Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

31 March 2022

By: Yosia A. Satria P.

Open Data

Anak Sungai

Open Data

Sungai Induk

Open Data

Resiko

Open Data

Kerentanan Masyarakat

Open Data

Kerawanan

Open Project

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

Author: Yosia A. Satria P.

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Kab. Kendal merupakan kabupaten yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Kab. Kendal memiliki luas sebesar 1.002 km persegi, terdiri dari 20 kecamatan dan 20 kelurahan serta 266 desa. Kab. Kendal berbatasan dengan Kab. Batang di bagian barat, laut Jawa di bagian utara, Kota Semarang di bagian timur, dan Kab. Temanggung di bagian selatan. Kab. Kendal berada di 109° 40’ - 110° 18’ Bujur Timur dan 6° 40’ – 110° 24’ Lintang Selatan.

Kab. Kendal merupakan wilayah yang didominasi oleh dataran rendah dengan kemiringan 0 - 10 persen, yang berada di bagian utara Kab. Kendal, sisanya merupakan dataran tinggi dengan kemiringan 15 - 25 persen yang berada di bagian selatan Kab. Kendal. Kab. Kendal memiliki curah hujan sebesar 2.358 mm/tahun, dengan jumlah bulan basah sekitar 4 bulan sampai 5 bulan.

Letak Kab. Kendal yang berada di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah serta curah hujan yang cukup tinggi dengan jumlah bulan basah yang cukup besar membuat Kab. Kendal menjadi salah satu wilayah dengan resiko bencana banjir yang tinggi. Maka, perlu ada analisis resiko bencana banjir di Kab. Kendal yang dilakukan melalui analisis dua data, yaitu data ancaman banjir (diakusisi dari data InaRISK) dan data kerentanan masyarakat terhadap bencana banjir (diakuisisi dan diolah dari data BPS Kab. Kendal dan BAPPEDA Kab. Kendal) dengan memperhatikan standar dari Peraturan Kepala BNPB No. 02 Tahun 2012 untuk mempermudah peningkatan kapasitas mitigasi bencana banjir di Kab. Kendal di masa depan.

1.2. Perumusan Permasalahan

1. Bagaimana ancaman bencana banjir di Kab. Kendal?

2. Bagaimana kerentanan masyarakat terhadap bencana banjir di Kab. Kendal?

3. Bagaimana resiko bencana banjir di Kab. Kendal?

1.3. Proses Analisis

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

PEMBAHASAN

2.1. Ancaman Bencana Banjir di Kab. Kendal

Ancaman Bencana Banjir didapatkan dari data InaRISK (https://inarisk.bnpb.go.id) yang berbentuk data raster dan diolah menjadi data SHP (Shapefile).

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.2.1. Kerentanan Sosial

Kerentanan Sosial terdiri dari dua parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu parameter kepadatan penduduk dan parameter rasio kelompok rentan. Setelah itu, pembobotan parameter kepadatan penduduk dan parameter rasio kelompok rentan dilakukan untuk mengetahui kelas kerentanan sosial yang ada di masing-masing kecamatan sesuai dengan rumus berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.2.2. Kerentanan Ekonomi

Kerentanan Ekonomi terdiri dari dua parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu parameter luas lahan produktif, yaitu lahan pertanian, lahan perkebunan, serta lahan-lahan lainnya yang dianggap sebagai lahan produktif di setiap kecamatan, dan parameter kontribusi PDRB, yaitu persentase kontribusi di setiap kecamatan terhadap PDRB (dalam kasus ini, sektor PDRB yang dipakai adalah sektor primer karena terkait parameter luas lahan produktif) di Kab. Kendal. Setelah itu, pembobotan parameter luas lahan produktif dan parameter PDRB dilakukan untuk mengetahui kelas kerentanan ekonomi yang ada di masing-masing kecamatan sesuai dengan rumus berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.2.3. Kerentanan Fisik

Kerentanan Fisik terdiri dari tiga parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu parameter jumlah permukiman di setiap kecamatan (jumlah permukiman diasumsikan dengan rumus luas lahan permukiman dibagi standar luas lahan per unit permukiman, yaitu 100 m persegi per unit permukiman menurut SNI 03-1733-2004), parameter jumlah fasilitas umum di setiap kecamatan (SD, SMP, SMA, Puskesmas, dan RS) dan parameter jumlah fasilitas kritis di setiap kecamatan (sarana prasarana transportasi dan sarana prasarana energi). Setelah itu, pembobotan parameter jumlah permukiman, jumlah fasilitas umum, dan jumlah fasilitas kritis dilakukan untuk mengetahui kelas kerentanan fisik yang ada di masing-masing kecamatan sesuai dengan rumus berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.2.4. Kerentanan Lingkungan Terhadap Bencana Banjir

Kerentanan Lingkungan Terhadap Bencana Banjir terdiri dari empat parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu parameter luas lahan hutan, parameter luas lahan hutan bakau, parameter luas lahan semak belukar, dan parameter luas lahan rawa. Setelah itu, pembobotan parameter-parameter yang ada dilakukan untuk mengetahui kelas kerentanan lingkungan yang ada di masing-masing kecamatan sesuai dengan rumus berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.2.5. Kerentanan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir di Kab. Kendal

Kerentanan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir di Kab. Kendal terdiri dari empat parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu parameter kerentanan sosial, parameter kerentanan ekonomi, parameter kerentanan fisik, dan parameter kerentanan lingkungan. Setelah itu, pembobotan parameter-parameter yang ada dilakukan untuk mengetahui kelas kerentanan ekonomi yang ada di masing-masing kecamatan sesuai dengan rumus berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

2.3. Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal terdiri dari dua parameter berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012, yaitu tingkat ancaman bencana dan tingkat kerentanan masyarakat terhadap bencana banjir. Setelah itu, pembobotan parameter-parameter yang ada dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko bencana banjir sesuai dengan matriks berikut:

Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal Analisis Resiko Bencana Banjir di Kab. Kendal

PENUTUP

3.1. Simpulan dan Saran

Kab. Kendal merupakan kabupaten yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Letak Kab. Kendal yang berada di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah serta curah hujan yang cukup tinggi dengan jumlah bulan basah yang cukup besar membuat Kab. Kendal sebagai salah satu wilayah dengan resiko bencana banjir yang tinggi. Analisis yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kawasan utara Kab. Kendal memiliki resiko bencana banjir tinggi, sementara kawasan tengah dan kawasan tenggara Kab. Kendal memiliki resiko bencana banjir yang beragam, mulai dari rendah, sedang, sampai tinggi. Analisis yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kawasan utara, kawasan tengah, dan kawasan tenggara Kab. Kendal perlu menjadi prioritas dalam peningkatan kapasitas mitigasi bencana banjir di Kab. Kendal di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2012). Peraturan Kepala BNPB No. 02 Tahun 2012. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Badan Pusat Statistik Kab. Kendal (2021). Kabupaten Kendal Dalam Angka 2021. Kendal: Badan Pusat Statistik Kab. Kendal.

Data Publications

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Health

02 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 min read

32 view

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Climate & Disaster

22 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Gunung Api Ibu secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Ibu Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Gunung Api Ibu adalah gunung stratovolcano dengan beberapa kerucut piroklastik dan beberapa kawah maar disekitarnya yang terletak di barat laut Pulau Halmahera, Indonesia. Puncak dari Gunung Api Ibu ini merupakan kawah vulkanik. Gunung Api Ibu ini pernah mengalami sejumlah letusan dari tahun ke tahun. Letusan dari Gunung Api Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara pada Sabtu 19 Mei 2024 ini berdampak pada 9 Kecamatan dengan 42 Desa dengan 6 Desa terkena dampak bahaya paling tinggi, 18 Desa terkena dampak bahaya sedang dan 18 Desa sisanya terkena dampak bahaya paling rendah. Gunung Api Ibu mengalami periode erupsi yang lebih lama selama sejarah pengamatan, periode erupsi Gunung Api Ibu ini terakhir dimulai pada 5 April 2008 dan masih berlanjut hingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat indeks bahaya yang disebabkan dari Letusan Gunung Api Ibu dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis indeks bahaya tersebut menggunakan metode pembobotan nilai terhadap zona landaan dan zona lontaran berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Analisis indeks bahaya tersebut kemudian diolah dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai indeks bahaya yang paling tinggi hingga paling rendah. Berdasarkan hasil studi didapatkan 2 hal diantaranya persebaran indeks bahaya di kawasan Gunung Api Ibu yang terbagi atas 3 kelas yaitu tinggi, sedang, rendah dan mitigasi untuk penanganan kebencanaan yang akan datang.

19 min read

234 view

1 Projects

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Tourism

20 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Kawasan Gunung Batur, Bali, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata berbasis ekologi dan edukasi global. Namun, kawasan tersebut tentunya tak lepas dari status rawan bencana letusan gunung berapi akibat status aktif dari Gunung Batur. Oleh karena itu, kajian ini akan menyoroti pengembangan pariwisata kawasan rawan bencana Gunung Batur, Bali dari perspektif perencanaan wilayah.

14 min read

273 view

1 Projects

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Environment

27 May 2025

Weka

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Analisis Kemampuan Lahan berdasarkan Permen PU No. 20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

31 min read

147 view

2 Data

1 Projects

Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot