Menerapkan Inovasi Berbasis Data Melalui Smart Water Center BBWS Ciliwung Cisadane: Lima Tahun Perjalanan

14 November 2025

By: datin.bbwscilicis

Monitoring
Gambar 1. Penggunaan Smart Water Center untuk Pengelolaan Banjir BBWS Cilicis

Penerapan Smart Water Center (SWC) oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cilicis telah memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan dan pemantauan banjir di wilayah Ciliwung-Cisadane. Selama lima tahun terakhir, teknologi ini telah mengubah cara BBWS Cilicis menangani data hidrologi dan informasi terkait banjir, menjadikan proses pengumpulan, analisis, dan pelaporan lebih efisien dan cepat.

Perjalanan Smart Water Center (SWC) dimulai pada tahun 2020 dengan pembangunan platform dasar, yang mencakup pengumpulan data sumber daya air (SDA), pemetaan kolaboratif, dan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) untuk survei banjir. Ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan sistem yang lebih maju di tahun-tahun berikutnya.

Pada tahun 2021, SWC memasuki fase integrasi sistem telemetri, yang menghubungkan berbagai sensor untuk mengirimkan data secara langsung ke dashboard SWC. Sistem ini mempermudah pengambilan keputusan dengan data real-time yang lebih akurat, memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap kejadian banjir.

Tahun 2022 menjadi titik perkembangan lebih lanjut dengan pengembangan algoritma prediksi banjir dan visualisasi genangan banjir. Fitur mobile view dan aplikasi seluler juga diperkenalkan, memungkinkan masyarakat untuk melaporkan kejadian banjir secara langsung. Selain itu, data LiDAR digunakan untuk meningkatkan akurasi visualisasi area genangan banjir, memberikan gambaran lebih detail mengenai dampak yang terjadi.

Pada tahun 2023, SWC memasuki fase pengembangan data enhancement, dengan penambahan visualisasi genangan banjir yang lebih canggih dan lebih akurat. Sistem ini semakin memperkaya data yang tersedia, memberikan gambaran yang lebih lengkap dan dapat diandalkan mengenai kondisi banjir yang terjadi.

Memasuki tahun 2024, SWC meluncurkan fitur baru seperti resume dan validasi banjir, yang memberikan pengelola alat lebih lengkap untuk menganalisis data dan membuat keputusan lebih tepat. Selain itu, fitur-fitur baru seperti mode tracking dan mode digitasi mulai aktif, memungkinkan pelaporan yang lebih terstruktur dan akurat.

Kemudian tahun ini, yakni pada 2025, SWC berencana untuk mengemas seluruh informasi menjadi WebGIS interaktif publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Dengan demikian, informasi terkait kondisi sungai, genangan banjir, dan data hidrologi lainnya dapat diakses dengan mudah, memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat di wilayah rawan banjir.

Selama lima tahun operasionalnya, Smart Water Center telah mengumpulkan lebih dari 1.450 laporan kejadian banjir dan mengintegrasikan lebih dari 183 dataset spasial, termasuk data sungai, bendungan, dan daerah aliran sungai (DAS). Dengan lebih dari 70 titik pos curah hujan (PDA) dan 41 titik pos duga air (PCH) yang terhubung ke sensor IoT, SWC memungkinkan pemantauan kondisi sungai dan curah hujan secara real-time, serta memberikan peringatan dini untuk banjir yang dapat mempengaruhi wilayah Ciliwung-Cisadane.

Dashboard Smart Water Center BBWS Cilicis
Gambar 2. Dashboard Smart Water Center BBWS Cilicis

Pembangunan SWC tidak berhenti sampai sini. Berbagai fitur baru sedang dikembangkan untuk terus meningkatkan fungsionalitas sistem. SWC telah membawa perubahan signifikan dalam cara BBWS Cilicis dan masyarakat menangani bencana banjir. Dengan memanfaatkan teknologi berbasis data dan sensor IoT, SWC tidak hanya mempercepat respons terhadap bencana, tetapi juga memberi masyarakat lebih banyak informasi untuk melindungi diri mereka. Ke depan, BBWS Cilicis berharap bahwa inovasi ini akan terus berkembang, memperluas manfaatnya, dan menjadi model bagi penerapan teknologi dalam pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana di Indonesia.

Data Publikasi

Membuka Akses Informasi Banjir untuk Masyarakat: WebGIS Interaktif dari Smart Water Center BBWS Cilicis

Kelautan & Hidrologi

14 Nov 2025

datin.bbwscilicis

Membuka Akses Informasi Banjir untuk Masyarakat: WebGIS Interaktif dari Smart Water Center BBWS Cilicis

Balai besar wilayah sungai ciliwung cisadane

3 menit baca

59 dilihat

Transformasi Digital Pengelolaan Air BBWS Ciliwung Cisadane dengan Smart Water Center

Pemerintah

14 Nov 2025

datin.bbwscilicis

Transformasi Digital Pengelolaan Air BBWS Ciliwung Cisadane dengan Smart Water Center

Pemantauan banjir yang efektif menjadi salah satu tantangan besar bagi banyak instansi pemerintah, salah satunya bagi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cilicis. Sebelumnya, proses rekapitulasi data banjir BBWS Cilicis dilakukan secara manual, yang memerlukan upaya ekstra dari tim lapangan. Namun, dengan hadirnya Smart Water Center, proses rekapitulasi banjir kini jauh lebih efisien. SWC mengintegrasikan teknologi sensor IoT yang memantau kondisi air secara real-time.

2 menit baca

39 dilihat

Menuju Sustainable Waste Management: Analisis Potensi Lokasi untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Magelang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Lingkungan

28 Sep 2025

Amelia Rizky Puspitasari MAPID TEAM

Menuju Sustainable Waste Management: Analisis Potensi Lokasi untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Magelang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Solusi pemilihan lokasi TPA baru menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan berbasis spasial

10 menit baca

932 dilihat

1 Proyek

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi  Mitigasi Berbasis NbS

Iklim dan Bencana

24 Sep 2025

anggita novi

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi Mitigasi Berbasis NbS

Urbanisasi pesat mendorong pertumbuhan penduduk perkotaan, termasuk di Kota Bandung yang setiap tahun menerima sekitar 4.200 pendatang. Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage sebagai pusat kota kedua dan pusat inovasi digital memicu alih fungsi lahan, dengan luas sawah di Gedebage menyusut dari 498,85 ha pada 2014 menjadi 130,43 ha pada 2021. Perubahan ini meningkatkan tekanan spasial, mengurangi ruang terbuka hijau, dan memicu fenomena Urban Heat Island (UHI). Minimnya analisis spasial-temporal terkait pengaruh perkembangan kawasan terhadap UHI menjadi alasan pentingnya penelitian ini, yang bertujuan menganalisis perubahan tutupan lahan 2014–2024, mengkaji sebaran dan intensitas UHI serta hubungannya dengan perubahan lahan, menentukan zona prioritas mitigasi UHI berbasis kesesuaian lahan, dan memberikan rekomendasi Nature-based Solutions (NbS) kontekstual seperti pengembangan RTH, green corridor, dan proteksi lahan pertanian.

26 menit baca

1725 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat