Analisis Potensi Lokasi untuk Pujasera di Antapani, Kota Bandung

17 Februari 2025

By: Qinthari Shifa Azhari

Menilai Potensi Lokasi Pujasera di Antapani

Pendahuluan

Bisnis kuliner merupakan salah satu sektor bisnis yang terus mengalami perkembangan bersamaan dengan adanya peningkatan kebutuhan akan area makan yang nyaman dan strategis. adapun dengan konsep yang kini banyak diminati salah satunya, yaitu pujasera. Pujasera (pusat jajanan serba ada) dapat diartikan sebagai suatu area makan bersifat informal yang menyediakan beragam jenis gerai makanan dalam satu lokasi yang sama. konsep area makan ini biasanya ditemukan di berbagai lokasi strategis yang ramai dikunjungi banyak orang sehingga pemilihan lokasi yang tepat menjadi faktor penting dalam keberhasilan bisnis ini. Menurut Tjiptono (2000) yang dikutip dalam Chelviana et al. (2017), terdapat beberapa faktor dalam memilih lokasi usaha, seperti aksesibilitas, visibilitas, lingkungan, dan persaingan.

Antapani, sebagai salah satu kawasan berkembang di Kota Bandung, memiliki potensi untuk pengembangan bisnis kuliner. Selain padatnya penduduk, hal tersebut didukung oleh banyaknya fasilitas pendidikan dan permukiman di sekitar kawasan tersebut, sehingga memiliki potensi pasar yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi lokasi yang telah ditentukan di Antapani sebagai tempat untuk pengembangan pujasera. Adapun dipertimbangkan pula berbagai faktor seperti aksesibilitas, pesaing atau kompetitor, demografi, dan fasilitas sekitarnya untuk mengetahui lokasi ini mampu mendukung keberhasilan bisnis pujasera yang direncanakan. Melalui pendekatan analisis spasial menggunakan platform GEO MAPID diperoleh visualisasi dan interpretasi berbasis peta yang dapat mendukung pengambilan keputusan bisnis.

Metode dan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan isochrone, buffer, dan fitur Insight pada platform GEO MAPID untuk menganalisis potensi lokasi pujasera di Antapani Lama, Kota Bandung. Isochrone digunakan untuk mengetahui jangkauan aksesibilitas lokasi terhadap berbagai fasilitas di sekitarnya berdasarkan waktu tempuh, sementara buffer membantu dalam memahami cakupan kompetitor. Selain itu, fitur Insight digunakan untuk menganalisis kesesuaian lokasi berdasarkan parameter kepadatan penduduk serta keberadaan usaha kuliner yang mencerminkan potensi kompetitor dalam konsep pujasera. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif dan kualitatif guna mendapatkan gambaran potensi lokasi. Adapun data yang digunakan meliputi sebaran kompetitor usaha kuliner, data demografi, daya beli masyarakat terhadap makanan, serta fasilitas di sekitar lokasi. Melalui analisis ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai potensi lokasi untuk pengembangan pujasera di kawasan tersebut.

Pembahasan dan Kesimpulan

Wilayah Kecamatan Antapani terdiri dari empat kelurahan dengan kepadatan penduduk sebesar 19,39 ribu jiwa/km², yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk tinggi (BPS Kota Bandung, 2024). Calon lokasi pujasera berada di Kelurahan Antapani Kulon dengan kepadatan 11,8 jiwa/km². Penduduk di wilayah ini didominasi oleh kelompok usia produktif (20-44 tahun) sebanyak 4.405 jiwa serta pelajar/mahasiswa (15-24 tahun) sebanyak 1.673 jiwa, yang merupakan target pasar potensial bagi bisnis kuliner. Selain itu, rata-rata pengeluaran masyarakat untuk makanan dan minuman sebesar Rp 761.832 per bulan menunjukkan daya beli yang cukup tinggi, didukung oleh keberadaan fasilitas pendidikan dan permukiman di sekitar wilayah ini.

Peta Calon Lokasi Pujasera

Calon lokasi pujasera di Jalan Antapani memiliki aksesibilitas yang baik, terutama karena konektivitasnya dengan Jalan Abdul Haris Nasution, yang merupakan jalan kolektor utama di Bandung. Meskipun tidak berada dalam jarak yang sangat dekat dengan Terminal Cicaheum (10 menit dengan berjalan kaki), lokasi ini tetap strategis karena terhubung dengan rute angkutan umum yang melintasi Jalan Abdul Haris Nasution. Hal ini memudahkan akses bagi pengunjung yang menggunakan transportasi umum. Selain itu, keberadaan fasilitas seperti sekolah, perumahan, dan pusat aktivitas lainnya di sekitar lokasi semakin mendukung potensi pasar bagi usaha kuliner ini.

kesesuaian lokasi berdasarkan hasil insight pada Geo Mapid

Analisis kesesuaian lokasi dilakukan menggunakan fitur Insight pada GEO MAPID dengan mempertimbangkan parameter demografi kepadatan penduduk serta keberadaan tempat makanan dan minuman yang berpotensi menjadi kompetitor atau mencerminkan jenis usaha yang akan ada di pujasera. Berdasarkan hasil analisis Insight, calon lokasi pujasera dikategorikan sebagai 'sesuai,' dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 17.786 jiwa/km². Selain itu, dalam radius analisis yang ditetapkan, hanya terdapat empat tempat makanan dan minuman, yaitu minuman boba, es krim, restoran Padang, dan restoran cepat saji. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat beberapa kompetitor, jumlahnya masih terbatas sehingga peluang pasar untuk bisnis pujasera tetap terbuka lebar. Analisis lebih lanjut akan dilakukan untuk menilai potensi lokasi berdasarkan aksesibilitas dan kompetitor

Analisis Isochrone Calon Lokasi Pujasera dengan Jangkauan Waktu Tempuh Berjalan Kaki selama 1, 5, dan 10 menit

Berdasarkan analisis hasil isochrone menggunakan fitur GEO MAPID, dapat diketahui bahwa area di sekitar calon lokasi pujasera di Jalan Antapani mencakup beberapa sekolah (titik berwarna biru) dalam jangkauan waktu tempuh 1 hingga 5 menit dengan berjalan kaki yang berpotensi menjadi sumber pelanggan dari kalangan siswa dan tenaga pendidik. Selain itu, berdasarkan pengamatan dari basemap, dalam lingkup isochrone tersebut juga terdapat kawasan perumahan, yang dapat menjadi tambahan pasar potensial bagi bisnis pujasera, terutama untuk pelanggan keluarga atau pekerja di sekitar area tersebut.

Peta isochrone yang menunjukkan jangkauan aksesibilitas calon lokasi pujasera dalam waktu tempuh 10 menit berkendara menggunakan mobil

Selain jangkauan berjalan kaki, analisis isochrone dengan berkendara mobil dalam waktu 10 menit juga dilakukan untuk mengidentifikasi potensi jangkauan yang lebih luas. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan, calon lokasi pujasera di Antapani Kulon dapat diakses dari berbagai kawasan di Bandung Timur termasuk kecamatan antapani sendiri dan wilayah sekitarnya seperti Arcamanik, Kiaracondong, dan Cicaheum. Hal ini menambah daya tarik lokasi karena memungkinkan akses yang mudah bagi calon pelanggan yang lebih luas.

Analisis buffer pada calon lokasi pujasera untuk mengidentifikasi keberadaan kompetitor di sekitarnya dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer dari lokasi.

Gambar 5. Analisis Kompetitor dengan Menggunakan Buffer pada Calon Lokasi Pujasera

Analisis kompetitor difokuskan pada usaha kuliner yang berada di sepanjang Jalan Antapani, mengingat kedekatan lokasi dan potensi persaingan langsung dengan calon pujasera. Analisis buffer radius 500 meter dan 1 kilometer dari calon lokasi pujasera di Jalan Antapani mengungkapkan adanya sejumlah kompetitor bisnis kuliner yang tersebar di sepanjang jalan tersebut. Dalam radius 500 meter, terdapat warung nasi, pecel lele, Kebab Republic, dan warung sate, yang menawarkan makanan dengan harga terjangkau dan konsep sederhana, menjadi pilihan favorit bagi masyarakat sekitar, termasuk pelajar dan pekerja. Sementara itu, dalam radius 1 kilometer, ditemukan tambahan kompetitor seperti rumah makan Minang, warteg, dan gerai juice yang semakin memperkaya keberagaman kuliner di kawasan ini.

Keberadaan berbagai kompetitor menunjukkan bahwa Jalan Antapani merupakan area dengan aktivitas kuliner yang cukup tinggi, yang juga menjadi indikator potensi pasar yang menjanjikan. Meskipun tingkat persaingan cukup ketat, konsep pujasera yang menggabungkan beragam jenis kuliner dalam satu lokasi strategis dapat menjadi keunggulan kompetitif. Dengan menawarkan kenyamanan, variasi makanan, dan fasilitas yang memadai, calon lokasi pujasera ini berpotensi menarik konsumen dari berbagai segmen, termasuk pelajar, mahasiswa, dan keluarga di sekitar Antapani. Adapun diperlukan strategi bisnis yang tepat, seperti penentuan harga yang kompetitif, kenyamanan area makan, dan variasi menu yang menarik, untuk memastikan keberhasilan pengembangan pujasera di lokasi ini.

Rekomendasi

  1. 1.
    Pengembangan Konsep Pujasera yang Beragam dan Inovatif dengan menyediakan berbagai jenis kuliner yang menarik bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat usia produktif, serta menambahkan fasilitas pendukung seperti area parkir, ruang makan nyaman, dan koneksi Wi-Fi gratis untuk meningkatkan daya tarik lokasi.
  1. 2.
    Promosi yang Tepat Sasaran melalui pemanfaatan media sosial, program diskon untuk pelajar, dan kerja sama dengan sekolah terdekat guna meningkatkan kunjungan, terutama di jam makan siang dan sore hari.
  1. 3.
    Analisis Kompetitor Lebih Mendalam dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan usaha kuliner lain di sepanjang Jalan Antapani agar dapat menyusun strategi bersaing yang efektif, seperti menawarkan harga lebih kompetitif, menu unik, atau pelayanan yang lebih baik.
  1. 4.
    Peningkatan Aksesibilitas dan Kenyamanan dengan memastikan lokasi mudah diakses, memiliki fasilitas parkir yang memadai, serta menciptakan pengalaman makan yang nyaman agar pelanggan tertarik untuk kembali.
  1. 5.
    Monitoring dan Evaluasi Berkala dengan melakukan evaluasi rutin terkait kepuasan pelanggan, tren kuliner, dan kondisi pasar agar bisnis dapat terus berkembang dan beradaptasi sesuai kebutuhan.

Referensi

  • Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2024). Kecamatan Antapani Dalam Angka 2024. https://bandungkota.bps.go.id/publication/2019/09/26/1f221b02b4503edd9bbafd20/kecamatan-antapani-dalam-angka-2019.html
  • Chelviana, K. M., Made, A. M., & Iyus, A. H. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Toko Modern di Kecamatan Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(2), 257–266.
  • Tjiptono, F. (2000). Strategi Pemasaran (edisi 3). Penerbit Andi Offset.

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

87 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

291 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

165 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

105 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot