Menghitung Penduduk dari Langit: Memetakan Kepadatan dengan Metode People in Pixels

14 September 2025

By: Muhammad Farhan Nahdedy

Open Project

People in Pixels in Pondok Petir District, Depok.

Peta hasil pengolahan data menggunakan analisis people in pixels

Sekilas Mengenai People in Pixels

Coba bayangkan sebuah wilayah yang terus tumbuh seiring pembangunan permukiman baru, pembangunan infrasturktur dan juga berbagai fasilias usaha. Di jalan-jalan utamanya, aktivitas warga makin ramai, permukiman maupun kawasan terbangun baru berdiri rapat, sementara di pinggiran wilayah tersebut masih tersisa hijau pepohonan. Bagaimana cara mengetahui berapa banyak orang yang tinggal di sana tanpa harus mengetuk pintu satu per satu? Di sinilah metode PeopPeople in Pixels bekerja. Dengan memanfaatkan citra satelit dan data berbasis piksel, dengan validasi langsung berdasarkan data survey, metode ini mampu memperkirakan jumlah penduduk dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Bukan sekadar angka kasar seperti sensus tradisional yang banyak digunakan sebelumnya, pendekatan ini memberi gambaran detail tentang distribusi penduduk di skala lokal pada wilayah tertentu yang tentunya mampu menjadi solusi dalam proses perencanaan wilayah yang lebih efektif dan cerdas.

Mengapa Wilayah Pondok Petir Dipilih?

Studi ini memilih Pondok Petir sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini merepresentasikan kawasan dengan dinamika kependudukan yang menarik sekaligus menantang untuk dianalisis. Dengan luas hanya sekitar 4,07 km² namun dihuni lebih dari 52 ribu jiwa, Pondok Petir memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni sekitar 12.774 jiwa/km². Kondisi ini diperkuat dengan pesatnya pembangunan perumahan baru yang membuat distribusi penduduk terus berubah dari waktu ke waktu secara signifikan dalam jamngka waktu yang singkat.

Selain itu, letaknya yang strategis di perbatasan Depok, Tangerang Selatan, dan Bogor menjadikan Pondok Petir sebagai contoh nyata kawasan urban fringurban fringeimaknai sebagai wilayah pinggiran kota besar yang sedang mengalami tekanan urbanisasi. Hal ini menjadikannya lokasi ideal untuk menguji metode PeopPeople in Pixels, karena akurasi data kependudukan yang detail dan mutakhir sangat penting bagi perencanaan tata ruang, infrastruktur, maupun pelayanan publik.

Data Apa Saja yang Diperlukan

Data yang digunakan dalam analisis People in Pixels

Dalam penelitian ini, seluruh data yang digunakan berasal dari sumber sekunder yang sudah tersedia. Dari Badan Informasi Geospasial (BIG) diperoleh data batas administrasi Kelurahan Pondok Petir. Kemudian, OpenStreetMap (OSM) menyediakan data permukiman yang merekam sebaran kawasan hunian di wilayah tersebut. Sementara itu, citra satelit Sentinel-2 dari portal Copernicus menjadi sumber utama untuk melihat kondisi fisik wilayah dari langit, tepatnya jalur (row) 032.

Bagaimana Pengolahan Data pada Analisis People in Pixels Dilakukan?

Metode People in Pixels bekerja dengan cara menggabungkan citra satelit (remote sensing) dan informasi geografis sukarela yang dikumpulkan melalui crowdsourcing. Data satelit Sentinel menyajikan informasi berbasis piksel yang merekam berbagai karakteristik wilayah. Dengan pendekatan ini, wilayah bisa dipetakan lebih detail tanpa harus melakukan survei lapangan yang memakan banyak waktu. Salah satu kunci dari metode ini adalah NDBI (Normalized Difference Built-Up Index), yang digunakan untuk mengenali area terbangun seperti perumahan atau jalan.

NDBI (Normalized Difference Built-Up Index)

Nilai NDBI yang lebih tinggi menunjukkan wilayah dengan kepadatan bangunan lebih besar, dan informasi ini dapat dikaitkan dengan data kependudukan untuk memperkirakan jumlah penduduk per piksel. Dalam penelitian di Pondok Petir, NDBI diuji melalui pendekatan resolusi citra (10 meter dan 30 meter) untuk membandingkan tingkat ketelitian estimasi populasi. Dengan cara ini, distribusi penduduk lebih realistis karena memperhitungkan seberapa besar area permukiman di tiap piksel.

NDBI dan Distribusi Penduduk Berdasarkan Analisi People in Pixels yang Dihasilkan

Hasil pengolahan data NDBI di Pondok Petir menunjukkan gambaran kontras antara area terbangun dan area hijau. Nilai NDBI yang negatif menandakan wilayah non-terbangun seperti vegetasi atau badan air, sedangkan nilai positif menandakan area dengan bangunan. Untuk memudahkan, data divisualisasikan dengan warna: hijau untuk vegetasi, kuning untuk area transisi, dan merah untuk kawasan terbangun.

Hasil pengolahan NDBI di Kelurahan Pondok Petir

Di Pondok Petir, nilai NDBI berkisar antara -0,31 hingga 0,24. Nilai maksimum 0,24 termasuk kategori sedang, hal ini sekaligus menunjukkan adanya aktivitas pembangunan, yang cukup intensif. Area dengan nilai NDBI tinggi umumnya berada di sekitar jaringan jalan utama dan perbatasan dengan Kota Tangerang Selatan. Sementara itu, bagian barat dan selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor masih didominasi hijau pepohonan dan perkebunan skala kecil. Gambaran ini memperlihatkan bagaimana Pondok Petir berada di tengah pergeseran: antara ruang hijau yang tersisa dan kawasan urban yang terus berkembang.

Dari hasil penghitungan, resolusi 10 meter menghasilkan estimasi populasi sekitar 24.786 jiwa. Sebaliknya, pada resolusi 30 meter, nilai yang diperoleh sedikit lebih tinggi, yaitu 25.097 jiwa, dengan rentang kepadatan mencapai 0–177 jiwa per piksel. Angka-angka ini kemudian dibandingkan dengan data resmi BPS tahun 2023, yang mencatat jumlah penduduk Pondok Petir sebesar 23.439 jiwa. Hasilnya menarik: resolusi 10 meter terbukti memberikan estimasi yang paling mendekati data aktual. Perbedaan ini terjadi karena tingkat ketelitian citra satelit sangat memengaruhi hasil analisis. Pada resolusi yang lebih besar (misalnya 30 meter), detail-detail kecil seperti permukiman skala kecil atau area transisi antara ruang hijau dan bangunan sering kali hilang, sehingga estimasi populasi menjadi lebih kasar dan cenderung berlebihan. Sebaliknya, pada resolusi yang lebih tajam (10 meter), detail permukiman dapat teridentifikasi lebih jelas, menghasilkan estimasi yang lebih realistis.

Hasil pengolahan data menggunakan analisis People in pixels di Kelurahan Pondok Petir

Dengan resolusi citra satelit 10 meter, distribusi penduduk Pondok Petir dapat divisualisasikan dengan cukup detail. Setiap piksel mewakili rentang 0–70 jiwa, ditampilkan dengan gradasi warna: ungu untuk wilayah yang jarang penduduk hingga kuning untuk area paling padat. Peta ini memperlihatkan bahwa kepadatan terbesar terkonsentrasi di sekitar jaringan jalan utama. Tak heran, karena kawasan tersebut juga menjadi pusat aktivitas bisnis, hiburan, sekaligus jalur pergerakan utama masyarakat Pondok Petir.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketelitian resolusi citra, semakin baik pula akurasi perhitungan distribusi penduduk. Hal ini membuktikan bahwa metode People in Pixels tidak hanya mampu menggambarkan pola kepadatan, tetapi juga cukup handal dalam memperkirakan jumlah penduduk yang mendekati kondisi nyata di lapangan.

Data Publikasi

Analisis Kesesuaian Lokasi Pasar Pangan Murah Program Pemkab Bangka Berdasarkan Indeks Kesejahteraan Penduduk di Kabupaten Bangka

Pemerintah

25 Mar 2025

Khairul Ihsan

Analisis Kesesuaian Lokasi Pasar Pangan Murah Program Pemkab Bangka Berdasarkan Indeks Kesejahteraan Penduduk di Kabupaten Bangka

Pasar pangan murah merupakan salah satu solusi strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menstabilkan harga di Kabupaten Bangka. Namun, pelaksanaan program ini masih terpusat di daerah perkantoran, sehingga belum sepenuhnya menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan, terutama yang berada di daerah dengan indeks kesejahteraan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lokasi pasar pangan murah berdasarkan indeks kesejahteraan penduduk guna menentukan lokasi yang paling membutuhkan program ini. Metode penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis spasial menggunakan peta persebaran kecamatan dan indeks kesejahteraan penduduk. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Mendo Barat merupakan wilayah dengan indeks kesejahteraan sangat rendah terbanyak, sehingga menjadi lokasi yang paling membutuhkan pasar pangan murah. Analisis lebih lanjut dengan radius 15 km menunjukkan bahwa Desa Mendo di Kecamatan Mendo Barat merupakan lokasi yang paling strategis untuk penyelenggaraan pasar pangan murah agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Sebagai rekomendasi, pasar pangan murah sebaiknya memanfaatkan komoditas hasil petani dan industri lokal untuk mendukung perekonomian daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5 menit baca

760 dilihat

1 Proyek

Penentuan Lokasi LRT yang Terintegrasi dari Stasiun Kertapati ke Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin II

Transportasi

20 Feb 2025

Ikha Prasetiyani

Penentuan Lokasi LRT yang Terintegrasi dari Stasiun Kertapati ke Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin II

Sistem transportasi efisien penting bagi perkembangan perkotaan, mempercepat pembangunan sosial ekonomi dan mobilitas. LRT jadi solusi meminimalisir kemacetan dan efisiensi waktu tempuh rute Kertapati-Bandara SMB II. Stasiun LRT yang terintegrasi dari Stasiun KA Kertapati - Bandara SMB II akan memudahkan keterjangkauan dan mengefektifkan waktu tempuh menuju bandara. Terutama bagi penduduk di luar wilayah Kota Palembang.

10 menit baca

1189 dilihat

Aksesibilitas Wilayah Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Pacitan Berdasarkan Kepadatan Penduduk.

Kesehatan

20 Feb 2025

Wilda Fathoni

Aksesibilitas Wilayah Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Pacitan Berdasarkan Kepadatan Penduduk.

Lokasi Puskesmas yang mudah untuk dijangkau dari segi transportasi, tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjunginya. Hal ini mengakibatkan wilayah pelayanan Puskesmas melebihi wilayah kerja yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat.

9 menit baca

921 dilihat

1 Proyek

Peningkatan Aksesibilitas Trans Semarang: Menganalisis dari Segi Sebaran dan Jangkauan Halte pada BWK I Kota Semarang

Transportasi

19 Feb 2025

Vania Gustiansyah

Peningkatan Aksesibilitas Trans Semarang: Menganalisis dari Segi Sebaran dan Jangkauan Halte pada BWK I Kota Semarang

Sistem transportasi umum yang efisien dan mudah diakses merupakan faktor penting dalam mendukung mobilitas perkotaan yang berkelanjutan. Trans Semarang, sebagai layanan transportasi utama di Kota Semarang, memiliki peran krusial dalam menyediakan akses yang merata bagi masyarakat. Namun, efektivitas layanan ini sangat dipengaruhi oleh distribusi dan jangkauan halte yang optimal. BWK I Kota Semarang, yang mencakup Semarang Tengah, Semarang Selatan, dan Semarang Timur, merupakan pusat aktivitas perdagangan, pemerintahan, dan permukiman padat. Wilayah ini memiliki tingkat mobilitas tinggi yang memerlukan sistem transportasi umum yang terjangkau dan efisien. Oleh karena itu, analisis terhadap sebaran dan jangkauan halte Trans Semarang di kawasan ini menjadi penting untuk memastikan bahwa layanan yang tersedia telah memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih luas.

14 menit baca

936 dilihat

3 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat