Pemodelan Harga Tanah di Kota Bogor Menggunakan Metode Random Forest Regressor

17 September 2024

By: Indera Ihsan

Open Project

Analisa persebaran POI di kota Bogor

Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1

Latar Belakang

Kota Bogor merupakan salah satu kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi, minat terhadap lahan kosong di Kota Bogor semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memodelkan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di wilayah tersebut. Berdasarkan penelitian sebelumnya, variabel-variabel yang digunakan untuk memodelkan pola harga lahan meliputi jarak ke pusat kota, aksesibilitas, serta berbagai variabel lainnya seperti ketersediaan fasilitas umum dan lingkungan sekitar.

Metode Random Forest Regressor dipilih karena kemampuannya dalam menangani data yang kompleks dan variabel prediktor yang beragam. Dengan menggunakan metode ini, penelitian diharapkan dapat memberikan hasil yang akurat serta wawasan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap fluktuasi harga tanah di Kota Bogor. Analisis ini juga diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengembang properti, pemerintah daerah, serta para investor dalam pengambilan keputusan terkait pembelian dan pemanfaatan lahan di masa mendatang.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. 1.
    Memodelkan pola harga tanah di Kota Bogor dengan menggunakan metode Random Forest Regressor.
  1. 2.
    Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap harga lahan di Kota Bogor, seperti jarak ke pusat kota, aksesibilitas, serta faktor lainnya.
  1. 3.
    Memberikan prediksi harga tanah di berbagai lokasi di Kota Bogor berdasarkan variabel-variabel tersebut.

Data dan Metodologi

Penelitian ini menggunakan data pola harga lahan yang didapat dari KJPP Rengganis, Hamid dan Rekan pada tahun 2023, data Lokasi mall, fasilitas Pendidikan, Poly line dari jalan utama yang di dapat dari layanan overpass turbo. Analisa data dilakukan dengan python, geopandas dan GEO MAPID.

diagram alir penelitian

Hasil dan pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, kota bogor memiliki 379 fasilitas Pendidikan dengan rentang jenjang Pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, 72 titik perbelanjaan, 32 mall dan 31 fasilitas Kesehatan. Metode spatial grid digunakan untuk mendapatkan kepadatan dari fasilitas umum pada suatu wilayah sebagai gambaran potensi pengembangan di wilayah tertentu. Pada gambar dibawah dapat disimpulkan bahwa kota bogor memiliki konsentrasi kepadatan fasilitas umum yang kuat pada pusat kota dengan jumlah fasilitas melebihi 14 titik pada satu grid. Dapat disimpulkan bahwa frekuensi Pembangunan daerah paling pesat terjadi di titik kota bogor.

peta grid kota bogor

Proses selanjutnya adalah melihat bagaimana korelasi dari peta pola harga lahan kota bogor dengan peta grid yang sebelumnya dibuat. Pada gambar dibawah terdapat gradasi warna yang menunjukan pergerakan pola harga lahan kota bogor yang cenderung memiliki kenaikan Ketika posisi dari suatu lahan mendekat ke pusat kota, sehingga kepadatan dari sebuah wilayah dapat dijadikan sebagai variabel penentu pola harga lahan.

v2

Dalam proses permodelan menggunakan random forest regressor , evaluasi model dilakukan dengan 4 matrix pengukuran yaitu R squared , PE10 (percentage of error below 10%) dan RT20 (Right tail >20%) . R-squared mengukur seberapa baik model dapat menjelaskan variansi dari variabel dependen (target). Nilainya berkisar dari 0 hingga 1, di mana 1 berarti model dapat menjelaskan semua variansi. PE10 adalah persentase data di mana persentase error-nya kurang dari 10%. Dihitung dengan membagi jumlah data dengan error di bawah 10% dengan total jumlah data. RT20 adalah persentase data di mana persentase error-nya lebih dari 20%. Dihitung dengan membagi jumlah data dengan error di atas 20% dengan total jumlah data. Model Random Forest Regressor yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan performa yang kuat dalam memprediksi variabel target. Dengan rata-rata R² sebesar 0.8797, model mampu menjelaskan hampir 88% variabilitas dalam data, yang mengindikasikan kecocokan yang baik. Sebagian besar prediksi (85.54%) memiliki error di bawah 10% (PE10), sementara hanya 6.6% prediksi yang memiliki error di atas 20% (RT20), menunjukkan bahwa model ini cukup akurat dan andal dalam menangani prediksi harga tanah di Kota Bogor. Evaluasi model dilakukan dengan metode cross validation dengan 10 lipatan untuk melihat konsistensi dari hasil setiap matrix pengukuran yang digunakan.

hasil analisa model

feature importances random forest

Kesimpulan dari hasil feature importance pada model Random Forest Regressor menunjukkan bahwa jarak ke Kebun Raya dan akses ke jalan utama adalah faktor paling dominan dalam menentukan harga tanah di Kota Bogor. Tanah yang lebih dekat dengan Kebun Raya dan memiliki akses yang baik ke jalan utama cenderung memiliki nilai lebih tinggi. Faktor jarak ke sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan juga berperan penting, meskipun dampaknya sedikit lebih rendah dibandingkan aksesibilitas ke Kebun Raya dan jalan utama. Luas tanah menjadi faktor fisik yang signifikan, dengan tanah yang lebih besar umumnya memiliki harga lebih tinggi. Sementara itu, lebar jalan di depan properti memiliki pengaruh yang lebih kecil, tetapi tetap relevan. Di sisi lain, kepadatan Point of Interest (densed POI) memiliki pengaruh paling rendah terhadap harga tanah. Ini menunjukkan bahwa jumlah fasilitas atau titik-titik menarik di sekitar properti, seperti restoran, toko, atau tempat umum lainnya, tidak terlalu memengaruhi nilai tanah secara signifikan dibandingkan dengan faktor-faktor lain seperti aksesibilitas dan fasilitas pendidikan atau kesehatan.

Kesimpulan dan rekomendasi

Penelitian ini berhasil memodelkan faktor-faktor yang memengaruhi harga lahan di Kota Bogor dengan metode Random Forest Regressor. Hasil analisis menunjukkan bahwa jarak ke Kebun Raya Bogor dan aksesibilitas ke jalan utama adalah faktor paling dominan dalam menentukan harga tanah. Selain itu, fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan juga berpengaruh, meskipun dampaknya lebih kecil dibandingkan akses ke Kebun Raya dan jalan utama. Luas tanah juga menjadi variabel yang signifikan, sementara kepadatan fasilitas atau Points of Interest (POI) memiliki pengaruh yang paling rendah. Dengan akurasi model yang tinggi (R² sebesar 0,8797), model ini memberikan prediksi harga tanah yang andal dan konsisten. meskipun Random Forest Regressor telah menunjukkan kinerja yang baik dalam memodelkan harga lahan, eksplorasi model lain seperti Gradient Boosting atau XGBoost dapat diuji untuk meningkatkan akurasi prediksi. Selain itu, penambahan variabel baru seperti perkembangan transportasi publik, proyek pembangunan besar, atau faktor lingkungan seperti risiko banjir dan polusi udara juga dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang variabel yang memengaruhi harga tanah. Pendekatan berbasis time series atau model dinamis bisa membantu menganalisis evolusi harga lahan dari waktu ke waktu, bukan hanya pada satu periode tertentu. Penelitian ini menggunakan data grid untuk mengukur kepadatan fasilitas umum, dan pengembangan lebih lanjut bisa dilakukan dengan menggunakan resolusi data spasial yang lebih rinci atau teknik seperti kriging untuk interpolasi harga tanah di area tanpa data. Selain itu, penting untuk memvalidasi hasil prediksi dengan data pasar real-time guna memastikan keakuratan dalam konteks terkini.

Referensi

1. A. S. Bumi, S. Subiyanto, and Y. Wahyuddin, "ANALISIS FAKTOR AKSESBILITAS DAN LOKASI FASILITAS UMUM FASILITAS SOSIAL TERHADAP HARGA TANAH DI KELURAHAN CATURTUNGGAL, KABUPATEN SLEMAN," Jurnal Geodesi Undip, vol. 10, no. 2, pp. 98-107, Apr. 2021.

2. Yulianto, C. (2024). Model Penilaian Tanah Massal Berbasis Bidang Tanah Menggunakan Algoritma Random Forest di Kota Surakarta. Jurnal Pertanahan, 14(1). https://doi.org/10.53686/jp.v14i1.204

3. Fhonna, R. P., Afrillia, Y., Zulfan, Aqmal, J., & Abadi, S. (2023). Klasifikasi Penentuan Jenis Tanah yang Sesuai Terhadap Tanaman Pangan Sebagai Solusi Ketahanan Pangan di Kabupaten Pidie Jaya Menggunakan Metode Random Forest. Jurnal Informasi Dan Teknologi

4. Rossini, Peter, and Paul Kershaw. Automated valuation model accuracy: some empirical testing. Diss. Pacific Rim Real Estate Society, 2008.

Tools apa saja yang digunakan?

Python dengan library pendukung (Pandas, Scikit-learn, Geopandas) dan GEO MAPID

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

87 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat – Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

291 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

165 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

105 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot