi bencana banjir menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usulan tentang Konsep waterfront city menjadi saran yang tepat guna mengambil pertimbangan dalam mitigasi bencan banjir. Waterfront city (Kota tepi air hijau) merupakan pendekatan inovatif terhadap perencanaan kota yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, khususnya di wilayah yang rawan banjir pasang surut. Pendekatan ini memadukan Green infrastracture (GI) dan desain kota berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan terhadap banjir sekaligus memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kota Tepi Air Hijau, yang menggabungkan hutan bakau, tanggul buatan, dan perumahan amfibi, dapat mengurangi banjir pasang dan dampak negatifnya terhadap lingkungan di wilayah pesisir utara sumbawa. Untuk mengatasi banjir rob, konsep Green Waterfront City telah diusulkan untuk wilayah utara sumbawa. Konsep ini meliputi pengembangan hutan bakau dan infrastruktur ramah lingkungan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan ketahanan masyarakat. (Hanif, Dkk 2023)

KESIMPULAN

Penelitian ini mengkaji potensi bencana banjir di kawasan industri kabupaten sumbawa menggunakan metode analisis data spasial dan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengidentifikasi tingkat kerawanan dan distribusi industri yang berisiko terdampak. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah industri berada pada kategori kerawanan sangat rawan dan rawan dengan luas area terdampak yang signifikan. Dari total industri yang dianalisis, sebanyak 31 industri berada di zona sangat rawan banjir, dengan sektor konstruksi menjadi yang paling dominan, diikuti oleh sektor manufaktur, pertanian dan agroindustri, dan energi dan utilitas. Temuan ini mengindikasikan bahwa banjir tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan keberlangsungan industri di Kabupaten Sumbawa. Oleh karena itu, diperlukan strategi adaptasi yang lebih baik, seperti penerapan kebijakan mitigasi berbasis teknologi dan perencanaan tata ruang yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah konsep Green Waterfront City, yang mengintegrasikan infrastruktur hijau dan pengelolaan ekosistem alami, seperti hutan bakau, tanggul buatan, serta perumahan amfibi, guna meningkatkan ketahanan kota terhadap banjir. Dengan perencanaan yang matang dan kebijakan mitigasi yang tepat, diharapkan industri di Kabupaten Sumbawa dapat tetap berkembang secara berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nisarto, F. 2016. Pemetaan Kerawanan Banjir Daerah Aliran Sungai Tangka. Skripsi. Fakultas Kehutanan.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Jibin, X. (2023). Penelitian tentang Dampak Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional. Teknik Industri dan Manajemen Inovasi . https://doi.org/10.23977/ieim.2023.060902

Hardianto, A., Winardi, D., Rusdiana, D. D., Putri, A. C. E., Ananda, F., Devitasari, Djarwoatmodjo, F. S., Yustika, F., & Gustav, F. (2020). Pemanfaatan Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jurnal Geosains Dan Remote Sensing, 1(1), 23–31. https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i1.16

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

87 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

289 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

164 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

103 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot