KETERJANGKAUAN FASILITAS HALTE PUSAT PERBELANJAAN KE UNIVERSITAS PERTAMINA

20/10/2024 • Muhammad Raihan Purba


JUDUL
JUDUL

PENDAHULUAN

Transportasi adalah proses memindahkan orang atau barang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat transportasi seperti kendaraan, atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi adalah untuk mewujudkan layanan yang aman, selamat, cepat, lancar, tertib, dan nyaman, serta mendukung pemerataan pembangunan dan stabilitas (Warpani, 1990).

Penyediaan kenyamanan dan keamanan, seperti perancangan ruang yang memadai, aksesibilitas untuk pejalan kaki, serta perencanaan yang baik dalam transportasi umum, menjadi faktor penting dalam meningkatkan pilihan masyarakat terhadap moda transportasi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai fasilitas pendukung untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi penumpang. Salah satu fasilitas yang sangat penting adalah keberadaan halte (Larasati dkk., 2022).

Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( DKI Jakarta ) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta. Sejak awal tahun 1980, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mall dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan (Austen & Sutanto, 2020).

Remaja merupakan kelompok usia yang paling sering mengunjungi mal dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, karena mereka memiliki lebih banyak waktu luang. Bagi remaja, pusat perbelanjaan berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan sosial, seperti berkumpul dengan teman, menikmati berbagai fasilitas hiburan, atau sekadar berjalan-jalan di dalamnya (Wachyuni dkk., 2018)

Adapun identifikasi masalah penelitian ini adalah keterjangkauan pusat perbelanjaan, mengacu terhadap minat berkunjung mahasiswa UPER dan mall sudah menjadi life style bagi warga Jakarta. Adapun tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui apa Minat Berkunjung Mahasiswa Uper ke Pusat Perbelanjaan dan untuk mengetahui Kualitas Pusat Perbelanjaan yang mendorong Minat kunjungan tersebu

TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi

Transportasi adalah sistem yang diharapkan dapat memastikan pergerakan manusia atau barang secara efisien, aman, cepat, terjangkau, mudah, dan nyaman. Oleh karena itu, diperlukan penyelenggaraan transportasi yang efisien dan terintegrasi. Selain itu, transportasi juga dapat diartikan sebagai upaya untuk memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat tertentu (Hutoyungo, 2018).

Jenis Transportasi Dan Alat Transportasi

Utomo (2003) mengelompokkan jenis-jenis transportasi menjadi empat kategori:

1. Transportasi Darat:Pilihan moda ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jarak, tujuan, jenis dan spesifikasi kendaraan, ketersediaan transportasi, ukuran kota, kepadatan penduduk, serta faktor sosial-ekonomi. Contoh transportasi darat meliputi kendaraan bermotor, kereta api, serta gerobak yang ditarik oleh hewan atau manusia.

2. Transportasi Air: Sarana yang beroperasi di laut, sungai, atau danau. Beberapa contoh alat transportasi air adalah perahu, kapal, tongkang, dan rakit.

3. Transportasi Udara:Jenis ini mampu mencapai lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh transportasi darat atau air. Transportasi udara dikenal dengan kecepatannya, rute lurus, dan minim hambatan. Contohnya termasuk pesawat terbang, helikopter, dan balon udara.

4. Transportasi Publik: Mencakup kendaraan yang digunakan oleh banyak penumpang tanpa menggunakan kendaraan pribadi. Moda transportasi publik meliputi bus, kereta api, maskapai penerbangan, kapal feri, dan taksi. Pada dasarnya, kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk penggunaan publik dengan biaya tertentu.

Pusat Perbelanjaan

Menurut (Gunawan, 2019) pusat peberlanjaan merupakan salah satu tempat yang dibutuhkan masyarakat sebagai tempat berekreasi maupun menghabiskan waktu akhir pekan dengan berbagai aktivitas keluarga maupun kerabatAtau dengan isitilah lainnya Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang / jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan memperoleh keuntungan (profit) sebanyak banyaknya (Gruen, 1973).

Faktor Pengaruh Pergerakan

Ada beberapa elemen kunci yang harus diperhatikan dalam yang mempengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan pada pusat perbelanjaan untuk menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan bagi pengunjung. Levy dan Weitz (2007) mengidentifikasi tiga elemen penting, salah satu nya, yaitu Hardware yang mengacu pada kondisi fisik pusat perbelanjaan, termasuk lokasi, lingkungan, dan desain arsitektur. Faktor-faktor ini mempengaruhi kemudahan akses dan daya tarik pengunjung untuk datang. Lokasi suatu pusat perbelanjaan sangat berpengaruh pada kemudahan akses dan kedekatannya dengan berbagai sarana. Beberapa faktor yang memengaruhi antara lain:

1. Letak yang strategis,

2. Akses jalan yang baik dan transportasi yang memadai,

3. Kualitas lingkungan sekitar,

4. Jarak ke pusat bisnis, pemukiman, perkantoran, rekreasi, dan transportasi,

5. Kemudahan akses tanpa kemacetan,

6. Kemudahan mencapai pusat perbelanjaan yang menarik pengunjung,

7. Ketersediaan kendaraan umum, dan

8. Kendaraan umum yang dapat membantu akses namun berpotensi menyebabkan kemacetan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis radius dan isochrone, yaitu peta yang menggambarkan jarak tempuh dari titik awal dalam rentang waktu tertentu, untuk mengidentifikasi jarak antara halte di pusat perbelanjaan ke Universitas Pertamina. Selain itu, analisis statistik deskriptif juga diterapkan untuk mengevaluasi aspek layanan halte yang memengaruhi pilihan moda transportasi umum. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan observasi di 24 titik, termasuk halte dan pemberhentian bus di sekitar Mal Gandaria City, Mal Senayan City, dan Mal Grand ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan. Analisis data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan analisis spasial buffer menggunakan MAPID.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan disusun berdasarkan identifikasi fasilitas pendukung di halte pada area studi serta analisis terhadap tingkat keterjangkauannya.

a. Ketersediaan Halte

Berdasarkan pengamatan, kriteria kenyamanan telah dipenuhi pada halte bus dan TransJakarta (TJ) yang melayani rute Mal Gandaria City, Grand ITC Permata Hijau, serta Mal Senayan City-Universitas Pertamina, terutama terkait kelayakan fasilitas seperti kanopi, pelindung, dan papan informasi. Namun, rute pemberhentian dari Mal Senayan City menuju Universitas Pertamina belum tersedia, yang menjadi pertimbangan bagi pengguna dalam memilih moda transportasi bus. Selain itu, kelengkapan fasilitas halte juga mencakup ketersediaan jalur pedestrian, tempat penyeberangan, dan rambu lalu lintas yang berperan penting dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna dalam mengakses transportasi umum (Corpuz, 2007).

Gambar 1. Pemberhentian Bus Mal Gandaria City Gambar 2. Halte TJ Mal Grand ITC Permata Hijau

Gambar 3. Pemberhentian Bus Mal Senayan City

b. Analisis Keterjangkauan Antar Titik Pemberhentian

Analisis keterjangkauan halte mencakup penilaian jarak antarhalte serta aksesibilitas halte terhadap area permukiman. Untuk menilai tingkat keterjangkauan tersebut, jarak ideal antarhalte, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 2012, adalah 300-400 meter untuk daerah dengan penggunaan lahan padat sebagai pusat aktivitas. Analisis ini mengidentifikasi jarak antarhalte TransJakarta (TJ) serta titik pemberhentian bus pada Rute Mal Gandaria City, Grand ITC Permata Hijau, dan Mal Senayan City-Universitas Pertamina. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya halte TJ di ITC Permata Hijau yang masih kurang memenuhi kriteria keterjangkauan tersebut (Larasati dkk., 2022).

- Halte TJ Mal Grand ITC Permata Hijau

Hasil pemetaan menunjukkan bahwa halte Transjakarta ITC Permata Hijau masih kekurangan berbagai fasilitas umum, seperti fasilitas pendidikan, tempat ibadah, fasilitas sosial, dan transportasi umum lainnya, yang bisa dilihat pada Gambar 4. Sementara itu, dari segi kualitas, Grand ITC Permata Hijau kini kurang diminati dan cenderung sepi. Pusat perbelanjaan ini lebih fokus pada segmen pasar tertentu, terutama pedagang grosir dan penjual barang kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, sehingga kurang menarik bagi pengunjung yang mencari pengalaman belanja yang lebih modern dan beragam.

Gambar 4. Keterjangkauan Halte terhadap Lokasi Lainnya.

- Pemberhentian Bus Mal Gandaria City

Pemberhentian Bus di Mal Gandaria City dinilai cukup strategis dan mudah diakses. Rute bus di area ini searah dengan rute menuju Universitas Pertamina, yang menjadi salah satu pertimbangan utamanya. Berdasarkan gambar yang ada, lokasi ini memiliki aksesibilitas yang baik untuk fasilitas umum, termasuk akses pejalan kaki. Beberapa fasilitas olahraga berada dalam jarak kurang dari 50 meter dari titik utama sejauh 400 meter, mendukung penggunaan lahan sebagai pusat aktivitas padat. Selain itu, tersedia berbagai fasilitas seperti pendidikan, ibadah, sosial, dan transportasi, meskipun lokasi perkantoran berjarak sekitar 450 meter dari titik tersebut (Gambar 5.). Berdasarkan analisis ini, halte bus di Mal Gandaria City mampu memenuhi kebutuhan perpindahan moda transportasi dengan jangkauan rute yang baik. Lokasi ini juga terhubung dengan berbagai fasilitas publik dan transportasi. Buffer analysis menunjukkan bahwa area ini dapat melayani 4 halte bus, 1 fasilitas pendidikan, 2 rumah ibadah atau yayasan, 2 minimarket, 1 fasilitas olahraga, penginapan, tempat makan, dan perkantoran dalam radius 0,5 kilometer (Gambar 6.).

Gambar 5. Keterjangkauan Pemberhentian Bus terhadap Lokasi Lainnya Gambar 6. Buffer Titik Pemberhentian pada Radius 0.5 Kilometer

- Pemberhentian Bus Mal Senayan City

Pemberhentian Bus di Mal Senayan City sudah cukup mudah diakses, namun belum tersedia rute langsung dari Universitas Pertamina, sehingga hal ini menjadi pertimbangan dalam pemilihan moda transportasi bus. Mal ini memiliki aksesibilitas yang baik terhadap berbagai fasilitas umum, seperti layanan fotokopi, tempat makan, SPBU, serta fasilitas pendidikan dan tempat ibadah yang berada langsung di dalam mal. Selain itu, terdapat juga fasilitas sosial, transportasi, dan perkantoran yang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Keterjangkauan Pemberhentian Bus terhadap Lokasi Lainnya

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis fasilitas pemberhentian menunjukkan bahwa rute Mal Gandaria City-Universitas Pertamina memiliki fasilitas yang cukup baik, terutama dari segi keterjangkauan dan jalur yang sesuai dengan tujuan ke Universitas Pertamina. Namun, beberapa titik seperti Mal Gandaria City dan Mal Senayan City masih membutuhkan fasilitas halte Transjakarta untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna. Upaya ini dapat dilakukan dengan merancang fasilitas yang mudah diakses dan melibatkan kerjasama antara pemangku kepentingan, termasuk industri, otoritas transportasi, dan operator bus (Tozzi dkk., 2016).

Selain itu, analisis menunjukkan bahwa titik pemberhentian pada rute tersebut umumnya telah memenuhi standar keterjangkauan, dengan cakupan layanan yang andal berkat tersedianya fasilitas bus dan layanan publik lainnya. Untuk pengembangan lebih lanjut, disarankan mempertimbangkan mode transportasi alternatif seperti sepeda serta inovasi baru untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap transportasi umum. Pemerintah diharapkan dapat membuat sistem bus lebih menarik bagi penumpang sekaligus lebih efisien dan ekonomis (Tozzi dkk., 2016).

REFERENSI

Austen, R. J., & Sutanto, A. (2020). Pasar Nongkrong Modern. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(1), 651-664.

Gruen, V. (1973). Centers for the urban environment. Van Nostrand Reinhold Co; First Edition edition.

Gunawan, T. N. (2019). Penerapan Konsep Citywalk pada Pusat Perbelanjaan Palasari Bandung. Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur.

Huntoyungo, S. (2018). Analisis Model Bangkitan Tarikan Pengaruh pada Zona Jalan Jaksa Agung Soeprapto Kota Gorontalo. Radial, 6(2), 134-145.

Larasati, A. F., Nurlaela, S., & Susetyo, C. (2022). Analisis Keterjangkauan Fasilitas Halte pada Koridor Ruas Jalan Kota. Jurnal Penelitian Transportasi Darat, 24(1), 28-34.

Levy, M & Barton A. W. (2007). Retailing Management 6th edition. McGraw Hill International.

Tozzi, M., Bousse, Y., Karlsson, M., & Guida, U. (2016). A European initiative for more efficient and attractive bus systems: the EBSF_2 project. Transportation Research Procedia 14, 2640 – 2648.

Wachyuni, S. S., Kusumaningrum, D. A., & Kartika, R. C. (2018). Studi Kualitas Pusat Perbelanjaan Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan Ke Pusat Perbelanjaan (Studi Kasus: Central Park Mall). Jurnal Sains Terapan Pariwisata, 3(2), 172-185.

Warpani, S. (1990). Merencanakan Sisitem Perangkutan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Bagaimana keadaan fasilitas halte pada pusat perbelanjaan di kota jakarta selatan

Keadaan fasiliotas halte di koyta jakarta selatan secara keseluruhan sudah cukup baik hanya saja perlu pemerataan di beberapa halte untuk kenyamanan dan keamanan publik

Data Publications