Abstrak
Kata Kunci: Banjir, Sumbawa, Industri, Data Spasial.
PENDAHULUAN
Bencana banjir merupakan kejadian alam yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba dengan perioditas yang tidak menentu, kecuali daerah-daerah yang sudah menjadi langganan terjadinya banjir. Setidaknya ada beberapa faktor penting yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Indonesia diantaranya faktor kemiringan lereng dan ketinggian lahan suatu daerah, faktor jenis tanah dan penggunaan lahannya, kerapatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan curah hujan yang tinggi membuat suatu daerah akan rawan bencana banjir. (Segah, dkk 2022)
Industri merupakan Bagian krusial dalam pengembangan ekonomi suatu daerah. Setiap daerah mempunyai bidang usaha untuk menggerakkan roda ekonomi. Seiring berkembangnya zaman, revolusi industri menjadi zaman yang di kenang dalam Sejarah Dimana berbagai aspek berubah seperti kemajuan teknologi, sosial, lapangan kerja dan kehidupan manusia. Industri menjadi peran utama ekonomi yang berpengaruh signifikan pada inovasi, kreatifitas, kemajuan teknologi dan transformasi ekonomi. Seiring berkembanhnya zaman, peningkatan teknologi untuk kemajuan industri menjadi peran penting. Industri teknologi tinggi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi regional, mendorong inovasi, peningkatan produktivitas, dan memengaruhi penyesuaian dan transformasi structural (jibin 2023).
Kabupaten Sumbawa terletak pada provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari segi geografis letak Kabupaten Sumbawa terutama Kecamatan sumbawa memiliki potensi sebagai daerah pusat perekonomian yang mana menjadi nilai ekonomis untuk dibangun industri di area tersebut. Namun, daerah tersebut memiliki potensi banjir baik banjir rob ataupun banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. Hal ini menjadikan area industri yang berada di Sumbawa dan sekitarnya memiliki potensi untuk terdampak banjir. Meskipun berisiko, bisnis sering memilih untuk berlokasi di daerah rawan banjir karena keuntungan strategis seperti kedekatan dengan bisnis terkait dan fasilitas umum. Manfaat ekonomi dapat lebih besar daripada dampak buruk banjir, sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen risiko banjir struktural dan non-struktural (Rwehumbiza 2021). Walaupun begitu, perlu adanya persiapan dan perencanaan matang dalam pengambilan Keputusan evakuasi dini serta perencanaan Pembangunan. Apabila tidak adanya Tindakan serta Keputusan yang tidak tepat dapat menjadikan bencana yang lebih parah.
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu cara dalam proses pemetaan, termasuk pembuatan peta kerawanan banjir yang menjadi fokus penelitian ini. Kerawanan banjir dapat diidentifikasi secara cepat, mudah dan akurat melalui SIG dengan menggunakan metode tumpang susun/overlay terhadap parameter- parameter banjir, seperti : kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, penutupan lahan dan kerapatan Sungai (Segah, dkk 2022). Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan mempermudah penyajian informasi spasial khususnya yang terkait dengan penentuan Tingkat kerentanan banjir pada setiap industri serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang sering menjadi sasaran banjir.
METODE PENELITIAN
Sistem informasi geografis merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengumpulan, pengorganisasian, pengelolaan, analisis, dan penyajian informasi yang terletak secara geografis (Godchild 1988). Sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor. Di era saat ini, kebutuhan akan analisis spasial serta data spasial di anggap penting karena punya dampak yang signifikan di berbagai bidang. Oleh karena itu, kebutuhan untuk memitigasi bencana juga bisa dilakukan melalui sistem GIS ini guna memitigasi dini. Penelitian ini menggunakan software QGIS dan ArcMap 10.8 untuk meng-overlay data
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi area dengan Tingkat kerentanan banjir yang berdampak kepada aktivitas ekonomi dalam hal ini industri. Di era saat ini, industri memegang peran penting dalam perputaran ekonomi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu UMKM dalam memilih Lokasi untuk meminimalisir bahaya akan bencana banjir.
Bencana banjir dapat diketahui melalui beberapa parameter yaitu, penggunaan lahan, curah hujan, ketinggian lahan, kemiringan lahan, jenis tanah, tekstur tanah, dan buffer sungai. Parameter tersebut digunakan untuk memprediksi daerah yang rawan banjir berdasarkan 4 kategori, aman, tidak rawan, rawan, sangat rawan.

Tabel 1. Data yang digunakan dalam analisis
Alur penelitian; Pengumpulan data (titik industri serta data parameter) -> input data parameter -> melakukan skoring melalui software Arcmap 10.8 -> Intersect data (overlay seluruh data parameter) -> klasifikasi area rawan banjir -> input titik Lokasi industri di Sumbawa -> spasial join -> Hasil.

Tabel 2. Skoring Parameter Curah Hujan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 1. Data Curah Hujan Sumbawa hasil analisis menggunakan data CHIRPS

Tabel 3. Skoring Parameter Penggunaan Lahan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 2. Data Penggunaan Lahan Sumbawa

Tabel 4. Skoring Parameter Ketinggian Lahan, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 3. Data Ketinggian Lahan Sumbawa

Tabel 5. Skoring Parameter Jenis Tanah, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 4. Data Jenis Tanah Sumbawa

Tabel 6. Skoring Parameter Tekstur Tanah, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 5. Data Tekstur Tanah Sumbawa

Tabel 7. Skoring Parameter Buffer Sungai, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 6. Data Buffer Sungai Sumbawa

Tabel 8. Skoring Parameter Kemiringan Lereng, Sumber: (Hardianto et. al. 2020)

Gambar 7. Data Kemiringan Lereng Sumbawa
Data parameter yang sudah di lakukan pemberian skor dan pembobotan, akan dilakukan overlay data. Overlay merupakan proses menumpangsusunkan beberapa peta sehingga diporelah beberapa unit lahan (Segah 2022). Adapun Data yang dioverlay yaitu peta kelerengan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta penggunaan lahan, peta buffer sungai, peta tekstur tanah, dan peta elevasi. Teknik ini dilakukan dengan bantuan software QGIS dan ArcMap 10.8
Analisis pada penelitian ini berfokus pada penentuan daerah rawan banjir di daerah Sumbawa yang nantinya di olah kembali menjadi klasifikasi industri rawan bencana banjir di Sumbawa. Penentuan area dengan klasifikasi rentan banjir diperoleh dari hasil pembobotan setiap satuan lahan pada data parameter.
i = R/n
Dimana,
i = Lebar Interval
R= Selisih Skor Maksimal dan Skor Minimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengolahan data parameter diperoleh bahwa kelas banjir didapat menjadi 4 kelas yakni; aman, tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Tingkat banjir yang mendominasi area sumbawa ialah Tidak Rawan dengan Luas 96,76 Km2 disusul dengan Kelas Rawan dengan luasan 62,2 Km2 lalu kelas aman seluas 47,13 Km2 dan terakhir, kelas sangat rawan dengan luas 12,90 Km2. Hal ini menunjukkan area sumbawa memiliki potensi rawan akan bencana banjir. Selain itu, Sumbawa juga rentan terkena Banjir rob.

Gambar 8. Peta Rawan Bencana Banjir Kabupaten Sumbawa
Daerah yang dipilih untuk terbangunnya industri banyak yang berada di daerah dengan Kelas sangat rawan Terdapat 31 industri yang berada di daerah sangat rawan akan bencana banjir disusul dengan 29 industri yang berada di daerah rawan banjir dan sebanyak 3 industri berada pada tingkat tidak rawan. Sektor Perusahaan yang ada di sumbawa yang paling banyak merupakan sektor konstruksi dengan jumlah 31 industri disusul dengan industri manufaktur sebanyak 22 kemudian sektor pertanian dan agroindustri dengan jumlah 6 industri, terakhir diikuti dengan industri energi dan utilitas
Berikut merupakan jumlah sektor industri di Kabupaten sumbawa 2025,

Berikut merupakan sektor industri dengan Tingkat Kerawanan Banjir di Kabupaten Sumbawa 2025

Hasil analisis berdasarkan sektor industri melalui metode spatial join didapatkan bahwa sektor konstruksi merupakan industri terbanyak di kabupaten sumbawa dengan Tingkat kerawanan banjir rawan dan sangat rawan. Walaupun industri besar mampu cepat beradaptasi untuk memitigasi bencana banjir, tetap saja industri kecil ataupun UMKM juga terdampak bencana. Hal utama yang perlu juga dipertimbangkan terkait dengan dampak Pembangunan industri terhadap lingkungan. Pengaruh Pembangunan serta operasional industri juga perlu diperhatikan
Strategi adaptasi banjir perusahaan di kota-kota pesisir Indonesia dapat memengaruhi pembangunan ekonomi regional, Strategi adaptasi perusahaan memiliki implikasi yang lebih luas bagi pembangunan ekonomi regional. Di Sumbawa, pembangunan regional masih dalam fase resistensi, dengan risiko transisi ke fase keruntuhan jika langkah-langkah adaptasi tidak ditingkatkan. Hal ini berbeda dengan Jakarta, di mana pergeseran menuju ketahanan terlihat. (Neise 2018)
Pertimbangan pembangunan industri dalam mengatasi bencana banjir menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usulan tentang Konsep waterfront city menjadi saran yang tepat guna mengambil pertimbangan dalam mitigasi bencan banjir. Waterfront city (Kota tepi air hijau) merupakan pendekatan inovatif terhadap perencanaan kota yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, khususnya di wilayah yang rawan banjir pasang surut. Pendekatan ini memadukan Green infrastracture (GI) dan desain kota berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan terhadap banjir sekaligus memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kota Tepi Air Hijau, yang menggabungkan hutan bakau, tanggul buatan, dan perumahan amfibi, dapat mengurangi banjir pasang dan dampak negatifnya terhadap lingkungan di wilayah pesisir utara sumbawa. Untuk mengatasi banjir rob, konsep Green Waterfront City telah diusulkan untuk wilayah utara sumbawa. Konsep ini meliputi pengembangan hutan bakau dan infrastruktur ramah lingkungan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan ketahanan masyarakat. (Hanif, Dkk 2023)
KESIMPULAN
Penelitian ini mengkaji potensi bencana banjir di kawasan industri kabupaten sumbawa menggunakan metode analisis data spasial dan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengidentifikasi tingkat kerawanan dan distribusi industri yang berisiko terdampak. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah industri berada pada kategori kerawanan sangat rawan dan rawan dengan luas area terdampak yang signifikan. Dari total industri yang dianalisis, sebanyak 31 industri berada di zona sangat rawan banjir, dengan sektor konstruksi menjadi yang paling dominan, diikuti oleh sektor manufaktur, pertanian dan agroindustri, dan energi dan utilitas. Temuan ini mengindikasikan bahwa banjir tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan keberlangsungan industri di Kabupaten Sumbawa. Oleh karena itu, diperlukan strategi adaptasi yang lebih baik, seperti penerapan kebijakan mitigasi berbasis teknologi dan perencanaan tata ruang yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah konsep Green Waterfront City, yang mengintegrasikan infrastruktur hijau dan pengelolaan ekosistem alami, seperti hutan bakau, tanggul buatan, serta perumahan amfibi, guna meningkatkan ketahanan kota terhadap banjir. Dengan perencanaan yang matang dan kebijakan mitigasi yang tepat, diharapkan industri di Kabupaten Sumbawa dapat tetap berkembang secara berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Nisarto, F. 2016. Pemetaan Kerawanan Banjir Daerah Aliran Sungai Tangka. Skripsi. Fakultas Kehutanan.Universitas Hasanuddin. Makassar.
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Jibin, X. (2023). Penelitian tentang Dampak Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional. Teknik Industri dan Manajemen Inovasi . https://doi.org/10.23977/ieim.2023.060902
Hardianto, A., Winardi, D., Rusdiana, D. D., Putri, A. C. E., Ananda, F., Devitasari, Djarwoatmodjo, F. S., Yustika, F., & Gustav, F. (2020). Pemanfaatan Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jurnal Geosains Dan Remote Sensing, 1(1), 23–31. https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i1.16