Halo, SOBAT MAPID! Pernah nggak sih, kalian berpikir bahwa kita sering dinilai dari status? Bukan hanya status di media sosial, tapi juga dalam kehidupan nyata—status sosial dan ekonomi yang kita miliki. Mungkin jarang kita sadari, tapi status sosial ekonomi atau yang biasa dikenal sebagai SES (socioeconomic status) memegang peran penting dalam membentuk bagaimana kita hidup, bekerja, dan berkembang di masyarakat.
SES bukan sekadar label; ini adalah gambaran nyata yang membantu kita memahami posisi individu atau komunitas dalam tatanan sosial yang lebih luas. Lewat data SES, kita bisa menggali informasi yang lebih dalam tentang kondisi sosial ekonomi suatu wilayah, mengetahui siapa yang lebih sejahtera dan siapa yang mungkin tertinggal, serta memahami bagaimana kesenjangan dapat diatasi.
Di MAPID, data SES memiliki keunggulan spasial yang memungkinkan kita melihat pola dan tren secara geografis hingga ke tingkat desa. Data ini tidak hanya berupa angka, tetapi juga hadir dalam bentuk peta interaktif yang memudahkan kita memahami distribusi kesejahteraan masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Dengan visualisasi ini, kita dapat mengidentifikasi area yang membutuhkan intervensi, merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran, dan membuat keputusan berbasis lokasi untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih merata.
Sorotan Data
Setelah memahami pentingnya SES dan keunggulan spasial data SES dari MAPID, kini saatnya kita melihat lebih dekat parameter-parameter yang digunakan dalam data ini. Bagaimana data tersebut memberikan gambaran lengkap tentang kondisi sosial ekonomi di suatu wilayah?
Dalam data SES MAPID, parameter-parameter ini dijadikan dasar dengan penambahan informasi, seperti PDRB dan akses kelistrikan untuk mencerminkan kondisi sosial ekonomi modern. Berikut adalah beberapa parameter kunci yang digunakan dalam data SES MAPID dan mengapa hal tersebut dianggap penting:
-
1.PDRB (Produk Domestik Regional Bruto): PDRB adalah indikator utama yang menggambarkan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah. Ini penting karena menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan secara keseluruhan, serta potensi ekonomi suatu daerah.
-
2.Pendidikan: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan SES rendah sering kali mengalami keterlambatan dalam perkembangan akademik dibandingkan dengan anak-anak dari kelompok SES yang lebih tinggi (Morgan dkk., 2009). Sistem pendidikan di komunitas dengan SES rendah sering kali kekurangan sumber daya, yang berdampak negatif pada hasil akademik siswa (Aikens & Barbarin, 2008). Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor utama yang memengaruhi akses seseorang terhadap pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar peluang kesejahteraan yang merata di suatu wilayah. Parameter pendidikan di MAPID mencakup berbagai tingkatan pendidikan, yaitu jumlah penduduk yang tidak/belum sekolah, lulusan SD-SMP, lulusan SMA, lulusan D1-D3, lulusan S1 atau D4, dan lulusan di atas S2.
-
3.Pekerjaan: Pekerjaan adalah salah satu parameter penting dalam SES yang mencerminkan stabilitas ekonomi individu dan masyarakat. Menurut Phillip & Aruppillai (2014), pengangguran dapat secara signifikan mengurangi kepuasan hidup dan kesejahteraan seseorang. Pengangguran juga memperburuk ketimpangan ekonomi di masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pekerjaan yang stabil tidak hanya memberikan pendapatan yang tetap, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi secara keseluruhan. Tingkat pengangguran yang tinggi memberikan dampak negatif terhadap SES. Hal ini menunjukkan pentingnya ketersediaan pekerjaan yang memadai untuk meningkatkan kesejahteraan. Parameter pekerjaan di MAPID dibagi menjadi dua klasifikasi utama, yaitu bekerja dan tidak/belum bekerja.
-
4.Kelistrikan: Akses terhadap listrik merupakan salah satu indikator penting dari infrastruktur dasar yang berperan besar dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Menurut temuan Patrick Bond (1998) dalam studinya tentang pembangunan sosial-ekonomi, akses listrik sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat, terutama di komunitas dengan SES rendah. Wilayah yang memiliki akses listrik yang memadai cenderung memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih baik, karena listrik memungkinkan aktivitas ekonomi dan pendidikan berjalan dengan lancar. Sebaliknya, kurangnya akses listrik dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi di komunitas berpenghasilan rendah, sehingga sangat penting untuk memastikan intervensi infrastruktur di wilayah-wilayah yang belum terjangkau listrik secara merata (Bond, 1999).
Setelah memahami parameter-parameter SES, kini kita membahas metode pengolahan data. Di MAPID, metode pembobotan digunakan untuk memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada setiap parameter, seperti pendidikan, pekerjaan, PDRB, dan akses kelistrikan.
Setiap klasifikasi dalam parameter SES diberi skor berbeda berdasarkan kontribusinya terhadap kesejahteraan sosial ekonomi. Skor dari setiap klasifikasi dalam parameter kemudian dijumlahkan. Hasil total dari semua parameter tersebut dibagi dengan jumlah parameter yang ada, sehingga menghasilkan bobot akhir yang diklasifikasikan untuk wilayah tersebut, mulai dari bawah, menengah ke bawah, menengah, menengah ke atas, dan atas. Gambar 1 berikut merupakan visualisasi dari data SES MAPID, yaitu:
Klasifikasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat kesejahteraan di suatu wilayah. Data SES ini kemudian divisualisasikan dalam bentuk peta interaktif, sehingga Anda dapat melihat distribusi kesejahteraan secara detail, mulai dari tingkat desa hingga nasional.
Selain memberikan skor total SES, data ini juga mencakup informasi rinci mengenai setiap parameter, seperti jumlah sekolah, akses kelistrikan, pekerjaan, dan PDRB di setiap wilayah. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui parameter mana yang paling berpengaruh dalam membentuk tingkat status sosial ekonomi, serta mempermudah dalam melakukan analisis lanjutan yang lebih mendalam.
Manfaat Data SES untuk Berbagai Sektor
Data SES dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, perusahaan, dan organisasi sosial sebagai bagian dari acuan informasi untuk merumuskan strategi yang lebih efektif. Berikut adalah beberapa contoh penerapan data SES dalam berbagai sektor.
-
1.Pemerintah : Data SES memberikan pandangan mendalam tentang kondisi sosial dan ekonomi suatu wilayah, membantu pemerintah dalam perumusan kebijakan yang berbasis data. Dengan informasi ini, pemerintah dapat lebih mudah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang membutuhkan intervensi, seperti program pengentasan kemiskinan, peningkatan akses pendidikan, atau penyediaan infrastruktur. Selain itu, data SES juga mempermudah perencanaan anggaran, memastikan alokasi sumber daya yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
-
2.LSM dan Peneliti LSM : Data SES untuk memperkuat dampak program-program sosial mereka. Dengan memahami kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, organisasi ini dapat menargetkan bantuan dan program pemberdayaan lebih efisien. Misalnya, data SES dapat digunakan untuk merancang program pelatihan keterampilan di wilayah dengan tingkat pengangguran tinggi, atau untuk menyalurkan bantuan pendidikan di daerah dengan akses sekolah yang terbatas.
-
3.Sektor Swasta : Bagi perusahaan, data SES membuka peluang untuk memahami pasar di berbagai wilayah, terutama dalam konteks pemasaran produk dan pengembangan bisnis. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan data SES untuk menargetkan wilayah dengan daya beli tinggi atau menyesuaikan produk dan layanan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi setempat. Selain itu, data ini juga berguna dalam merancang strategi bisnis yang lebih tepat, seperti memilih lokasi baru untuk ekspansi atau menentukan harga yang sesuai dengan daya beli di wilayah tertentu.Misalnya, dengan menumpang tindihkan data SES dengan data POI retail, perusahaan dapat mengidentifikasi wilayah dengan daya beli tinggi dan potensi konsumen yang sesuai dengan produk mereka. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan contoh visualisasi dari overlay antara data SES dan POI retail, membantu perusahaan untuk lebih efektif dalam memilih lokasi baru untuk membuka cabang atau menargetkan pasar yang tepat sesuai dengan kondisi sosial ekonomi lokal.
Jadi, Sobat MAPID, sudah mulai melihat bagaimana data SES di MAPID bisa jadi alat yang ampuh untuk memahami kondisi sosial ekonomi di berbagai wilayah, kan? Seperti kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang," dengan data ini, kita jadi lebih mengenal masyarakat dan berbagai daerah di Indonesia.
Kalau Sobat tertarik untuk menjelajahi lebih dalam lagi, GEO MAPID siap menemani petualangan data Sobat.