Sekilas Mengenai People in Pixels
Coba bayangkan sebuah wilayah yang terus tumbuh seiring pembangunan permukiman baru, pembangunan infrasturktur dan juga berbagai fasilias usaha. Di jalan-jalan utamanya, aktivitas warga makin ramai, permukiman maupun kawasan terbangun baru berdiri rapat, sementara di pinggiran wilayah tersebut masih tersisa hijau pepohonan. Bagaimana cara mengetahui berapa banyak orang yang tinggal di sana tanpa harus mengetuk pintu satu per satu? Di sinilah metode PeopPeople in Pixels bekerja. Dengan memanfaatkan citra satelit dan data berbasis piksel, dengan validasi langsung berdasarkan data survey, metode ini mampu memperkirakan jumlah penduduk dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Bukan sekadar angka kasar seperti sensus tradisional yang banyak digunakan sebelumnya, pendekatan ini memberi gambaran detail tentang distribusi penduduk di skala lokal pada wilayah tertentu yang tentunya mampu menjadi solusi dalam proses perencanaan wilayah yang lebih efektif dan cerdas.
Mengapa Wilayah Pondok Petir Dipilih?
Studi ini memilih Pondok Petir sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini merepresentasikan kawasan dengan dinamika kependudukan yang menarik sekaligus menantang untuk dianalisis. Dengan luas hanya sekitar 4,07 km² namun dihuni lebih dari 52 ribu jiwa, Pondok Petir memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni sekitar 12.774 jiwa/km². Kondisi ini diperkuat dengan pesatnya pembangunan perumahan baru yang membuat distribusi penduduk terus berubah dari waktu ke waktu secara signifikan dalam jamngka waktu yang singkat.
Selain itu, letaknya yang strategis di perbatasan Depok, Tangerang Selatan, dan Bogor menjadikan Pondok Petir sebagai contoh nyata kawasan urban fringurban fringeimaknai sebagai wilayah pinggiran kota besar yang sedang mengalami tekanan urbanisasi. Hal ini menjadikannya lokasi ideal untuk menguji metode PeopPeople in Pixels, karena akurasi data kependudukan yang detail dan mutakhir sangat penting bagi perencanaan tata ruang, infrastruktur, maupun pelayanan publik.
Data Apa Saja yang Diperlukan

Dalam penelitian ini, seluruh data yang digunakan berasal dari sumber sekunder yang sudah tersedia. Dari Badan Informasi Geospasial (BIG) diperoleh data batas administrasi Kelurahan Pondok Petir. Kemudian, OpenStreetMap (OSM) menyediakan data permukiman yang merekam sebaran kawasan hunian di wilayah tersebut. Sementara itu, citra satelit Sentinel-2 dari portal Copernicus menjadi sumber utama untuk melihat kondisi fisik wilayah dari langit, tepatnya jalur (row) 032.
Bagaimana Pengolahan Data pada Analisis People in Pixels Dilakukan?
Metode People in Pixels bekerja dengan cara menggabungkan citra satelit (remote sensing) dan informasi geografis sukarela yang dikumpulkan melalui crowdsourcing. Data satelit Sentinel menyajikan informasi berbasis piksel yang merekam berbagai karakteristik wilayah. Dengan pendekatan ini, wilayah bisa dipetakan lebih detail tanpa harus melakukan survei lapangan yang memakan banyak waktu. Salah satu kunci dari metode ini adalah NDBI (Normalized Difference Built-Up Index), yang digunakan untuk mengenali area terbangun seperti perumahan atau jalan.

Nilai NDBI yang lebih tinggi menunjukkan wilayah dengan kepadatan bangunan lebih besar, dan informasi ini dapat dikaitkan dengan data kependudukan untuk memperkirakan jumlah penduduk per piksel. Dalam penelitian di Pondok Petir, NDBI diuji melalui pendekatan resolusi citra (10 meter dan 30 meter) untuk membandingkan tingkat ketelitian estimasi populasi. Dengan cara ini, distribusi penduduk lebih realistis karena memperhitungkan seberapa besar area permukiman di tiap piksel.
NDBI dan Distribusi Penduduk Berdasarkan Analisi People in Pixels yang Dihasilkan
Hasil pengolahan data NDBI di Pondok Petir menunjukkan gambaran kontras antara area terbangun dan area hijau. Nilai NDBI yang negatif menandakan wilayah non-terbangun seperti vegetasi atau badan air, sedangkan nilai positif menandakan area dengan bangunan. Untuk memudahkan, data divisualisasikan dengan warna: hijau untuk vegetasi, kuning untuk area transisi, dan merah untuk kawasan terbangun.

Di Pondok Petir, nilai NDBI berkisar antara -0,31 hingga 0,24. Nilai maksimum 0,24 termasuk kategori sedang, hal ini sekaligus menunjukkan adanya aktivitas pembangunan, yang cukup intensif. Area dengan nilai NDBI tinggi umumnya berada di sekitar jaringan jalan utama dan perbatasan dengan Kota Tangerang Selatan. Sementara itu, bagian barat dan selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor masih didominasi hijau pepohonan dan perkebunan skala kecil. Gambaran ini memperlihatkan bagaimana Pondok Petir berada di tengah pergeseran: antara ruang hijau yang tersisa dan kawasan urban yang terus berkembang.
Dari hasil penghitungan, resolusi 10 meter menghasilkan estimasi populasi sekitar 24.786 jiwa. Sebaliknya, pada resolusi 30 meter, nilai yang diperoleh sedikit lebih tinggi, yaitu 25.097 jiwa, dengan rentang kepadatan mencapai 0–177 jiwa per piksel. Angka-angka ini kemudian dibandingkan dengan data resmi BPS tahun 2023, yang mencatat jumlah penduduk Pondok Petir sebesar 23.439 jiwa. Hasilnya menarik: resolusi 10 meter terbukti memberikan estimasi yang paling mendekati data aktual. Perbedaan ini terjadi karena tingkat ketelitian citra satelit sangat memengaruhi hasil analisis. Pada resolusi yang lebih besar (misalnya 30 meter), detail-detail kecil seperti permukiman skala kecil atau area transisi antara ruang hijau dan bangunan sering kali hilang, sehingga estimasi populasi menjadi lebih kasar dan cenderung berlebihan. Sebaliknya, pada resolusi yang lebih tajam (10 meter), detail permukiman dapat teridentifikasi lebih jelas, menghasilkan estimasi yang lebih realistis.

Dengan resolusi citra satelit 10 meter, distribusi penduduk Pondok Petir dapat divisualisasikan dengan cukup detail. Setiap piksel mewakili rentang 0–70 jiwa, ditampilkan dengan gradasi warna: ungu untuk wilayah yang jarang penduduk hingga kuning untuk area paling padat. Peta ini memperlihatkan bahwa kepadatan terbesar terkonsentrasi di sekitar jaringan jalan utama. Tak heran, karena kawasan tersebut juga menjadi pusat aktivitas bisnis, hiburan, sekaligus jalur pergerakan utama masyarakat Pondok Petir.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketelitian resolusi citra, semakin baik pula akurasi perhitungan distribusi penduduk. Hal ini membuktikan bahwa metode People in Pixels tidak hanya mampu menggambarkan pola kepadatan, tetapi juga cukup handal dalam memperkirakan jumlah penduduk yang mendekati kondisi nyata di lapangan.