Penerapan Smart Water Center (SWC) oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cilicis telah memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan dan pemantauan banjir di wilayah Ciliwung-Cisadane. Selama lima tahun terakhir, teknologi ini telah mengubah cara BBWS Cilicis menangani data hidrologi dan informasi terkait banjir, menjadikan proses pengumpulan, analisis, dan pelaporan lebih efisien dan cepat.
Perjalanan Smart Water Center (SWC) dimulai pada tahun 2020 dengan pembangunan platform dasar, yang mencakup pengumpulan data sumber daya air (SDA), pemetaan kolaboratif, dan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) untuk survei banjir. Ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan sistem yang lebih maju di tahun-tahun berikutnya.
Pada tahun 2021, SWC memasuki fase integrasi sistem telemetri, yang menghubungkan berbagai sensor untuk mengirimkan data secara langsung ke dashboard SWC. Sistem ini mempermudah pengambilan keputusan dengan data real-time yang lebih akurat, memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap kejadian banjir.
Tahun 2022 menjadi titik perkembangan lebih lanjut dengan pengembangan algoritma prediksi banjir dan visualisasi genangan banjir. Fitur mobile view dan aplikasi seluler juga diperkenalkan, memungkinkan masyarakat untuk melaporkan kejadian banjir secara langsung. Selain itu, data LiDAR digunakan untuk meningkatkan akurasi visualisasi area genangan banjir, memberikan gambaran lebih detail mengenai dampak yang terjadi.
Pada tahun 2023, SWC memasuki fase pengembangan data enhancement, dengan penambahan visualisasi genangan banjir yang lebih canggih dan lebih akurat. Sistem ini semakin memperkaya data yang tersedia, memberikan gambaran yang lebih lengkap dan dapat diandalkan mengenai kondisi banjir yang terjadi.
Memasuki tahun 2024, SWC meluncurkan fitur baru seperti resume dan validasi banjir, yang memberikan pengelola alat lebih lengkap untuk menganalisis data dan membuat keputusan lebih tepat. Selain itu, fitur-fitur baru seperti mode tracking dan mode digitasi mulai aktif, memungkinkan pelaporan yang lebih terstruktur dan akurat.
Kemudian tahun ini, yakni pada 2025, SWC berencana untuk mengemas seluruh informasi menjadi WebGIS interaktif publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Dengan demikian, informasi terkait kondisi sungai, genangan banjir, dan data hidrologi lainnya dapat diakses dengan mudah, memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat di wilayah rawan banjir.
Selama lima tahun operasionalnya, Smart Water Center telah mengumpulkan lebih dari 1.450 laporan kejadian banjir dan mengintegrasikan lebih dari 183 dataset spasial, termasuk data sungai, bendungan, dan daerah aliran sungai (DAS). Dengan lebih dari 70 titik pos curah hujan (PDA) dan 41 titik pos duga air (PCH) yang terhubung ke sensor IoT, SWC memungkinkan pemantauan kondisi sungai dan curah hujan secara real-time, serta memberikan peringatan dini untuk banjir yang dapat mempengaruhi wilayah Ciliwung-Cisadane.
Pembangunan SWC tidak berhenti sampai sini. Berbagai fitur baru sedang dikembangkan untuk terus meningkatkan fungsionalitas sistem. SWC telah membawa perubahan signifikan dalam cara BBWS Cilicis dan masyarakat menangani bencana banjir. Dengan memanfaatkan teknologi berbasis data dan sensor IoT, SWC tidak hanya mempercepat respons terhadap bencana, tetapi juga memberi masyarakat lebih banyak informasi untuk melindungi diri mereka. Ke depan, BBWS Cilicis berharap bahwa inovasi ini akan terus berkembang, memperluas manfaatnya, dan menjadi model bagi penerapan teknologi dalam pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana di Indonesia.